METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu kombinasi dari metode deskriptif dan metode analitis. Metode deskriptif bertujuan memperoleh deskripsi yang terpercaya dan berguna sedangkan Metode analitis bertujuan menguji kebenaran hipotesis. Penelitian deskriptif yang baik merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk penelitian analitis. Penelitian analitis tentulah akhirnya untuk membuat deskripsi baru yang lebih sempurna (Soeratno dan Arsyad, 1995:41)

Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dipilih secara purposive atau secara sengaja,

yaitu cara pengambilan daerah lokasi penelitian dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Klaten dengan pertimbangan pertumbuhan permintaan kedelai yang selalu meningkat setiap tahunnya diikuti peningkatan pendapatan penduduk dan jumlah penduduk jika dibandingkan produksinya yang selalu menurun. Peneliti tertarik untuk mengamati dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Melihat potensi kedelai sebagai sumber protein yang dapat di beli dengan harga terjangkau, selain itu kedelai yang juga dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak, dan faktor lainnya yang menyebabkan permintaan kedelai di Kabupaten Klaten meningkat setiap tahunnya.

Tabel 7. Rata-rata Permintaan Kedelai di Kabupaten Klaten 2004-2008

Tahun Rata-Rata Permintaan Kedelai Permintaan

Pendapatan Jumlah

Kedelai (kg/th)

penduduk penduduk (Rp)

Sumber : BPS Kabupaten Klaten (2004-2008)

Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder (time series) 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder (time series)

Sesuai dengan estimasi yang digunakan untuk menduga beberapa faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten, maka data sekunder yang digunakan meliputi data kebutuhan Kedelai, data perkembangan harga Kedelai, data perkembangan harga Beras, perkembangan harga jagung, data jumlah penduduk, data pendapatan penduduk serta data pendukung lainnya.

2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari instansi atau

lembaga yang berhubungan dengan penelitian ini. Data dalam penelitian ini diperoleh dari instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian yaitu dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, BPS Kabupaten Klaten, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Klaten, dan Dinas Perdagangan dan Peridustrian Kabupaten Klaten.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai daerah yang diteliti. Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung pada lembaga-lembaga pemerintahan Kabupaten Klaten serta industri-industri yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku produksinya.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab dengan petugas instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian yaitu wawancara dengan petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Dinas Ketahanan Kabupaten Klaten, BPS Kabupaten Klaten, dan Dinas Peridustrian dan Kabupaten Klaten.

3. Pencatatan

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu dilakukan dengan pencatatan data yang ada pada instansi atau lembaga pemerintahan yang terkait dengan penelitian.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat terkecil atau OLS yaitu proses matematis untuk menentukan intersep dan slope garis yang paling tepat yang menghasilkan jumlah kuadrat deviasi atau simpangan yang minimum. Dengan metode ini akan dihasilkan pemerkira yang terbaik, linear, dan memiliki varians yang minimum dalam kelas sebuah pemerkira tanpa bias (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE) (Arsyad, 2008 : 180):

Estimasi Fungsi Permintaan Estimasi Fungsi Permintaan bertujuan untuk mengetahui elastisitas

permintaan kedelai terhadap harga kedelai, harga beras, harga jagung, pendapatan penduduk, jumlah penduduk, dan permintaan kedelai tahun sebelumnya, Model Analisis Permintaan yang digunakan dalam penelitian permintaan kedelai terhadap harga kedelai, harga beras, harga jagung, pendapatan penduduk, jumlah penduduk, dan permintaan kedelai tahun sebelumnya, Model Analisis Permintaan yang digunakan dalam penelitian

a. Model Analisis Permintaan Statis Hubungan antara permintaan kedelai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dianalisis dengan analisis regresi non linier berganda dengan model perpangkatan atau eksponensial. Secara matematis model

yang digunakan adalah sebagai berikut:

b1 b2 b3 b4 b5 Qd 6 = bo. X

1 .X 2 .X 3 .X 4 .X 5 .X 6 b .e

Untuk memudahkan penghitungan, maka regresi non linier berganda ditransformasi kedalam bentuk logaritma natural sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

Ln Qd = Ln bo + b 1 Ln X 1 +b 2 Ln X 2 +b 3 Ln X 3 +b 4 Ln X 4 +

b 5 Ln X 5 +b 6 Ln X 6 +e

Dimana : Qd

= Jumlah Permintaan kedelai

bo

= Konstanta

X 1 = Harga kedelai tahun t (Rp/kg)

X 2 = Harga beras tahun t (Rp/kg)

X 3 = Harga jagung tahun t (Rp/kg)

X 4 = Harga telur tahun t (Rp/kg)

X 5 = Pendapatan penduduk klaten pada tahun t (Rp)

X 6 = Jumlah penduduk klaten dalam tahun t (jiwa)

b 1 –b 6 = Koefisien regresi

e = error

b. Model Analisis Permintaan Dinamis Model analisis dinamis digunakan untuk mengestimasi fungsi

permintaan jangka panjang (long run demand function) diestimasi dari fungsi permintaan jangka pendek (short run demand function) dengan menggunakan model pengestimasian parsial Nerlove. Permintaan kedelai yang diinginkan pada tahun tertentu diestimasi dengan fungsi permintaan :

Q dt *=b 0 +b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 + e ..........(1) Karena Q dt * tidak dapat diestimasi secara langsung, maka digunakan hipotesis penyesuaian parsial dengan persamaan sebagai berikut :

Q dt –Q dt-1 = λ (Q dt *-Q dt-1 ) ...........(2) Dimana nilai penyesuaian parsial diharapkan berada antara 0 dan

1 (0 <λ < 1), sedangkan Q dt –Q dt-1 adalah perubahan sebenarnya dan Q dt *- Q dt-1 merupakan perubahan yang diinginkan.

Persamaan tersebut menyebutkan bahwa Perubahan permintaan sebenarnya Q dt –Q dt-1 dalam suatu periode waktu tertentu `t` adalah suatu fraksi λ dari perubahan yang diinginkan untuk periode itu. Apabila λ = 1 berarti perubahan yang diinginkan sama dengan perubahan sebenarnya atau terjadi penyesuaian seketika dalam periode waktu yang sam a. Apabila λ = 0 berarti tidak terjadi perubahan Persamaan tersebut menyebutkan bahwa Perubahan permintaan sebenarnya Q dt –Q dt-1 dalam suatu periode waktu tertentu `t` adalah suatu fraksi λ dari perubahan yang diinginkan untuk periode itu. Apabila λ = 1 berarti perubahan yang diinginkan sama dengan perubahan sebenarnya atau terjadi penyesuaian seketika dalam periode waktu yang sam a. Apabila λ = 0 berarti tidak terjadi perubahan

Q dt = λ {b 0 +b 1 X 1 + b2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 + b 6 X 6 + e - (Q dt-1 )} + Q dt-1 ..........(3) Kemudian tanda dalam kurung dihilangkan dan dilakukan penyederhanaan peroleh persamaan sebagai berikut : Q dt =λb 0 +λb 1 X 1 +λ b 2 X 2 +λ b 3 X 3 +λb 4 X 4 +λb 5 X 5 + λb 6 X 6 + (1 - λ) Q dt-1 + λ e.........4) Persamaan (4 ) merupakan hasil analisis dinamis short run, yang dalam fungsi double logaritma dapat ditulis :

Ln Q dt = λ ln bo + b 1 λ ln X 1 +b 2 λ ln X 2 +b 3 λ ln X 3 +b 4 λ ln X 4 +

b 5 λ ln X 5 + b 6 λ ln X 6 + (1 - λ ) ln Q dt-1 + λe

Keterangan : Q dt = jumlah permintaan kedelai pada tahun ke-t (kg) Q dt-1 = jumlah permintaan kedelai pada tahun yang lalu (kg)

X 1 = harga kedelai pada tahun ke-t (Rp/kg)

X 2 = harga beras tahun t (Rp/kg)

X 3 = harga jagung pada tahun ke-t (Rp/kg)

X 4 = Harga telur tahun t (Rp/kg)

X 5 = Pendapatan penduduk klaten pada tahun t (Rp)

X 6 = Jumlah penduduk klaten dalam tahun t (jiwa)

b 0 = intersep

b 1 λ –b 6 λ = koefisien elastisitas permintaan terhadap perubahan

variabel-variabel yang bersangkutan

λ = koefisien penyesuai (adjustment coefficient), diperoleh dengan rumus (1-b Q dt-1 ), dimana b Q dt-1 koefisien regresi Q dt-1

e = error / kesalahan pengganggu Kemudian untuk menghitung nilai elastisitas jangka panjang dilakukan dengan cara membagi koefisien regresi setiap variabel dengan λ atau ( 䤘 λ). Analisis dinamis dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen yaitu harga kedelai, harga beras, harga jagung harga telur, pendapatan penduduk, dan jumlah penduduk terhadap permintaan kedelai dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang dengan menambah variabel lag (Q dt-1 ), yaitu konsumsi atau permintaan kedelai pada tahun lalu sebagai variabel independen.

Pengujian Model Untuk menguji hasil perhitungan agar tidak menghasilkan persamaan yang bias, maka dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik. Uji statistik Pengujian Model Untuk menguji hasil perhitungan agar tidak menghasilkan persamaan yang bias, maka dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik. Uji statistik

2 a. Uji R 2 adjusted ( R ) Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya proporsi pengaruh

variabel-variabel bebas terhadap permintaan kedelai di Kabupaten

Klaten. Nilai 2 R ini mempunyai range antara 0 sampai 1 (0 < R ≤ 1). Semakin besar 2 R (mendekati 1) semakin baik hasil regresi tersebut (semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas), dan

semakin mendekati 0 maka variabel bebas secara keseluruhan semakin kurang bisa menjelaskan variabel tidak bebas.

b. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah permintaan kedelai pada tingkat signifikansi (a) = 1%, 5%, atau 10%.

Hipotesis:

Ho :b 1 =b 2 ... = b 5 =0 Ha :b 1 ≠b 2 ... b 5 ≠ 0 (minimal ada satu yang ≠ 0) Kriteria pengambilan keputusan :

1) Nilai signifikansi < a maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

2) Nilai signifikansi > a maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

c. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel tak bebas pada tingkat signifikansi (a) = 1%, 5%, atau 10%. Hipotesis :

Ho :b 1 =b 2 ... = b 5 =0 Ha :b 1 ≠b 2 ... b 5 ≠ 0 (minimal ada satu yang ≠ 0) Kriteria pengambilan keputusan :

1) Nilai signifikansi < a maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

2) Nilai signifikansi > a maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten.

Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan kedelai, digunakan standard koefisien regresi partial, yang dapat diperoleh dengan rumus :

bi = b x

Keterangan : bi

= Standar koefisien regresi variabel bebas ke-i

b = Koefisien regresi variabel bebas ke-i

d y = Standar deviasi variabel tak bebas

d i = Standar deviasi variabel bebas ke-i Nilai koefisien regresi partial yang terbesar merupakan variabel yang

paling berpengaruh terhadap permintaan kedelai di Kabupaten Klaten. Uji Asumsi Klasik

Agar hasil koefisien-koefisien regresi yang diperoleh dengan metode OLS (Ordinary Least Square) bersifat BLUE (Best Linier Unbiassed Estimation ), maka beberapa asumsi persamaan regresi linier klasik harus dipenuhi oleh model.

a. Non Multikolinieritas (tidak terjadi hubungan di antara variabel bebas) Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas dapat digunakan pendekatan matriks korelasi, dengan melihat nilai matriks Pearson Correlation (PC). Apabila nilai PC < 0,8 berarti antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Bila terjadi angka korelasi lebih dari 0,8 maka variabel-variabel tersebut perlu dipertimbangkan apakah digunakan atau tidak dalam model (Soekartawi, 1993:107).

b. Tidak terjadi kasus heteroskedatisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Metode Park dan diagram scatterplot. Apabila dari grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang teratur maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama (homoskedastisitas) dan dapat disimpulkan dari model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 1997:186).

c. Tidak terjadi autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri observasi yang disusun menurut urutan tempat, atau autokorelasi pada dirinya sendiri. Untuk mengujinya dilakukan dengan uji statistik durbin watson. Adapun hipotesis yang digunakan adalah: Ho : tidak ada serial autokorelasi baik positif ataupun negatif

Adapun kriteria adanya autokorelasi adalah sebagai berikut :

1. 1,65 < DW < 2,35 artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW <2,79 artinya tidak dapat disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 artinya terjadi autokorelasi. (Sulaiman, 2002:155-156).

Elastisitas Permintaan Untuk menguji tingkat kepekaan jumlah permintaan terhadap

perubahan yang terjadi pada variabel-variabel yang diteliti digunakan elatisitas harga, elastisitas pendapatan dan elastisitas silang.

a. Elastisitas Harga Elastisitas harga merupakan persentase perubahan barang yang

diminta disebabkan oleh perubahan harga. Pada elastisitas permintaan terhadap harga, variabel yang menyebabkan perubahan jumlah kedelai yang diminta adalah harga kedelai itu sendiri. % perubahan permintaan Ε kedelai(Q)

% perubahan harga kedelai (P)

Tabel 8. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Harga Elastisitas

Jumlah kedelai yang diminta tidak berubah sempurna dengan adanya perubahan harga 0< E p <1

Inelastis

Inelastis

Jumlah kedelai yang diminta berubah dengan persentase yang lebih kecil daripada perubahan harga

Ε p =1

Jumlah kedelai yang diminta berubah dengan elasticity persentase yang sama dengan perubahan harga 1< E p <~

Unitary

Elastis

Jumlah kedelai yang diminta berubah dengan persentase yang lebih besar daripada perubahan harga

Ε p =~

Elastis

Pembeli siap membeli kedelai dengan segala sempurna kemampuannya pada beberapa tingkat harga dan tidak sama sekali walaupun dengan harga yang sedikit lebih tinggi

Sumber: Lipsey, 1990:85

b. Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta disebabkan adanya perubahan pendapatan. Pada elastisitas permintaan terhadap pendapatan, variabel yang menyebabkan perubahan jumlah kedelai yang diminta adalah pendapatan perkapita penduduk. % perubahan permintaan Ε kedelai

% perubahan pendapatan

Tabel 9. Kriteria Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan Elastisitas

Kriteria

Keterangan

E I >0 Barang

jumlah kedelai yang diminta meningkat Normal begitu pendapatan naik

E I >1 Barang

jumlah kedelai yang diminta meningkat Mewah apabila pendapatan sangat tinggi

E I <0 Barang

jumlah kedelai yang diminta menurun begitu Inferior pendapatan naik.

Sumber: Lipsey, 1990:87 Berdasarkan teori ekonometrika nilai koefisien regresi variabel

jumlah penduduk mempengaruhi teori permintaan, sehingga elastisitas jumlah penduduk masuk dalam kriteria elastisitas pendapatan. Hal ini berkaitan dengan perubahan jumlah pendapatan dipengaruhi oleh peningkatan maupun penurunan jumlah penduduk.

c. Elastisitas Silang Elastisitas silang adalah persentase perubahan permintaan suatu

barang terhadap perubahan harga barang lain. Pada elastisitas permintaan harga silang, variabel yang menyebabkan perubahan jumlah kedelai yang diminta adalah harga beras sebagai barang komplementernya dan jagung sebagai barang substitusi.

% perubahan permintaan kedelai

E c = % perubahan harga b eras

% perubahan permintaan Ε kedelai

% perubahan harga jagung % perubahan permintaan kedelai

% perubahan harga telur Kriteria elastisitas permintaan silang adalah:

1) E c positif = Barang substitusi, kenaikan harga jagung mengakibatkan meningkatnya permintaan kedelai.

2) E c positif = Barang

kenaikan harga telur mengakibatkan meningkatnya permintaan kedelai.

substitusi,

3) E c negatif = Barang komplementer, kenaikan harga beras mengakibatkan turunnya permintaan kedelai. Fungsi permintaan yang digunakan di atas adalah fungsi permintaan

dengan model logaritma berganda. Salah satu ciri menarik dari model logaritma berganda ini adalah bahwa nilai koefisien regresi bi merupakan nilai elastisitasnya. Jadi dengan model ini, nilai elastisitasnya merupakan nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebasnya.