Pembahasan Hasil Penelitian

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu daerah tertentu dengan tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu. Hukum permintaan mengatakan bahwa untuk barang normal ada hubungan terbalik antara harga dan kuantitas, yaitu apabila harga naik maka kuantitas yang ingin dibeli konsumen akan berkurang. Hukum permintaan hanya berlaku bila kondisi cateris paribus atau diasumsikan faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan.

Permintaan kedelai di Kabupaten Klaten cenderung naik setiap tahunnya. dengan perkembangan permintaan kedelai sebesar 0,98 % per tahun atau

123.985,95 kg/tahun, rata-rata permintaan kedelai di Kabupaten Klaten sebesar

12.651.627,29 kg/tahun. Hal ini di pengaruhi oleh tingginya konsumsi penduduk dan permintaan kedelai oleh penduduk untuk pakan ternak, karena kedelai merupakan salah satu komoditi pertanian tanaman pangan, yang memiliki beragam produk olahan dengan harga yang relatif terjangkau. Walaupun demikian di lain pihak tingkat konsumsi atau permintaan itu sendiri tidak di imbangi dengan produksi kedelai dalam negeri, sehingga dalam pemenuhan permintaannya pemerintah melakukan impor kedelai dari luar negeri hal ini menyebabkan harga dari kedelai tersebut sangat tergantung dengan harga kedelai dunia. Mengingat kedelai memiliki beragam produk olahan sehingga untuk mengurangi angka konsumsi kedelai itu sendiri harus benar-benar selektif dimana harus dapat ditemukan barang pengganti untuk kedelai, dengan tujuan agar konsumsi kedelai dapat dikurangi sehingga permintaan kedelai di Kabupaten Klaten di harapkan dapat tercukupi dengan produksi kedelai dari daerah klaten sendiri.

Berdasarkan uji F, faktor-faktor yang digunakan sebagai penduga yang akan mempengaruhi tingkat permintaan kedelai di Kabupaten Klaten untuk analisis permintaan statis maupun dinamis meliputi: harga kedelai, harga beras, harga jagung, harga telur, pendapatan penduduk, jumlah penduduk, dan permintaan kedelai tahun sebelunya secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten pada tingkat kepercayaan 99%. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,01 (P < 0,01).

Berdasarkan hasil uji-t, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% adalah harga kedelai dan pendapatan penduduk, sedangkan untuk tingkat kepercayaan 99% variabel yang berpengaruh sangat nyata adalah dan jumlah penduduk pada model statis. Sedangkan untuk model dinamis, variabel yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% adalah harga kedelai dan jumlah penduduk, sedangkan untuk Berdasarkan hasil uji-t, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% adalah harga kedelai dan pendapatan penduduk, sedangkan untuk tingkat kepercayaan 99% variabel yang berpengaruh sangat nyata adalah dan jumlah penduduk pada model statis. Sedangkan untuk model dinamis, variabel yang berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95% adalah harga kedelai dan jumlah penduduk, sedangkan untuk

nilai α = 0,1 (P < 0,1). Sedangkan variabel harga beras, variabel harga jagung dan harga telur tidak berpengaruh nyata pada permintaan kedelai di Kabupaten

Klaten , hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang lebih besar dari nilai α = 1%, 5%, dan 10%.

Berdasarkan hasil analisis penelitian untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut dari masing-masing variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan analisis regresi dapat dijelaskan keterangan berikut:

1. Harga Kedelai (X 1 )

Berdasarkan analisis permintaan statis maupun dinamis hasil analisis uji-t harga kedelai berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Hal ini sesuai dengan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel harga kedelai berpengaruh terhadap permintaan kedelai. Nilai elastisitas harga kedelai untuk analisis permintaan statis sebesar -0,135 dan untuk analisis permintaan dinamis sebesar -0,134 untuk jangka pendek dan -0,1595 untuk jangka panjang, menunjukkan bahwa permintaan kedelai bersifat inelastis, yang artinya jumlah kedelai yang diminta berubah dengan persentase yang lebih kecil daripada perubahan harga kedelai. Berdasarkan nilai koefisien regresi parsial, variabel harga kedelai baik untuk model statis maupun dinamis menempati urutan ketiga dalam mempengaruhi permintaan kedelai. Hal ini karena kedelai bukan merupakan makanan pokok utama sehingga seberapapun kenaikan harga kedelai dipasar maka pengaruhnya terhadap permintaan tidak akan terlalu besar. Demikian halnya apabila harga kedelai turun masyarakat tidak akan mengkonsumsinya dalam jumlah yang besar.

Berdasarkan analisis permintaan statis maupun dinamis diperoleh nilai elastisitas bertanda negatif menunjukkan bahwa variabel harga kedelai memiliki hubungan yang terbalik dengan permintaan kedelai, untuk analisis Berdasarkan analisis permintaan statis maupun dinamis diperoleh nilai elastisitas bertanda negatif menunjukkan bahwa variabel harga kedelai memiliki hubungan yang terbalik dengan permintaan kedelai, untuk analisis

2. Harga Beras (X 2 )

Analisis permintaan statis maupun dinamis menghasilkan koefisien regresi yang bertanda sama yaitu negatif. Hal ini menunjukkan bahwa bila harga beras turun maka jumlah kedelai yang diminta akan naik . Akan tetapi sulit untuk mengatakan bahwa kenaikan jumlah kedelai yang diminta ini disebabkan oleh oleh kenaikan harga beras karena secara statistik variabel ini tidak memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan kedelai. Berarti peningkatan maupun penurunan jumlah kedelai yang diminta tidak dipengaruhi oleh naik turunnya harga beras, melainkan di sebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak di teliti. Dengan demikian maka pemilihan beras sebagai barang komplementer dari kedelai sebenarnya kurang tepat.

Tidak berpengaruhnya harga beras terhadap permintaan kedelai ini, sedikit banyak disebabkan karena harga beras yang terjadi masih di pengaruhi oleh campur tangan pemerintah dengan adanya operasi pasar oleh BULOG sehingga harga beras yang berlaku bukanlah harga yang sebenarnya.

3. Harga Jagung (X 3 )

Suatu barang dikatakan sebagai barang substitusi jika barang tersebut penggunaanya dapat menggantikan barang lain. Pada penelitian ini jagung diasumsikan sebagai barang substitusi bagi kedelai.

Disini baik pada model analisis permintaan statis maupun analisis permintaan dinamis di peroleh koefisien regresi bertanda negatif. Sehingga bisa di artikan bila harga jagung turun maka jumlah kedelai yang diminta akan naik. Hal ini dapat dikaitkan dengan fungsi kedelai dan jagung sebagai bahan makanan tambahan berupa makanan ringan selain itu dapat juga di gunakan sebagai bahan pakan ternak terutama dalam pembuatan ransum sebagai bahan pakan ternak unggas. Sehingga apabila harga jagung turun maka permintaan kedelai akan meningkat dalam rangka sebagai pemenuhan makanan tambahan dan dalam rangka menghasilkan ransum pakan ternak unggas. Seperti halnya harga beras, disini secara statistik berdasarkan uji t, baik analisis permintaan statis maupun dinamis variabel harga jagung tidak memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Keadaan ini dapat diterima mengingat adanya diversifikasi pangan dimana banyak pilihan lain sebagai barang substitusi kedelai, seperti berbagai tanaman kacang-kacangan lain, ikan dan daging.

4. Harga Telur (X 4 )

Pada model analisis permintaan statis maupun analisis permintaan dinamis di peroleh koefisien regresi bertanda negatif. Sehingga bisa di artikan bila harga telur turun maka jumlah kedelai yang diminta akan naik. Hal ini dapat dikaitkan dengan fungsi kedelai dan telur sebagai bahan makanan tambahan sumber protein. Sehingga apabila harga telur turun maka permintaan kedelai akan meningkat dalam rangka sebagai pemenuhan makanan tambahan sebagai lauk pauk untuk konsumsi. Seperti halnya harga beras dan harga jagung, disini secara statistik berdasarkan uji t, baik analisis permintaan statis maupun dinamis variabel harga telur tidak memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Keadaan ini dapat diterima karena harga telur yang lebih tinggi din bandingkan kedelai selain itu mengingat adanya diversifikasi pangan sebagai barang substitusi kedelai, seperti berbagai tanaman kacang-kacangan lain, ikan dan daging

5. Pendapatan Penduduk (X 4 )

Pendapatan merupakan faktor yang penting dalam menentukan variasi permintaan terhadap berbagai jenis barang karena besar kecilnya pendapatan dapat menggambarkan daya beli konsumen. Bila terjadi perubahan dalam pendapatan maka akan menimbulkan perubahan dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang.

Berdasarkan hasil analisis uji-t baik analisis permintaan statis maupun dinamis diketahui bahwa variabel pendapatan penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai. Nilai elastisitas yang positif menunjukkan bahwa pendapatan penduduk berbanding lurus dengan jumlah permintaan kedelai di Kabupaten Klaten, berdasarkan model statis derajat kepekaan jumlah permintaan kedelai terhadap perubahan pendapatan (elastisitas pendapatan) sebesar 0,103 untuk analisis permintaan statis dan untuk analisis permintaan dinamis besarnya elastisitas pendapatan adalah 0,094 untuk jangka pendek dan 0,1119 untuk jangka panjang.

Pada model analisis permintaan statis jika pendapatan penduduk naik sebesar 1% maka permintaan kedelai diharapkan akan naik sebesar 0,103%, begitu pula sebaliknya, sedangkan untuk model analisis dinamis jika pendapatan penduduk naik sebesar 1% maka permintaan kedelai diharapkan akan naik sebesar 0,094 % untuk jangka pendek, dan jika pendapatan penduduk naik sebesar 1 % maka permintaan kedelai diharapkan akan naik sebesar 0,1119 % untuk jangka panjang begitu pula sebaliknya. Keadaan ini menunjukkan bahwa kedelai merupakan barang normal. Apabila harga kedelai meningkat, maka permintaan kedelai akan menurun. Akan tetapi perubahan jumlah kedelai yang diminta lebih kecil daripada perubahan dari pendapatan. Selain itu, apabila masyarakat membeli ikan, telur ataupun daging, masyarakat tidak perlu menyisihkan pendapatan dengan jumlah yang besar walaupun harga dari kedelai lebih murah dibandingkan dengan sumber protein hewani (misalnya, telur dan daging) hal ini di pengaruhi oleh selera konsumen. Oleh karena itu, perubahan pendapatan hanya menyebabkan perubahan yang kecil pada jumlah permintaan kedelai.

Berdasarkan tanda pada koefisien variabel pendapatan menyatakan variabel pendapatan penduduk mempunyai elastisitas positif terhadap permintaan kedelai. Berpengaruhnya pendapatan penduduk terhadap jumlah kedelai yang diminta sangat rasional karena untuk memperolehnya konsumen

dengan membelanjakan pendapatannya.

memerlukan

pengorbanan

6. Jumlah Penduduk (X 5 )

Berdasarkan hasil analisis uji-t pada analisis permintaan statis maupun dinamis dapat diketahui bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh nyata dan positif terhadap permintaan kedelai. Hal ini berarti jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Berdasarkan nilai koefisien regresi parsial variabel jumlah penduduk mempunyai nilai koefisien regresi yang paling besar, sehingga variabel jumlah penduduk merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan kedelai. Hasil analisis ini dapat dimengerti karena terdapat keterkaitan yang erat antara jumlah penduduk dengan konsumsi kedelai. Gambaran jumlah penduduk di Kabupaten Klaten menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Adanya peningkatan jumlah penduduk akan mengakibatkan meningkatnya permintaan kedelai.

Berdasarkan hasil analisis permintaan statis dapat diketahui bahwa nilai koefisien regeresi parsial dari jumlah penduduk adalah 2,548. Hal ini berarti apabila jumlah penduduk naik sebesar 1%, maka permintaan kedelai akan meningkat sebesar 2,548%. Sedangkan untuk analisis permintaan dinamis dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi sebesar 2,150 yang merupakan pengaruh perubahan jumlah penduduk untuk jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang pengaruh sebesar 2,5595. Hal ini berarti apabila terjadi pertambahan penduduk 1 % maka permintaan kedelai diharapkan akan meningkat 2,150 % untuk jangka pendek dan meningkat 2,5595% untuk jangka panjang. Jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan kedelai dan berpengaruh secara nyata pada tingkat kepercayaan 99 %. Nilai koefisien regresi parsial pada variabel Berdasarkan hasil analisis permintaan statis dapat diketahui bahwa nilai koefisien regeresi parsial dari jumlah penduduk adalah 2,548. Hal ini berarti apabila jumlah penduduk naik sebesar 1%, maka permintaan kedelai akan meningkat sebesar 2,548%. Sedangkan untuk analisis permintaan dinamis dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi sebesar 2,150 yang merupakan pengaruh perubahan jumlah penduduk untuk jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang pengaruh sebesar 2,5595. Hal ini berarti apabila terjadi pertambahan penduduk 1 % maka permintaan kedelai diharapkan akan meningkat 2,150 % untuk jangka pendek dan meningkat 2,5595% untuk jangka panjang. Jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan kedelai dan berpengaruh secara nyata pada tingkat kepercayaan 99 %. Nilai koefisien regresi parsial pada variabel

7. Jumlah Kedelai Yang Diminta Tahun Sebelumnya (Q dt-1 )

Variabel ini hanya di temui pada analisis permintaan dinamis untuk mengetahui perubahan waktu. Berdasarkan hasil analisis di peroleh koefisien regresi bertanda positif yang menunjukkan bahwa apabila jumlah kedelai yang diminta tahun sebelumnya naik maka jumlah kedelai yang diminta tahun (saat ini) juga mengalami kenaikan. Akan tetapi secara statistik permintaan kedelai tahun sebelumnya tidak memberikan pengaruh

yang nyata terhadap jumlah kedelai yang diminta.