System Dynamics 2

b. Event Oriented

Policy resistance juga terjadi karena kita melihat bahwa suatu sistem bersifat event oriented. Event oriented ialah pemahaman bahwa suatu masalah disebabkan oleh suatu masalah dalam urutan sebab akibat. Ini dapat menyesatkan kita. Sistem tidak bereaksi sekuensial, sistem dapat bereaksi secara bersamaan (unsur- Policy resistance juga terjadi karena kita melihat bahwa suatu sistem bersifat event oriented. Event oriented ialah pemahaman bahwa suatu masalah disebabkan oleh suatu masalah dalam urutan sebab akibat. Ini dapat menyesatkan kita. Sistem tidak bereaksi sekuensial, sistem dapat bereaksi secara bersamaan (unsur-

c. Exogenous dan Time Delays

Unsur yang berada dalam sebuah sistem dinamakan Endogenous dan sebaliknya dinamakan Exogenous. Karena terbatasnya pemahaman akan sebuah sistem, kita dapat saja menggolongkan sebuah (atau lebih) unsur sebagai exogenous (karena bisa saja suatu unsur yang pada saat kita membangun model tidak ada hubungan dengan model yang kita buat karena unsur-unsur tersebut mempunyai time delay). Time delays didefinisikan sebagai tenggang waktu antara suatu aksi dengan reaksi/efek dalam sebuah sistem. Dalam artian unsur tersebut mempunyai sifat menunda pengiriman feedback kepada sebuah sistem dalam jangka waktu tertentu. Padahal jika saatnya tiba, unsur yang semula exogenous berubah menjadi endogenous dan memberikan feedback yang powerful. Time delays juga mengaburkan pandangan kita akan sebuah sistem yang berujung adanya perbedaan antara hasil yang kita inginkan dengan hasil nyata (discrepancies between desired result and actual result).

d. Stock and Flows

Pemahaman tentang Stock and Flows sangat penting dalam kerangka kerja system dynamics. Dalam kenyataannya banyak mahasiswa pascarsarjana (termasuk sarjana teknik) gagal memberikan jawaban benar dalam kasus bathtub. Stock dan Flows berubah selalu berubah sejalan dengan waktu. Stock berarti tempat akumulasi materi dan/atau informasi dalam sebuah model sedangkan Flow menyatakan rata-rata aliran materi dan/atau informasi.

e. System Boundary (Batas Sistem)

System Boundary dalam dunia nyata dibuat untuk mengurangi kompleksitas masalah. System boundary juga diperlukan dan kadang tidak dapat dihindarkan. Namun dalam membangun suatu model ( dengan prinsip system dynamics ), kita harus memperluas system boundary tersebut dengan prinsip system dynamics. Dan hanya melakukan system boundary untuk memfokuskan penyelesaian masalah bukan untuk menyederhanakan masalah.

II.4.4 Aplikasi-aplikasi System Dynamics

System Dynamics kini sudah diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan. Kita akan menggambarkan beberapa diantara contoh aplikasi System Dynamics yang mampu menjelaskan keampuhan system dynamics.

o Simulasi Portofolio. Suatu model portofolio yang terkenal adalah 2x2 model BCG, yang menggambarkan pangsa pasar relatif di sumbu-x dan pertumbuhan pasar di sumbu-y. Model BCG adalah statis dan menghilangkan umpan balik dalam perumusan-perumusan kebijakannya. Model BCG dalam bentuk system dynamics dibuat oleh Mertern, Löffler, dan Wiedmann (1987) mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan model BCG yang pertama. Mereka menunjukkan bagaimana dan mengapa kebijakan BCG gagal ketika pesaing- pesaing mengadopsi tanggapan-tanggapan tidak lazim. System Dynamics mampu menunjukkan perilaku kompetitif dinamis dari perusahaan (bandingkan dengan hasil model BCG statis yang hanya menampilkan perilaku statis perusahaan).

o Pengembangan Produk. Ada faktor-faktor penting yang menentukan mutu suatu produk dan kemampuan tim dalam memenuhi tenggat waktu produksi. Suatu isu yang kritis adalah menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan dan mengantsipasi permasalahan yang tidak terduga. Isu kritis lainnya adalah interaksi-interaksi antara proses dan struktur-struktur fisik seperti manufakturing produk di pabrik. Repenning dan Sterman (1997) dengan System Dynamics mampu menunjukkan bahwa ketidaksinkronan (asynchronicas) proses-proses ini menjurus kepada disfungsi performansi organisasi (dysfunctional organizational performance).

o Jaringan Suplai (Suppy Chain). Volatilitas suatu jaringan suplai adalah masalah yang penting bagi suatu perusahaan. Masalah supply chain ini dapat menimpa setiap jenis bisnis baik yang kekurangan persediaan, atau mereka mempunyai persediaan produk melimpah di gudang. Dengan system dynamics, masalah supply chain dapat dipecahkan dengan hasil tingkat persediaan pada masing-masing langkah jaringan suplai dan perilakunya yang dinamis dapat ditirukan dengan ketepatan yang luar biasa (Sterman 2000). Selain aplikasi diatas, system dynamics juga digunakan untuk menelaah masalah makroekonomi seperti yang dilakukan John W. Hines dan Nathan Blair Forrester.

John W Hines berhasil memperkirakan perilaku suku bunga dengan memodelkan sistem makroekonomi Amerika Serikat dengan system dynamics. Sedangkan Nathan B Forrester (Forrester, 1993) membuat model untuk yang menggambarkan fluktuasi output Amerika Serikat dan juga menguji berbagai pengaruh kebijakan pemerintah (fiskal dan moneter) terhadap unjuk perekonomian Amerika Serikat.