2 : Perang Uhud
Bab IV-2 : Perang Uhud
Dalam peperangan yang kedua ini, Rasul Allah s. a. w. menyerahkan panj i kaum muhaj irin kepada Imam Ali r. a. Sedangkan panj i kum Anshar diserahkan kepada salah seorang di ant ara mereka sendiri. Peperangan Uhud t erkenal dalam sej arah sebagai peperangan yang amat gawat . 700 pasukan muslimin harus berhadapan dengan 3. 000 pasukan kaf ir Qureiys yang dipersiapkan dengan perbekalan dan persenj at aan serba lengkap. Kecuali it u diperkuat pula dengan pasukan wanit a di bawah pimpinan Hindun bint i 'Ut bah, ist eri Abu Suf yan bin Harb, guna memberikan dorongan moril, agar orang-orang kaf ir Qureiys j angan sampai lari meninggalkan medan t empur.
Unt uk menghadapi kaum musyri kin yang sudah memusat kan kekuat an di Uhud, pasukan muslimin di bawah pimpinan Rasul Allah s. a. w. menuj u ke t empat it u, dengan memot ong j alan sedemikian rupa, sehingga gunung Uhud berada di belakang mereka. Kemudian Rasul Allah s. a. w. mulai mengat ur barisan. 50 orang pasukan pemanah dit empat kan pada sebuah lembah di ant ara dua bukit . Kepada mereka diperint ahkan supaya menj aga pasukan yang ada di belakang mereka. Dit ekankan j angan sampai meninggalkan t empat , walau dalam keadaan bagaimanapun j uga. Sebab hanya dengan senj at a panah saj alah serbuan pasukan berkuda musuh dari belakang dapat dit ahan.
Perang Uhud mulai berkobar dengan t ampilnya Imam Ali r. a. ke depan melayani t ant angan Thalhah bin Abi Thalhah yang berkoar menant ang-nant ang: "Siapakah yang akan maj u berduel?"
Sepert i api disiram minyak semangat Imam Ali r. a. membara. Dengan ayunan langkah t egap dan t enang, sert a sambil mengeret akkan gigi, ia maj u dengan pedang t erhunus. Baru saj a Thalhah bin Abi Thalhah menggerakan t angan hendak mengayun pedang, secepat kilat pedang Imam Ali r. a. "Dzul Fikar" menyambarnya hingga t erbel ah dua. Bet apa bangga Rasul Allah s. a. w. menyaksikan ket angkasan put era pamannya it u. Ket ika it u kaum muslimin yang menyaksikan kesigapan Imam Ali r. a. , mengumandangkan t akbir berulang-ulang.
Dengan t ewasnya Thalhah bin Ahi Thalhah, pert arungan sengit berkecamuk ant ara dua pasukan. Sekarang Abu Duj anah t ampil dengan memakai pi t a maut di kepala dan pedang t erhunus di t angan kanan yang baru saj a diserahkan oleh Rasul Allah s. a. w. kepadanya. Ia seorang yang sangat berani. Laksana harimau keluar dari semak belukar ia maj u menyerang musuh dan membunuh siapa saj a dari kaum musyrikin yang berani mendekat inya. Bersama Abu Duj anah, Imam Ali r. a. mengobrak-abrik barisan musuh.
Dalam pert empuran ini Hamzah bin Abdul Mut t hal ib t idak kalah semangat dibanding dengan put era saudaranya sendiri, Imam Ali r. a. , dan Abu Duj anah. Hamzah demikian lincah dan t angkas melabrak pasukan musyri kin dan menewaskan t iap orang yang berani mendekat . Ia t erkenal sebagai pahlawan besar dalam menghadapi musuh. Sama sepert i dalam perang Badr, dalam perang Uhud ini Hamzah benar-benar menj adi singa dan merupakan pedang Allah yang sangat ampuh. Banyak musuh yang mat i di uj ung pedangnya.
Dalam pert empuran ant ara 700 pasukan muslimin melawan 3000 past ikan musyrikin it u, kit a saksikan kej ant anan t rio Imam Ali r. a. , Hamzah dan Abu Duj anah. Mereka merupakan t auladan dan wuj ud dari kekuat an moril yang sangat t inggi. Suat u kekuat an yang membuat pasukan Qureiys menderit a kehancuran ment al, mundur dan surut .
Tiap panj i mereka lepas dari t angan pemegangnya dan digant i oleh pemegang panj i yang lain, Tiap panj i mereka lepas dari t angan pemegangnya dan digant i oleh pemegang panj i yang lain,
Ment al pasukan Qureiys sudah pat ah sama sekali . Pasukan wanit a mereka lari t erbirit -birit . Berhala-berhala yang mereka bawa unt uk dimint ai rest u dalam peperangan, sekarang sudah j at uh t erpelant ing dari punggung unt a. Dalam keadaan masing-masing lari unt uk menyelamat kan diri, semua perbekalan yang mereka bawa dari Makkah dit inggalkan dan senj at a-senj at a di buang di kiri-kanan j alan.
Alangkah banyaknya barang-barang it u. Hal ini membuat pasukan muslimin lengah dan lupa darat an. Fikiran mereka sudah t eralih kepada kekayaan duniawi. Pasukan pemanah yang di want i-want i supaya j angan sampai meninggalkan t empat , walau dalam keadaan bagaimanapun j uga, sekarang mulai mengarahkan pandangan-mat a kepada t eman-t eman yang sedang sibuk mengangkut i barang-barang rampasan. Melihat barang-barang sedemikian banyaknya, mereka t ak dapat lagi menahan air liur. Bahkan khawat ir kalau-kalau t ak akan mendapat bagian!
Sebagian besar pasukan pemanah it u t urun meninggalkan lereng gunung unt uk ikut ambil bagian dalam kesibukan mengumpulkan barang-barang peninggalan musuh. Pesan Rasul Allah s. a. w. mereka lupakan. Apalagi yang harus dikerj akan, t okh peperangan sudah kit a menangkan? Begit ulah f ikir mereka. Pada saat it ulah Khal id bin Al Walid, seorang komandan pasukan berkuda Qureiys, mengambil kesempat an unt uk menyerbu dari belakang kaum muslimin yang sedang memperebut kan barang rampasan.
Khalid bin Al Walid melancarkan serangan sengit . Bencana berbalik menimpa kaum muslimin. Set elah melihat sit uasi berubah, orang-orang kaf ir Qureiys yang lari kembali lagi dan melakukan serangan dahsyat , hingga pasukan muslimin t erpaksa melemparkan barang-barang dan senj at a rampasan yang baru dikumpulkan. Mau t idak mau kaum muslimin sekarang harus menghunus pedang guna menangkis.
Sayang seribu sayang. Mereka hanya berj uang unt uk menyelamat kan diri dari ancaman maut . Iman mereka menj adi kendor, barisan t ercerai-berai, t erpisah dari pimpinan Rasul Allah s. a. w. Keadaan mereka sudah sedemikian kacau dirangsek oleh serangan musuh, sehingga t ak aneh kalau sampai t erj adi pedang seorang muslim t anpa disengaj a mengenai saudaranya sendiri.
Di saat -saat yang gent ing sepert i it u, Imam Ali r. a. dan para sahabat lainnya segera melindungi Rasul Allah s. a. w. Dengan segenap kekuat an yang ada mereka menangkis t iap serangan yang dat ang, guna menyelamat kan Rasul Allah s. a. w. Semua sudah bert ekad hendak mat i syahid, lebih-lebih set elah melihat Rasul Allah s. a. w. t erkena lemparan bat u besar yang dicampakkan oleh 'Ut bah bin Abi Waqqash. Akibat lemparan bat u it u geraham Rasul Allah s. a. w. pat ah, waj ahnya pecah-pecah, bibirnya luka parah, dan dua buah kepingan rant ai t opi besi yang melindungi waj ah beliau menembus pipinya.
Set elah dapat menguasai diri kembali, Rasul Allah s. a. w. berj alan perlahan-lahan dikelilingi oleh sej umlah sahabat . Tiba-t iba beliau t erperosok ke dalam sebuah liang yang sengaj a digali oleh Abu 'Amir unt uk menj ebak pasukan muslimin. Imam Ali r. a. bersama beberapa orang sahabat lainnya cepat -cepat mengangkat beliau. Kemudian dibawa naik ke gunung Uhud unt uk diselamat kan dari pengej aran musuh. Di celah-celah bukit , Imam Ali r. a. mengambil air unt uk membasuh waj ah Rasul Allah s. a. w. dan menyirami kepala beliau. Dua buah kepingan rant ai besi yang menancap dan menembus pipi beliau dicabut oleh Abu Ubaidah bin Al Jarrah dengan giginya, sampai dua buah gigi-serinya t anggal.
Kaum musyrikin Quxeiys dengan kemenangan it u merasa sudah sungguh-sungguh berhasil menebus kekalahan dalam perang Badr. Sepert i yang dikat akan oleh Abu Suf yan: "Yang sekarang ini unt uk menebus perist iwa perang Badr. Sampai j umpa lagi t ahun depan! "
Akan t et api ist erinya yang bernama Hindun bint i 'Ut bah belum merasa cukup dengan kemenangan it u. Dan belum puas kalau hanya mendengar berit a t ent ang t ewasnya Hamzah bin Abdul Mut t halib, yang t elah membunuh seorang saudaranya dalam perang Badr. Bersama beberapa orang wanit a lain ia mencari-cari mayat kaum muslimin. Mereka memot ongi t elinga dan hidung mayat -mayat it u dan dij adikan barang mainan. Ti dak it u saj a, mayat Hamzah dibedah perut nya, dikeluarkan j ant ungnya (hat inya), lalu dikunyah-kunyah, t et api ia t ak sampai dapat menelannya. Demikian kej am dan sadi snya Hindun it u, yang kemudian dit iru oleh t eman-t emannya, bahkan t idak sedikit pula or ang lelaki musyrikin Qureiys meniru sadisme Hindun.
Dari sangat kej inya perbuat an mereka it u, sampai pemimpin mereka, yakni suaminya Hindun, yait u Abu Suf yan t idak mau bert anggung-j awab dan berusaha mencuci-t angan. Meskipun Abu Suf yan t elah mencuci-t angan, namun kekot oran dirinya t ak dapat disembunyikan. Inilah kat a- kat a Abu Suf yan: "Mayat -mayat kalian mengalami penganiayaan. Aku sungguh t idak senang, t et api j uga t idak benci. Aku t idak memeri nt ahkan, t et api j uga t idak melarang. "
Perang Uhud benar-benar memberi pelaj aran berharga kepada kaum muslimin. Daya t arik keduniaan hampir saj a menghancurkan kaum muslimin yang masih pada awal pert umbuhannya.