: WAFATNYA IMAM ALI R. A.

Bab XIII : WAFATNYA IMAM ALI R. A.

Sement ara Imam Ali r. a. menanggulangi pemberont akan Khawarij di Nehrawan, Muawiyah meningkakan t erus kekuat annya, mengkonsolidasi barisan sert a mengokohkan kedudukannya. Mereka memperoleh wakt u yang sangat cukup unt uk mempersiapkan peperangan lebih lama lagi, berkat polit ik "t ahkim" yang disusun oleh arsit eknya, Amr bin Al Ash.

Sebaliknya, dengan muslihat "t ahkim" it u, kekuat an Imam Ali r. a. sekarang menj adi berkurang. Ia dit inggalkan, bahkan dilawan oleh pengikut -pengikut nya sendiri, yang sudah memisahkan diri sebagai kaum Khawarij . Dalam menumpas gerakan Khawarij , Imam Ali r. a. t elah kehilangan beberapa anggot a pasukan yang cukup merugikan, walaupun berhasil mencapai kemenangan.

Imbangan kekuat an yang sekarang sangat mengunt ungkan f ihak Muawiyah dif ahami benar-benar oleh para pengikut Imam Ali r. a. Secara diam-diam banyak di ant ara mereka yang sudah kej angkit an penyakit put us asa. Belum lagi ki t a sebut kan besarnya dana yang dihamburkan Muawiyah unt uk membeli pengikut sebanyak-banyaknya. Bagaimana pun j uga hal ini besar pengaruhnya di kalangan para pengikut Imam Ali r. a. yang kurang t eguh iman dan pendiriannya. Kepada para pengikut Imam Ali r. a. yang mau menyeberang, Muawiyah mengiming-imingkan hadiah berlipat ganda.

Perlawanan t erhent i Selesai perang melawan kaum Khawarij dan sebelum meninggalkan Nehrawan unt uk berangkat melanj ut kan perang melawan Muawiyah, Imam Al i r. a. mengucapkan pidat o di depan para pengikut nya. Ant ara lain ia berkat a: "Cobaan Al lah yang kalian hadapi t elah berakhir dengan baik. Allah t elah memenangkan kalian dengan pert olongan-Nya. Sekarang marilah kit a berangkat unt uk menghadapi Muawiyah dan para pendukungnya yang durhaka it u. Mereka yang meninggalkan Kit ab Allah di belakang punggung dan t elah menj ual-belikannya dengan harga murah. Alangkah buruknya apa yang t elah mereka beli dengan Kit ab Allah it u! "

Bagaimana sambut an pengikut Imam Ali r. a. Kali ini Imam Ali r. a. t erbent ur lagi pada ranj au yang dipasang oleh Al Asy'at s bin Qeis. Asy'at s t ernyat a sudah berhasil mempengaruhi banyak anggot a pasukan Imam Ali r. a. supaya meninggalkan barisan, dengan j alan mencari t empat - t empat perist irahat an di daerah-daerah yang berdekat an. Alasan yang digunakan dalam kampanye it u ialah mereka sudah t erlampau let ih dan sangat perlu berist irahat , unt uk memulihkan t enaga lebih dulu, sebelum bergabung dalam pasukan.

Jasa Asy'at s nampaknya t idak kecil bagi Muawiyah. Tidak keliru rasanya kalau ada sement ara penulis yang mengat akan, bahwa bukan hanya Abu Musa dan kaum Khawarij saj a yang Jasa Asy'at s nampaknya t idak kecil bagi Muawiyah. Tidak keliru rasanya kalau ada sement ara penulis yang mengat akan, bahwa bukan hanya Abu Musa dan kaum Khawarij saj a yang

Wakt u Imam Ali r. a. mengaj ak anggot a-anggot a pasukannya berangkat memerangi Muawiyah, mereka menj awab sesuai dengan garis yang sudah dilet akkan Al Asy'at s: "Ya Amiral Mukminin, anak panah kami sudah habis, t angan kami sudah t erlalu payah, pedang kami banyak yang pat ah dan t ombak kami sudah t umpul! Biarkanlah kami pulang dulu agar kami dapat mempersiapkan perbekalan dan perlengkapan yang lebih baik. Mungkin Amirul Mukminin akan memberi t ambahan senj at a kepada kami, agar kami lebih kuat dalam menghadapi musuh! "

Sulit mencari orang yang bert abiat keras sepert i Imam Ali r. a. t et api j uga sangat sulit mencari orang yang sabar sepert i dia. Sukar mencari orang yang waspada sepert i Imam Ali r. a. , t et api j uga sangat sukar mencari orang yang mempercayai sahabat sepenuh hat i sepert i dia. Bagaimana harus dibant ah, bukankah mereka it u benar-benar baru saj a menyelesaikan peperangan? Jadi alasan mereka it u memang masuk akal! Imam Ali r. a. set uj u mereka berist irahat , t et api t idak pulang ke rumah masi ng-masing. Mereka harus diist irahat kan bersama di suat u t empat , agar set iap saat dapat dikerahkan bila dipandang perlu.

Mereka kemudian diaj ak oleh Imam Ali r. a. ke sebuah t empat bernama Nakhilah. Selain menj adi t empat ist irahat , Nakhilah j uga dij adikan t empat pemusat an pasukan. Kepada semua pasukan diperint ahkan supaya j angan sampai ada yang meninggalkan t empat . Semua pasukan harus selalu dalam keadaan siaga unt uk melanj ut kan peperangan melawan pasukan Syam. Jika anak ist eri t idak seberapa j auh dari Nakhilah, boleh saj a menj enguk mereka, t et api j angan t erlalu sering. Masing-masing anggot a pasukan dimint a supaya selalu siap menant ikan saat keberangkat an ke Shif f in.

Apa yang t erj adi? Ternyat a hanya beberapa hari saj a mereka t inggal bersama Imam Ali r. a. di Nakhilah. Banyak sekali yang t anpa izin menyelinap pergi ke Kuf ah unt uk bersenang-senang dengan anak ist eri mereka. Tidak sedikit yang bert ebaran ke daerah-daerah sekit ar Nakhilah unt uk mencari hiburan dan kesenangan. Imam Ali r. a. dit inggal bersama beberapa orang sahabat t erdekat dan sej umlah pengikut . Akhirnya Imam Ali r. a. dan para sahabat t erdekat it u t erpaksa meninggalkan Nakhilah dalam keadaan kosong.

Sej ak saat it u perlawanan t erhadap Muawiyah prakt is t erhent i. Keset iaan pendukungnya sudah t ak dapat diandalkan lagi. Banyak di ant ara mereka yang mulai t erpikat hat inya oleh kepent ingan duniawi yang dinikmat i oleh kaum muslimin di Syam. Selain it u banyak j uga yang pat ah semangat dan kej angkit an penyakit put us asa.

Terhent inya perlawanan menumpas pemberont akan Muawiyah bukan disebabkan ket idak mampuan Imam Ali r. a. , melainkan karena sikap massa yang dipimpinnya sudah goyah dan t idak mant ap, t erut ama mereka yang berasal dari Kuf ah. Tanda-t anda akan t erj adinya hal yang harus disayangkan it u, sudah nampak sej ak Imam Ali r. a. memasuki kot a t ersebut . Bahkan beberapa bulan sebelum it u pun di Madinah Imam Ali r. a. sudah menghadapi bermacam-macam kesulit an, yait u sej ak pembai'at annya sebagai Khalif ah.

Aj akan ke medan j uang Set elah dit inggal oleh banyak pengikut nya dan hanya t ingal para sahabat yang set ia saj a, melalui Huj ur bin Addiy, Amr bin Al Humuq dan sej umlah sahabat lainnya, Imam Ali r. a. mengeluarkan sebuah pernyat aan t ert ulis unt uk disampaikan kepada kaum muslimin Kuf ah, t erut ama bekas pendukungnya. Dalam pernyat aan t ert ulis it u Imam Ali r. a. membeberkan semua persoalan dan mengungkapkan lat ar belakang sej arahnya.

"Bahwasanya Allah s. w. t . t elah mengut us Muhammad, Rasul Allah s. a. w. unt uk mengingat kan ummat manusia di seluruh dunia. Beliau menerima wahyu dan mengemban amanat yang dit urunkan kepadanya, dan menj adi saksi bagi ummat ini. Hai orang-orang Arab, kalian pada "Bahwasanya Allah s. w. t . t elah mengut us Muhammad, Rasul Allah s. a. w. unt uk mengingat kan ummat manusia di seluruh dunia. Beliau menerima wahyu dan mengemban amanat yang dit urunkan kepadanya, dan menj adi saksi bagi ummat ini. Hai orang-orang Arab, kalian pada

"Beliau t elah mengaj arkan hikmah, sunnah dan f ara'idh kepada kalian. Beliau menyuruh kalian supaya selalu menj aga baik-baik hubungan silat urrahmi, memelihara kerukunan dan saling memperbaiki keadaannya masing-masing. Kalian j uga diperint ahkan supaya menunaikan amanat kepada f ihak yang berhak, memenuhi j anj i, saling bercint a-kasih dan sayang menyayangi. Beliau pun memerint ahkan kalian supaya berlaku j uj ur, dan j angan sampai mencat ut t imbangan at au t akaran. Beliau dat ang kepada kalian j uga ant ara lain unt uk melarang kalian j angan sampai berbuat zina dan j angan makan hart a milik anak yat im secara dzalim. "

"Kebaj ikan akan menghindarkan kalian dari siksa neraka. Dan beliau mendorong kalian supaya senant iasa berbuat kebaj ikan. Tiap perbuat an buruk dan j ahat akan menj auhkan kalian dari sorga, dan beliau mencegah supaya kalian j angan sampai berbuat sepert i it u. Set elahAllah s. w. t . memandang masa hidupnya sudah cukup, beliau dipanggil pulang ke sisi-Nya, dalam keadaan beliau pat ut menerima puj ian dan memperoleh keridhoan-Nya. Beliau s. a. w. t elah memperoleh pengampunan at as segala kekhilaf annya dan benar-benar t elah mendapat kedudukan mulia di sisi Allah s. w. t .

"Tet api alangkah besarnya musibah yang t erj adi sepeninggal beliau, t erut ama yang menimpa kaum kerabat nya dan kaum mukminin pada umumnya. Set elah beliau t idak ada lagi kaum muslimin mempert engkarkan pimpinan dan kekuasaan. Demi Allah, aku t idak pernah merasa khawat ir dan t idak pernah membayangkan bahwa orang-orang Arab akan menggeser kepemimpinan dari t anganku. Tet api wakt u it u t ernyat a orang-orang Arab mengangkat Abu Bakar. Mereka dat ang berbondong-bondong kepadanya. Aku diam t idak mengulurkan t angan, sebab aku yakin bahwa akulah yang sebenarnya lebih berhak meneruskan kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. daripada orang lain yang akan memimpin aku. Beberapa wakt u lamanya aku t et ap bersikap sepert i it u.

"Kemudian aku melihat banyak orang meninggalkan agama Islam, kembali kepada kepercayaan mereka semula, bahkan berani berseru kepada orang-orang lain supaya menghapuskan agama yang dibawakan oleh Muhammad s. a. w. dan Ibrahim as. Aku menj adi sangat khawat ir, kalau aku t idak membela Islam dan kaum muslimin, aku bakal menyaksikan kerusakan dan kerunt uhan Islam. Bagiku, it u merupakan bencana yang j auh lebih besar daripada lepasnya kepemimpinan dari t anganku. Sebab masalah kepemimpinan hanyalah suat u hiasan hidup belaka yang t idak kekal dan t i dak lama, yang akhirnya akan lenyap sepert i f at amorgana. "

"Aku lalu pergi menj umpai Abu Bakar. Ia kubai'at , kemudian bersama dia aku bergerak menanggulangi kej adian t ersebut di at as t adi, sampai kebat hilan it u musnah dan kalimat Allah t et ap unggul dan mulia walau orang-orang kaf ir t idak menyukai. Abu Bakar t et ap memegang pimpinan pemerint ahan. Ia berlaku adil, baik, benar, rendah hat i dan hidup sederhana. Aku mendampingi dia sebagai penasehat . Ia kut aat i sungguh-sungguh selama ia t aat kepada Allah s. w. t . "

"Beberapa saat menj elang waf at nya, Abu Bakar menunj uk Umar Ibnul Khat t ab unt uk meneruskan kepemimpinannya. It u pun kut aat i. Umar kubai'at dan kepadanya kuberikan nasehat -nasehat . Selama memegang pimpinan pemerint ahan, Umar bersikap baik dan semasa hidupnya ia berperilaku t erpuj i. Menj elang waf at nya, aku berkat a dalam hat iku: 'Ia t ent u t idak akan menyerahkan pimpinan pemerint ahan kepada orang lain. Tet api t ernyat a ia mint a supaya masalah kekhalif ahan it u dimusyawarahkan, dan aku menj adi salah seorang calon sekaligus pesert a musyawarah. Namun orang lainnya t idak suka kalau kepemimpinan j at uh ke t anganku, sebab mereka mendengar bahwa aku pernah menent ang Abu Bakar'…"

"Dulu aku memang pernah mengat akan: 'Hai orang-orang Qureisy, aku ini lebih berhak daripada kalian unt uk memegang pimpinan, sebab t idak ada seorang pun di ant ara kalian yang t erdini mengenal Al Qur'an dan mengert i sunnah Rasul! ' Karena aku berkat a sepert i it u, mereka merasa khawat ir kalau sampai aku t erbai'at menj adi pemimpin ummat , t idak akan ada kesempat an lagi bagi mereka. Akhirnya mereka membai'at Ut sman bin Af f an, menyingkirkan diriku dari kepemimpinan dan menyerahkannya kepada Ut sman. Aku dij auhkan dari kepemimpinan karena mereka mengharap akan memperoleh giliran. "

"Aku t erpaksa menyat akan bai'at . Aku menyabarkan diri sambil bert awakkal kepada Allah. Kemudian ada salah seorang berkat a kepadaku: 'Hai Ibnu Abu Thalib, mengapa engkau ngot ot ingin memegang pimpinan?' Aku menj awab: 'Kalian lebih ngot ot . Yang kumint a adalah hak waris put era pamanku! Wakt u kalian mencampuri urusanku dengan Ut sman, kalian berbuat menampar mukaku dan t idak menampar mukanya! ' Aku berdoa memohon perlindungan kepada Allah s. w. t . dalam menghadapi orang-orang Qureiys it u. Mereka memut uskan silat urrahmiku dengan Rasul Allah s. a. w. Mereka meremehkan kedudukan dan keut amaanku. Mereka bersepakat merebut hak yang sebenarnya aku ini lebih berwenang dibanding mereka. Mereka t elah memperkosa hakku. "

"Mereka lalu berkat a lagi: 'Sabarlah engkau menahan kepedihan it u! Dan sabarlah hidup dalam kekecewaan it u! ' Aku melihat -lihat dan t ernyat a t idak ada t eman at au orang lain yang bersedia membant u selain keluargaku sendiri. Tet api aku t idak mau menj erumus-kan keluargaku ke dalam bahaya. Kupej amkan mat aku unt uk menahan sakit nya kelilip, dan kut elan ludahku dengan perasaan sedih. Aku sabar menahan kej engkelan, sehingga t erasa olehku kepahit an yang melebihi j adam dan kesakit an yang melebihi t usukan pisau. "

"Akhirnya kalian dendam t erhadap Ut sman. Ia kalian dat angi, lalu kalian bunuh. Set elah it u kalian dat ang kepadaku unt uk menyat akan bai'at . Aku menolak, t et api kalian t et ap bersikeras menghendaki aku. Kalian mendesak dan mendorong-dorong dat ang kepadaku unt uk mendesak t erus, sampai kukira kalian akan saling bunuh-membunuh at au hendak membunuhku. Kepadaku kalian mengat akan: 'Kami t idak menemukan orang selain engkau dan kami t idak menyukai orang lain. Kami seia-sekat a dan dengan t ekad bulat membai'at mu'…"

"Pembai'at an kalian kemudian kut erima. Lalu kalian mengaj ak orang-orang lain unt uk membai'at ku. Orang-orang yang menyat akan bai'at karena t aat , kut erima. Sedangkan yang t idak mau menyat akan bai'at , kubiarkan. Orang yang pert ama-t ama menyat akan bai'at kepadaku ialah Thalhah dan Zubair. Seandainya dua orang it u t idak mau membai'at ku, mereka t idak akan kupaksa, sama halnya sepert i orang lain yang t idak mau membai'at ku. Tidak lama kemudian aku mendengar dua orang it u berangkat ke Bashrah membawa sej umlah orang bersenj at a. Tidak seorang pun dari mereka it u yang belum pernah menyat akan bai'at kepadaku. Di Bashrah mereka mengobrak-abrik pegawaiku, menggedor t empat -t empat penyimpanan hart a kaum muslimin dan memperkosa penduduk yang t aat kepadaku. Mereka memecah belah dan merusak kerukunan, mencerai-beraikan persat uan dan menyerang t iap orang yang mengikut i sert a mencint aiku. Beberapa kelompok dari pencint aku dibunuh secara gelap dan dianiaya. Di ant ara mereka it u ada yang sanggup membela diri, ada yang hanya bersabar, dan ada pula yang dengan gigih t erpaksa mengacungkan pedang. Para pencint aku it u bangkit melawan t indakan j ahat mereka sampai banyak yang mat i t erbunuh dalam keadaan bert awakkal kepada Allah s. w. t .

"Demi Allah, seandainya hanya seorang saj a dari para pencint aku yang sengaj a mereka bunuh, sudah halal bagiku unt uk bert indak menumpas habis gerombolan bersenj at a it u! Apalagi karena t ernyat a mereka it u t elah membunuh banyak kaum muslimin. Tet api, Allah s. w. t . sudah membalas perbuat an mereka, dan sekarang binasalah sudah kaum yang dzalim it u. "

"Kemudian aku melihat kepada orang-orang Syam. Mereka it u adalah orang-orang Arab yang berperangai kasar, t erdiri dari macam-macam golongan yang serakah dan liar, dat ang dari "Kemudian aku melihat kepada orang-orang Syam. Mereka it u adalah orang-orang Arab yang berperangai kasar, t erdiri dari macam-macam golongan yang serakah dan liar, dat ang dari

"Set elah mereka kekurangan senj at a dan merasakan sakit nya luka, mereka kibarkan lembaran- lembaran Al-Qur'an dan berseru kepada kalian supaya berpegang t eguh kepadanya. Wakt u it u kalian sudah kuberi t ahu, bahwa mereka it u bukan orang-orang yang pat uh kepada aj aran agama dan Al-Qur'an. Mereka mengibarkan lembaran-lembaran Al-Qur'an hanya sekedar t ipu- daya dan muslihat . Kalian sudah kuperint ahkan supaya t erus memerangi mereka, t et api kalian menuduh diriku dan kalian berkat a kepadaku: "Terimalah apa yang mereka usulkan. Kalau mereka benar-benar mau melaksanakan apa yang ada dalam Al-Qur'an dan sunnah, past i mereka akan bersat u dengan kit a dalam kebenaran yang selama ini kit a pert ahankan. Jika mereka t idak mau, kit a mempunyai alasan kuat unt uk t erus berlawan t erhadap mereka. "

"Keinginan kalian it u kuset uj ui, aku lalu mundur, t idak menyerang mereka lagi. Kemudian t erj adilah perset uj uan ant ara kalian dengan mereka unt uk mengangkat dua orang perunding guna mencari penyelesaian damai berdasar Kit ab Allah. Dua orang it u diharuskan pat uh menj unj ung t inggi perint ah Al Qur'an dan menj auhkan apa yang dilarangnya. Tet api dua orang it u berselisih pendapat , dan hukum yang diambil t ernyat a berlain-lainan. Dua orang it u mengabaikan Al Qur'an dan menyalahi isinya. Dua-duanya t anpa hidayat Allah t erj erumus mengikut i hawa naf su sendiri-sendiri. Oleh Allah dua orang it u dij auhkan dari kebaj ikan dan diperosokkan dalam kesesat an. Dua-duanya memang pant as menj adi orang sepert i it u. "

"Set elah semua it u t erj adi, ada sekelompok orang meninggalkan kami. Mereka pun kami t inggalkan. Kami bersikap sama sepert i mereka. Tet api kemudian mereka berkeliaran di bumi membuat kerusakan. Orang-orang muslimin mereka bunuh t anpa dosa. Mereka kami dat angi, lalu kami kat akan kepada mereka: 'Serahkan kepada kami orang-orang yang membunuh saudara-saudara kami'. Mereka menj awab: 'Kami semua inilah yang membunuh. Kami halal menumpahkan darah mereka dan darah kalian'…"

"Mereka lalu pergerak mengerahkan pasukan berkuda dan pej alan kaki unt uk menyerang kami. Tet api akhirnya mereka dihancurkan oleh Allah, nasibnya sama sepert i orang-orang dzalim lainnya. Set elah it u kuperint ahkan kalian supaya berangkat ke Shif f in unt uk menghadapi musuh, t ent ara Syam. Sebab pendadakan sepert i it u akan membuat hat i mereka kecut dan akan menggagalkan t ipu daya mereka. Wakt u it u kalian t ernyat a menj awab: 'Pedang kit a sudah banyak yang pat ah, kit a kehabisan anak panah, dan uj ung t ombak kit a sudah banyak yang t umpul. Izinkanlah kit a pulang dulu unt uk mempersiapkan perlengkapan dan perbekalan yang lebih baik. Kiranya engkau pun akan menambah perlengkapan kit a dengan senj at a-senj at a yang dit inggalkan t eman-t eman kit a yang t elah t ewas dan senj at a-senj at a bekas kepunyaan musuh. It u akan merupakan t ambahan kekuat an bagi kit a dalam menghadapi musuh'. . . "

"Permint aan kalian it u kami t erima. Selama beberapa wakt u menunggu, kalian kuperint ahkan supaya j angan meninggalkan kubu pert ahanan, supaya lebih merapat kan barisan, siap siaga menghadapi peperangan, dan j angan t erlalu sering menengok anak ist eri, sebab it u akan melemahkan hat i kalian dan dapat membelokkan f ikiran kalian. Pasukan yang sedang menghadapi peperangan t idak semest inya mengeluh, merat ap at au j emu bergadang di malam hari. Tidak semest inya pasukan it u mengeluh kehausan at au lapar, sebelum mencapai sasaran dan t uj uan yang diinginkan. "

"Tet api kenyat aannya, ada sekelompok orang dari kalian yang memint a kelonggaran dengan "Tet api kenyat aannya, ada sekelompok orang dari kalian yang memint a kelonggaran dengan

"Ya Allah, kasihan benar orang-orangt ua kalian! Apalagi sebenarnya yang kalian f ikirkan? Tidakkah kalian menyadari bahwa kekuat an kali an sekarang sudah berkurang? Tidakkah kalian dapat melihat negeri kalian ini sudah diserang? Apa sebab kalian masih berpaling muka? Bukankah musuh-musuh kalian it u sudah bersat u, bekerj a keras dan bert ukar-f ikiran, sedang kalian sekarang bercerai-berai, bert engkar dan saling mengelabui sat u sama lain? Jika kalian bersat u, kalian past i selamat . "

"Oleh karena it u bangunkanlah orang-orang yang sedang t idur nyenyak. Semoga Allah memberikan rahmat -Nya kepada kalian. Yang kali an perangi it u bukan lain adalah kaum t hulaqa dan ket urunan orang-orang t hulaqa, yait u orang-orang yang memeluk Islam hanya karena t erpaksa. Orang-orang yang dahulu memerangi Rasul Allah s. a. w. , orang-orang yang memusuhi Al Qur'an dan Sunnah, orang-orang yang dahulu bergabung dan bersekut u dalam perang Ahzab melawan kaum muslimin, orang-orang ahli bid'ah yang banyak menimbulkan keonaran, orang- orang yang dit akut i karena kej ahat annya, orang-orang yang menyeleweng dari agama, pemakan barang yang bat hil dan budak-budak dunia! "

"Amr bin Al Ash it u sebenarnya condong kepadaku. Ia berf ihak pada Muawiyah hanya set elah menerima j anj i akan diberi kekuasaan besar at as Mesir. Ia t idak segan-segan menj ual agamanya unt uk mendapat kan kepent ingan dunia! Muawiyah membelinya dengan menghamburkan uang kekayaan kaum muslimin! Di ant ara orang f asik it u ada yang pernah dihukum cambuk karena meneguk minuman haram. Mereka it ulah yang sekarang sedang menj adi pemimpin kaumnya. Orang-orang yang t idak kusebut kan perbuat an buruknya, banyak yang lebih j ahat dan lebih berbahaya. Yait u orang-orang yang j ika sudah berpisah dari kalian, memperlihat kan kebenciannya t erhadap kalian. Mereka membangga-banggakan diri, menindas orang lain sewenang-wenang, congkak, dengki dan banyak berbuat kerusakan di bumi. Mereka mengikut i hawa naf su dan memerint ah dengan korup dan j alan suap (rasywah). Sedangkan kalian, walaupun t idak saling bant u dan bert awakkal secara keliru, namun kalian masih j auh lebih benar daripada j alan mereka. "

"Di ant ara kalian t erdapat orang-orang arif bij aksana (hukama), alim ulama, f uqaha (para ahli hukum syariat ), pengaj ar-pengaj ar Al-Qur'an, or ang-orang yang hidup zuhud di dunia, orang- orang yang gemar mengunj ungi masj id dan orang-orang ahli membaca Al Qur'an. "

"Apakah kalian rela dan t idak marah kalau orang-orang berperangai j ahat , bengis dan kerdil sepert i mereka it u hendak memaksakan kekuasaan kepada kalian? Dengarkanlah kat a-kat aku dan t aat ilah perint ahku bila kuperint ahkan. Fahamilah nasihat ku j ika aku beri nasihat . Percayailah ket egasanku bila aku sudah bert indak. Ikut ilah kebulat an t ekadku bila aku sudah berniat ! Bangunlah mengikut i kebangkit anku dan seranglah orang-orang yang kuserang! Jika kalian membangkang, kalian t idak akan mendapat kan pet unj uk yang benar dan kalian t idak akan dapat bersat u. Terj unilah peperangan dan siapkan semua perlengkapan. Perang sudah berkobar dan apinya masih menyala-nyala. Or ang-orang yang dzalim it u hendak membasmi kalian melalui peperangan dengan t uj uan unt uk dapat leluasa memadamkan cahaya Allah. "

"Demi Allah, seandainya aku seorang diri menj umpai mereka berada di t engah-t engah penghuni bumi ini, lant as aku menaruh perhat ian kepada mereka, at au aku lant as lari menj auhi mereka karena t akut , it u berart i aku sudah sama sesat nya sepert i mereka! Jalan hidayat yang selama ini kupegang t eguh, benar-benar kuhayat i dengan penuh kesadaran dan keyakinan sert a berdasarkan pet unj uk Allah Tuhanku. Aku sungguh-sungguh sudah sangat rindu ingin berj umpa dengan Allah, dan aku benar-benar menunggu sert a mengharap-harap keindahan pahala dan "Demi Allah, seandainya aku seorang diri menj umpai mereka berada di t engah-t engah penghuni bumi ini, lant as aku menaruh perhat ian kepada mereka, at au aku lant as lari menj auhi mereka karena t akut , it u berart i aku sudah sama sesat nya sepert i mereka! Jalan hidayat yang selama ini kupegang t eguh, benar-benar kuhayat i dengan penuh kesadaran dan keyakinan sert a berdasarkan pet unj uk Allah Tuhanku. Aku sungguh-sungguh sudah sangat rindu ingin berj umpa dengan Allah, dan aku benar-benar menunggu sert a mengharap-harap keindahan pahala dan

"Tet api kerisauan dan kekecewaan meresahkan hat iku dan kekhawat iran menggelisah-kan

f ikiranku, karena aku t akut kalau-kalau ummat ini akan dikuasai oleh manusia-manusia j ahat dan durhaka. Kemudian mereka it u akan menggunakan kekayaan Allah sebagai alat kekuasaan, menj adikan hamba-hamba Allah sebagai budak belian, menj adikan orang-orang saleh sebagai umpan peperangan, dan menj adikan orang-orang yang berlaku adil sebagai golongan t erpencil. "

"Demi Allah, kalau bukan karena semuanya it u, aku t idak akan t erus menerus mengaj ak kalian, mempersat ukan kalian dan mendorong kalian supaya berj uang. Kalian past i sudah kut inggalkan. Demi Allah aku ini berada di at as j alan yang benar, dan aku sungguh-sungguh ingin mat i syahid. Insyaa Allah, aku akan berangkat ke medan j uang bersama-sama kalian. Berangkat lah kalian, baik dalam keadaan merasa ringan at au pun merasa berat . Berj uanglah di j alah Allah dengan hart a dan nyawa kalian. Sesungguhnya, Allah besert a orang-orang yang sabar. "

Pernyat aan t ert ulis Imam Ali r. a. t ersebut di at as, secara keseluruhan menggambarkan bet apa sulit dan berat nya persoalan yang dihadapinya sepeninggal Rasul Allah s. a. w. , t erut ama set elah dibai'at oleh kaum muslimin sebagai Khalif ah dan Amirul Mukminin.

Serbuan Muawiyah ke Mesir Set elah perang Shif f in berhent i dan Muawiyah bi n Abi Suf yan melihat t idak ada lagi serangan yang dilancarkan Imam Ali r. a. , ia mengumpulkan para penasehat nya unt uk dimint ai pendapat t ent ang rencana merebut wilayah Mesir dari kekuasaan Imam Ali.

Kepada para penasehat nya it u Muawiyah ant ara lain berkat a: "Kalian t elah menyaksikan sendiri kemenangan yang t elah dilimpahkan Allah kepada kit a. Pada mulanya mereka t idak ragu-ragu hendak menghancurkan kalian, menduduki negeri kalian dan menguasai kalian. Akan t et api Allah t elah menggagalkan niat j ahat mereka. Dengan pert olongan Allah kalian t elah berhasil mengalahkan mereka. Kalian mohon keadilan (t ahkim) kepada Allah, dan Allah sekarang t elah menj at uhkan hukum-Nya at as mereka. Allah t elah memperkokohkan persat uan kit a, mempererat persaudaraan kit a, membuat musuh kit a berpecah-belah, saling kaf ir mengkaf irkan dan saling bunuh membunuh. Demi Allah aku mengharap mudah-mudahan Allah akan lebih menyem-purnakan lagi kemenangan kit a. Sekarang aku sedang berf ikir unt uk menyerbu Mesir. Bagaimana pendapat kalian…?"

Menanggapi pert anyaan Muawiyah it u, para penasehat nya menj awab, bahwa mengenai hal it u mereka mendukung apa yang menj adi pendapat Amr Ibnul Ash.

Berdasarkan pernyat aan para penasehat nya it u, Muawiyah menj elaskan: "Amr memang sudah mempunyai pendapat t egas dan bert ekad hendak menyerbu Mesir, t et api ia belum menj elaskan langkah-langkah apa yang harus kit a lakukan! "

Unt uk menj elaskan langkah-langkah apa yang harus dilakukan it u, Amr bin Al Ash berkat a: "Aku sekarang hendak menj elaskan apa yang sebaiknya harus engkau lakukan. Aku berpendapat , sebaiknya engkau mengirim pasukan yang besar di bawah pimpinan seorang kuat , t egas dan mendapat kepercayaan penuh. Bila sudah masuk ke Mesir ia past i akan mendapat dukungan penduduk yang sependirian dengan kit a. Sedangkan t erhadap orang-orang yang memusuhi kit a, mereka harus kit a t undukkan dengan kekerasan. Kalau pasukan dan para pengikut mu sudah bulat sepakat unt uk memerangi musuh-musuhmu, kuharap Allah s. w. t . akan memenangkan engkau…"

"Selain it u, bagaimana pendapat mu t ent ang apa yang perlu kit a lakukan sebelum menyerang mereka?" t anya Muawiyah kepada Amr bin Al-Ash.

"Aku belum t ahu…, " sahut Amr.

"Aku mempunyai pendapat lain, " uj ar Muawiyah melanj ut kan perkat aannya. "Kuf ikir, sebaiknya kit a menyurat i dulu pendukung-pendukung kit a dan musuh-musuh kit a di Mesir. Kepada para pendukung kit a anj urkan supaya mereka t et ap sabar dan t abah menunggu kedat angan pasukan kit a. Sedangkan kepada musuh-musuh kit a, sebaiknya mereka it u kit a aj ak berdamai lebih dulu, sambil kit a gert ak dengan kekuat an angkat an perang kit a. Jika mereka menyambut baik aj akan kit a sehingga t idak t erj adi peperangan, it ulah yang kit a inginkan. Tet api j ika mereka menolak, kit a t idak menemukan cara lain kecuali harus kit a perangi…"

"Kalau begit u, baiklah, " j awab Amr. "Kaulaksanakanlah pendapat it u. Demi Allah, bagaimanapun j uga akhirnya past i t erj adi peperangan…"

Selesai pert emuan, Muawiyah segera menulis surat kepada dua orang t okoh pendukung-nya di Mesir, yait u Maslamah bin Makhlad dan Muawiyah bin Hudaij Al-Kindiy. Dua orang t okoh t ersebut adalah penent ang Imam Ali r. a. Dalam surat nya Muawiyah bin Abi Suf yan ant ara lain mengat akan: "Allah s. w. t . t elah memikulkan t ugas besar di at as pundak kalian. Dengan t ugas it u kalian akan mendapat pahala sangat besar dan Allah akan mengangkat kedudukan sert a mart abat kalian. Kalian menunt ut balas at as t erbunuhnya Khalif ah yang madzlum (yakni Ut sman bin Af f an). Ket ika kalian melihat hukum Allah dibiarkan, kalian marah, kemudian kalian berj uang melawan orang dzalim yang memusuhi Ut sman. Hendaknya kalian t et ap t eguh berpendirian sepert i it u dan t eruskan perj uangan melawan musuh kalian. Tariklah orang-orang yang masih menj auhi kalian berdua agar mereka mau mengikut i pimpinan kalian. Sebuah pasukan akan dat ang unt uk memperkuat kalian, dan set elah it u akan t ersingkirlah semua yang t idak kalian sukai, dan apa yang kalian inginkan akan t erwuj ud. Wassalaam. "

Surat Muawiyah t ersebut dibawa oleh seorang maula, bernama Subai, ke Mesir, unt uk dit erimakan kepada dua t okoh pendukung Muawiyah t ersebut di at as t adi.

Set elah dibaca oleh Maslamah bin Makhlad, surat it u dit eruskan kepada Muawiyah bin Hudaij disert ai pemberit ahuan, bahwa surat it u akan di balasnya sendiri dan j uga at as nama Muawiyah bin Hudaij . Muawiyah bin Hudaij menyat akan perset uj uannya agar Maslamah menulis j awaban kepada Muawiyah bin Abi Suf yan.

Dalam surat j awabannya Maslamah ant ara lain mengat akan: "…Perint ah yang dipercayakan kepada kami berdua unt uk t erus melawan musuh, merupakan kewaj iban yang akan kami laksanakan, dengan harapan semoga Allah akan melimpahkan pahala kepada kit a. Mudah- mudahan Allah akan memenangkan kit a at as orang-orang yang menent ang kit a, dan akan mempercepat pembalasan t erhadap orang-orang yang t elah berbuat j ahat memusuhi pemimpin kit a, dan yang hendak menginj ak-inj ak negeri kit a.

"Di negeri ini (Mesir) kami t elah menyingkirkan orang-orang dzalim dan t elah membangkit kan orang-orang yang bersikap adil. Engkau t elah menyebut -nyebut dukungan dan bant uan kami unt uk mempert ahankan kekuasaan yang ada di t anganmu. Demi Allah, kami t elah bangkit melawan musuhmu bukan dengan niat unt uk memperoleh kekayaan. Bukan it u yang kami inginkan, meskipun Allah mungkin akan melimpahkan imbalan pahala di dunia dan akhirat . Kirimkanlah segera kepada kami pasukan berkuda dan pej alan kaki. Sebab musuh sudah siap hendak menyerang kami, sedang kekuat an kami sangat kecil dibanding dengan mereka. Pada saat bant uanmu t iba, Allah past i akan menj amin kemenangan bagimu. . . "

Surat Maslamah dan Ibnu Hudaij it u dit erima Muawiyah di saat ia sedang berada di Palest ina. Para penasehat nya menyarankan supaya Muawiyah cepat -cepat mengirimkan pasukan ke Mesir. Mereka mengat akan: "Insyaa Allah, engkau past i akan berhasil menaklukannya…"

Muawiyah kemudian memerint ahkan Amr bin Al Ash supaya segera memobilisasi pasukan. Set elah siap segala-galanya, Amr diperint ahkan berangkat ke Mesir memimpin pasukan Muawiyah kemudian memerint ahkan Amr bin Al Ash supaya segera memobilisasi pasukan. Set elah siap segala-galanya, Amr diperint ahkan berangkat ke Mesir memimpin pasukan

Set ibanya dekat Mesir, Amr bin Al Ash dan pasukannya berhent i. Di t empat it u orang-orang dari penduduk Mesir yang menj adi pengikut Ut sman bin Af f an r. a. dat ang bergabung. Kemudian Amr mengirim surat kepada Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Isinya ant ara lain: "Hai Ibnu Abu Bakar…, serahkanlah kedudukanmu kepadaku, karena t anganmu berlumuran darah (Ut sman). Aku t idak ingin melihat engkau celaka di t anganku. Di negeri ini banyak orang yang sudah bert ekad hendak melawanmu, menolak perint ahmu, dan menyesal pernah menj adi pengikut mu. Mereka hendak menyerahkan dirimu kepadaku di wakt u keadaan sudah menj adi gent ing. Kunasehat kan, sebaiknya kaut inggalkan saj a negeri ini. . . ! "

Bersamaan dengan surat it u, oleh Amr j uga dilampirkan surat Muawiyah yang dit uj ukan kepada Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq. Surat Muawiyah bin Abi Suf yan it u isinya ant ara lain: "Apabila kedzaliman dan kedurhakaan sudah meraj alela, past i besarlah akibat buruk yang dit imbulkan. Orang yang t elah menumpahkan darah secara t idak sah, t ak akan t erhindar dari pembalasan di dunia dan siksa berat di akhirat . Aku belum pernah melihat orang yang melebihi engkau dalam berbuat j ahat , mencerca dan menent ang Ut sman bin Af f an. Bersama-sama orang lain engkau berusaha dan saling bant u unt uk menumpahkan darahnya. Lant as, apakah engkau mengira bahwa aku akan melupakan perbuat anmu it u?"

Set erusnya dikat akan: "Sekarang engkau t inggal di sebuah negeri dengan aman dan t ent eram, padahal di negeri it u banyak sekali pengikut dan pendukungku. Mereka it u ialah orang-orang yang sependirian dengan aku, menolak semua omonganmu, dan bert eriak mint a t olong kepadaku. Aku t elah mengerahkan sebuah pasukan unt uk memerangimu, dan mereka it u adalah orang-orang yang sangat dendam t erhadap dirimu. Mereka akan menumpahkan darahmu, dan akan bert aqarrub kepada Allah melalui perj uangan melawanmu. Mereka t elah bersumpah hendak membunuhmu. Seandainya mereka t idak sampai dapat memenuhi sumpah masing- masing, Allah past i akan mencabut nyawamu, ent ah melalui t angan mereka at au t angan para hamba-Nya yang lain. Engkau kuperingat kan, bahwa Allah t et ap menunt ut balas kepadamu at as t erbunuhnya Ut sman, yang disebabkan oleh kedzalimanmu, kedurhakaanmu dan t usukan t ombakmu. Walaupun begit u…, aku t idak ingi n membunuhmu. Aku t idak mau berbuat sepert i it u t erhadap dirimu. Allah t idak akan menyelamat kan dirimu dari pembalasan, di mana pun engkau berada dan sampai kapan pun j uga. Ol eh karena it u, lepaskanlah kedudukanmu dan selamat kan dirimu sendiri. Wassalaam. "

Set elah dua surat t ersebut dibaca oleh Muhammad bin Abu Bakar, kemudian dilipat unt uk dit eruskan kepada Amirul Mukminin Imam Ali r. a. , dengan disert ai pengant ar sebagai berikut : "Ya Amirul Mukminin, si durhaka Ibnul Ash kini t elah t iba dekat Mesir. Orang dari penduduk Mesir yang sependirian dengan dia berhimpun di sekelilingnya. Ia dat ang membawa sebuah pasukan besar. Kulihat ada t anda-t anda pat ah semangat di kalangan orang-orang yang menj adi pendukungku. Jika engkau masih t et ap hendak mempert ahankan Mesir, harap segera mengirimkan beaya dan pasukan. Wassalamu'alaika wa rahmat t ullahi wabarakaat uh. "

Sesudah Imam Ali r. a. membaca surat -surat yang dikirimkan oleh Muhammad bin Abu Bakar, ia segera menulis j awaban: "Ut usanmu t elah dat ang membawa surat mu kepadaku. Dalam surat Sesudah Imam Ali r. a. membaca surat -surat yang dikirimkan oleh Muhammad bin Abu Bakar, ia segera menulis j awaban: "Ut usanmu t elah dat ang membawa surat mu kepadaku. Dalam surat

Selanj ut nya Imam Ali r. a. mengat akan: "Sekal ipun f ihakmu lebih sedikit j umlahnya, namun Allah berkuasa menolong f ihak yang sedikit dan mengalahkan f i hak yang berj umlah banyak. Aku sudah membaca dua pucuk surat yang dikirimkan kepadamu oleh dua orang durhaka yang berpelukan mesra dalam perbuat an maksiyat , bergandeng-t angan dalam kesesat an, saling suap dalam pemerint ahan, dan sama-sama sombongnya t erhadap para ahli agama. Janganlah engkau gent ar menghadapi dua orang it u, dan j awablah mereka, engkau boleh menggunakan 'bahasa' apa saj a menurut kehendakmu. Wassalaam. "

Selesai menulis surat , Imam Ali r. a. segera mengumpulkan para pengikut nya kemudian mengucapkan khut bah: "Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan saudara-saudara kalian di Mesir sekarang menj erit mint a bant uan, karena anak si Nabighah (yakni Amr) sekarang sudah bergerak membawa pasukan besar hendak menyerang mereka. Anak si Nabighah it u ialah musuh Allah, musuh orang-orang yang hidup di bawah pimpinan Allah, dan pemimpinnya orang- orang yang memusuhi Allah. Oleh karena it u hai para saudara kit a di Mesir, Mesir j auh lebih besar daripada Syam, penduduknya pun lebih baik. Janganlah kalian sampai t erkalahkan di Mesir. Adalah suat u kehormat an bagi kalian j ika Mesir t et ap berada di t angan kalian. It u pun sekaligus merupakan pukulan hebat bagi musuh kali an. Berangkat lah kalian ke Jara'ah dan kit a semua besok akan berkumpul di sana. Insyaa Allah. "

Keesokan harinya Imam Ali r. a. berangkat ke Jara'ah. Set ibanya di sana ia berhent i menunggu sampai t engah hari. Ternyat a hanya 100 orang saj a yang dat ang hendak mengikut i. Melihat gelagat sepert i it u, Imam Ali r. a. pulang ke Kuf ah. Malam harinya ia mengumpulkan sej umlah pengikut t erkemuka. Dalam pert emuan it u Imam Ali r. a. t ampak sedih dan sangat kecewa. Ia berkat a: "Puj i syukur ke hadirat Allah yang mengat ur semua urusan menurut t akdir-Nya, dan yang menilai siapa-siapa berbuat kebaj ikan. Dialah yang memberi cobaan kepadaku dalam menghadapi kalian. Hai saudara-saudara, kalian it u sebenarnya adalah kelompok orang-orang yang t idak mau t aat bila kuperint ah, dan t idak mau menyambut bila kuaj ak. Celaka sekali kalian it u! Kemenangan apa yang kalian t unggu j ika kalian enggan berj uang membela hak-hak kalian? Di dunia ini sesungguhnya mat i lebih baik daripada hidup meninggalkan kebenaran! "

"Demi Allah, " kat a Imam Ali r. a. set erusnya, "seandainya maut dat ang kepadaku --dan biarlah ia dat ang-- kalian akan melihat aku benar-benar marah menj adi t eman bagi orang-orang sepert i kalian! Apakah kalian t idak mempunyai agama yang mewaj ibkan kalian bersat u? Apakah kalian t idak bisa marah kalau kehormat an kalian diinj ak-inj ak? Apakah kalian t idak mendengar bahwa musuh kalian hendak mengurangi wilayah negeri kalian dan mereka sekarang sedang melancarkan serangan t erhadap kalian? Apakah t idak aneh kalau orang-orang durhaka dan dzalim bisa menyambut baik aj akan Muawiyah dan bersedia dikerahkan kemana saj a menurut kehendaknya? Sedangkan kalian sendiri, t iap kuaj ak past i bert engkar, lari bercerai-berai menj auhi aku, mem-bangkang dan membant ah…! "

Di Mesir, set erimanya surat yang berisi pet unj uk dari Imam Ali r. a. , Muhammad bin Abu Bakar segera menulis j awaban kepada Amr bin Al Ash, yang isinya: "Aku sudah memahami isi surat mu dan t elah mengert i apa yang kausebut kan. Seolah-olah engkau t idak suka melihat ku celaka di Di Mesir, set erimanya surat yang berisi pet unj uk dari Imam Ali r. a. , Muhammad bin Abu Bakar segera menulis j awaban kepada Amr bin Al Ash, yang isinya: "Aku sudah memahami isi surat mu dan t elah mengert i apa yang kausebut kan. Seolah-olah engkau t idak suka melihat ku celaka di

Bersamaan dengan it u, Muhammad bin Abu Bakar j uga menulis j awaban kepada Muawiyah bin Abi Suf yan. Isinya ant ara lain: "Surat mu sudah kut erima. Engkau menyebut -nyebut persoalan Ut sman bin Af f an, suat u persoalan yang aku t idak perlu mint a maaf kepadamu. Seolah-olah engkau hendak memberi nasehat kepadaku dengan menggert ak supaya aku menyerahkan kedudukan kepadamu. Dengan menakut -nakut i aku, engkau sekaligus j uga berpura-pura menunj ukkan belas kasihan kepadaku. Padahal sebenarnya aku sendiri sangat mengharapkan bencana menimpa kalian. Mudah-mudahan Allah akan menghancur kan kalian dalam peperangan sehingga kalian akan menj adi orang-orang hina yang lari t unggang langgang. Kalau sampai engkau berkuasa di dunia ini, demi Allah, bet apa banyaknya orang dzalim yang akan kaubela. Bet apa banyaknya orang mukmin yang akan kaubunuh dan kaucincang! Hanya kepada Allah saj alah semua persoalan kembali. Sesungguhnya Dia-lah Maha Pengasih dan Penyayang…"

Set erimanya surat j awaban dari Muhammad bin Abu Bakar, Amr bin Al Ash dan pasukannya mulai bergerak memasuki Mesir. Mendengar berit a t ent ang gerakan Amr t ersebut , Muhammad bin Abu Bakar berpidat o di depan umum:

"Hai orang-orang yang beriman, ket ahuilah bahwa kaum yang sudah biasa melanggar kehormat an, yang t enggelam dalam kesesat an, dan yang t erus menerus berbuat sewenang- wenang sekarang sudah t erang-t erangan menyat akan permusuhan t erhadap kalian. Mereka sedang bergerak menuj u negeri kalian ini dengan membawa pasukan bersenj at a. Oleh karena it u, barang siapa yang menginginkan sorga dan pengampunan dari Allah s. w. t . , ia harus berani keluar dan berj uang melawan mereka dengan ni at semat a-mat a unt uk memperoleh keridhoan Allah. Maj ulah menggempur mereka bersama-sama Kinanah bin Bisyir! "

Kinanah bin Bisyir kemudian diserahi t ugas memimpin pasukan sebesar 2. 000 orang, sedangkan Muhammad bin Abu Bakar bert ahan di belakang dengan 2. 000 orang pengikut . Amr bin Al Ash bergerak t erus menghadapi pasukan Kinanah yang mengambil posisi di depan pasukan Muhammad. Ket ika sudah mendekat i pasukan Kinanah, Amr menggerakkan pasukannya regu demi regu. Tiap regu Syam yang berani mendekat , selalu berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kinanah. Ini t erj adi sampai berulang kali.

Ket ika Amr melihat pasukannya dalam keadaan meresahkan cepat -cepat ia mengirim kurir kepada Muawiyah bin Hudaij unt uk mint a bant uan. Permint aan Amr it u segera dipenuhi Muawiyah bin Hudaij dengan mengerahkan pasukan besar. Melihat pasukan musuh yang berj umlah sangat banyak it u, Kinanah dan sej umlah anggot a pasukannya t urun dari kuda, lalu melancarkan serangan keras t erhadap musuh dengan pedang. Dengan gigih ia menyerang t erus- menerus, dan akhirnya gugur di medan t empur sebagai pahlawan syahid.

Set elah Kinanah mat i t erbunuh, Muawiyah bin Hudaij maj u ke depan barisan unt uk mencari-cari Muhammad bin Abu Bakar. Wakt u it u para pendukung Muhammad sudah lari bercerai-berai meninggalkannya. Muhammad keluar berj alan kaki pelahan-lahan sampai t iba di sebuah rumah t ua yang sudah rusak. Lalu masuk ke dalam unt uk berlindung. Saat it u Amr rnasih bergerak t erus sampai ke Fust hat , sedangkan Ibnu Hudaij masih t erus mencari-cari Muhammad bin Abu Bakar. Akhirnya ia berj umpa dengan orang-orang yang sedang lari unt uk menyelamat kan diri. Wakt u Ibnu Hudaij bert anya apakah ada orang yang mencurigakan lewat , mereka menj awab: "Tidak! "

Tet api kemudian salah seorang di ant ara mereka menambahkan: "Aku t adi masuk ke dalam rumah t ua it u, dan kulihat di dalamnya ada seorang lelaki sedang duduk. "

Seket ika it u j uga Muawiyah bin Hudaij bert eriak: "Nah…, it u mest i dia…, demi Allah! " Bersama beberapa t emannya ia masuk ke dalam, lalu Muhammad bin Abu Bakar diseret keluar dalam keadaan hampir mat i kehausan, kemudian di bawa ke Fust hat .

Ket ika melihat saudaranya diseret -seret oleh Ibnu Hudaij , Abdurrahman bin Abu Bakar segera lari menemui Amr, kemudian berkat a: "Demi Allah, saudaraku j angan sampai dibunuh perlahan- lahan. Perint ahkan orang supaya melarang Ibnu Hudaij berbuat sepert i it u! "

At as permint aan Abdurrahman, Amr memerint ahkan supaya Muhammad bin Abu Bakar dibawa kepadanya. Akan t et api Ibnu Hudaij menj awab: "Kalian t elah membunuh anak pamanku, Kinanah bin Bisyir. Apakah aku harus membiarkan Muhammad hidup? Tidak! "

Dalam suasana sangat t egang it u Muhammad mint a diberi ai r set eguk unt uk menghilangkan dahaga. Permint aan Muhammad it u dit olak Ibnu Hudaij dengan kat a-kat a: "Set et espun engkau t idan akan kuberi air. Engkau dulu menghalang-halangi Ut sman bin Af f an sampai t idak bisa mendapat kan air minum, kemudian ia kau bunuh dalam keadaan "berpuasa" kehausan. Hai Ibnu Abu Bakar, demi Allah, engkau akan kubunuh dalam keadaan haus kekeringan. Biarlah Allah nant i memberi minum kepadamu dengan air mendidih dari neraka Jahim dan nanah! "

Muhammad bin Abu Bakar yang sudah hampir kehilangan t enaga masih menj awab dengan penuh semangat : "Hai anak perempuan Yahudi, pada hari it u nant i t idak ada urusan denganmu at au Ut sman. It u hanya semat a-mat a urusan Allah. Dia-lah yang akan memberi minum kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh, dan membuat musuh-musuh-Nya haus kekeringan! Yait u orang- orang sepert i engkau, t eman-t emanmu, orang yang mengangkat mu sebagai pemimpin, dan orang yang kau pimpin! Demi Allah, seandainya pedang masih ada di t anganku, orang-orangmu t idak akan dapat menyent uhku! "

"Tahukah engkau, " t anya Muawiyah bin Hudaij , "apa yang akan kuperbuat at as dirimu? Engkau akan kuj ej alkan ke dalam perut bangkai keledai it u, lant as akan kubakar sampai hangus! "

"Kalau engkau berbuat sepert i it u, " uj ar Muhammad bin Abu Bakar, "perbuat an it u sesungguhnya kaulakukan t erhadap seorang hamba Allah yang shaleh. Demi Allah, mudah- mudahan Allah akan membuat api yang kau gunakan unt uk menakut -nakut i it u menj adi sej uk dan t idak berbahaya. Sama sepert i api yang digunakan membakar Nabi Ibrahim a. s. dahulu. Dan mudah-mudahan Allah akan membuat mu dan membuat pemimpin-pemimpinmu sama sepert i Namrud dan orang-orang kepercayaannya. Semoga Allah akan membakarmu, membakar pemimpin-pemimpinmu, Muawiyyah dan orang it u (i a menunj uk dengan j ari ke arah Amr bin Al Ash)…, dengan api neraka yang berkobar-kobar. Tiap hampir padam akan lebih dikobarkan lagi oleh Allah! "

"Aku t idak membunuhmu secara dzalim, " j awab Muawiyah bin Hudaij . "Aku membunuhmu karena engkau t elah membunuh Ut sman! "

"Apa urusanmu dengan Ut sman, orang yang t elah berbuat dzalim dan menggant i hukum Allah, " sahut Muhammad bin Abu Bakar dengan t egas. "Pada hal Allah t elah berf irman (yang art inya): "Barang siapa menet apkan hukum t idak menurut apa yang t elah dit urunkan Allah, mereka adalah orang-orang kaf ir, orang-orang dzalim, orang-orang durhaka. Kami bert indak keras t erhadapnya karena hal-hal yang t elah di perbuat olehnya. Kami menunt ut supaya ia melepaskan j abat an, t et api ia menolak, dan akhirnya ia dibunuh orang! "

Mendengar j awaban Muhammad it u, Muawiyah bin Hudaij naik pit am. Pedang diayun dan

Muhammad bin Abu Bakar dipenggal lehernya. Jenazahnya dij ej alkan ke dalam perut keledai, kemudian dibakar sampai hangus.

Mendengar saudaranya mengalami nasib malang, Si t t i Aisyah r. a. t ersayat -sayat hat inya dan sangat sedih. Tiap selesai shalat ia selalu mohon kepada Allah s. w. t . supaya menj at uhkan adzab kepada Muawiyah bin Abi Suf yan, Amr bin Al Ash, Muawiyah bin Hudaij . Keluarga yang dit inggalkan Muhammad di pelihara oleh Sit t i Aisyah r. a. , t ermasuk Al-Qasim bin Muhammad.

Menurut berbagai sumber riwayat , sej ak t erj adinya perist iwa sangat kej am it u Sit t i Aisyah r. a. t idak mau lagi makan panggang daging sampai akhir hayat nya. Tiap t eringat kepada saudaranya, ia menyumpah-nyumpah: "Binasalah Muawiyah bin Abi Suf yan, Amr bin Al Ash, Muawiyah bin Hudaij ! "

Sedangkan Asma bint i 'Umais, ibu Muhammad, ket ika mendengar kemalangan menimpa anak kandungnya, ia munt ah darah dalam mushalla, akibat menahan marah dan dendam.

Wakt u Imam Ali r. a. mendengar berit a t ewasnya Muhammad bin Abu Bakar, ia sangat pilu dan sedih. Tindakan buas t erhadap Muhammad it u t erbayang-bayang di pelupuk mat anya. Dalam suat u khut bahnya sesudah kej adian it u ia mengat akan: "Mesir sekarang t elah dit aklukkan oleh orang-orang durhaka dan pemimpin-pemimpin dzalim lagi bat hil. Mereka it u ialah orang-orang yang selama ini berusaha membendung j alan menuj u kebenaran Allah, dan orang-orang yang hendak menyelewengkan agama Islam. Muhammad bin Abu Bakar t elah gugur sebagai pahlawan syahid. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepadanya. Perhit ungan t ent ang kemat iannya it u kit a serahkan kepada Allah. "

"Demi Allah, " kat a Imam Ali r. a. selanj ut nya, "sebagaimana kuket ahui ia memang seorang yang penuh t awakkal kepada Allah dan rela meneri ma t akdir Ilahi. Ia t elah berbuat unt uk memperoleh pahala. Ia seorang yang sangat benci kepada segala bent uk kedurhakaan, dan sangat mencint ai j alan hidup orang-orang beriman. "

"Demi Allah, aku t idak menyesali diriku karena t idak sanggup berbuat . Aku t ahu benar bagaimana berat nya resiko penderit aan dalam peperangan. Aku sanggup dan berani menghadapi perang, aku mengert i bagaimana harus bert indak t egas, dan aku pun mempunyai pendapat yang t epat . Oleh karena it u aku berseru kepada kalian unt uk memperoleh balabant uan dan pert olongan. Tet api kalian t i dak mau mendengarkan perkat aanku, t idak mau ment aat i perint ahku, sehingga urusan yang kit a hadapi ini berakibat sangat buruk.

"Kurang lebih 50 hari yang lalu, kalian kuaj ak membant u saudara-saudara kalian di Mesir, t et api kalian maj u mundur. Kalian merasa berat sepert i orang-orang yang memang t idak mempunyai niat berj uang, yait u orang-orang yang t idak pernah berf ikir ingin memperoleh imbalan pahala. "

"Akhirnya aku hanya dapat menghimpun pasukan kecil, j umlahnya sangat sedikit , lemah dan t idak kompak. Mereka ini seolah-olah hanya unt uk digiring menghadapi maut yang ada di depan mereka! Alangkah buruknya kalian it u! "

Selesai mengucapkan khut bah yang pedas didengar it u, ia t urun dan pergi.

Teror Abdul Rahman bin Mulj am Sekelompok orang-orang Khawarij berkumpul memperbincangkan nasib sanak f amili dan t eman- t eman mereka yang t elah mat i t erbunuh dalam berbagai peperangan. Mereka berpendapat , bahwa t anggung-j awab at as t erj adinya pert umpahan darah selama ini harus dipikul oleh t iga orang: Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Suf yan dan Amr bin Al Ash. Tiga orang it u oleh mereka disebut dengan ist ilah "pemimpin-pemimpin yang sesat ".

Salah seorang di ant ara yang sedang berkumpul it u, bernama Al barak bin Abdullah. Ia bangkit Salah seorang di ant ara yang sedang berkumpul it u, bernama Al barak bin Abdullah. Ia bangkit

Teriakan Albarak it u diikut i oleh Amr bin Bakr dengan kat a-kat a: "Aku yang membikin beres Amr bin Al Ash! "

Abdurrahman bin Mulj am t ak mau ket inggalan. Ia bert eriak: "Akulah yang akan membikin beres Ali bin Abi Thalib! "

Tiga orang t ersebut kemudian bersepakat unt uk melaksanakan pembunuhan dalam sat u malam t erhadap t iga orang calon korban: Imam Ali r. a. , Muawiyah bin Abi Suf yan dan Amr bin Al Ash. Terdorong oleh kekacauan aqidah dan semangat balas dendam, t iga orang Khawrij it u bert ekad hendak cepat -cepat melaksanakan rencana mereka.

Berangkat lah Abdurrahman bin Mulj am meni nggalkan Makkah menuj u Kuf ah. Set ibanya di Kuf ah, ia singgah di rumah salah seorang t eman-lamanya. Di sit u ia bert emu dengan seorang gadis bernama Qit ham bint i Al Akhdar. Paras gadis ini elok dan cant ik. Tidak ada gadis lain di daerah it u yang mengungguli kecant ikan parasnya. Ayah dan saudara lelaki Qit ham adalah orang-orang Khawarij yang mat i t erbunuh dalam perang Nehrawan.

Wakt u melihat kecant ikan gadis it u, Abdurrahman bin Mulj am sangat t erpesona dan t ergiur hat inya. Dengan t erus t erang ia bert anya kepada Qit ham, bagaimana pendapat gadis j elit a it u kalau ia mengaj ukan lamaran unt uk dij adikan ist eri. Qit ham ket ika it u menyahut : "Maskawin apa yang dapat kauberikan kepadaku?"

"Terserah kepadamu, apa yang kauinginkan, " j awab Abdurrahman bin Mulj am.

"Aku hanya mint a supaya engkau sanggup memberi empat macam, " sahut gadis it u menj elaskan: "Uang sebesar 3. 000 dirham, seor ang budak lelaki dan seorang budak perempuan dan kesanggupanmu membunuh Ali bin Abi Thalib! "

Mengenai permint aanmu yang berupa uang 3. 000 dirham, seorang budak lelaki dan seorang budak perempuan, aku past i dapat memenuhinya, " j awab Abdurrahman, "t et api t ent ang membunuh Ali bin Abi Thalib, bagaimana aku bisa menj amin?"

"Engkau harus bisa mengint ai kelengahannya, " uj ar Qit ham. "Jika engkau berhasil membunuh dia, aku dan engkau akan bersama-sama merasa lega dan engkau akan dapat hidup disampingku selama-lamanya! "

Sebenarnya, sebelum Abdurrahman bert emu dengan Qit ham bint i Al Akhdar, ia sudah mulai bimbang melaksanakan niat membunuh Imam Ali r. a. Sebab, t idaklah mudah bagi dirinya melaksanakan pembunuhan it u. Perbuat an it u merupakan t indakan pet ualangan yang berbahaya bagi keselamat an j iwanya. Tet api surat an t akdir rupanya mengendaki supaya Abdurrahman lebih bert ambah berani, hilang keraguannya dan nekad berbuat dosa yang amat j ahat . Tampaknya t akdir membiarkan t angan Abdurrahman nyelonong bagaikan anak-panah t erlepas dari busurnya. Secara kebet ulan ia seolah-olah digiring singgah ke rumah t eman lamanya dan dipert emukan dengan seorang gadis bernama Qit ham! Set elah t erj adi pembicaraan t ent ang maskawin, akhirnya Abdurrahman mernberikan j awaban t erakhir: "Permint aanmu t ent ang pembunuhan Ali bin Abi Thalib akan kupenuhi. "

Sebagaimana t ersebut di at as t adi Al-Barak bin Abdullah, Amr bin Bakr dan Abdurrahman bin Mulj am, t elah sepakat hendak melasanakan pembunuhan serent ak dalam sat u malam, pada wakt u subuh. Tet api t erj adi sat u kebet ulan yang agak aneh j uga, karena t ragedi yang dit imbulkan oleh t iga orang komplot an t ersebut t ernyat a berakhir dengan akibat yang berlainan.

Amr bin Al-Ash secara kebet ulan t idak mengalami nasib sepert i yang dialami t emannya. Cerit a t ent ang perist iwanya it u sebagai berikut : "Pada malam t erj adinya perist iwa it u, Amr bin Al-Ash merasa t erganggu kesehat annya. Ia t idak keluar bersembahyang di masj id dan t idak j uga unt uk keperluan lainnya. Ia memerint ahkan seorang pet ugas keamanan, bernama Kharij ah bin Hudzaf ah, supaya mengimami shalat subuh j ama'ah sebagai penggant inya. Amr bin Bakr menduga, bahwa Kharij ah it u adalah Amr bin Al-Ash. Amr bin Bakr segera menyelinap dan mendekat , kemudian Kharij ah dit ikam dengan senj at a t aj am. Seket ika it u j uga Kharij ah meninggal dan Amr bin Bakr sendiri t ert angkap basah. Wakt u dihadapkan kepada Amr bin Al- Ash, ia (Amr bin Al Ash) berkat a kepadanya : 'Engkau menghendaki nyawaku, t et api Allah t ernyat a menghendaki nyawa Kharij ah bin Hudzaf ah! ' Set elah it u ia memerint ahkan supaya Amr bin Bakr segera dibunuh. "

Adapun Muawiyah yang menj adi sasaran Al-Barak bin Abdullah, pada saat ia sedang lengah, dit ikam oleh Al-Barak. Muj ur bagi Muawiyah. Ia t idak mat i, sebab t ikaman it u hanya mengenai samping pant at nya. Hal it u dimungkinkan karena sej ak t erbukanya permusuhan ant ara Imam Ali r. a. dengan dirinya, Muawiyah selalu mengenakan baj u berlapis besi. Al-Barak t ert angkap dan ia dihadapkan kepada Muawiyah.

Mengenai perist iwa ini t erdapat penulisan sej arah yang agak berlainan. Abu Faraj Al-Ashf ahaniy mengat akan: "Wakt u Al-Barak dihadapkan kepada Muawiyah, ia berkat a: "Aku membawa berit a unt ukmu. " Muawiyah bert anya: "Berit a Apa?"

Al-Barak lalu mencerit akan apa yang pada malam it u dilakukan oleh dua orang t emannya. "Malam it u…, " kat anya, "…Ali bin Abi Thalib akan mat i dibunuh. Biarlah aku kau t ahan dulu. Jika benar ia mat i t erbunuh, t erserahlah apa yang hendak kau lakukan t erhadap diriku. Tet api j ika t ernyat a ia t idak berhasil dibunuh, aku berj anj i kepadamu, akulah yang akan membunuhnya. Lant as aku akan kembali lagi kepadamu menyerahkan diri. Selanj ut nya t erserah hukuman apa yang akan kau j at uhkan at as diriku! "

Al-Barak lalu dit ahan oleh Muawiyah. Set elah t erdengar berit a t ent ang t erbunuhnya Imam Ali r. a. , Al-Barak dibebaskan.

Sumber riwayat lain mengat akan dengan past i, bahwa wakt u Al-Barak dihadapkan kepada Muawiyah, seket ika it u j uga Muawiyah memerint ahkan supaya Al-Barak segera dibunuh.

Waf at Allah s. w. t . rupanya t elah ment akdirkan bahwa Imam Ali r. a. harus meninggal karena pembunuhan pada wakt u subuh t anggal 17 Ramadhan, t ahun 40 Hij riyah. Ket ika Imam Ali r. a. sedang menuj u masj id, sesudah mengambil air sembahyang unt uk melakukan shalat subuh, t iba-t iba muncul Abdurrahman bin Mulj am dengan pedang t erhunus. Imam Ali r. a. yang t erkenal ulung it u t ak sempat lagi mengelak. Pedang yang dit ebaskan Abdurrahman t epat mengenai kepalanya. Luka berat merobohkannya ke t anah. Imam Ali r. a. segera diusung kembali ke rumah.

Saat it u semua orang geram sekali hendak melancarkan t indakan balas dendam t erhadap Ibnu Mulj am. Tet api Imam Ali r. a. sendiri t et ap lapang dada dan ikhlas, t idak berbicara sepat ahpun t ent ang balas dendam. Tak ada isyarat apa pun yang diberikan ke arah it u. Semua orang yang berkerumun di pint u rumahnya merasa sedih. Mereka berdoa agar Imam Ali r. a. dilimpahi rahmat Allah yang sebesar-besarnya dan dipulihkan kembali kesehat annya. Semua mengharap semoga ia dapat melanj ut kan perj uangan menghapus penderit aan manusia.

Beberapa orang sahabat Imam Ali r. a. mendat angkan t abib t erbaik di Kuf ah. Seorang t abib yang berpengalaman mengobat i luka, bernama At sir Ibnu Amr bin Hani. Set elah memeriksa luka-luka di kening, dengan hat i cemas dan suara put us asa, At sir memberi t ahu: "Ya Amiral Mukminin, Beberapa orang sahabat Imam Ali r. a. mendat angkan t abib t erbaik di Kuf ah. Seorang t abib yang berpengalaman mengobat i luka, bernama At sir Ibnu Amr bin Hani. Set elah memeriksa luka-luka di kening, dengan hat i cemas dan suara put us asa, At sir memberi t ahu: "Ya Amiral Mukminin,

Imam Ali r. a. t idak mengeluh. Ia menyerahkan nasib sepenuhnya kepada Allah s. w. t . Ia memanggil dua orang put eranya: Al Hasan r. a. dan Al Husein r. a. Dari seluruh hidupnya yang penuh dengan pengalaman-pengalaman pahit dalam perj uangan menegakkan kebenaran Allah dan Rasul-Nya, Imam Ali r. a. menarik pelaj aran-pelaj aran yang sangat t inggi nilainya. Hal it u dit uangkan dalam wasiyat yang diberikan kepada put era-put eranya beberapa saat sebelum meninggalkan dunia yang f ana ini.

Abu Ja'f ar Muhammad bin Jarir At Thabariy dalam Tarikh-nya dan Abu Faraj Al Ashf ahaniy dalam Maqat ilut Thalibiyyin masing-masing menget engahkan wasiyat Imam Ali r. a. sebagai berikut :

"Aku bersaksi bahwa t iada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa t anpa sekut u apapun bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, diut us membawa hidayat dan agama yang benar, unt uk dimenangkan at as agama-agama lain, walau kaum musyrikin t idak menyukainya. Kemudian shalat ku, ibadahku, hidup dan mat iku, semuanya kupersembahkan kepada Allah, Tuhan penguasa alam semest a, t anpa sekut u apa pun bagi-Nya. It ulah yang diperint ahkan kepadaku, dan aku ini adalah orang muslim pert ama.

"Kuwasiyat kan kepada kalian berdua supaya t et ap bert aqwa kepada Allah. Janganlah kalian mengej ar-ngej ar dunia walau dunia mengej ar kalian, dan j anganlah menyesal j ika ada sebagian dunia it u lepas meninggalkan kalian. Kat akanlah hal-hal yang benar dan berbuat lah unt uk memperoleh pahala akhirat . Jadilah kalian penent ang orang dzalim dan pembela orang madzlum. "

"Kuwasiyat kan kepada kalian berdua, kepada semua anak-anakku, para ahlu-bait ku, dan kepada siapa saj a yang mendengar wasiyat ku ini, supaya senant iasa bert aqwa kepada Allah. Hendaknya kalian mengat ur baik-baik urusan kalian dan j agalah hubungan persaudaraan di ant ara kalian. Sebab aku mendengar sendiri Rasul Allah s. a. w. mengat akan: Memperbaiki dan menj aga baik- baik hubungan persaudaraan ant ara sesama kaum muslimin lebih af dhal daripada sembahyang dan puasa umum. Ket ahuilah, bahwa pert engkaran it u merusak agama, dan ingat lah bahwa t ak ada kekuat an apa pun selain at as perkenaan Allah. Perhat ikanlah keadaan sanak f amili kalian dan erat kan hubungan dengan mereka, Allah akan melimpahkan kemudahan kepada kalian di hari perhit ungan kelak. "

"Allah…, Allah, perhat ikanlah anak-anak yat im. Janganlah mereka it u sampai kelaparan dan j angan sampai kehilangan hak. Aku mendengar sendiri Rasul Allah s. a. w. berpesan: Barang siapa mengasuh anak yat im sampai ia menj adi kecukupan, orang it u past i akan dikaruniai sorga oleh Allah. Sama halnya sepert i siksa neraka yang past i akan dit impakan Allah kepada orang yang memakan hart a anak yat im. "

"Allah…, Allah, perhat ikanlah Al -Qur'an, j angan sampai kalian kedahuluan orang lain dalam mengamalkannya. Allah…, Allah…, perhat ikanlah t et angga-t et angga kalian, sebab mereka it u adalah wasiyat Nabi kalian. Sedemikian sungguhnya beliau mewasyiat kan, sampai kami menduga bahwa beliau akan menet apkan hak wari s bagi mereka. Allah…, Allah…, perhat ikanlah rumah Allah, masj id Al-Haram, j anganlah kalian t inggalkan selama kalian masih hidup. Sebab j ika sampai kalian t inggalkan, kalian t idak akan dipandang orang. Barang siapa selalu dekat kepadanya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang t elah lalu. Allah…, Allah…, peliharalah shalat baik-baik, sebab shalat it u amal perbuat an yang paling mulia dan merupakan t iang agama kalian. Allah…, Allah…, t unaikanlah zakat sebagaimana mest inya, sebab zakat it u meniadakan murka Allah. Allah…, Allah…, laksanakanlah puasa bulan Ramadhan, sebab puasa it u merupakan penut up j alan ke neraka. "

"Allah…, Allah…, berj uanglah di j alan Allah dengan hart a dan j iwa kalian. Hanya ada dua macam saj a orang yang berj uang di j alan Allah, yait u seorang pemimpin yang memberikan bimbingan dan orang yang pat uh kepada pemimpin sert a mengikut i kebenaran pimpinannya. Allah. . . , Allah…, j agalah baik-baik ket urunan Nabi kalian, j angan sampai mereka dianiaya orang di depan mat a kalian. Jagalah baik-baik para sahabat Nabi yang t idak mengada-adakan bid'ah mungkar, dan yang t idak melindungi orang yang mengada-adakan bid'ah mungkar. Sebab Rasul Allah s. a. w. t elah memberi wasiyat t ent ang mereka it u, dan mengut uk orang dari mereka at au orang yang bukan mereka, yang mengada-adakan bid'ah mungkar dan mengut uk pula orang- orang yang memberi perlindungan kepada mereka. "

"Allah…, Allah…, perhat ikanlah para f akir miskin. Ikut sert akan mereka dalam kehidupan kalian. Allah…, Allah…, j agalah baik-baik wanit a kalian dan para hamba sahaya kalian, sebab Rasul Allah s. a. w. mewasiyat kan supaya kalian menaruh perhat ian kepada dua golongan lemah it u, yait u kaum wanit a dan para hamba sahaya. "

Set elah berhent i sebent ar unt uk memulihkan t enaga yang semakin melemah, Imam Ali r. a. melanj ut kan:

"Dalam menj alankan kewaj iban t erhadap Allah, j anganlah kalian t akut dicela orang lain. Allah akan melindungi dan menyelamat kan kalian dari orang-orang yang hendak berbuat j ahat t erhadap kalian. Berkat alah baik-baik kepada semua orang sebagaimana t elah diperint ahkan Allah kepada kalian. Janganlah kalian lengah meninggalkan amr ma'ruf dan nahi mungkar, agar Allah t idak melimpahkan kekuasaan kepada orang-orang yang berperangai j ahat . Sebab dalam keadaan sepert i it u doa kalian t idak akan dikabulkan lagi. "

"Hendaknya kalian saling berhubungan erat , saling t olong-menolong dan saling bercint a-kasih. Janganlah kalian saling memut uskan hubungan, saling bert olak belakang at au bercerai-berai. Hendaknya kalian saling bant u-membant u dalam kebaj ikan dan t aqwa, dan j anganlah saling- bant u dalam berbuat dosa dan permusuhan. "

"Bert aqwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya siksa Al lah it u sangat berat . Semoga Allah senant iasa menj aga dan memelihara kalian, hai para ahlul-bait . Allah melest arikan Nabi s. a. w. melalui kalian. Kuucapkan selamat t inggal sebaik-baiknya kepada kalian dan kuucapkan pula Assalaamu'alaikum wa rahmat ullahi wabarakaat uh…"

Ibnul At sir meriwayat kan, bahwa sesudah Imam Ali r. a. menyampaikan wasiyat t ersebut kepada Al Hasan r. a. dan Al Husin r. a. , ia menoleh kepada put eranya yang lain, Muhammad Ibnul Hanaf iyah, lalu bert anya: "Apakah engkau sudah memahami benar-benar apa yang kuwasiyat kan kepada kedua orang saudaramu?"

"Ya, " j awab Muhammad Ibnul Hanaf iyah.

"Kepadamu j uga kuwasiyat kan, " kat a Imam Ali r. a. meneruskan: "hal yang sama sepert i it u. Kuwasiyat kan j uga supaya engkau selalu menghormat i dua orang saudaramu yang besar it u. Janganlah mereka kaut inggal kan dalam urusan apa pun. "

Selesai menekankan hal it u kepada Muhammad Ibnul Hanaf iyah, Imam Ali r. a. menambahkan wasiyat nya kepada Al Hasan r. a. dan Al Husein r. a. "Kuwasiyat kan kepada kalian berdua supaya menj aga dia (Muhammad Ibnul Hanaf iyah) dengan baik. Sebab dia it u saudara kalian sendiri dan put era ayah kalian. Kalian t ahu benar, bahwa ayah kalian j uga mencint ai dia…"

Imam Ali r. a. mengulangi ucapannya t ent ang Abdurrahman bin Mulj am. Kepada Al Hasan r. a. Imam Ali r. a. berkat a: "Perhat ikanlah orang yang memukulku. Berilah ia makan sepert i makananku dan minuman sepert i minumanku! "

Ibnu Abil Hadid menamb