6. Defenisi Konsep 7. Defenisi Operasional.

40 Berkaitan dengan konsep diatas, P2KP yang mengedepankan pola pendekatan yang bertumpu pada aspirasi masyarakat ini dalam pelaksanaannya juga dijadikan sebagai pengalaman baru bagi Kelurahan Kota Bangun. Kelurahan Kota Bangun yang terdiri dari delapan lingkungan ini, menyikapi program tersebut bukan semata-mata agar dapat memperoleh dan memanfaatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM P2KP dalam rangka penanggulangan kemiskinan, namun kembali lagi sembari ditekankan kepada proses pembelajaran kritis masyarakat dalam menentukan sendiri kebutuhan dan pemecahan masalahnya serta tumbuh kepercayaan diri bahwa masyarakat mampu melaksanakan penyusunan suatu program. Terdapatnya berbagai kendala yang terjadi dalam pelaksanaan siklus P2KP itu sendiri, menjadikan peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana sebenarnya keberlangsungan dari pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam P2KP Kelurahan Kota Bangun serta hasil akhirnya dan bagaimanakah bentuk partisipasi masyarakat didalamnya. Untuk itu peneliti dalam hal ini memfokuskan diri melihat lebih jauh berlangsungnya tahap Kelompok Swadaya Masyarakat KSM pada P2KP Kelurahan Kota Bangun sehubungan dengan berjalannya tahap tersebut berkenaan dengan proses penelitian yang dilakukan.

I. 6. Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial Singarimbun, 1995:30. Berdasarkan Universitas Sumatera Utara 41 pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari beberapa konsep yang digunakan yakni: 1. Partisipasi merupakan bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela tentunya, baik karena alasan dari dalam dirinya maupun dari luar dalam keseluruhan proses kegiatan yang berlangsung. 2. Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup dalam wilayah tertentu, dimana terdapat kesadaran bahwa mereka adalah satu kesatuan sosial dan memiliki sistem kehidupan dan sistem kebudayaan sendiri yang selalu berubah. 3. Partisipasi masyarakat diartikan sebagai keterlibatan sekelompok manusia yang selanjutnya disebut sebagai masyarakat, baik secara aktif maupun sukarela dengan alasan intrinsik maupun ekstrinsik dalam suatu proses kegiatan baik pemerintahan maupun pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga perkembangannya. 4. Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan adalah salah satu program Nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunanan lokal lainnya yang mengusung nilai-nilai luhur dan prinsip universal.

I. 7. Defenisi Operasional.

Defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dalam pengukuran ini dapat Universitas Sumatera Utara 42 diketahui indikator-indikator apa saja yang melekat dalam variabel sebagai pendukung untuk dianalisis ke dalam variabel tersebut. Berikut ini indikator-indikator yang dipakai sebagai alat pengukur dari partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP : 1. Adanya forum musyawarah berupa serangkaian kegiatan berbentuk kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. 2. Kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam proses pelayanan publik. 3. Akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat. 4. Bentuk partisipasi yakni partisipasi teknis berupa keterlibatan masyarakat dalam pengidentifikasian masalah, pengumpulan data serta pelaksanaan kegiatan ; partisipasi asli berupa keterlibatan masyarakat di dalam proses perubahan dengan melakukan refleksi kritis dan aksi yang meliputi dimensi politis, ekonomis, ilmiah dan ideologis secara bersamaan ; serta partisipasi semu berupa partisipasi politis yang digunakan orang luar atau kelompok dominan elit masyarakat untuk kepentingan sendiri. 5. Terjalinnya sense of community masyarakat setempat. Universitas Sumatera Utara 43

I. 8. Sistematika Penulisan BAB I

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) (Study Pada Kelurahan Pangkalan Manshyur Kecamatan Medan Johor Medan)

1 70 94

Pengaruh Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) (Studi pada Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, Kota Medan).

1 47 70

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Kecamatan Lubuk Pakam

14 111 222

Respon Masyarakat Terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Di Kelurahan Pekan Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

1 39 127

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

EFEKTIFITAS MODAL DANA BERGULIR DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) (Studi kasus Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota padang).

0 0 6

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) (Study Kasus pada Kelurahan Pangkalan Manshyur Kecamatan Medan Johor)

0 0 14