Model Dasar Makroekonomi dalam System Dynamics

IV.2 Model Dasar Makroekonomi dalam System Dynamics

Dalam bagian ini akan dibahas struktur dan perilaku model, sebelum beranjak pada tingkatan simulasi. Pemahaman struktur dan perilaku model akan meningkatkan pemahaman kita bagaimana variabel model berinteraksi satu sama lain untuk menghasilkan tujuan model.

Berbeda dengan penelitian makroekonomi yang menetapkan diambil konstan sepanjang waktu, model system dynamics yang dikembangkan di sini tidak

mengasumsikan kekonstanan . Dalam model yang -nya konstan, perubahan teknologi akan ditangkap oleh variabel TPF (Total Productivity Factor= Faktor Produktivitas Total). Dalam model system dynamics ini, peningkatan penguasaan teknologi ditangkap oleh peningkatan koefisien dan peningkatan output karena faktor eksternal ditangkap oleh TPF.

Dalam pemodelan system dynamics ada beberapa istilah yang patut diingat yaitu variabel endogenous, exogenous dan excluded variabel. Variabel endogenous dan exogenous adalah variabel yang tercakup dalam model. Perbedaannya ialah variabel endogenous nilainya berubah selama simulasi model, sedangkan variabel exogenous dibuat untuk mengurangi kompleksitas model. Variabel excluded adalah variabel yang berada di luar pengamatan model. Jenis variabel model dapat dilihat dalam Tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7 Daftar Variabel Model

Endogenous

Exogenous

o Output Y, Yo (output awal) [Rp/tahun]

o Real Interest Rate [%/tahun]

o Desired Capital [DK=Rp]

o Tingkat pertumbuhan Net Ekspor [%/tahun]

o Desired Investment, Investment

o tae, tai, tak, tsy (time adjust.Employment,

[Rp/tahun]

Investment,kapital, pendapatan ), nic (normal

o Desired Labor (DE), Labor (Lw) [Jiwa]

inventory coverage) [tahun]

o Fraksi Pengangguran (U), Lagged

o spc (slope philip curve), apc, Fraksi Angkatan

Unemployment (LU), nru [%]

Kerja (fraksi AK), initial alpha, [dimensionless]

o SED, LED [Rp/tahun]

o alk (average life time capital) [tahun]

(Short dan Long Run Expect.Demand)

o Time adjustment KLR [tahun]

o Final Sales (FS) [Rp/tahun]

o Exchange Rate [US$/Rp] o Price Level (P), U_ratio [dimensionless] o fcu (flexibility capital utilization)-

o Inventory (IV), Desired Inventory(DIV)

dimensionless

[Rp]; Populasi [Jiwa]

o Growth Population Rate

o Betha_aktual=dimensionless

( fract_growth )[%/tahun] ( fract_growth )[%/tahun]

output) [Rp/tahun] ; Kapital (Kw) [Rp]

o Pengaruh Balance of Payment terhadap PDB

o Capital Depreciation [KD=Rp/tahun]

o World Supply and Demand

o Permanent Income (PY), Consumption

o Utang Luar Negeri

(C) & pendapatan disposable (CDY)[Rp/tahun] o Pendapatan Per kapita [US$/tahun-jiwa] o Real Wage (RW) [Rp/tahun-jiwa]

Model system dynamics selalu diawali dengan tampilan diagram causal loop. Diagram non teknis ditandai dengan tanda + (plus) dan – (minus). Tanda + menunjukkan bahwa kedua variabel (variabel dipangkal dan ujung garis panah) mempunyai sifat searah (membesarnya variabel satu akan memperbesar variabel yang terletak diujung garis). Untuk tanda – pernyataan sebelumnya berlaku sebaliknya. Model makroekonomi tesis ini mempunyai diagram causal loop sesuai di Gambar 4.2.

Government Spending

Net Ekspor

Aggregate Demand

Konsumsi

Output Y

Permanent Income

+ Short Run Expected Demand

Potential Output

Desired Labor

Long Run Expected Demand

4 Real Wage Desired Kapital

Labor Intensity ( )

Explicit Capital Labor -

Capital Labor Ratio

Ratio Goal

Operating Goal

Change Capital in

- Labor Ratio +

Dalam diagram causal loop juga dikenal istilah loop positip dan loop negatif. Loop positip menyatakan adanya pertumbuhan dan sebaliknya loop negatif bersifat saling meniadakan atau menuju ekuilibrium (goal seeking). Loop positip akan meningkatkan nilai variabel yang satu atas pertambahan nilai variabel yang mempengaruhinya. Sementara dalam loop negatif, pertambahan satu variabel akan mengurangi besaran variabel lain sehingga tercapai keseimbangan. Loop yang ada dalam Gambar 4.2 diatas diuraikan dalam paragraf berikut ini.

Loop 1: Desired Kapital-Investasi-Kapital-Potential Output-Output-Aggregate Demand-Long Run Expected Demand-Desired Kapital Loop ini bermakna peningkatan desired kapital merupakan akselerator - pertumbuhan output melalui peningkatan permintaan investasi. Makin tinggi desired kapital maka semakin tinggi pula permintaan investasi yang berujung pada peningkatan output.

Loop 2: Desired Labor-Employment-Potential Output- Output-Aggregate Demand- Short Run Expected Demand - Desired Labor Loop ini menerangkan bahwa permintaan tenaga kerja dan output adalah loop positip yang akan terus berkembang nilainya selama tingkat permintaan tenaga kerja terpenuhi.

Loop 3: Desired Labor- Employment- Unemployment-Real Wage -Desired Labor Ini merupakan loop negatif dimana variabel satu meniadakan pengaruh variabel

lainnya. Loop ini disebut juga loop labor market clearing. + Dimana peningkatan pengangguran (unemployment) akan menurunkan real wage. Dan peningkatan real wage akan menurunkan tingkat tenaga kerja yang dinginkan (desired labor).

Loop 4: Desired Labor- Employment- Unemployment-Real Wage –Capital Labor Ratio Operating Goal – Recognized-Labor Intensity-Desired Labor Loop ini juga loop negatif, dimana capital labor ratio (KLR) berfungsi sebagai technology mix. Dimana peningkatan KLR akan mengurangi permintaan tenaga kerja namun disisi lain pengurangan permintaan tenaga kerja akan mengurangi real wage. Dimana real wage ini kembali akan meningkatkan nilai variabel KLR.

Dapat juga ditambahkan bahwa peningkatan Capital-Labor Ratio (KLR) akan meningkatkan nilai variabel

yang berarti industri bergerak menuju industri

padat modal. Sebaliknya peningkatan

akan mengurangi permintaan tenaga kerja. Sekilas kita melihat seolah-olah perubahan industri padat modal akan meningkatkan pengangguran.

Jika kita lihat lebih dalam, loop 1 mengandung pernyataan bahwa peningkatan permintaan kapital (yang disebabkan membesarnya KLR) akan meningkatkan aggregate demand yang juga berarti peningkatan desired labor. Secara serentak peningkatan aggregate demand akan meningkatkan permintaan tenaga kerja dan kapital yang akan meningkatkan semua variabel penting dalam pertumbuhan ekonomi yaitu: tingkat investasi, naiknya tingkat produksi potensial (potential output) dan tingkat pendapatan serta tingkat konsumsi. Dengan kata lain penurunan permintaan tenaga kerja akibat peningkatan capital-labor ratio akan dieliminasi oleh peningkatan permintaan investasi, meningkatnya pendapatan, tingkat produksi dan konsumsi sebuah perekonomian yang pada akhirnya akan menaikkan permintaan tenaga kerja.

Gambar 4.2 diatas juga menjelaskan bahwa capital labor ratio (KLR) dapat dikembangkan dengan arah garis a dan garis b. Garis a menunjukkan bahwa target KLR (capital labor ratio operating goal) akan meningkat jika real wage lebih besar dibandingkan marginal productivity labor. Garis b menunjukkan bahwa capital labor ratio operating goal dapat di tingkatkan sesuai dengan sasaran ekplisit.

Makin padat modal, maka makin tinggi tingkat produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian. Pentingnya fungsi produksi diperkuat oleh pernyataan Gregory N Mankiew, seorang ekonom terkenal, dalam buku “Mengenal Pembangunan dan Analisis Kebijakan” (Partowidagdo, 2004) beliau menyatakan bahwa “makin tinggi nilai fungsi produksi suatu negara, maka makin mampu negara itu meningkatkan standar kehidupannya”.

IV.2.1 Sektor Pengeluaran Pemerintah (GS-Government Spending)

Pengeluaran pemerintah digolongkan dalam 2 kategori, yakni government Pengeluaran pemerintah digolongkan dalam 2 kategori, yakni government

SEKTOR GOV TRANSFER & SPENDING & PERMANENT

G_Spending

C persentase_GS

G_Spending

plst

Y_aktual

G_Spending_awal

taiInvestasi_aktual

kurva_normal_Y

DIV

Gambar 4.3 Flow Diagram Sektor Government dan Permanent Income Model yang ditampilkan disini merupakan pengembangan model yang ditulis

Nathan Blair Forrester dalam disertasi yang berjudul “A Dynamic Synthesis of Basic Macroeconomic Therory: Implications for Stabilization Policy Analysis” (Forrester, 1993).

Dalam submodel ini terlihat bahwa Output (Y=PDB) mempunyai variabel noise yang diasumsikan berdistribusi normal dengan tingkat noise 1%. Variabel noise untuk representasi dari gangguan internal dan eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi. Aggregate Demand (AG) juga diasumsikan berdistribusi normal dengan noise 2%.

Model ini mengasumsikan bahwa hubungan antara laju inflasi dan tingkat pengangguran dinyatakan dengan kurva Philip. Dimana kemiringan kurva philip diasumsikan sebesar 0,26 (variabel spc=0,26). Laju inflasi dipengaruhi oleh inersia inflasi dan tingkat pengangguran siklis (Mankiew, 2003). Tingkat pengangguran siklis merupakan selisih tingkat pengangguran sekarang dengan tingkat pengangguran alamiah. Inflasi juga dinyatakan mempunyai gangguan yang berdistribusi normal dengan rataan nol dan noise 7%. Besaran noise ini menggambarkan besarnya tekanan dalam pengendalian inflasi di Indonesia.

Semakin besar nilai noise ini juga merupakan indikasi bahwa pelaku ekonomi mempunyai backward looking inflation. Artinya pelaku ekonomi melakukan aktivitas ekonominya berdasarkan pengalaman inflasi masa lalu. Inflasi tinggi yang terjadi sebelumnya akan mendominasi tingkah laku pelaku ekonomi (bahkan lebih dominan dibanding laju inflasi yang ditetapkan otoritas moneter) dalam mengambil keputusan dalam bidang ekonomi.

IV.2.2 Sektor Potensial Output, Aggregate Demand dan Net Ekspor

Potensial Output (PTY) menyatakan fungsi produksi yang diwakili dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Variabel ini menyatakan kemampuan (kapasitas) produksi suatu negara berdasarkan jumlah tenaga kerja (penduduk usia produktif) dan kapital yang dimiliki. Makin besar kapasitasnya makin besar kemampuan produksi suatu area.

SEKTOR POTENTIAL OUTPUT

SEKTOR AGGREGATE DEMAND

Net_Export

AG_aktual

PTY

Kw

betha_aktual

kurva_normal_AG

Lw

sdvAG FS

SEKTOR INFLASI

SEKTOR NET EXPORT

Ue

Uo

Net_export_growth

Net_Export

spc

P_dot

KLR_target

Net_Export_DOT switch P_dot_aktual

kurva_normal_P sdP

Gambar 4.4 Flow Diagram Sektor Aggregate Demand, Potential Output dan

Inflasi serta Net Export

Variabel betha_aktual merupakan pernyataan numerik seberapa besar peran tenaga kerja bagi pertumbuhan ekonomi. Semakin besar sumbangan output yang dihasilkan tenaga kerja terhadap pertumbuhan, maka makin tinggi besaran variabel ini. Indonesia belum mempunyai data statistik yang lengkap dalam data kapital (Kw) sehingga diasumsikan bahwa rasio KOR (kapital-output ratio) konstan (2,39). Asumsi ini juga sejalan dengan banyak literatur ekonomi yang menunjukkan konstanitas variabel ini dalam jangka panjang.

Khusus untuk variabel Aggregate Demand (AG) dilengkapi dengan variabel noise dengan tingkat noise 2% yang diasumsikan berdistribusi normal. Asumsi ini digunakan untuk mewakili keadaan perekonomian yang selalu mengalami siklus bisnis (Forrester, 1993).

Dalam model dasar ini net ekspor (selisih ekspor dan impor) tumbuh 5,87% per tahun (sesuai dengan data pada Tabel 4.3). Sedangkan pertumbuhan investasi diperkirakan sebesar 6,67% per tahun. Data-data ini sesuai dengan tampilan Tabel

4.3 untuk pertumbuhan ekonomi dari tahun 2000-2006.

IV.2.3 Sektor Permintaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek (Long Run Expexted Demand = LED dan Short Run Expected Demand=SED)

SEKTOR KAPITAL

SEKTOR SHORT DAN LONG EXP DEMAND

laju_investasi

AG_aktual

SED Yo

Investasi_Awal

SED1

available_investment

Investasi_aktual

alk

LED1 DIV

tak

tsld

Desired_Investment

LED

AG_aktual

betha_aktual Real_Interest_rate DK

Gambar 4.5 Flow Diagram Sektor Kapital, SED dan LED Model juga menjelaskan bahwa tingkat investasi dan pertumbuhan kapital

dipengaruhi permintaan jangka panjang (LED=Long Run Expected Demand) (Forrester, 1993). Sedangkan permintaan tenaga kerja akan dipengaruhi oleh permintaan jangka pendek – Short Run Expected Demand (SED).

Model kapital juga menyatakan bahwa tingkat investasi yang ingin dicapai ditentukan oleh kapital yang diinginkan (DK=desired kapital). Makin besar nilai

semakin besar variabel DK (jumlah kapital yang diinginkan). Dalam kenyataannya, jumlah investasi yang tersedia (available investment) dipengaruhi oleh kondisi perekonomian suatu negara. Investasi aktual dalam sektor ini dipengaruhi oleh kesediaan investasi (available investment), jika investasi tersedia (available investment) < DK (desired kapital) maka investasi aktual sama dengan tingkat available investment. Kesediaan investasi ini dipengaruhi laju investasi, makin tinggi laju investasi, maka makin tinggi available investment.

IV.2.4 Sektor Tenaga Kerja, Kapital, dan Pendapatan Per Kapita

SEKTOR TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PER KAPITA

initial_alpha

Yo

konversi_USD Y

Lw

populasi Lw_dot

growth_pop

Ue

Rw

income_per_kapita

tae

fract_growth

U_ratio

nru Y_USD

DE

labour_supply

labour_supply

Uo

betha_aktual

SED fraksi_AK

Lw

adjusted_labor_supply Uo

jumlah_TK

adjusted_labor_supply

Gambar 4.6 Flow Diagram Sektor Tenaga Kerja dan Pendapatan per Kapita Model juga menjelaskan bahwa tingkat tenaga kerja yang tersedia dibatasi oleh

tingkat kesediaan tenaga kerja (labour supply). Disini diasumsikan bahwa perbandingan usia produktif dibandingkan jumlah total penduduk adalah konstan 46,4%. Pendapatan per kapita disini berdasarkan pendapatan per kapita menurut harga berlaku yang dinyatakan dengan US$ dengan konversi rupiah ke US$ bernilai tetap Rp. 9.200 per US$ (exogenous).

Dalam model diasumsikan tingkat pertumbuhan penduduk tetap 1,2% per tahun. Angka ini merupakan angka rataan pertambahan penduduk dari tahun 2000-2006. Selama simulasi diasumsikan laju pertambahan penduduk diasumsikan tetap dalam jangka panjang.

Diagram sektor diatas menyatakan hubungan diantara MPL (Marginal Productivity Labour) dan tingkat pertumbuhan variabel . Selama Rw > MPL (upah riil), maka makin tinggi permintaan kapital (variabel KLR=rasio kapital- labour akan meningkat). Ini menunjukkan bahwa perusahaan akan meningkatkan jumlah investasinya, jika upah riil lebih besar dari tingkat pertambahan output untuk pertambahan 1 tenaga kerja dan sebaliknya. Peningkatan rasio ini akan Diagram sektor diatas menyatakan hubungan diantara MPL (Marginal Productivity Labour) dan tingkat pertumbuhan variabel . Selama Rw > MPL (upah riil), maka makin tinggi permintaan kapital (variabel KLR=rasio kapital- labour akan meningkat). Ini menunjukkan bahwa perusahaan akan meningkatkan jumlah investasinya, jika upah riil lebih besar dari tingkat pertambahan output untuk pertambahan 1 tenaga kerja dan sebaliknya. Peningkatan rasio ini akan

SEKTOR PADAT MODAL

KLR_aktual

KLR_target

Rw

KLR_goal

betha_aktual

U_ratio KLR_aktual

betha_dot

KLR_dot

ta_KLR

tadjus_betha

U_ratio

Gambar 4.7 Flow Diagram Sektor Padat Modal