: KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

Bab VI : KHALIFAH ABU BAKAR ASH SHIDDIQ

Di saat kaum muslimin sedang resah mendengar berit a t ent ang waf at nya Rasul Allah s. a. w. , sej umlah kaum Anshar menyelenggarakan pert emuan di Saqif ah Bani Sa'idah unt uk memperbincangkan masalah penerus kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. Ikut sert a bersama mereka seorang t okoh Anshar, Sa'ad bin Ubadah.

Di dalam bukunya yang berj udul As Saqif ah, Abu Bakar Ahmad bin Abdul Azis Al-Jauhary menget engahkan riwayat t ent ang t erj adinya peri st iwa pent ing di Saqif ah (t empat pert emuan) Bani Sa'idah. Ant ara lain dikemukakan, bahw a t okoh t erkemuka Anshar, Sa'ad bin 'Ubadah, dalam keadaan menderit a sakit lumpuh sengaj a digot ong unt uk menghadiri pert emuan t ersebut .

Karena t idak sanggup berbicara dengan suara keras, ia mint a kepada anaknya, Qeis bin Sa'ad, supaya meneruskan kat a-kat anya yang dit uj ukan kepada semua hadirin. Dengan suara lant ang Qeis meneruskan kat a-kat a ayahnya:

"Kalian t ermasuk orang yang paling dini memeluk agama Islam, dan Islam t idak hanya dimiliki oleh sat u qabilah Arab. Sesungguhnya ket ika masih berada di Makkah, selama 13 t ahun di t engah-t engah kaumnya, Rasul Allah mengaj ak mereka supaya menyembah Allah Maha Pemurah dan meninggalkan berhala-berhala. Tet api hanya sedikit saj a dari mereka it u yang beriman kepada beliau. Demi Allah mereka t idak sanggup melindungi Rasul Allah s. a. w. Mereka t idak mampu memperkokoh agama Allah . Tidak mampu membela beliau dari serangan musuh- musuhnya.

"Kemudian Allah melimpahkan keut amaan yang t erbaik kepada kalian dan mengaruniakan kemuliaan kepada kalian, sert a mengist imewakan kalian pada agama-Nya. Allah t elah melimpahkan nikmat kepada kalian berupa iman kepada-Nya, dan kesanggupan berj uang melawan musuh-musuh-Nya. Kalian adalah orang-orang yang paling t eguh dalam menghadapi siapa pun j uga yang menent ang Rasul Allah s. a. w. Kalian j uga merupakan orang-orang yang lebih dit akut i oleh musuh-musuh beliau, sampai akhirnya mereka t unduk kepada pimpinan Allah, suka at au t idak suka.

"Dan orang-orang yang j auh pun akhirnya bersedia t unduk kepada pimpinan Islam, sampai t iba saat nya Allah menepat i j anj i-Nya kepada Nabi kalian, yait u t unduknya semua orang Arab di bawah pedang kalian. Kemudian Allah memanggil pulang Nabi Muhammad s. a. w. keharibaan- Nya dalam keadaan beliau puas dan ridho t erhadap kalian. Karena it u pegang t eguhlah kepemimpinan di t angan kalian. Kalian adalah orang-orang yang paling berhak dan paling

af dhal unt uk memegang urusan it u! "

Kat a-kat a Sa'ad bin 'Ubadah it u disambut hangat oleh pemuka-pemuka Anshar yang hadir memenuhi Saqif ah Bani Sa'idah. Apa yang dikemukakan oleh t okoh t erkemuka kaum Anshar it u memperoleh dukungan mut lak. "Kami t idak akan menyimpang dari perint ahmu! " t eriak mereka hampir serent ak. Engkau kami angkat unt uk memegang kepemimpinan it u, karena kami merasa puas t erhadapmu dan demi kebaikan kaum muslimin, kami rela! "

Set elah menyat akan dukungan kepada Sa'ad bin 'Ubadah hadirin menyampaikan pendapat - pendapat t ent ang kemungkinan apa yang bakal t erj adi. Ada yang mengat akan, sikap apakah yang harus diambil j ika kaum Muhaj irin berpendirian, bahwa mereka it ulah yang berhak at as kepemimpinan ummat ? Sebab mereka it u past i akan mengat akan: Kami inilah sahabat Rasul Allah dan lebih dini memeluk Islam. Mereka t ent u j uga akan menyat akan diri sebagai kerabat Nabi dan pelindung beliau. Mereka past i akan menggugat : at as dasar apakah kalian menent ang kami memegang kepemimpinan sepeninggal Rasul Allah? Bagaimana kalau t imbul problema sepert i it u?

Pert anyaan it u kemudian dij awab sendiri oleh sebagian hadirin: "Kalau t imbul pert anyaan- pert anyaan sepert i it u kit a bisa mengemukakan usul kompromi kepada mereka, dengan menyarankan: Dari kami seorang pemimpin dari kalian seorang pemimpin. Kalau mereka bangga dan merasa t urut berhij rah, kami pun dapat membanggakan diri karena kami inilah yang melindungi dan membela Rasul Allah s. a. w. Kami j uga sama sepert i mereka. Sama-sama bernaung di bawah Kit ab Allah. Jika mereka mau menghit ung-hit ung j asa, kami pun dapat menghit ung-hit ung j asa yang sama. Apa yang menj adi pendapat kami ini bukan unt uk mengungkit -ungkit mereka. Karenanya lebih baik kami mempunyai pemimpin sendiri dan mereka pun mempunyai pemimpin sendiri! "

"Inilah awal kelemahan, " Uj ar Sa'ad bin 'Ubadah sambil menarik naf as, set elah mendengar usul kompromi dari kaumnya.

Nyat a sekali pert emuan it u mengarah kepada keput usan yang hendak mengangkat Sa'ad bin 'Ubadah sebagai pemimpin kaum muslimin, yang bert ugas meneruskan kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. Kesimpulan sepert i it u segera t erdengar oleh Umar Ibnul Khat t ab r. a. Konon yang Nyat a sekali pert emuan it u mengarah kepada keput usan yang hendak mengangkat Sa'ad bin 'Ubadah sebagai pemimpin kaum muslimin, yang bert ugas meneruskan kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. Kesimpulan sepert i it u segera t erdengar oleh Umar Ibnul Khat t ab r. a. Konon yang

Pada mulanya Umar r. a. menolak aj akan Ma'an bi n Adiy unt uk menyingkir sebent ar dari orang banyak yang sedang berkerumun di sekit ar rumah Rasul Allah s. a. w. Tet api karena Ma'an t erus mendesak, akhirnya Umar r. a. menurut i aj akannya. Kepada Umar Ibnul Khat t ab r. a. Ma'an memberit ahukan segala yang sedang t erj adi di Saqif ah Bani Sa'idah. Dengan penuh kegelisahan dan kekhawat iran Ma'an menyampaikan inf ormasi kepada Umar r. a. Akhirnya ia bert anya: "Coba, bagaimana pendapat anda?"

Tanpa menunggu j awaban Umar r. a. yang sedang berf ikir it u, Ma'an berkat a lebih lanj ut : "Sampaikan saj a berit a ini kepada saudara-saudara kit a kaum Muhaj irin. Sebaiknya kalian pilih sendiri siapa yang akan diangkat menj adi pemimpin kalian. Kulihat sekarang pint u f it nah sudah t ernganga. Semoga Allah akan segera menut upnya. "

Umar r. a. sendiri t ernyat a t idak dapat menyembunyikan keresahan f ikirannya mendengar berit a it u. Ia belum t ahu apa yang harus diperbuat . Ol eh karena it u ia segera menj umpai Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. yang sedang t urut membant u membenahi persiapan pemakaman j enazah Rasul Allah s. a. w. Menanggapi aj akan Umar r. a Abu Bakar r. a. menj awab: "Aku sedang sibuk. Rasul Allah belum lagi dimakamkan. Aku hendak kauaj ak kemana?"

Umar r. a. t erus mendesak, dan sambil menarik t angan Abu Bakar r. a. ia berkat a: "Tidak boleh t idak, engkau harus ikut . Insyaa Allah kit a akan segera kembali! " Abu Bakar r. a t idak dapat mengelak dan menurut i aj akan Umar r. a.

Abu Bakar r. a. & Umar r. a. ke Saqif ah Sambil berj alan Umar Ibnul Khat t ab r. a. mencerit akan semua yang didengar t ent ang pert emuan yang sedang berlangsung di Saqif ah Bani Sa'idah. Abu Bakar r. a. merasa cemas dengan t erj adinya perkembangan mendadak, di saat orang sedang sibuk mempersiapkan pemakaman j enazah Rasul Allah s. a. w. Dua orang it u kemudian mengambil keput usan unt uk bersama-sama berangkat menuj u Saqif ah Bani Sa'idah.

Set ibanya di Naqif ah, mereka lihat t empat it u penuh sesak dengan orang-orang Anshar. Di t engah-t engah mereka t erlent ang t okoh t erkemuka mereka, Sa'ad bin 'Ubadah, yang sedang sakit . Set elah mengucapkan salam dan masuk ke dalam Saqif ah, Umar r. a. yang t erkenal bert abiat keras it u ingin cepat -cepat berbicara. Abu Bakar r. a. yang sudah mengenal t abiat Umar r. a, segera mencegah: "Boleh kau bicara panj ang lebar nant i. Dengarkan dulu apa yang akan kukat akan. Sesudah aku, bicaralah sesukamu, uj ar Abu Bakar r. a. Umar r. a. diam, t ak j adi bicara.

Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. dengan penampilannya yang t enang dan berwibawa mulai berbicara. Set elah mengucapkan salam, syahadat dan shalawat , dengan semangat keakraban ia berkat a dengan t egas dan lemah lembut .

". . . Allah Maha Terpuj i t elah mengut us Muhammad membawakan hidayat dan agama yang benar. Beliau berseru kepada ummat manusia supaya memeluk agama Islam. Kemudian Allah membukakan hat i dan f ikiran kit a unt uk menyambut baik dan menerima seruan beliau. Kit a semua, kaum Muhaj irin dan Anshar, adalah or ang-orang yang pert ama memeluk agama Islam. Barulah kemudian orang-orang lain mengikut i j ej ak kit a.

"Kami orang-orang Qureiys adalah kerabat Rasul Allah s. a. w. Kami adalah orang-orang Arab dari ket urunan yang t idak berat sebelah.

"Kalian (kaum Anshar) adalah para pembela kebenaran Allah. Kalian sekut u kami dalam agama dan selalu bersama kami dalam berbuat kebaj ikan. Kalian merupakan orang-orang yang paling "Kalian (kaum Anshar) adalah para pembela kebenaran Allah. Kalian sekut u kami dalam agama dan selalu bersama kami dalam berbuat kebaj ikan. Kalian merupakan orang-orang yang paling

Demikian Abu Bakar r. a. menurut cat at an Ibnu Abil Hadid, yang diket engahkannya dalam buku Syarh Nahj il Balaghah, j ilid VI, halaman 5 - 12.

Orang-orang Anshar kemudian menyambut : "Demi Allah kami sama sekali t idak merasa iri hat i t erhadap kebaj ikan yang di l impahkan Allah kepada kalian (kaum Muhaj irin). Tidak ada orang yang lebih kami cint ai dan kami sukai selain kalian. Jika kalian sekarang hendak mengangkat seorang pemimpin dari kalangan kalian sendiri, kami rela dan akan kami bai'at . Tet api dengan syarat , apa bila ia sudah t iada lagi --karena meninggal dunia at au lainnya-- t iba giliran kami unt uk memilih dan mengangkat seorang pemimpin dari kalangan kami, kaum Anshar. Bila ia sudah t iada lagi, t ibalah kembali giliran kalian unt uk mengangkat seorang pemimpin dari kaum Muhaj irin. Demikianlah set erusnya selama ummat ini masih ada.

"It u merupakan cara yang paling kena unt uk memelihara keadilan di kalangan ummat Muhammad. Dengan demikian set iap orang Anshar akan menj aga diri j angan sampai menyeleweng sehingga akan dit angkap oleh orang Qureiys. Sebaliknya orang Qureiys pun akan menj aga diri unt uk t idak sampai menyeleweng agar j angan sampai dit angkap oleh orang Anshar. "

Mendengar pendapat orang Anshar it u, Abu Bakar r. a. t ampil lagi berbicara: "Pada wakt u Rasul Allah s. a. w. dat ang membawa risalah, orang-orang Arab bersikeras unt uk t idak meninggalkan agama nenek-moyang mereka. Mereka membangkang dan memusuhi beliau. Kemudian Allah ment akdirkan kaum Muhaj irin menj adi orang-orang yang t erdahulu membenarkan risalah dan beriman kepada beliau. Mereka t olong-menol ong dalam membant u Rasul Allah dan bersama beliau dengan t abah menghadapi gangguan-gangguan hebat yang dilancarkan oleh kaumnya sendiri.

"Mereka t et ap t angguh menghadapi musuh yang t idak sedikit j umlahnya. Mereka adalah manusia-manusia pert ama di permukaan bumi ini yang bersembah suj ud kepada Allah. Merekapun orang-orang pert ama yang beriman kepada Rasul Allah. Mereka adalah orang-orang kepercayaan dan sanak f amili beliau. Mereka lebih berhak memegang kepemimpinan sepeninggal beliau. Dalam hal it u t idak akan ada orang yang menent ang kecuali orang yang dzalim. "

"Sesudah kaum Muhaj irin, t ak ada orang yang mempunyai kelebihan dan kedinian memeluk Islam selain kalian. Oleh karena it u pat ut lah kalau kami ini menj adi pemimpin-pemimpin dan kalian menj adi pembant u-pembant u kami. Dalam musyawarah kami t idak akan mengist imewakan orang lain kecuali kalian, dan kami t idak akan mengambil t indakan t anpa kalian. "

Mendengar penj elasan Abu Bakar r. a. t ersebut , seorang Anshar bernama Hubab bin Al Mundzir bersit egang-leher. Ia berseru kepada kaumnya: Hai Orang-orang Anshar! Pegang t eguhlah apa yang ada di t angan kalian. Mereka it u (kaum Muhaj irin) bukan lain hanyalah orang-orang yang berada di bawah perlindungan kalian. Orang-orang Anshar t idak akan bersedia menj alankan sesuat u, selain perint ah yang kalian keluarkan sendiri. Kalianlah yang melindungi dan membela Rasul Allah s. a. w. Kepada kalian mereka berhij rah. Kalian adalah t uan rumah lslam dan Iman. Demi Allah, Allah t idak disembah secara t erang-t erangan selain di t engah-t engah kalian dan di negeri kalian. Shalat pun belum pernah diadakan secara berj ama'ah selain di masj id-masj id kalian. Iman pun t idak dikenal orang di negeri Arab selain melalui pedang-pedang kalian. Oleh Mendengar penj elasan Abu Bakar r. a. t ersebut , seorang Anshar bernama Hubab bin Al Mundzir bersit egang-leher. Ia berseru kepada kaumnya: Hai Orang-orang Anshar! Pegang t eguhlah apa yang ada di t angan kalian. Mereka it u (kaum Muhaj irin) bukan lain hanyalah orang-orang yang berada di bawah perlindungan kalian. Orang-orang Anshar t idak akan bersedia menj alankan sesuat u, selain perint ah yang kalian keluarkan sendiri. Kalianlah yang melindungi dan membela Rasul Allah s. a. w. Kepada kalian mereka berhij rah. Kalian adalah t uan rumah lslam dan Iman. Demi Allah, Allah t idak disembah secara t erang-t erangan selain di t engah-t engah kalian dan di negeri kalian. Shalat pun belum pernah diadakan secara berj ama'ah selain di masj id-masj id kalian. Iman pun t idak dikenal orang di negeri Arab selain melalui pedang-pedang kalian. Oleh

Sekarang t ibalah saat nya Umar Ibnul Khat t ab r. a. berbicara. Dengan nada keras t ert ahan-t ahan ia berkat a: "Alangkah j auhnya f ikiran it u. Dua bilah pedang t ak mungkin berada dalam sat u sarung! Orang-orang Arab t ak mungkin rela menerima pimpinan kalian. Sebab, Nabi mereka bukan berasal dari kalian. Orang-orang Arab t idak akan menolak j ika kepemimpinan diserahkan kepada golongan Qureiys. Sebab, baik kenabian maupun kekuasaan berasal dari mereka.

"It ulah alasan kami, " kat a Umar r. a. selanj ut nya, "yang sangat j elas bagi orang-orang yang t idak sependapat dengan kami. Dan it u pulalah alasan yang sangat gamblang bagi orang-orang yang menent ang pendapat kami. Tidak akan ada orang yang menent ang pendapat kami mengenai kepemimpinan Muhammad dan ahli warisnya. Tidak akan ada orang yang dapat membant ah bahwa kami ini adalah orang-orang kepercayaan dan sanak f amili beliau. Hanyalah orang-orang yang hendak menghidupkan kebat ilan saj alah yang mau berbuat dosa, at au mereka saj alah orang-orang yang celaka! "

Hubab bin Al-Mundzir berdiri lagi seraya bert eriak: "Hai orang-orang Anshar, j angan kalian dengarkan perkat aan orang it u dan rekan-rekannya! Mereka akan merampas hak kalian. Jika mereka t et ap menolak apa yang t elah kalian kat akan, keluarkanlah mereka it u dari negeri kalian, dan peganglah sendiri kepemimpinan at as kaum muslimin. Kalian adalah orang-orang yang paling t epat unt uk urusan it u. Hanya pedang kalian saj alah yang sanggup menyelesaikan persoalan ini dan dapat menundukkan orang-orang yang t ak mau t unduk. Biasanya pendapat ku sering berhasil menyelesaikan persoalan rumit sepert i ini. Aku mempunyai cukup pengalaman dan penget ahuan t ent ang asal mula t erj adinya persoalan sepert i ini. Demi Allah, j ika masih ada orang yang membant ah apa yang kukat akan, akan kuhancurkan bat ang hidungnya dengan pedang ini! " Hubab berkat a demikian, sambil menghunus pedang dari sarungnya.

Abu Bakar r. a. di Bai'at Ibnu Abil Hadid dalam bukunya mengemukakan lebi h lanj ut t ent ang perist iwa debat di Saqif ah Bani Sa'idah it u sebagai berikut :

"Pada wakt u Basyir bin Sa'ad Al-Khazraj iy melihat orang Anshar hendak bersepakat mengangkat Sa'ad bin 'Ubadah sebagai Amirul Mukminin, ia segera berdiri. Basyir sendiri adalah orang dari qabilah Khazraj . Ia merasa t idak set uj u j ika Sa'ad bin Ubadah t erpilih sebagai Khalif ah. Berkat alah Basyir: "Hai orang-orang Anshar! Walaupun kit a ini t ermasuk orang-orang yang dini memeluk agama Islam, t et api perj uangan menegakkan agama t idak bert uj uan selain unt uk memperoleh keridhoan Allah dan Rasul-Nya. Ki t a t idak boleh membuat orang banyak bert ele- t ele, dan kit a t idak ingin keri dhoan Allah dan Rasul-Nya digant i dengan urusan duniawi. Muhammad Rasul Allah s. a. w. adalah orang dari Qureiys dan kaumnya t ent u lebih berhak mewarisi kepemimpinannya. Demi Allah, Allah s. w. t . t idak memperlihat kan alasan kepadaku unt uk menent ang mereka memegang kepemimpinan ummat . Bert aqwalah kalian kepada Allah. Janganlah kalian menent ang at au membelakangkan mereka! "

Mendengar suara orang Anshar memberi dukungan kepada kaum Muhaj irin, Abu Bakar r. a. berkat a lagi: "Inilah Umar dan Abu Ubaidah! Bai'at lah salah seorang, mana yang kalian sukai! "

Tet api dua orang yang dit unj uk oleh Abu Bakar r. a. menyahut dengan t egas: "Demi Allah, kami berdua t idak bersedia memegang kepemimpinan mendahuluimu. Engkaulah orang yang paling

af dhal di kalangan kaum Muhaj iri n. Engkaulah yang mendampingi Rasul Allah di dalam gua, dan engkau j ugalah yang mewakili beliau mengimami shalat -shalat j ama'ah selama beliau sakit . Shalat adalah sendi agama yang paling ut ama. Ulurkanlah t anganmu, engkau kubai'at . "

Tanpa berbicara lagi, Abu Bakar r. a. segera mengulurkan t angan dan kedua orang it u -- yakni Umar r. a. dan Abu Ubaidah-- segera menyambut t angan Abu Bakar r. a. sebagai t anda Tanpa berbicara lagi, Abu Bakar r. a. segera mengulurkan t angan dan kedua orang it u -- yakni Umar r. a. dan Abu Ubaidah-- segera menyambut t angan Abu Bakar r. a. sebagai t anda

Pada saat it u Hubab bin Al-Mundzir berkat a kepada Basyir: "Hai Basyir, engkau memecah belah! Engkau berbuat sepert i it u hanya didorong oleh rasa iri hat i t erhadap anak pamanmu, " yakni Sa'ad bin 'Ubadah.

Begit u melihat ada seorang pemimpin qabilah Khazraj membai'at Abu Bakar r. a. , seorang t erkemuka dari qabilah Aus, bernama Usaid bin Udhair, segera pula berdiri dan t urut menyat akan bai'at nya kepada Abu Bakar r. a. Dengan langkah Usaid ini, maka semua orang dari qabilah Aus akhirnya menyat akan bai'at nya masing-masing kepada Abu Bakar r. a. dan Sa'ad bin Ubadah t erbaring t ak mereka hiraukan.

Sampai hari-hari selanj ut nya, Sa'ad bin 'Ubadah t et ap t idak mau menyat akan bai'at kepada Abu Bakar r. a. Hal it u sangat menimbulkan kemarahan Umar Ibnul Khat t ab r. a. Umar r. a. berusaha hendak menekan Sa'ad, t et api banyak orang mencegahnya. Mereka memperingat kan Umar r. a. bahwa usahanya akan sia-sia belaka. Bagaimana pun j uga Sa'ad t idak akan mau menyat akan bai'at nya. Walau sampai mat i dibunuh sekalipun. Ia seorang yang mempunyai pendirian keras dan bersikap t eguh. Kat a mereka kepada Umar r. a. : "Kalau sampai Sa'ad mat i t erbunuh, anggot a-anggot a keluarganya t idak akan t inggal diam sebelum semuanya mat i t erbunuh at au gugur. Dan kalau sampai mereka mat i t erbunuh, maka semua orang Khazraj t idak akan berpangku t angan sebelum mereka semua mat i t erbunuh. Dan kalau sampai orang Khazraj diperangi, maka semua orang Aus akan bangkit ikut berperang bersama-sama orang Khazraj . "

Pendapat Imam Ali r. a. Ket ika berlangsung proses pembai'at an Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. sebagai Khalif ah unt uk meneruskan kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. at as ummat Islam, Imam Ali r. a. t idak ikut t erlibat di dalamnya. Ia masih sibuk memper siapkan pemakaman j enazah Rasul Allah s. a. w.

Hampir t idak ada ungkapan sej arah yang mengemukakan bagaimana sikap Imam Ali r. a. pada wakt u mendengar berit a t ent ang t erbai'at nya Abu Bakar r. a. secara mendadak sebagai Khalif ah. Tet api ist eri Imam Ali r. a. , put eri Rasul Allah s. a. w. yang selalu bersikap t erus t erang, sukar menerima kenyat aan t erbai'at nya Abu Bakar r. a. sebagai Khalif ah. Sit t i Fat imah Azzahra r. a. berpendirian, bahwa yang pat ut memikul t ugas sebagai Khalif ah dan penerus kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. hanyalah suaminya.

Pendirian Sit t i Fat imah r. a. didasarkan pada kenyat aan bahwa Imam Ali r. a. adalah sat u- sat unya kerabat t erdekat beliau. Bahwa seorang anggot a ahlul-bait Rasul Allah s. a. w. lebih berhak ket imbang orang lain unt uk menduduki j abat an Khalif ah. Selain it u Imam Ali r. a. j uga sangat dekat hubungannya dengan Rasul Allah s. a. w. , baik dilihat dari sudut hubungan kekeluargaan maupun dari sudut prest asi besar yang t elah diperbuat dalam perj uangan menegakkan agama Allah. Demikian pula ilmu penget ahuannya yang sangat kaya berkat aj aran dan pendidikan yang diberikan langsung oleh Rasul Allah s. a. w. kepadanya. It u merupakan syarat -syarat t erpent ing bagi seseorang unt uk dapat di bai'at sebagai penerus kepemimpinan Rasul Allah s. a. w. at as ummat nya.

Dengan gigih Sit t i Fat imah r. a. memperj uangkan keyakinan dan pendiriannya it u. Pada suat u malam dengan menunggang unt a ia mendat angi sej umlah kaum Anshar yang t elah membai'at Abu Bakar r. a. guna menunt ut hak suaminya. Kaum Anshar yang didat anginya it u menanggapi t unt ut an Sit t i Fat imah r. a. dengan mengat akan: "Wahai put eri Rasul Allah s. a. w. , pembai'at an Abu Bakar sudah t erj adi. Kami t elah memberikan suara kepadanya. Kalau saj a ia (Imam Ali r. a. ) dat ang kepada kami sebelum t erj adi pembai'at an it u, past i kami t idak akan memilih orang lain. "

Imam Ali r. a: sendiri dalam menanggapi pembai'at an Abu Bakar r. a. hanya mengat akan: "Pat ut kah aku meninggalkan Rasul Allah s. a. w. sebelum j enazah beliau selesai dimakamkan…, Imam Ali r. a: sendiri dalam menanggapi pembai'at an Abu Bakar r. a. hanya mengat akan: "Pat ut kah aku meninggalkan Rasul Allah s. a. w. sebelum j enazah beliau selesai dimakamkan…,

Pembicaraan dan perdebat an mengenai masalah kekhilaf an banyak dilakukan orang, t ermasuk ant ara Imam Ali r. a. dan orang-orang Bani Hasyim di sat u f ihak, dengan Abu Bakar r. a. dan Umar r. a. di lain f ihak. Semuanya it u t idak mengubah keadaan yang sudah t erj adi. Sebagai akibat nya hubungan ant ara Sit t i Fat imah r. a. dan Abu Bakar r. a. t idak lagi pernah berlangsung secara baik.

Sebagai orang yang merasa dirinya must ahak memangku j abat an khalif ah, Imam Ali r. a. t idak meyakini t epat nya pembai'at an yang diberikan oleh kaum Muhaj irin dan Anshar kepada Abu Bakar r. a. Selama 6 bulan ia mengasingkan diri dan menekuni ilmu-ilmu agama yang dit erimanya dari Rasul Allah s. a. w.

Dalam masa 6 bulan ini muncullah berbagai macam perist iwa berbahaya yang mengancam kelest arian dan kesent osaan ummat .

Demi unt uk memelihara kesent osaan Islam dan menj aga keut uhan ummat dari bahaya perpecahan, akhirnya Imam Ali r. a. secara ikhlas menyat akan kesediaan mengadakan kerj a- sama dengan khalif ah Abu Bakar r. a. Terut ama mengenai hal-hal yang olehnya dipandang menj adi kepent ingan Islam dan kaum muslimin. Sikap Imam Ali r. a. yang sepert i it u t ercermin dengan j elas sekali dalam sepucuk surat nya yang ant ara lain:

"Aku t et ap berpangku-t angan sampai saat aku melihat banyak orang-orang yang meninggalkan Islam dan kembali kepada agama mereka semula. Mereka berseru unt uk menghapuskan agama Muhammad s. a. w. Aku khawat ir, j ika t idak membela Islam dan pemeluknya, akan kusaksikan t erj adinya perpecahan dan kehancuran. Bagiku hal it u merupakan bencana yang lebih besar dibanding dengan hilangnya kekuasaan. Kekuasaan yang ada di t angan kalian, t idak lain hanyalah suat u kenikmat an sement ara dan hanya selama beberapa wakt u saj a. Apa yang sudah ada pada kalian akan lenyap sepert i lenyapnya bayangan f at amorgana at au sepert i lenyapnya awan. Oleh karena it u, aku bangkit menghadagi kej adian it u, sampai semua kebat ilan t ersingkir musnah, dan sampai agama berada dalam suasana t ent eram…"

Sej ak saat it u suara Imam Ali r. a. berkumandang kembali di t engah-t engah kaum muslimin, t erut ama pada saat -saat ia dimint ai pendapat -pendapat oleh Khalif ah Abu Bakar r. a. Kesempat an-kesempat an semacam it u dimanf aat kan sebaik-baiknya unt uk memberi pengarahan kepada kehidupan Islam dan kaum muslimin, agar j angan sampai menyimpang dari ket ent uan- ket ent uan Allah dan Rasul-Nya, baik di bidang legislat if (t asyri'iyyah), eksekut if (t anf idziyyah), maupun j udikat if (qadha'iyyah).

Dialog Abu Bakar r. a. dengan Abbas r. a. Dalam buku Syarh Nahj il Balaghah, j ilid I, halaman 97-100. Ibnu Abil Hadid menget engahkan suat u ket erangan t ent ang sit uasi pada saat t erbai'at nya Abu Bakar r. a. sebagai Khalif ah. Ket erangan it u dikut ipnya dari penut uran Al -Barra' bin Azib, seorang yang sangat besar simpat inya kepada Bani Hasyim.

"Aku adalah orang yang t et ap mencint ai Bani Hasyim, " kat a Al-Barra' bin Azib. "Pada wakt u Rasul Allah s. a. w. mangkat , aku sangat khawat ir kalau-kalau orang Qureiys sudah punya rencana hendak menj auhkan orang-orang Bani Hasyim dari masalah it u, yakni masalah kekhalif ahan. Aku bingung sekali, sepert i bingungnya seorang ibu yang kehilangan anak kecil. Padahal wakt u it u aku masih sedih disebabkan ol eh waf at nya Rasul Allah s. a. w. Aku ragu-ragu menemui orang-orang Bani Hasyim, yang ket ika it u sedang berkumpul di kamar Rasul Allah s. a. w. Waj ah mereka kuamat -amat i dengan penuh perhat ian. Demikian j uga air muka orang- orang Qureiys. "

"Demikian it ulah keadaanku ket ika aku melihat Abu Bakar dan Umar t idak berada di t empat it u.

Sement ara it u ada orang mengat akan bahwa sej umlah orang sedang berkumpul di Saqif ah Bani Sa'idah. Orang lain lagi mengat akan bahwa Abu Bakar t elah dibai'at sebagai Khalif ah. "

"Tak lama kemudian kulihat Abu Bakar bersama-sama Umar Ibnul Khat t ab, Abu Ubaidah bin Al- Jarrah dan sej umlah orang lainnya. Mereka it u t ampaknya habis menghadiri pert emuan yang baru saj a diadakan di Saqif ah Bani Sa'idah. Kulihat j uga hampir semua orang yang berpapasan dengan mereka dit arik; dihadapkan dan dipegangkan t angannya kepada t angan Abu Bakar sebagai t anda pernyat aan bai'at . Saat it u hat iku benar-benar t erasa berat .

"Kemudian malam harinya kulihat Al-Miqdad, Salman, Abu Dzar, Ubadah bin Shamit , Abul Hait sam bin At Taihan, Hudzaif ah dan 'Ammar bin Yasir. Mereka ini ingin supaya diadakan musyawarah kembali di kalangan kaum Muhaj iri n. Berit a t ent ang hal ini kemudian didengar oleh Abu Bakar dan Umar. "

"Berangkat lah Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan Al-Mughirah unt uk menj umpai Abbas bin Abdul Mut t halib di rumahnya, Set elah mengucapkan puj i dan syukur kehadirat Allah s. w. t . , Abu Bakar berkat a kepada Abbas: "Allah t elah berkenan mengut us Muhammad s. a. w. sebagai Nabi kepada kalian. Allah pun t elah mengaruniakan rahmat -Nya kepada ummat dengan adanya Rasul Allah di t engah-t engah mereka, sampai Dia menet apkan sendiri apa yang menj adi kehendak- Nya. "

"Rasul Allah s. a. w. meninggalkan ummat nya supaya mereka menyelesaikan sendiri siapa yang akan diangkat sebagai waliy (pemimpin) mereka. Kemudian kaum muslimin memilih diriku unt uk melaksanakan t ugas memelihara dan menj aga kepent ingan-kepent ingan mereka. Pilihan mereka it u kut erima dan aku akan bert indak sebagai waliy mereka. Dengan pert olongan Allah dan bimbingan-Nya, aku t idak akan merasa khawat ir, lemah, bingung at aupun t akut . Bagiku t ak ada t auf iq dan pert olongan selain dari Allah. Hanya kepada Allah saj alah aku bert awakkal, kepada-Nya j ualah aku akan kembali. "

"Tet api, belum lama berselang aku mendengar ada orang yang menent ang dan mengucapkan kat a-kat a yang berlainan dari yang t elah dinyat akan oleh kaum muslimin pada umumnya. Orang it u hendak menj adikan kalian sebagai t empat berlindung dan bent eng. Sekarang t erserahlah kepada kalian, apakah kalian hendak mengambi l sikap sepert i yang t elah diambil oleh orang banyak, at aukah hendak mengubah sikap mereka dari apa yang sudah menj adi kehendak mereka. "

"Kami dat ang kepada anda, karena kami ingin agar kali an ambil bagian dalam masalah it u. Kami t ahu bahwa anda adalah paman Rasul Allah s. a. w. Demikian j uga semua kaum muslimin menget ahui kedudukan anda dan keluarga anda di sisi Rasul Allah s. a. w. Oleh karena it u mereka past i bersedia meluruskan persoalan bersama-sama anda. Terserahlah kalian, orang- orang Bani Hasyim, sebab Rasul Allah dari kami dan dari kalian j uga. "

Menurut Al-Barra', sampai di sit u Umar Ibnul Khat t ab menukas perkat aan Abu Bakar r. a. dengan cara-caranya sendiri yang keras. Kemudian Umar r. a berkat a kepada Abbas: "Kami dat ang bukan kerena but uh kepada kalian, t et api kami t idak suka ada orang-orang muslimin dari kalian yang t urut menent ang. Sebab dengan cara demikian kalian akan lebih banyak menumpuk kayu bakar di at as pundak kaum muslimin. Lihat lah nant i apa yang akan kalian saksikan bersama- sama kaum muslimin. "

Menanggapi ucapan Abu Bakar r. a. sert a Umar r. a. t adi, menurut cat at an Al-Barra', wakt u it u Abbas menj awab:

"…Sebagaimana anda kat akan t adi, benarlah bahwa Allah t elah mengut us Muhammad s. a. w. sebagai Nabi dan sebagai pemimpin kaum msulimin. Dengan it u Allah t elah melimpahkan karunia kepada ummat Muhammad sampai Allah menet apkan sendiri apa yang menj adi "…Sebagaimana anda kat akan t adi, benarlah bahwa Allah t elah mengut us Muhammad s. a. w. sebagai Nabi dan sebagai pemimpin kaum msulimin. Dengan it u Allah t elah melimpahkan karunia kepada ummat Muhammad sampai Allah menet apkan sendiri apa yang menj adi

"Jika at as nama Rasul Allah s. a. w. anda mint a kepadaku supaya aku t urut ambil bagian, sebenarnya hak kami sudah anda ambil lebih dulu. Tet api j ika anda mengat as-namakan kaum muslimin, kami ini pun sebenarnya adalah bagian dari mereka. "

"Dalam persoalan kalian it u, kami t idak mengemukakan hal yang berlebih-lebihan. Kami t idak mencari pemecahan melalui j alan t engah dan t idak pula hendak menambah ruwet nya persoalan. Jika sekiranya persoalan it u sudah menj adi kewaj iban anda t erhadap kaum muslimin, kewaj iban it u t idak ada art inya j ika kami t idak menyukainya. "

"Alangkah j auhnya apa yang t elah anda kat akan t adi, bahwa di ant ara kaum muslimin ada yang menent ang, di samping ada lain-lainnya lagi yang condong kepada anda. Apa yang anda kat akan kepada kami, kalau hal it u memang benar sudah menj adi hak anda kemudian hak it u hendak anda berikan kepada kami, sebaiknya hal it u j anganlah anda lakukan. Tet api j ika memang menj adi hak kaum muslimin, anda t idak mempunyai wewenang unt uk menet apkan sendiri. Namun j ika hal it u menj adi hak kami, kami t idak rela menyerahkan sebagian pun kepada anda. Apa yang kami kat akan it u sama sekali bukan berart i bahwa kami ingin menyingkirkan anda dari urusan kekhalif ahan yang sudah anda t erima. Kami kat akan hal it u semat a-mat a karena t iap huj j ah memerlukan penj elasan. "

"Adapun ucapan anda yang mengat akan 'Rasul Allah dari kami dan dari kalian j uga', maka beliau sesungguhnya berasal dari sebuah pohon dan kami adalah cabang-cabangnya, sedangkan kalian adalah t et angga-t et angganya. "

"Mengenai yang anda kat akan, hai Umar, t ampaknya anda khawat ir t erhadap apa yang akan diperbuat oleh orang banyak t erhadap kami. Sebenarnya it ulah yang sej ak semula hendak kalian kat akan kepada kami. Tet api hanya kepada Allah saj alah kami mohon pert olongan. "

Kekhalif ahan Abu Bakar r. a. Masa kekhalif ahan Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. kurang lebih hanya dua t ahun. Dalam wakt u yang singkat it u t erj adi beberapa kali krisis yang mengancam kehidupan Islam dan perkembangannya. Perpecahan dari dalam, maupun rongrongan dari luar cukup gawat . Di ut ara, pasukan Byzant ium (Romawi Timur) yang menguasai wilayah Syam melancarkan berbagai macam provokasi yang serius, guna menghancurkan kaum muslimin Arab, yang baru saj a kehilangan pemimpin agungnya.

Dekat menj elang waf at nya, Rasul Allah s. a. w. merencanakan sebuah pasukan ekspedisi unt uk melawan bahaya dari ut ara it u, dengan mengangkat Usamah bin Zaid sebagai panglima. Tet api belum sempat pasukan it u berangkat ke medan j uang, Rasul Allah waf at .

Set elah Abu Bakar r. a. menj adi Khalif ah dan pemimpin ummat , amanat Rasul Allah dilanj ut kan. Pada mulanya banyak orang yang meribut kan dan meragukan kemampuan Usamah, dan pengangkat annya sebagai Panglima pasukan dipandang kurang t epat . Usamah dianggap masih ingusan. Lebih-lebih karena pasukan Byzant ium j auh lebih besar, lebih kuat persenj at aannya dan lebih banyak pengalaman. Apa lagi pasukan Romawi it u baru saj a mengalahkan pasukan Persia dan berhasil menduduki Yerusalem. Di kot a suci ini, pasukan Romawi berhasil pula merebut kembali "salib agung" kebanggaan kaum Nasrani, yang semulanya sudah j at uh ke t angan orang-orang Persia.

Dengan dukungan sahabat -sahabat ut amanya, Khalif ah Abu Bakar r. a. berpegang t eguh pada amanat Rasul Allah s. a. w. Dalam usaha meyaki nkan orang-orang t ent ang benar dan t epat nya Dengan dukungan sahabat -sahabat ut amanya, Khalif ah Abu Bakar r. a. berpegang t eguh pada amanat Rasul Allah s. a. w. Dalam usaha meyaki nkan orang-orang t ent ang benar dan t epat nya

Bahaya desint egrasi at au perpecahan dalam t ubuh kaum muslimin mengancam pula keselamat an ummat . Muncul oknum-oknum yang mengaku dirinya sebagai "nabi-nabi". Muncul pula kaum munaf ik menelanj angi diri masing-masing. Beberapa Qabilah membelot secara t erang-t erangan menolak waj ib zakat . Selain it u ada qabilah-qabilah yang dengan sert a mert a berbalik haluan meninggalkan Islam dan kembal i ke agama j ahiliyah. Pada wakt u Rasul Allah masih segar bubar, mereka it u ikut menj adi "muslimin". Set elah beliau waf at , mereka memperlihat kan belangnya masing-masing. Seolah-olah kepergian beliau unt uk selama-lamanya it u dianggap sebagai pert anda berakhirnya Islam.

Demikian pula kaum Yahudi. Mereka mencoba hendak menggunakan sit uasi krisis sebagai peluang unt uk membangun kekuat an perlawanan balas dendam t erhadap kaum muslimin.

Tidak kalah berbahayanya ialah gerak-gerik bekas t okoh-t okoh Qureiys, yang kehilangan kedudukan set elah j at uhnya Makkah ke t angan kaum muslimin. Mereka it u giat berusaha merebut kembali kedudukan sosial dan ekonomi yang t elah lepas dari t angan. Tent ang mereka ini Khalif ah Abu Bakar r. a. sendiri pernah berkat a kepada para sahabat : "Hat i-hat ilah kalian t erhadap sekelompok orang dari kalangan 'sahabat ' yang perut nya sudah mengembang, mat anya mengincar-incar dan sudah t idak bisa menyukai siapa pun j uga selain diri mereka sendiri. Awaslah kalian j ika ada salah seorang dari mereka it u yang t ergelincir. Janganlah kalian sampai sepert i dia. Ket ahuilah, bahwa mereka akan t et ap t akut kepada kalian, selama kalian t et ap t akut kepada Allah…"

Berkat kepemimpinan Abu Bakar r. a. , sert a berkat bant uan para sahabat Rasul Allah s. a. w. , sepert i Umar Ibnul Khat t ab r. a. , Imam Ali r. a. , Ubaidah bin Al-Jarrah dan lain-lain, krisis-krisis t ersebut di at as berhasil dit anggulangi dengan baik. Wat ak Abu Bakar r. a. yang demokrat is, dan kearif annya yang selalu memint a nasehat dan pert imbangan para t okoh t erkemuka, sepert i Imam Ali r. a. , merupakan, modal pent ing dalam t ugas menyelamat kan ummat yang baru saj a kehilangan Pemimpin Agung, Nabi Muhammad s. a. w.

Dengan masa j abat an yang singkat , Khalif ah Abu Bakar r. a. berhasil mengkonsolidasi persat uan ummat , mencipt akan st abilit as negara dan pemerint ahan yang dipimpinnya dan menj amin keamanan dan ket ert iban di seluruh j azirah Arab.

Abu Bakar Ash Shiddiq r. a. memang seorang t okoh yang lemah j asmaninya, akan t et api ramah dan lembut perangainya, lapang dada dan sabar. Sesungguhpun demikian, j ika sudah menghadapi masalah yang membahayakan keselamat an Islam dan kaum muslimin, ia t idak segan-segan mengambil t indakan t egas, bahkan kekerasan dit empuhnya bila dipandang perlu. Konon ia waf at akibat serangan penyakit demam t inggi yang dat ang secara t iba-t iba.

Menurut buku Abqariyyat u Abu Bakar, yang di t ulis Abbas Muhammad Al 'Aqqad", sebenarnya Abu Bakar r. a. sudah sej ak lama t erserang penyakit malaria. Yait u beberapa wakt u set elah hij rah ke Madinah. Penyakit yang diderit anya it u dalam wakt u relat if lama t ampak sembuh, t et api t iba-t iba kambuh kembali dalam usianya yang sudah lanj ut . Abu Bakar r. a. waf at pada usia 63 t ahun.