Trading Company, Tbk 15
Gudang Garam, Tbk
Sampel 11
16 Hanjaya Mandala Sampoerna,
Tbk
Sampel 12
17 Bentoel International
Investama, Tbk
Sampel 13
18 Darya Varia Laboratoria, Tbk
Sampel 14
19 Indofarma, Tbk
20 Kimia Farma, Tbk
Sampel 15
21 Kalbe Farma Tbk
Sampel 16
22 Merck, Tbk
23 Pyridam Farma, Tbk
Sampel 17
24 Schring Plough Indonesia, Tbk
25 Taisho Pharmaceutical
Indonesia, Tbk
26
Tempo Scan Pasific, Tbk
Sampel 18
27 Martina Berto, Tbk
Sampel 19
28 Mustika Ratu, Tbk
29 Mandom Indonesia, Tbk
Sampel 20
30 Unilever Indonesia, Tbk
Sampel 21
31 Kedawung Setia Industrial, Tbk
Sampel 22
32 Kedaung Indag Can, Tbk
Sampel 23
33 Langgeng Makmur Industry,
Tbk
Sampel 24
Sumber: Hasil Olahan Penulis
3.3 Jenis Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif yaitu berasal dari buku,
jurnal, makalah, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu
skala numerik dan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Da peroleh da
di gunaka mana data
teliti. Pene literatur ya
3.5 Defini
Va 1.
De
indepe struktu
perusa Struktu
mengg
2. Ind
atau b penelit
a. Lik
ata yang di ari laporan B
an adalah d a yang di p
elitian ini d ang berhubu
isi Operasio
ariabel-varia ependent Va
Variabel enden. Vari
ur modal, ahaan mela
ur modal gunakan deb
dependent V Variabel i
berubahnya tian ini.
kuiditas gunakan d
Bursa Efek data sekund
peroleh tida data di pero
ungan deng
onal dan P
abel penelit ariable Var
dependen a iabel depen
yaitu sum alui berbag
dihitung d bt to equity
Variable V independen
a variabel dalam penel
Indonesia. der yang di
ak di perole oleh melalu
gan masalah
Pengukuran
tian yang di riabel Terik
adalah vari nden yang d
mber pend gai kombin
dengan ras ratio DER
Variabel Beb n adalah va
dependen. itian ini ad
Dalam pen peroleh de
eh secara la ui website w
h yang di tel
n Variabel
gunakan da kat
iabel yang digunakan d
danaan perm nasi dari m
sio leverag R.
bas ariabel yang
Berikut v dalah data s
elitian ini su engan cara
angsung dar www.idx.co
liti.
alam penelit
dipengaruh dalam pene
manen yan modal send
ge rasio h
g menjadi s variabel ind
sekunder ya umber data
dokumenta ri objek ya
.id dan lite
tian ini.
hi oleh var elitian ini a
ng di gun diri dan hu
hutang de
sebab timb dependen d
ang di a yang
asi, di ang di
ratur-
riabel adalah
nakan utang.
engan
ulnya dalam
Universitas Sumatera Utara
kew
b. Pro
me ret
c. Wo
jan
3.6 Tekni
3.6.1 M
Metod regresi li
independe untuk me
populasi d yang diket
Likuid wajiban jan
ofitabilitas Profita
eningkatkan turn on equ
orking capi Worki
ngka pendek
Worki ik Analisis
Model Ana
de analisis inier berga
en dan satu engestimasi
dan rata-rat tahui. Mode
ditas merup ngka pendek
abilitas m
n laba. “Gi ity ROE.
tal ing capital
k seperti kas
ing capital =
lisis Data
yang digu anda, karen
variable de atau mem
ta variable el persamaa
pakan kem knya.
merupakan ibson”. Ras
merupakan s, sekuritas,
= current a
unakan untu na peneliti
ependen. M mprediksi r
dependen b an regresi be
mampuan pe
kemamp sio ini di u
n investasi , piutang da
assets – curr
uk menguji ian ini m
odel regres rata-rata po
berdasarkan erganda unt
erusahaan
uan peru ukur denga
perusahaa agang dan p
rent liabiliti
i hipotesis enggunakan
i linier berg opulasi atau
n nilai varia tuk menguji
untuk mel
usahaan u
an menggun
an dalam a persediaan.
ties
adalah an n tiga var
ganda digun u nilai rata
able indepe i hipotesis.
lunasi
untuk nakan
aktiva
nalisis riable
nakan a-rata
enden
Universitas Sumatera Utara
3.6
ana pen
no ma
Ketera Y =
α = e =
= =
= =
6.2 Pengu
Uji as alisis regres
nelitian ini rmalitas, m
asing-masin
3.6.2.1
yang diperta
untuk m a. Ana
adalah antara
angan: Return sah
Konstanta Error
Koefisien Likuiditas
Profitabili Working c
ujian Asum
sumsi klasi si linier ber
terbebas da multikolinier
ng pengujian
1 Uji Norm
Uji norma dilakukan,
anggungjaw mendeteksi
alisis Grafik Salah satu
h dengan m data obse
ham a
regresi s current as
itas ROE capital
msi Klasik
ik di guna rganda yang
ari penyimp ritas, hetero
n tersebut d
malitas
alitas dilak , sehingga
wabkan. Me i apakah res
k u cara termu
melihat gra ervasi deng
ssets
akan untuk g di gunakan
pangan asum skedastisita
dapat di jela
kukan untuk a kesimpul
enurut Gho sidual berdis
udah untuk afik histogr
gan data d mengetahu
n untuk men msi klasik y
as dan autok skan di baw
k menentuk lan yang
ozali 2006 stribusi norm
melihat nor ram yang m
distribusi y ui apakah
nganalisis d yang melipu
korelasi. Ad wah ini.
kan alat sta diambil
, ada dua mal atau tid
rmalitas res membandin
yang mend hasil
dalam uti uji
dapun
atistik dapat
cara dak.
sidual ngkan
dekati
Universitas Sumatera Utara
distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya. b. Analisis Statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skweness. Uji statistik lain yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov K-S. Pedoman
pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atu merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov
yang dapat dilihat dari Sig. atau signifikan. Apabila signifikannya 0,05, maka data itu terdistribusi normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji
Kolmogorov-Smirnov.
3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antarnilai Y, apakah sama atau heterogen Suharyadi Purwanto,
2009. Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas
Universitas Sumatera Utara
adalah dengan melihat ada atu tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot. Dasar analisis menurut Ghozali, 2006 terdiri dari:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian
menyempit, maka mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan dibawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.6.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu Suharyadi
Purwanto, 2009. Uji autokorelasi digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi
yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung autokorelasi.
Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi: 1. jika angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
2. jika angka D-W antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3. jika angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Universitas Sumatera Utara
Jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi
atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data. Apabila data bersifat
acak, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mengalami autokorelasi.
Menurut Ghozali 2006, acak atau tidaknya data di dasarkan pada batasan berikut ini:
a. apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05, maka observasi terjadi
secara acak, b. apabila nilai probabilitas
≤ α = 0,05, maka observasi terjadi secara tidak acak.
3.6.2.4 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dikemukakan pertama kali oleh Ragner Frish dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Means of
Complete Regression Systems”. Frish menyatakan bahwa multikolinier adalah adanya lebih dari satu hubungan linier yang
sempurna Suharyadi Purwanto, 2009. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel
independen. Pengamatan dilakukan dengan melihat nilai VIF
Universitas Sumatera Utara
Variable Inflation Factor dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali 2006, ketepatan fungsi regresi dalam mengestimasi nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya. Secara statistik dapat di
ukur dari nilai statistik t, nilai statistik f dan koefisien determinasinya. Suatu perhitungan statistik di sebut signifikan secara statistik apabila nilai uji yang di
kehendaki statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana Ho ditolak. Ho yang menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara
parsial maupun simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya di sebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana Ho
diterima.
3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Nilai R
2
besarnya antara 0-1 0 R
2
1. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam
menerangkan variabel independen. Tapi, karena R
2
mengandung kelemahan mendasar, dimana adanya bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan dalam model, maka R
2
akan meningkat walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
suatu model. Berbeda dengan R
2
, nilai adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suaru model.
Dalam kenyataan nilai adjusted R
2
bernilai negatif. Jika hal ini terjadi, maka nilai adjusted R
2
dianggap 0 Ghozali, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R
2
berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R
2
makin mendekati satu, maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan
variabel independen, dan sebaliknya.
3.6.3.2 Uji Simultan Uji F
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F- test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Terdapat beberapa
langkah dalam penelitian seperti yang terangkum di bawah ini. 1. Ho :
β1 = β2 = β3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Ha :
β1 = β2 = β3 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. 2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan Signifikan F Sig-F.
3. Menentukan tingkat signifikan α, yaitu sebesar 5.
4. Kriteria pengujian: - jika nilai sig F 0,05, maka Ho diterima. Berarti, variabel bebas
secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan,
Universitas Sumatera Utara
- jika nilai sig F ≤ 0,05, maka Ho ditolak. Artinya, variabel bebas
secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas independen secara individual dalam
menerangkan variansi variabel dependen dengan menganggap variabel lain konstan atau tetap. Berikut beberapa langkah dalam pengujian ini.
1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Ha:
β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
2. Menentukan tingkat signifikansi α, yaitu sebesar 5.
3. Jika probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 α, maka
variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Jika signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas
secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear
berganda. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Pemilihan sampel di lakukan dengan
metode purposive sampling. Populasi penelitian ini berjumlah 33 perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 24
perusahaan, penelitian di lakukan mulai dari periode 2009-2011. Setelah melakukan pengelolaan terhadap data laporan keuangan
perusahaan manufaktur pada periode 2009-2011 yang terkumpul dengan menggunakan Microsoft Excel di peroleh data untuk setiap variabel yang
dapat di tampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Struktur Modal Rasio Leverage
NO KODE Leverage
2011 2010 2009 1. ADES 1,51 2,24 1,61
2. DLTA 0,22 0,19 0,27 3 ICBP 0,42 0,43 5,29
4 INDF 0,69 0,90 1,61 5 MLBI 1,30 1,41 8,43
6 MYOR 1,72 1,16 1,00 7 PSDN 1,04 1,15 1,04
8 ROTI 0,39 0,25 1,07 9 SKLT 0,74 0,69 0,73
10 ULTJ 0,55 0,54 0,45 11 GGRM 0,59 0,44 0,48
12 HMSP 0,89 1,01 0,69
Universitas Sumatera Utara
13 RMBA 1,82 1,30 1,56 14 DVLA 0,28 0,33 0,41
15 KAEF 0,43 0,49 0,57 16 KLBF 0,28 0,23 0,39
17 PYFA 0,43 0,30 0,37 18 TSPC 0,39 0,35 0,33
19 MBTO 0,35 1,85 2,05 20 TCID 0,28 0,10 0,13
21 UNVR 0,43 1,15 1,02 22 KDSI 0,39 1,18 1,30
23 KICI 0,35 0,34 0,39 24 LMPI 0,08 0,52 0,36
Sumber: Hasil Olahan Penulis Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009
struktur modal tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk sebesar 8,43, sedangkan nilai struktur modal terendah adalah perusahaan Mandom
Indonesia, Tbk sebesar 0,13. Untuk tahun 2010 struktur modal tertinggi dimiliki oleh perusahaan Martina Berto, Tbk sebesar 1,85, sedangkan nilai struktur modal
terendah adalah perusahaan Mandom Indonesia, Tbk sebesar 0,10. Dan jika kita melihat pada tahun 2011, nilai struktur modal tertinggi terdapat pada perusahaan
Bentoel International Investama, Tbk senilai 1,82 dan nilai struktur modal terendah adalah Langgeng Makmur Industri, Tbk senilai 0,08.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa Perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk, Perusahaan Martina Berto, dan Bentoel
International Investama memiliki struktur modal yang tinggi, sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat di katakan lebih banyak menggunakan dana
eksternal dari para kreditur untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Likuiditas current asset
NO KODE Likuiditas
2011 2010 2009 1. ADES 1,71 1,51
2,48 2. DLTA 6,00 6,33
4,53 3 ICBP 2,87
2,59 0,52
4 INDF 1,91 2,04 1,16
5 MLBI 0,99 0,94 0,65
6 MYOR 2,22 2,58 2,29 7 PSDN 1,55 1,38
1,56 8 ROTI 1,28 2,30
1,44 9 SKLT 1,70 1,92
1,89 10 ULTJ 1,52 2,00
2,12 11 GGRM 2,24 2,70 2,46
12 HMSP 1,75 1,61 1,88 13 RMBA 1,12 2,50 2,08
14 DVLA 4,83 3,72 3,05 15 KAEF 2,75 2,43 2,00
16 KLBF 3,65 4,39 2,99 17 PYFA 2,54 3,00 2,10
18 TSPC 3,08 3,37
3,47 19 MBTO 4,08 1,59 1,76
20 TCID 11,74 10,68
7,26 21 UNVR 0,69 0,85 1,00
22 KDSI 1,36 1,27 1,20
23 KICI 7,26 7,34 5,53
24 LMPI 1,06 1,76 2,78
Sumber: Hasil Olahan Penulis Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009
likuiditas tertinggi terdapat pada perusahaan Kedaung Indag Can, Tbk sebesar 5,53, sedangkan nilai likuiditas terendah adalah perusahaan Indofood CBP Sukses
Makmur, Tbk sebesar 0,52. Untuk tahun 2010 nilai likuiditas tertinggi dimiliki oleh perusahaan Mandom Indonesia, Tbk senilai 10,68, sedangkan nilai likuiditas
terendahnya adalah Unilever Indonesia, Tbk senilai 0,85. Dan jika dilihat dari tahun 2011 nilai likuiditas yang tertinggi terdapat pada perusahaan Mandom
Universitas Sumatera Utara
Indonesia, Tbk senilai 11,74, dan nilai likuiditas terendah adalah Unilever Indonesia, Tbk senilai 0,69.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa Perusahaan Kedaung Indag Can, dan Perusahaan Mandom Indonesia memiliki kemampuan
yang baik dalam memenuhi hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin sehat keadaan perusahaan tersebut.
Tabel 4.3 Profitabilitas ROE
NO KODE Profitabilitas
2011 2010 2009 1. ADES 0,09 0,14 0,12
2. DLTA 0,89 0,27 0,17 3 ICBP 0,11 0,10 -
4 INDF 0,11 0,10 0,08 5 MLBI 0,27 0,25 0,21
6 MYOR 0,05 0,07 0,08 7 PSDN 0,01 0,01 0,05
8 ROTI 0,14 0,16 0,12 9 SKLT 0,03 0,02 0,006
10 ULTJ 0,05 0,06 0,04 11 GGRM 0,12 0,11
- 12 HMSP 0,15 0,15 0,13
13 RMBA 0,03 0,02 0,02 14 DVLA 0,12 0,12 0,08
15 KAEF 0,05 0,04 0,02 16 KLBF 0,14 0,13 0,10
17 PYFA 0,03 0,03 0,03 18 TSPC 0,10 0,10 0,08
19 MBTO 0,07 0,06 0,04 20 TCID 0,08 0,09 0,09
21 UNVR 0,18 0,17 0,17 22 KDSI 0,02 0,02 0,01
23 KICI 0,004 0,04 0,06 24 LMPI 0,01 0,006 0,01
Sumber: Hasil Olahan Penulis
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 profitabilitas tertinggi terdapat pada perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk
senilai 0,21, sedangkan profitabilitas terendahnya terdapat pada perusahaan Bentoel International Investama, Tbk senilai -0,02. Untuk tahun 2010
profitabilitas tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk senilai 0,27, sedangkan profitabilitas terendah dimiliki oleh perusahaan Langgeng Makmur
Industry, Tbk senilai 0,006. Dan jika dilihat dari tahun 2011 profitabilitas tertinggi terdapat pada perusahaan Delta Djakarta, Tbk senilai 0,89, sedangkan
profitabilitas terendahnya dimiliki oleh perusahaan Kedaung Indag Can, Tbk senilai 0,004.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa perusahaan Multi Bintang Indonesia dan Perusahaan Delta Djakarta memiliki kemampuan
yang lebih baik dalam meningkatkan laba perusahaan di bandingkan perusahaan- perusahaan yang lain.
Tabel 4.4 Working Capital
NO KODE Working
capital 2011 2010 2009
1. ADES 53441 44626 7634
2. DLTA 481515 476557 477705 3 ICBP 5591771
4316635 3577832
4 INDF 11670430 10218876
1818712 5 MLBI 3834 34785 290712
6 MYOR 2249507 1644520 986194 7 PSDN 99288 74294 74253
8 ROTI 42021 120347 42137 9 SKLT 43200 44115 41404
10 ULTJ 316486 477884 429048 11 GGRM 16847435
14426360 11623254 12 HMSP 5941613 5989616 6361583
Universitas Sumatera Utara
13 RMBA 458124 1831843 1596946 14 DVLA 552645 475218 376705
15 KAEF 803335 669726 510030 16 KLBF 4325535 3885055 312203
17 PYFA 37523 31428
23821 18 TSPC 2109327 1857713 1675349
19 MBTO 347125 97802 91636
20 TCID 614666 553624 485460 21 UNVR 2028375
654810 12523 22 KDSI 100745 74584 58012
23 KICI 48364 46816 44100 24 LMPI 104361 131028 162970
Sumber: Hasil Olahan Penulis Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 working
capital tertinggi terdapat pada perusahaan Gudang Garam, Tbk senilai 11.623.254, sedangkan working captal terendahnya dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang
Indonesia, Tbk senilai -290.712. untuk tahun 2010 working capital tertinggi adalah Gudang Garam, Tbk senilai 14.426.360, sedangkan working capital
terendah adalah perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -34785. Dan jika melihat pada tahun 2011 working capital tertinggi terdapat pada perusahaan
Gudang Garam, Tbk senilai 16.847.435, sedangkan working capital terendahnya dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk senilai -3834.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa perusahaan- perusahaan Gudang Garam selama tiga tahun berturut-turut memiliki tingkat
working capital tertinggi sehingga mampu membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
4.1.1 Statistik Deskriptif
Pembahasan tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal harus terlebih dahulu memperhatikan data
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Data perusahaan perlu di analisis terlebih dahulu sebelum melakukan pembahasan masing-masing pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen tersebut. Statistik deskriptif dari data yang di ambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2009-2011 yaitu sebanyak 72
data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang di gunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan
standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan tiga variabel independen yaitu likuiditas, profitabilitas, dan working capital.
Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel yang di gunakan
dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat dalam Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Descriptive Statistic
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Profitabilitas 72
-,06 ,89
,0927 ,11670
Likuiditas 72
,52 11,74
2,7625 2,12081
working capital
72 -3577832,00 16847435,00 1,6879E6 3,57754E6
struktur modal
72 ,08
8,43 ,9121
1,16723 Valid N
listwise 72
Sumber: Hasil Olahan Penulis 2013 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata masing-masing dapat di peroleh
selama periode pengamatan, seperti yang di simpulkan di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel dependen dengan struktur modal yang di ukur melalui debt to
equity ratio DER rasio total utang dan ekuitas modal perusahaan. DER memiliki nilai terendah 0,08 dan nilai tertinggi 8,43 dengan nilai rata-rata
0,91 dengan standar deviasi 1,16. Indikator ini menggambarkan bahwa struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-
2011 relatif rendah, sehingga perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kegiatan operasionalnya.
2. Variabel independen likuiditas yang di ukur melalui current asset yang di
miliki oleh perusahaan. Nilai terendah adalah 0,52 dan nilai tertinggi 11,74 dengan nilai rata-rata 2,76 dengan standar deviasi 2,12. Indikator
menggambarkan bahwa likuiditas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 sedikit kemungkinan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajiban atau hutangnya. 3.
Variabel independen profitabilitas yang di ukur dengan Return On Equity. Nilai terendah adalah -0,06 dan nilai tertinggi 0,89 dengan nilai rata-rata
0,09 dengan standar deviasi 0,11. Indikator menggambarkan bahwa profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-
2011 di dalam mengembalikan ekuitas pemegang saham relatif rendah. 4.
Variabel independen working capital yang merupakan kinerja perusahaan. Nilai terendah -357,00 dan nilai tertinggi 168,00 dengan nilai rata-rata
1,68 dengan standar deviasi 3,57. Indikator menggambarkan bahwa working capital perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-
Universitas Sumatera Utara
2011 sedikit kemungkinan perusahaan untuk membayar kewajiban perusahaan tepat pada waktunya.
4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik
Menguji hipotesis akan di gunakan analisis regresi linier berganda. Namun demikian akan terlebih dahulu di uji mengenai ada tidaknya
penyimpangan terhadap asumsi klasik yang di perlukan untuk mendapatkan model regresi yang baik.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Normalitas umumnya di deteksi dengan melihat penyebaran data titik pada
sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram setelah di transformasi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Uji Normalitas Grafik P-P Plot setelah di transformasi
Analisis grafik dapat di gunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi
normal. Pada grafik histogram, data yang mendekati distibusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data di
katakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak melenceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji
normalitas dengan menggunakan analisis grafik. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk
menormalkan data penelitian. Menurut Ghozali 2006, “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat di transformasi agar menjadi normal”. Salah satu
transformasi data yang dapat di lakukan adalah dengan mentransformasikan data ke logaritma 10 atau LN.
Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri atau
Universitas Sumatera Utara
ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar di sepanjang dan tidak
menjauhi garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik tidak cukup, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik
agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka di lakukan uji Kolmogorof-Smirnov, 1
sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
berdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Pengujian normalitas dengan metode statistik
ini dapat di lihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Awal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 72
Normal Parameters
a,,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 1,06645204
Most Extreme Differences
Absolute ,205
Positive ,205
Negative -,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,740
Asymp. Sig. 2-tailed ,005
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel di atas menunjukkan nilai profitabilitas 0,005. Dengan demikian data pada penelitian ini tidak berdistribusi
normal dan tidak dapat di lakukan untuk menguji hipotesis karena 0,005 0,05.
Tabel 4.7 Uji Normalitas setelah transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 64
Normal Parameters
a,,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,59782673
Most Extreme Differences
Absolute ,137
Positive ,114
Negative -,137
Kolmogorov-Smirnov Z 1,099
Asymp. Sig. 2-tailed ,178
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dengan melihat hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.7 menunjukkan nilai profitabilitas = 0,178. Dengan demikian, data pada penelitian
ini berdistribusi normal dan dapat di gunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0,178 0,05.
4.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali
2006 Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksi ada atau tidaknya
Universitas Sumatera Utara
gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang di hasilkan dari pengolahan data menggunakan program software statistic.
Berikut ini beberapa dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali. a.
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. b.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di bawah angka 0 dan Y maka tidak heteroskedastisitas.
Uji ini di lakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplott, di mana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
scatterplot setelah transformasi
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga layak di pakai untuk melihat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.1.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
1 dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya Erlina, 2008. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi
umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat di lakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson. Di bawah ini terdapat panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi setelah transformasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,679
a
,461 ,434
,61259 2,473
a. Predictors: Constant, LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas b. Dependent Variable: LN Struktur modal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 meperlihatkan statistik D-W sebesar 2,473. Angka ini terletak di atas +2, dari pengamatan ini dapat di simpulkan bahwa adanya autokorelasi
negatif.
4.1.2.4 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. dalam hal ini kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal Erlina,2008. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai
korelasi di antara sesamanya sama dengan nol.
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antara variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi di lakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan nilai tolerance.
Multikolinearitas terjadi apabila VIF 10 dan nilai tolerance 0,10.
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas setelah transformasi
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant LN Profitabilitas ,818
1,222 LN Likuiditas
,940 1,064
LN Working capital
,823 1,215
a. Dependent Variable: LN Struktur modal Bedasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa tidak ada satupun variabel
bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolernce
Universitas Sumatera Utara
value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat di simpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat di simpulkan bahwa semua
variabel bebas yang di pakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.
4.2 Hipotesis
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi R
2
Nilai yang di gunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Dalam hal ini adjusted R
2
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel likuiditas, profitabilitas, dan working
capital terhadap struktur modal. “Adjusted R
2
dianggap lebih baik dari R
2
karena nilai adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen di tambahkan ke dalam model” Ghozali, 2006.
Oleh karena itu, pada penelitian ini yang di gunakan adjusted R
2
berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R
2
makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan
variabel independen dan sebaliknya.
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 ,679
a
,461 ,434
,61259 a. Predictors: Constant, LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas
b. Dependent Variable: LN Struktur modal
Universitas Sumatera Utara
Besarnya adjusted R
2
berdasarkan hasil analisis statistik yang di peroleh sebesar 0,434. Dengan demikian besarnya pengaruh yang di berikan likuiditas,
profitabilitas, dan working capital terhadap struktur modal adalah sebesar 43,4. Sedangkan sisanya sebesar 56,6 adalah di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak
di teliti dalam penelitian ini.
4.2.2 Uji Simultan
Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Apabila profitabilitas
signifikansi lebih besar dari α 0,05 maka variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel struktur modal, tetapi jika probabilitas signifikansi lebih kecil dari
α 0,05 maka variabel indepnden secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel struktur
modal. Pengujian hipotesis uji F ini di gunakan untuk melihat apakah secara
keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian simultan maka di peroleh seperti yang
terlihat di tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Uji Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression 19,257
3 6,419
17,105 ,000
a
Residual 22,516
60 ,375
Total 41,773
63 a. Predictors: Constant, LN Working capital, LN Likuiditas, LN Profitabilitas
b. Dependent Variable: LN Struktur modal
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.11 dapat di lihat bahwa nilai p-value uji simultan ini adalah sebesar 0,000
α = 0,05 dan dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F
hitung
F
tabel
= 17,105 2,74. Berdasarkan hasil tersebut maka di simpulkan bahwa likuiditas, profitabilitas, dan working capital secara simultan berpengaruh
terhadap struktur modal.
4.2.3 Uji Signifikan Parsial
Uji T di gunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel- variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu.
Kesimpulan yang dapat di ambil dari uji t ini adalah jika probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05
α maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal, jika lebih kecil dari 0,05 maka
variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil uji parsial ini dapat di lihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial Uji T
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1Constant ,634
,702 ,903
,370 LN Profitabilitas
,077 ,082
,099 ,942
,350 LN Likuiditas
-,969 ,137
-,690 -7,054 ,000
LN Working capital -,009
,045 -,021
-,201 ,842
Dependent Variable: LN Struktur modal Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
variabel profitabilitas memiliki nilai p value sebesar 0,350 lebih besar dari 0,05. Nilai tersebut menyimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara
terhadap struktur modal DER. Nilai p value variabel likuiditas adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal DER. Nilai p value variabel working capital adalah sebesar 0,842 lebih besar dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa
working capital tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal DER. Dari tabel 4.12 dapat di peroleh model persamaan regresi berganda seperti
di bawah ini.
Y = 0,634 - 0,969X
1
+ 0,077X
2
– 0,009X
3
a Koefisien konstan adalah 0,634 menyatakan jika X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
adalah 0. Maka struktur modal DER adalah 0,634.
b Likuiditas memiliki koefisien regresi ke arah yang negatif sebesar -0,969.
Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel likuiditas maka struktur modal perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 0,969
persen. c
Profitabilitas memiliki koefisien regresi ke arah yang positif sebesar +0,077. Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel profitabilitas
maka struktur modal perusahaan akan mengalami penaikan sebesar 0,077 persen.
d Working capital memiliki koefisien regresi ke arah negatif sebesar -0,009.
Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 persen dari variabel working capital akan menyebabkan variabel struktur modal mengalami penurunan sebesar 0,009
persen.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan working capital berpengaruh terhadap struktur
modal. Berdasarkan F tabel dapat di lihat signifikansinya, di mana secara simultan variabel yang di gunakan memiliki variabel yang signifikan di lihat
dari 0,000 0,05 nilai signifikan kurang dari 0,05 seperti yang kita lihat pada tabel 4:11.
Dalam pengujian secara parsial di temukan hanya variabel likuiditas yang memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan
variabel profitabilitas dan working capital tidak berpengaruh secara signifikan. Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian
secara parsial dapat di simpulkan di bawah ini. 1.
Likuiditas Melalui analisis uji-t, menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dapat di lihat dari nilai variabel likuiditas sebesar 0,000 0,05 yang berarti lebih kecil, koefisien
regresi likuiditas bertanda negatif. Hal ini berarti perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi yang akan di gunakan untuk membiayai investasi.
Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban- kewajiban jangka pendek maka hal tersebut dapat mengindiksikan
perusahaan berada dalam keadaan sehat. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan untuk memperoleh kewajiban jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
yang di peroleh dari pihak kreditur. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ozkan 2001.
2. Profitabilitas
Melalui analisis uji-t, menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dapat di lihat
dari nilai variabel profitabilitas sebesar 0,350 0,05 yang berarti lebih besar. Koefisien regresi profitabilitas bertanda positif. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang di lakukan oleh Ozkan 2001. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi memungkinkan untuk membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang di hasilkan secara internal. Dalam hal ini perusahaan akan lebih sering menggunakan
pembiayaan dari laba di tahan untuk mengurangi penggunaan hutang perusahaan.
3. Working capital
Melalui analisis uji-t, menunjukkan bahwa working capital tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dapat di lihat
dari nilai variabel working capital sebesar 0,842 0,05 berarti lebih besar. Koefisien regresi working capital bertanda negatif. Hal ini berarti working
capital dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya. Belum ada peneliti lain yang melakukan penelitian working capital
terhadap struktur modal, maka dari itu peneliti berpatok terhadap jurnal yang menjadi panduan dalam penulisan ini. Hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh Thair Al Shaher 2012.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang berbeda dan tidak konsisten dari penelitian terdahulu di sebabkan oleh objek penelitian yang berbeda. Penelitian ini menggunakan
sampel perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, selain itu perbedaan pengukuran atas struktur modal juga menimbulkan perbedaan hasil
penelitian ini dengan peneliti terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan