Analisis Permintaan Statis

B. Analisis Permintaan Statis

1. Estimasi Fungsi Permintaan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh model fungsi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

Ln Qd = – 18,208 – 0,135 Ln X 1 – 0,093 Ln X 2 – 0,123 Ln X 3 -

0,003 LnX 4 + 0,103 Ln X 5 + 2,548 Ln X 6

Fungsi permintaan tersebut kemudian dikembalikan ke bentuk asal sehingga bentuknya menjadi :

1 .X 2 .X 3 .X 4 .X 5 .X 6 Keterangan :

Qd = 1,237.10 2,548 X

Qd : Permintaan kedelai (Kg/Tahun)

X 1 : Harga kedelai (Rp/Kg)

X 2 : Harga beras (Rp/Kg)

X 3 : Harga jagung (Rp/Kg)

X 4 : Harga Telur (Rp/Kg)

X 5 : Pendapatan penduduk (Rp/Tahun)

X 6 : Jumlah penduduk (Jiwa)

2. Pengujian Model

Untuk menganalisis hubungan antara permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya digunakan model regresi linier berganda dalam bentuk fungsi logaritma natural. Agar dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut :

a. 2 Uji R Adjusted

Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan variable-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya. Berdasarkan hasil dari analisis diperoleh nilai

adjusted 2 R sebesar 0,880. Hal ini menunjukkan bahwa 88 % permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang

digunakan dalam model yaitu harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk. Sedangkan sisanya sebesar 12% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. misalnya: selera konsumen, cita rasa, preferensi konsumen dll.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel

Tabel 24. Hasil Analisis Varian Variable-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten.

Model

Sum of Squares

df Mean Square F Sig. Regression a 0,083 6 0,014 18,104 0,000

14 Sumber : Diadopsi dari Lampiran 2

Berdasarkan analisis uji F yang dilakukan dapat diketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0.000 dan lebih kecil dari α = 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang diamati yaitu harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

c. Uji-t

Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diteliti secara individual terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Hasil analisis uji - t dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 25. Hasil Analisis Uji-t Masing-Masing Variabel Bebas

Variabel

t hitung Signifikasi Harga kedelai (X

Koefisien regresi

Harga beras (X ns

Harga jagung (X 3 )

-1,000 0,347 ns

Harga Telur (X4) ns -0,003 -,043 0,967

Pendapatan penduduk (X 5 )

Jumlah penduduk (X 6 )

Sumber : Diadopsi dari Lampiran 2 Keterangan :

*** : signifikasi pada tingkat kepercayaan 99% ** : signifikasi pada tingkat kepercayaan 95%

ns

: tidak signifikan Tabel 25 menyatakan bahwa variabel harga kedelai dan variabel

pendapatan penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini ditunjukkan oleh probabilitas atau nilai signifikansi dari masing-masing variabel tersebut yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 (P < 0,05). Sedangkan variabel pendapatan penduduk dan jumlah penduduk berpengaruh sangat nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini ditunjukkan oleh probabilitas atau nilai signifikansinya yang lebih kecil dari nilai

α = 0,01 (P < 0,01). Variabel harga beras, harga jagung dan harga telur tidak berpengaruh nyata pada α = 0,01 (P < 0,01). Variabel harga beras, harga jagung dan harga telur tidak berpengaruh nyata pada

d. Variabel Bebas yang Paling Berpengaruh

Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh dapat diketahui dari nilai standar koefisien regresi. Semakin besar nilai standar koefisien regresi maka semakin besar pengaruh variabel bebas tersebut terhadap permintaan kedelai. Nilai standar koefisien regresi dapat dilihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel-Variabel yang Berpengaruh Terhadap Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten

Variabel Standar Koefisien Regresi Peringkat

Jumlah penduduk (X 5 )

Harga kedelai (X 1 )

0,02128 3 Sumber : Diadopsi dari Lampiran 4

Pendapatan penduduk (X 4 )

Tabel 26 menyatakan bahwa variabel jumlah penduduk (X 5 )

memiliki nilai standar koefisien regresi yang terbesar. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Sedangkan variabel yang mempunyai pengaruh paling kecil adalah pendapatan penduduk. Penjelasan mengenai pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap permintaan permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk menggambarkan potensi banyaknya konsumen yang membeli suatu barang. Oleh karena itu, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan juga akan meningkat khususnya kebutuhan akan pangan karena setiap orang membutuhkan pangan untuk pertumbuhan dan pemenuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kedelai merupakan salah satu bahan makanan yang banyak mengandung protein nabati dan dapat digunakan sebagai lauk pauk dan berbagai olahan lainnya.

Berdasarkan nilai standar koefisien regresi, jumlah penduduk mempunyai pengaruh terbesar dalam kedelai di Kabupaten Klaten.

Hal ini dikarenakan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan pangan maupun bahan makanan akan meningkat. Oleh karena itu, jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap permintaan kedelai. Peningkatan jumlah penduduk berarti menyebabkan perubahan struktur umur. Pada permintaan kedelai juga mengalami perubahan karena konsumsi kedelai antara orang dewasa dengan anak-anak maupun remaja berbeda-beda.

2. Harga Kedelai Harga merupakan salah satu faktor utama yang sangat diperhatikan oleh konsumen untuk mengambil keputusan dalam pembelian suatu barang. Oleh karena itu, apabila di dalam suatu pasar menjual sejenis barang yang mempunyai manfaat atau kegunaan yang sama, maka konsumen akan lebih memilih untuk membeli barang yang harganya lebih murah. Berdasarkan Tabel 25 dapat diketahui bahwa nilai dari standar koefisien regresi variabel harga kedelai mempunyai urutan kedua dalam mempengaruhi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten

3. Pendapatan Penduduk Berdasarkan nilai standar koefisien regresi, pendapatan berada pada urutan ketiga dalam mempengaruhi permintaan kedelai. Pada pendapatan yang terbatas biasanya digunakan dahulu untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok yaitu beras. Apabila kebutuhan pangan pokok tersebut sudah terpenuhi, maka baru digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan bahan makanan lain. Perkonomian masyarakat di Kabupaten Klaten menunjukkan adanya peningkatan dan hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan. Dengan semakin baiknya tingkat pendapatan tersebut, maka kebutuhan akan bahan makanan yang lain (non beras) dapat terpenuhi. Dengan terpenuhinya semua kebutuhan pangan pokok

(beras) dan non pokok, maka pendapatan akan digunakan untuk memenuhi barang-barang kebutuhan yang lain.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Agar koefisien-koefisien regresi yang dihasilkan dengan metode OLS (Ordinary Least Square) bersifat BLUE (Best Linier Unbiassed Estimated), maka asumsi-asumsi persamaan regresi linier klasik harus dipenuhi oleh model. Uji penyimpangan terhadap asumsi klasik yang dilakukan meliputi uji deteksi multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil pengujian model fungsi permintaan kedelai di Kabupaten Klaten terhadap asumsi klasik :

a. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan keadaan adanya korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Sedangkan untuk model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel bebas. Oleh karena itu, untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai matrik Pearson Correlation (PC<0,8). Hasil dari analisis diperoleh nilai matrik Pearson Correlation tidak ada yang lebih besar dari 0,8 (nilai matrik Pearson Correlation yang terbesar adalah 0,730). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel-variabel bebas.

b. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana dalam suatu persamaan regresi terdapat hubungan atau korelasi antara kesalahan penggangu. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (D-W). Sedangkan kriteria pengujian yang digunakan adalah :

4. 1,65 < DW < 2,35 artinya tidak terjadi autokorelasi.

5. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW <2,79 artinya tidak dapat disimpulkan.

6. DW < 1,21 atau DW > 2,79 artinya terjadi autokorelasi.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai Durbin Watson yaitu sebesar 1,984 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada di antara 1,65 < DW < 2,35

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Park dan diagram scatterplot, dari hasil analisis dengan menggunakan Uji Park menunjukkan bahwa hasil uji-t tidak signifikan. Ini berarti bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Dari diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Elastisitas Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif jumlah unit barang yang dibeli akibat adanya perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui nilai elastisitas dari masing-masing variabel yang mempengaruhi permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten dapat diketahui dari nilai koefisien regresi masing-masing variabel penduganya karena salah satu ciri menarik dari model logaritma berganda adalah nilai koefisien regresi bi menunjukkan nilai elastisitasnya. Hasil analisis elastisitas permintaan kedelai di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Nilai Elastisitas Permintaan kedelai di Kabupaten Klaten Variabel

Nilai elastisitas

Harga

Pendapatan

Harga kedelai (X 1 )

Pendapatan penduduk(X 4 )

2,548 Sumber: Diadopsi dari Lampiran 3

Jumlah penduduk (X 5 )

Nilai elastisitas permintaan tersebut dapat dijelaskan berikut ini :

a. Elastisitas Harga (E p )

Berdasarkan analisis diketahui besarnya elastisitas harga kedelai sebesar -0, 135. Nilai elastisitas bertanda negatif menunjukkan bahwa Berdasarkan analisis diketahui besarnya elastisitas harga kedelai sebesar -0, 135. Nilai elastisitas bertanda negatif menunjukkan bahwa

b. Elastisitas Silang(E c )

Berdasarkan analisis diketahui bahwa besarnya elastisitas silang dari harga beras, harga jagung dan harga telur tidak dapat dijelaskan, karena untuk menjelaskan elastisitas permintaan berdasarkan teori ekonomi khususnya yang berhubungan dengan variabel beras dan variabel harga jagung berdasarkan uji t parsial variabel-variabel tersebut tidak mempengaruhi jumlah kedelai yang diminta sementara elastisitas silang bertitik tolak pada variabel-variabel bebasnya. Berarti peningkatan maupun penurunan jumlah kedelai yang diminta tidak dipengaruhi oleh naik turunnya harga beras, harga jagung dan harga telur melainkan di sebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak di teliti.

c. Elastisitas Pendapatan

Berdasarkan analisis diketahui besarnya elastisitas pendapatan penduduk adalah 0,103 yang berarti jika terjadi kenaikan pendapatan sebesar 1% maka diharapkan jumlah permintaan kedelai bertambah sebesar 0,103%, begitu juga sebaliknya. Elastisitas pendapatan bertanda positif kedelai yang diminta meningkat apabila pendapatan naik. Besarnya elastisitas pendapatan 0<0,103<1 menunjukkan bahwa kedelai bersifat inelastis yaitu apabila terjadi peningkatan pendapatan maka jumlah kedelai yang diminta berubah dengan proporsi yang lebih dari proporsi kenaikan pendapatan.

Variabel independen lainnya yang berpengaruh dalam elastisitas pendapatan adalah variabel jumlah penduduk dengan memperhatikan tanda dan besarnya nilai koefisien regresi maka variabel independen Variabel independen lainnya yang berpengaruh dalam elastisitas pendapatan adalah variabel jumlah penduduk dengan memperhatikan tanda dan besarnya nilai koefisien regresi maka variabel independen