11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Teori keagenan muncul ketika terjadi sebuah kontrak antara manajer agent dengan pemilik principal. Seorang manajer akan lebih mengetahui
keadaan perusahaannya dibandingkan dengan pemilik. Manajer
berkewajiban untuk memberikan informasi kepada pemilik akan tetapi, informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya di perusahaan yang dapat menimbulkan konflik antara manajer dan pemilik perusahaan. Konflik merupakan salah satu esensi dari
kehidupan dan perkembangan manusia yang mempunyai karakteristik yang beragam Wirawan, 2010:1, sehingga mendesak akan adanya suatu sistem
tata kelola perusahaan yang baik yang dikenal dengan Good Corporate Governance.
Good Corporate Governance GCG
bermanfaat untuk mempermudah memperoleh modal, cost of capital jadi lebih rendah, dan
berpengaruh baik pada harga saham. Dengan demikian penerapan Good Corporate Governance
GCG dimungkinkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan baik terhadap Net Profit Margin NPM maupun Return On
Assets ROA yang menjadi sinyal yang direspon para investor
mempengaruhi nilai perusahaan Ratih, 2011:18. Informasi mengenai nilai perusahaan merupakan suatu hal yang
penting baik bagi manajer perusahaan maupun investor. Indikator yang dapat meningkatkan nilai perusahaan adalah profitabilitas. Sujoko dan
12
Soebiantoro 2007 dalam Ayuningtias dan Kurnia, 2013:42 menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang
baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Tingkat profitabilitas perusahaan yang tinggi
akan mengindikasikan kinerja perusahaan yang baik, sehingga dapat menciptakan sentimen positif para investor dan dapat membuat harga saham
perusahaan meningkat.
2.1.2 Teori Sinyal Signaling Theory
Konsep teori sinyal dan asimetri informasi sangat berkaitan erat dimana teori asimetri informasi terjadi ketika pihak-pihak yang berkaitan
dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang
lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar
seperti investor sehingga terjadi asimetri informasi antara manajer dan investor. Investor yang merasa mempunyai informasi sedikit, akan berusaha
menginterpretasikan perilaku manajer. Perilaku manajer dalam hal menentukan struktur modal bisa
dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar investor. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri
dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Menurut Mamduh 2004:314 menyatakan bahwa “perusahaan dapat meningkatkan
13
nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Upaya untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada
pihak luar termasuk investor”. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen
untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain. Informasi berupa pengungkapan tanggung jawab sosial yang dipublikasikan diharapkan dapat menjadi sinyal positif yang
dapat diberikan perusahaan guna menarik minat para investor untuk berinvestasi karena melalui pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut
diperlihatkan bahwa perusahaan telah menunjukkan suatu pertanggung jawaban terhadap lingkungan sekitar dimana ia beroperasi.Informasi yang
diungkapkan terkait pengungkapan tanggung jawab sosial diharapkan mampu membangun citra perusahaan agar tetap terjaga eksistensinya di
mata publik. Citra perusahaan yang ditonjolkan kepada kelompok sasaran hendaknya realistis sehingga mudah dipercaya Sutojo, 2004:41.
2.1.3 Good Corporate Governance