29 pendekatan sosial masih sulit mengukur garis kemiskinan masyarakat, tetapi dari
indikator ekonomi secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran. Sementara
ini yang dilakukan Biro Pusat Statistik BPS untuk menarik garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran.
I. 5. 3. Program Penanggulangan Kemiskinan Pekotaan P2KP
Dalam Pedoman Umum P2KP 3 Rahadi : 2007, disebutkan bahwa P2KP adalah salah satu program nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia
dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan
melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya yang mengusung nilai-nilai luhur dan prinsip universal.
P2KP memahami bahwa akar penyebab dari persoalan kemiskinan yang sebenarnya adalah karena kondisi masyarakat yang belum berdaya dengan
indikasi kuat yang dicerminkan oleh perilakusikapcara pandang masyarakat yang tidak dilandasi dengan nilai-nilai universal kemanusiaan yakni jujur, dapat
dipercaya, ikhlas, kerelawanan, adil, kesetaraan serta kesatuan dalam keragaman dan tidak bertumpu pada prinsip-prinsip universal kemasyarakatan yakni
transparansi, akuntabilitas, partisispasi, demokrasi, desentralisasi. Sehingga P2KP meyakini bahwa pendekatan yang lebih efektif untuk
mewujudkan proses perubahan perilaku masyarakat adalah melalui pendekatan pemberdayaan atau proses pembelajaran edukasi masyarakat dan penguatan
Universitas Sumatera Utara
30 kapasitas untuk mengedepankan peran pemerintah daerah dalam mengapresiasi
dan mendukung kemandirian masyarakatnya. Adapun substansi P2KP sebagai proses pemberdayaan dan pembelajaran
masyarakat, nantinya dilakukan dengan terus menerus untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai universal
kemanusiaan, prinsip kemasyarakatan dan prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai landasan yang kokoh untuk membangun masyarakat yang mandiri dan
sejahtera. Proses pembelajaran di tingkat masyarakat ini dilangsungkan selama masa program P2KP maupun pasca program P2KP olen masyarakat sendiri
dengan membangun dan melembagakan komunitas belajar kelurahan. Sedangkan substansi P2KP sebagai penguatan kapasitas pemerintah
daerah dalam rangka mengedepankan peran dan tanggung jawab pemerintah daerah, dilakukan melalui pelibatan intensif pemda pada pelaksanaan siklus
kegiatan P2KP, penguatan peran dan fungsi Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah KPKD agar mampu menyusun dokumen Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah SPKD dan PJM Pronangkis KotaKabupaten berbasis aspirasi dan program masyarakat Pronangkis Kelurahan.
Selain itu, dalam programnya P2KP juga mendorong kemandirian serta kemitraan masyarakat bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan
kemiskinan di perkotaan. Namun, untuk lebih menjamin kapasitas kemandirian masyarakat dan pemda agar mampu menangani kemiskinan di wilayahnya, maka
perlu didorong upaya-upaya menuju tatanan kepemerintahan yang baik good governance yakni demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas,
desentralisasi.
Universitas Sumatera Utara
31 I.5.3.1. Visi dan Misi P2KP
Mengingat bahwa program penanggulangan kemiskinan di Perkotaan P2KP adalah landasan dan pemicu tumbuhnya gerakan pembangunan
berkelanjutan dalam penanggulangan kemiskinan di perkotaan, maka diperlukan rumusan visi dan misi yang jelas sehingga dapat dipakai sebagai acuah perilaku
dan arahan pihak stakeholders dalam mengembangkan program-program kemiskinan di wilayahnya.
1. Visi
Terwujudnya masyarakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari.
2. Misi
Membangun masyarakat mandiri yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok setempat dalam menanggulangi
kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan.
I.5.3.2. Nilai-Nilai dan Prinsip-prinsip Yang Melandasi P2KP
Sejalan dengan substansi konsep Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP bahwa persoalan kemiskinan dapat ditanggulangi dengan
terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan yang bersifat universal dan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan, maka rumusan nilai-nilai yang melandasi pelaksanaan P2KP adalah sebagai berikut :
1. Nilai-nilai universal kemanusiaan gerakan moral
Universitas Sumatera Utara
32 Nilai-nilai universal kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi,
ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP baik masyarakat, konsultan, pemerintah, maupun kelompok peduli, dalam
melaksanakan P2KP adalah : a.
Jujur b.
Dapat dipercaya c.
Ikhlas kerelawanan d.
Adil e.
Kesetaraan f.
Kesatuan dalam keragaman
2. Prinsip-prinsip Universal Kemasyarakatan Good Governance
Prinsip-prinsip universal kemasyarakatan yang mengacu pada tata kepemerintahan yang baik Good Govermance yang harus dijunjung tinggi,
ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP baik masyarakat, konsultan, maupun pemerintah, dalam melaksanakan P2KP
adalah : a.
Demokrasi; dalam setiap proses pengembalian keputusan apapun, musyawarah harus menjadi alat terkuat dan pilar utama dalam
menjalankan suatu proses demokrasi. b.
Partisipasi; dalam tiap langkah kegiatan P2KP harus dilakukan secara partisipatif sehingga mampu membangun rasa kepedulian dan kepemilikan
serta proses belajar melalui bekerja bersama. c.
Transparansi dan akuntabilitas; dalam proses manajemen program maupun manajemen organisasi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
33 d.
Desentralisasi; dalam proses pengembalian keputusan yang langsung menyangkut kehidupan dan penghidupan masyarakat.
3. Prinsip-prinsip Universal Pembangunan Berkelanjutan Tridaya
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang harus dijunjung tinggi ditumbuhkembangkan dan dilestarikan oleh semua pelaku P2KP baik
masyarakat, konsultan, maupun pemerintah, dalam melaksanakan P2KP adalah melalui peneapan konsep Tridaya sebagai berikut :
a. Perlindungan lingkungan Environmental Protection
b. Pengembangan masyarakat Social Development
c. Pengembangan ekonomi Economic development
I.5.3.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan P2KP yaitu : a.
Terbangunnya lembaga masyarakat berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan dan berorientasi pembangunan berkelanjutan,
yang aspiratif, representatif, mengakar, mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin, mampu memperkuat aspirasisuara masyarakat miskin,
mampu memperkuat aspirasisuara masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan lokal, dan mampu menjadi wadah sinergi masyarakat
dalam penyelesaian permasalahan yang ada di wilayahnya. b.
Meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke pelayanan sosial, prasarana dan sarana serta pendanaan modal, termasuk membangun
kerjasama dari kemitraan sinergi ke berbagai pihak terkait, dengan menciptakan kepercayaan pihak-pihak terkait tersebut terhadap lembaga
masyarakat BKM.
Universitas Sumatera Utara
34 c.
Mengedepankan peran pemerintah kotakabupaten agar mereka makin mampu memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, baik melalui pengokohan Komite
Penanggulangan Kemiskinan KPK di wilayahnya, maupun kemitraan dengan masyarakat serta kelompok peduli setempat.
I.5.3.4. Kelompok Sasaran
Pada dasarnya, kelompok sasaran P2KP mencakup empat sasaran utama, yakni masyarakat, pemerintah daerah, kelompok peduli setempat dan para pihak
terkait Stakeholders. P2KP ini, pada pelaksanaannya menggunakan pola pendekatan bertumpu
pada partisipasi aktif masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaan P2KP ini tidak mungkin untuk dapat dicapai secara optimal.
Partisipasi dalam hal ini dilakukan secara partisipatif dalm tiap-tiap langkah pelaksanan P2KP atau lebih dikenal dengan siklus P2KP yakni dimulai
dari siklus tahap Rembuk Kesiapan Masyarakat RKM hingga pemanfaatan Dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM. Diketahui bahwa, salah satu tahap
yang paling mendominasi unsur partisipasi didalamnya yakni tahap Pembentukan Pengembangan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM.
Pembentukan KSM pada dasarnya menjadi bagian dari proses belajar masyarakat dalam pengorganisasian kelompok, yaitu menggambarkan
serangkaian kegiatan untuk membangun kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri, sehingga tumbuh ikatan
kebersamaan yang cukup kuat, sebagai sarana menumbuhkan solidaritas dan kepedulian diantara masyarakat serta media belajar bersama dalam memecahkan
persoalan-persoalannya secara mandiri.
Universitas Sumatera Utara
35 Dengan demikian, pada hakekatnya KSM dapat didefenisikan sebagai
kumpulan orang yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya ikatan pemersatu, yakni adanya kepentingan dan kebutuhan
yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai bersama. Sedangkan KSM dalam rangka P2KP, keberadaan
sekumpulan warga tersebut haruslah memenuhi kriteria sebagai pemanfaat proyek, serta bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan kemiskinan yang
menyangkut sarana dan prasarana dasar, penngembangan SDM serta pengembangan ekonomi.
Posisi KSM di P2KP adalah independen. Posisi KSM dalam P2KP adalah sebagai pelaku langsung dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan
kemiskinan. Anggota masyarakat yang tergabung dalam KSM tidak hanya untuk meningkatkan wawasan tentang prinsip dan nilai P2KP, akan tetapi juga
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui interaksi antar sesama anggota KSM, sangat memungkinkan terjadi pergesekan yang mencerdaskan
sehingga tumbuh nilai-nilai baru, cara pandang, cara menyelesaikan masalah, maupun cara memahami realitas yang dapat mempengaruhi kehidupan.
Diketahui, KSM dalam P2KP bukanlah semata-mata sebagai kelompok peminjam atau yang berorientasi pada kegiatan ekonomi, melainkan kelompok
pemberdayaan. Dalam hal ini, bisa dikatakan KSM merupakan wadah bagi tumbuhnya rasa percaya diri, semangat kemandirian saling kepercayaan sosial,
rasa kebersamaan dan lain-lain. Namun demikian, apabila terjadi pembentukan KSM yang diawali dan didasari oleh kepentingan ekonomi adalah kenyataan yang
wajar, karena selama ini program pengembangan yang ada di masyarakat lebih
Universitas Sumatera Utara
36 banyak dengan pendekatan peningkatan pendapatan, selain juga karena kehidupan
sehari-hari warga masyarakat tidak lepas dari masalah ekonomi. Kenyataan tersebut harus disikapi lebih bijak dengan menggunakannya sebagai jalan masuk
menuju KSM sebagai wadah pemberdayaan. Agar KSM dalam P2KP benar-benar menjadi wadah bagi pemberdayaan
anggota-anggotanya, maka ada beberapa prinsip yang perlu, yang bisa dijadikan pedoman di internal KSM yakni :
a. Karakter saling mepercayai dan mendukung.
Melalui pengembangan karakter tersebut, bisa mendorong para anggota untuk mengekspresikan gagasan, parasaan dan kekhawatirannya dengan
nyaman. Dengan demikian, setiap anggota KSM memiliki keleluasaan mengungkapkan pemikiran dan pendapat, serta mampu mengajukan usul dan
saran yang perlu djadikan pembahasan dalam rapat kelompok tanpa adanya segan atau adanya hambatan psikologis lainnya.
b. Mandiri dalam membuat keputusan.
Melalui kebersamaan kelompok, maka secara mandiri dimungkinkan adanya proses pengambilan keputusan melalui kesepakatan yang diambil oleh
kelompok itu sendiri. Keputusan kelompok lazimnya merupakan hasil pemusyawaratan bersama dan tidak diperkenankan adanya dominasi dari
perorangan atau beberapa orang yang bersifat pemaksaan kehendak atau intervensi dari pihak manapun. Kelompok juga berwenang untuk mengatur
rumah tangganya sendiri sesuai dengan keputusan bersama. c.
Mandiri dalam menetapkan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
37 Melalui basis kelompok, dimungkinkan terjadinya proses belajar bersama
yang lebih efisien dan efektif, sehingga peningkatan dan penguatan kapasitas KSM terkait dengan pengembangan kemampuan kapasitas para anggotanya
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya dapat berjalan. d.
Partisipasi yang nyata. Melalui basis kelompok, peluang setiap anggota untuk memberikan kontribusi
kepada kelompok atau anggota kelompok lainnya, sebagai wujud komitmen kebersamaan dapat berjalan. Dengan demikian, potensi untuk menumbuhkan
keswadayaannya dalam wujud partisipasi nyata terbuka luas.
I. 5.4. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP..