3 : Perang Ahzab (Kandhaq)

Bab IV-3 : Perang Ahzab (Kandhaq)

Perang ini menj adi abadi dan masyhur dalam sej arah Islam, ant ara lain karena diikut i dengan t urunnya f irman Allah s. w. t . sebagaimana t ercant um dalam Al-Qur'an (Surah Al-Ahzab). Unt uk pert ama kalinya dalam usia yang masih muda, kaum muslimin di Madinah dikepung oleh kurang lebih 10. 000 orang pasukan musyrikin, yang t erdiri dari berbagai suku dan qabilah. Pasukan it u diperkuat lagi oleh kaum Yahudi Banu Quraidhah, yang mengkhianat i perj anj ian perdamaian dengan Rasul Allah s. a. w. Mereka ini bergabung dengan pasukan musyrikin Qureiys yang membeludak dari Makkah guna mengepung kot a Madinah.

Peperangan t ersebut dinamakan j uga perang Khandaq (Parit ), karena unt uk menanggulangi penyerbuan kaum musyrikin Qureiys at as usul dan prakarsa Salman Al Farisi, dengan perset uj uan Rasul Allah s. a. w. , kaum muslimin menggali pari t -parit yang cukup lebar dan dalam di sekit ar pinggiran kot a Madinah

Di perang Khandaq ini keampuhan dan ket angkasan Imam Ali r. a. j uga t eruj i dalam perang t anding melawan seorang pendekar Qureiys yang t erkenal ulung, yait u 'Amr bin Abdu Wudd Al'Amiri. 'Amr seorang praj urit berkuda yang gesit dan lincah bermain pedang at au t ombak. Dengan congkak dan sombong 'Amr bin Abdu Wudd berani maj u ke depan menyeberangi parit pert ahanan kaum muslimin, lewat bagian yang agak dangkal dan sempit . Sambil membanggakan kebolehannya mengendalikan kuda, ia bert eriak menant ang: "Hai . . . Apakah t ak seorang pun yang berani keluar unt uk bert anding?"

Tant angan dari seorang j agoan yang garang it u t idak dit anggapi oleh pasukan muslimin. Kaum muslimin banyak yang mengenal siapa 'Amr bin Abdu Wudd it u dan bet apa t enar namanya sebagai pendekar yang mahir berperang t anding.

Set elah melihat kenyat aan t ak ada seorang pun yang menanggapi t ant angan 'Amr, Imam Ali r. a. t idak t ahan lagi menahan perasaan geramnya. Ia segera berdiri dan berkat a kepada Rasul Allah s. a. w. : "Ya Rasul Allah, biarlah saya yang menandingi dia! "

Rasul Allah s. a. w. yang menget ahui benar ' Amr it u seorang pendekar yang kenyang makan "garam" perang t anding, beranggapan, bahwa 'Amr bukanlah t andingan bagi saudara misannya yang baru berusia kurang dari 30 t ahun. Karena it u maka beliau menyahut : "Duduk saj alah Rasul Allah s. a. w. yang menget ahui benar ' Amr it u seorang pendekar yang kenyang makan "garam" perang t anding, beranggapan, bahwa 'Amr bukanlah t andingan bagi saudara misannya yang baru berusia kurang dari 30 t ahun. Karena it u maka beliau menyahut : "Duduk saj alah

Karena t idak ada j uga j awaban dari f ihak muslimin, mak 'Amr yang beringas it u berkoar lagi: "Mana it u sorga yang akan kalian masuki bila kalian mat i t erbunuh, hah?! "

Ej ekan it u t erasa sepert i sembilu yang sangat mengiris-iris hat i kaum muslimin, t et api mereka t et ap diam. Dengan darah muda yang mendidih laksana lahar yang menyembur dari kepundan, Imam Ali r. a. t idak dapat lagi menahan gej olak hat inya mendengar penghinaan yang sangat menyakit kan it u. Ia mendesak lagi kepada Rasul Allah s. a. w. : "Biarlah saya yang menghadapinya; ya Rasul Allah! "

Tet api Rasul Allah s. a. w. kembali memerint ahkan supaya Imam Ali r. a. duduk dan t enang, sebab yang akan dihadapinya bukan sembarang orang. Dengan perasaan yang sudah t erbakar dan dengan nada gemas, Imam Ali r. a. berusaha meyakinkan Rasul Allah s. a. w. bahwa ia sanggup melawan dedengkot kaum musyrikin it u: "Biar 'Amr sekalipun ya Rasul Allah! "

Mengingat t ekad Imam Ali r. a. yang begit u bulat , dan mengingat pula perlu membangkit kan keberanian kaum muslimin, akhirnya Rasul Allah s. a. w. memberi izin dan rest u kepada Imam Ali r. a. unt uk t ampil ke depan. Imam Ali r. a. dengan hangat menyambut perset uj uan dan idzin Rasul Allah s. a. w. Ia segera meloncat ke depan menyongsong t ant angan seorang lawan yang bukan sembarangan. Dengan mengenakan baj u besi dan menghunus pedangnya yang t ersohor dengan nama "Dzul Fiqar", Imam Ali r. a. maj u dengan ayunan langkah yang t egap dan diiringi doa Rasul Allah s. a. w. : "Ya Allah, dia adalah saudaraku dan put era pamanku. Janganlah Kaubiarkan aku seorang diri t anpa dia. Sesungguhnya Engkau t empat aku berserah diri yang sebaik-baiknya. "

Set elah berhadap-hadapan dengan 'Amr, t anpa perasaan gent ar sedikit pun Imam Ali r. a. bert anya kepada 'Amr: "Hai 'Amr, bukankah engkau pernah berj anj i, bahwa engkau akan menerima aj akan seorang dari Qureiys unt uk menempuh salah sat u di ant ara dua j alan hidup?"

"Ya! " j awab 'Amr dengan singkat dan angkuh.

"Engkau kuaj ak. ke j alan Allah dan Rasul-Nya, ke j alan Islam", kat a Imam Ali r. a. melanj ut kan. Kat a-kat a Imam Ali r. a. ini diucapkan dengan suara lant ang yang memecahkan kesunyian garis pert empuran. Hampir semua mat a dua pasukan yang siap t empur t ert uj u kepada dua sosok t ubuh yang sedang berhadap-hadapan.

'Amr bin Abdu Wudd yang sudah cukup usia, garang dan banyak pengalaman menghadapi perang t anding kini bert at ap muka dengan seorang anak muda yang berdiri t egak di hadapannya. Pemuda pemberani, j ant an dan perkasa, berbaj u besi dengan pedang t erhunus di t angan. Sungguh anggun kelihat annya. Konf ront asi ant ara dua orang it u melambangkan konf ront asi dari dua kekuat an yang berlawanan. Kekuat an lama yang sudah lapuk dan kekuat an baru yang sedang t umbuh, yait u kekuat an j ahiliyah dan kekuat an lslam.

Mendengar pert anyaan yang bernada desakan it u, dengan cepat 'Amr menyahut : "Aku t idak membut uhkan it u! "

"Kalau begit u, mari kit a mulai bert anding! " t ant ang Imam Ali r. a. sambil siaga menghadapi gerakan 'Amr. Akan t et api t ant angan Imam Ali r. a. yang serius it u diremehkan saj a oleh 'Amr: "Aku t ak suka menumpahkan darahmu. Ayahmu kan t eman karibku! "

Tanpa memperdulikan ucapan 'Amr, Imam Ali r. a. dengan perasaan t ak sabar lagi berucap: "Tet api, demi Allah, aku j ust ru ingin membunuhmu! "

Ucapan seorang muda yang dianggap ket us oleh 'Amr it u, t ernyat a membangkit kan amarah dan Ucapan seorang muda yang dianggap ket us oleh 'Amr it u, t ernyat a membangkit kan amarah dan

'Amr yang sej ak semula meremehkan lawan, t ernyat a sia-sia belaka dalam mengerahkan segala kekuat an ot ot nya unt uk menebas leher Imam Ali r. a. Kesempat an yang meleset it u dipergunakan sebaik-baiknya oleh Imam Ali r. a. Ia mengelak, menangkis dan menyerang dalam gerak berunt un secara kilat . Pada saat 'Amr kehilangan keseimbangan badan, Pedang Dzul Fiqar yang diayun kuat -kuat oleh Imam Ali r. a. menyambar bahu kanan 'Amr sampai t erbelah dua. Pendekar kebanggaan Qureiys it u j at uh dari at as kuda menggelepar di t anah mandi darah dan debu.

Perang t anding berlangsung demikian cepat dan selesai j auh lebih cepat dari yang diperkirakan orang. Pada mulanya banyak yang menduga bahwa Imam Ali r. a. yang "masih hij au" it u akan "dibelah dua" oleh pedang 'Amr. Oleh karena it u ket ika j agoan Qureiys it u t ersungkur t idak bangkit kembali, banyak orang dari kedua pasukan t erkesima. Hampir saj a mereka, t idak mempercayai apa yang sudah t erj adi. Baru set elah Imam Ali r. a. menyerukan t akbir, kaum muslimin menyambut nya dengan mengumandangkan kebesaran Allah: Allaahu Akbar . . . Allaahu Akbar. . . . !

Tanpa perasaan sombong dan t inggi hat i Imam Ali r. a. kemudian menuj u ke t empat Rasul Allah s. a. w. Dengan perasaan haru dan syukur ke hadirat Allah s. w. t . , Rasul Allah s. a. w. mengeluarkan pernyat aan singkat : "Perang t anding yang dilaksanakan oleh Ali bin Abi Thalib melawan 'Amr bin Abdu Wudd it u merupakan perbuat an paling mulia yang dilakukan umat ku sampai hari kiyamat . "

Akan t et api t erbunuhnya j agoan Qureiys belum menyelesaikan j alannya perang Khandaq. Namun t erbunuhnya t okoh Qureiys it u menimbulkan kegoncangan yang hebat di kalangan pasukan penyerbu. Semangat pasukan penyerbu makin merosot , set elah harapan mereka unt uk dapat menerobos parit makin t ipis.

Dalam keadaan sepert i it u t erj adilah angin ribut dan huj an deras diiringi suara pet ir sambar- menyambar. Kemah-kemah dan perkakas-perkakas masak kaum musyrikin bet erbangan dilanda angin kencang. Kubu pert ahanan mereka menj adi porak poranda dan banyak sekali diant ara mereka yang t ak t ahan menghadapi t ekanan udara dingin.

Di t engah-t engah hembusan angin puyuh seribut it u, Abu Suf yan yang dalam perang Khandaq ini bert indak selaku rimpinan pasukan penyerbu, berkat a kepada anak buahnya: "Saudara-saudara, kit a t ak perlu lama lagi t inggal di t empat ini. Banyak kuda dan unt a ki t a yang sudah binasa. Bani Quraidah sudah t ak menepat i j anj inya lagi dengan kit a. Bahkan kit a mendengar hal-hal dari mereka yang t idak menyenangkan hat i. Tambah lagi kit a menghadapi angin kencang begini ribut nya. Maka it u lebih baik kit a pulang saj a. Aku sendiri akan berangkat pulang! "

Di t engah-t engah angin puyuh yang begit u kencangnya, Abu Suf yan dan rombongan secara bergelombang meninggalkan t empat dan kembal i ke Makkah. Keesokan harinya sudah t ak ada lagi seorang Qureiys at au Yahudi yang masih t inggal. Semuanya sudah j auh meninggalkan parit . Rasul Allah bersama kaum muslimin lainnya dengan t enang kembali ke t empat kediaman masing-masing. Semuanya memanj at kan syukur sedalam-dalamnya kepada Allah s. w. t . yang t elah menghindarkan mereka dari marabahaya.

Perj anj ian Hudaibiyah Beberapa wakt u sesudah perang Ahzab (Khandaq), Rasul Allah s. a. w. berangkat membawa kaum muslimin kurang lebih 1500 orang. Beliau berangkat ke Makkah bukan dengan maksud Perj anj ian Hudaibiyah Beberapa wakt u sesudah perang Ahzab (Khandaq), Rasul Allah s. a. w. berangkat membawa kaum muslimin kurang lebih 1500 orang. Beliau berangkat ke Makkah bukan dengan maksud

Berit a t ent ang keberangkat an Rasul Allah s. a. w. ini sampai j uga kepada kaum Qureiys. Mendengar berit a it u kaum Qureiys segera membikin persiapan. Mereka khawat ir kalau-kalau keberangkat an Rasul Allah s. a. w. it u hanya merupakan t ipu muslihat unt uk menyerbu Makkah. Khalid bin Al Walid dan pasukannya menghadang kaum muslimin di t empat beberapa mil j auhnya di luar kot a Makkah.

Rasul Allah s. a. w. set elah mendengar berit a gerak-gerik pasukan Qureiys it u t et ap melanj ut kan perj alanan. Unt uk menghindari konf lik senj at a beliau dengan sej umlah sahabat menempuh j alan lain, meskipun j alan it u agak sulit dilewat i. Akhirnya beliau t iba di sebuah t empat bernama Hudaibiyah.

Menget ahui perkembangan baru yang dit empuh ol eh rombongan Rasul Allah s. a. w. Khalid bin A1 Walid dan pasukannya segera kembali ke Makkah unt uk mempert ahankan kot a. Ket ika it u semua orang Qureiys sudah dihinggapi kegelisahan dan khawat ir menghadapi kaum muslimin. Walaupun begit u mereka t et ap bert ekad hendak mencegah masuknya rombongan Rasul Allah s. a. w. dengan cara apa saj a.

Selang beberapa hari, f ihak Qureiys mengirim ut usan kepada Nabi Muhammad s. a. w. guna menget ahui benar-benar apa yang sesungguhnya menj adi maksud kedat angan beliau dan rombongan. Set elah melakukan dialog seperlunya, perut usan it upun kembali. Mereka percaya, bahwa kedat angan kaum muslimin benar-benar hendak menunaikan ibadah haj i. Sewakt u hal it u dilaporkan, kaum musyrikin Qureiys t ak mempercayainya. Malahan perut usan it u dit uduh berkhianat hendak membant u Rasul Allah s. a. w.

Kaum musyrikin mengirim ut usan lagi dipimpin seorang gembong t erkemuka. Hasilnya sama saj a dengan perut usan yang pert ama: Kaum musyrikin Qureiys masih t ak percaya. Kini dikirim ut usan seorang saj a, yait u 'Urwah bin Mas'ud At s Tsaqaf iy. Sekembalinya dari perundingan dengan Nabi Muhammad s. a. w. , 'Urwah mengemukakan kepada kaum musyrikin Qureiys, bahwa "Rasul Allah s. a. w. menawarkan sat u rencana yang baik, oleh sebab it u t erimalah! "

Sej alan dengan it u Rasul Allah sendiri kemudian mengirim seorang ut usan, yait u Kharrasiy Al Khuza'iy guna menemui orang Qureiys. Musyrikin Qureiys t idak mau menerima ut usan it u. Bahkan unt a kendaraannya dibant ai dan hampir saj a ia dibunuh, kalau t idak dicegah oleh salah seorang gembong Qureiys.

Rasul Allah s. a. w. berusaha t erus. Kali ini yang dikirim Ut sman bin Af f an r. a. Ia baru masuk Makkah set elah ada j aminan dari anak pamannya, Aban bin Sa'id Al Ash. Dalam pert emuannya dengan orang-orang Qureiys, Ut sman bin Af f an menj elaskan maksud kedat angan Rasul Allah s. a. w. dan rombongan t idak lain hanya ingin menunaikan ibadah haj i.

Kaum musyrikin Qureiys memang kepala bat u. Ut sman bin Af f an mereka t ahan selama 3 hari. Di kalangan kaum muslimin t erdengar desas-desus bahwa Ut sman bin Af f an t elah mat i dibunuh. Unt uk menghadapi kemungkinan Ut sman bin Af f an r. a. benar-benar dibunuh oleh orang-orang Qureiys, Nabi Muhammad berseru kepada para sahabat nya supaya menyat akan j anj i set ia (bai'at ) guna melancarkan serangan menunt ut bela melawan penghianat an Qureiys. Kaum muslimin berlomba-lomba menyambut seruan beli au. Mereka siap memanggul senj at a unt uk berperang melawan Qureiys.

Janj i set ia kaum muslimin kepada Rasul Allah s. a. w. yang bersej arah it u dilakukan oleh mereka di bawah sebat ang pohon. Perist iwa it u dikenal dengan nama "Bai'at ur Ridhwan" (j anj i set ia yang diridhoi Allah). Sat u perist iwa yang dipuj i Allah s. w. t . , sepert i yang t ermuat dalam S. Al Fat h: l8 (A1 Qur'an).

Mendengarkan kebulat an t ekad kaum muslimin di bawah pimpinan Rasul Allah s. a. w. it u, kaum musyrikin Qureiys merasa gent ar. Mereka sudah mengenal bet apa gigihnya kaum muslimin berperang, sepert i yang t elah dibukt ikan pada masa-masa yang lalu. Musyrikin Qureiys mengirim ut usan yang dipimpin oleh Suhail bin Amr. Set elah perut usan it u mengadakan perundingan dengan Rasul Allah s. a. w. , dua belah f ihak sepakat unt uk menanda-t angani sebuah perj anj ian gencat an senj at a.

Nabi Muhammad s. a. w. memerint ahkan Imam Al i r. a. supaya menuliskan nashah perj anj ian yang akan dit anda-t angani oleh kedua belah f ihak. Sedangkan beliau sendiri mendikt ekan syarat syarat yang t elah diset uj ui bersama. Pert ama-t ama beliau berkat a: "Tulislah: "Bismillaahi ar-Rahman ar-Rahim . . . "

Mendengar kalimat it u Suhail menukas: "Berhent i dulu. Aku t idak mengert i apa ar-Rahman ar- Rahim" it u! Tulis saj a "Dengan nama-Mu, ya Allah. . . "

Tanpa menyangkal lagi Rasul Allah s. a. w. memerint ahkan Imam Ali r. a. supaya menulis apa yang dimint a oleh Suhail. Kemudian beliau meneruskan, "Tulislah: 'Inilah perj anj ian yang diadakan oleh Muhammad Rasul Allah dengan Suhail bin 'Amr'…"

Suhail memot ong "Berhent i dulu. Kalau aku percaya engkau Rasul Allah, t ent u aku t idak akan memerangimu. Tuliskan saj a namamu dan nama ayahmu. . . ! "

Rasul Allah menurut i apa yang dimint a oleh Suhail . Beliau memerint ahkan Imam Ali r. a. supaya menuliskan kalimat : "Inilah perj anj ian yang t elah disepakat i Muhammad bin Abdullah. . . " dst . Kemudian dilanj ut kan dengan penulisan t eks syarat -syarat perj anj ian yang t erdiri dari empat pokok:

1. Perj anj ian gencat an senj at a ant ara kedua belah f ihak berlaku selama masa 10 t ahun.

2. Jika ada orang dari f ihak Qureiys memeluk Islam kemudian bergabung dengan Rasul Allah s. a. w. t anpa seizin Qureiys, orang it u akan di kembalikan oleh Rasul Allah kepada Qureiys. Sebaliknya j ika ada orang dari f ihak Rasul Allah yang murt ad dan kembali ke f ihak Qureiys, orang it u oleh Qureiys t idak akan dikembalikan kepada Rasul Allah.

3. Jika ada orang Arab ingin bersekut u dengan Rasul Allah, dibolehkan. Dan apabila ada orang- orang Arab lain ingin bersekut u dengan kaum Qureiys, ia bebas berbuat demikian.

4. Rasul Allah dengan para pengikut nya harus pulang meninggalkan Makkah. Mereka berhak unt uk kembali lagi ke Makkah pada musim haj i yang akan dat ang unt uk berziarah ke Bait ul Haram, dengan syarat : mereka hanya akan t inggal di Makkah selama 3 hari, dan t idak akan mengeluarkan pedang dari sarungnya.

Tidak lama set elah "Perj anj ian Hudaibiyah" it u dit andat angani, Banu Khuza'ah segera menyat akan bersekut u dengan Rasul Allah s. a. w. Sedangkan Banu Bakr menyat akan bersekut u dengan f ihak Qureiys.

Dengan perj anj ian t ersebut kaum muslimin memperoleh kesempat an leluasa unt uk menyiarkan agama Islam kepada orang-orang Arab di luar kaum musyrikin Qureiys, dan memperoleh wakt u yang cukup unt uk membangun dan memperkuat negeri.