Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

2. Untuk mengetahui status hak atas tanah dan bangunan yang didirikan di atas Hak Pengelolan PT. Kereta Api Indonesia Persero setelah berakhir jangka waktu Hak Guna Bangunan. 3. Untuk mengetahui Perlindungan Hukum bagi Pemegang Hak Guna Bangunan yang berdiri di atas tanah Hak Pengelolaan PT. Kereta Api Indonesia Persero.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu: a. Secara teoritis, memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu Hukum Agraria, terutama mengenai aspek hukum pemberian Hak Guna Bangunan yang berdiri di atas Hak Pengelolaan. a. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pemikiran-pemikiran baru bagi kalangan perusahaan atau pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pemberian Hak Guna Bangunan yang berdiri di atas Hak Pengelolaan.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan sebelumnya pada perpustakaan dilingkungan Universitas Sumatera Utara dan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, terhadap judul ini belum ada penelitian yang dilakukan sebelumnya. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara Penelitian mengenai “Perlindungan Pemegang Hak Guna Bangunan di Atas Hak Pengelolaan PT. Kereta Api Indonesia Persero di Kabupaten Aceh Utara” merupakan hal yang baru dan asli, sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dan terbuka untuk kritikan-kritikan yang sifatnya membangun sehubungan dengan topik dan permasalahan dalam penelitian ini.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Perkembangan ilmu hukum tidak terlepas dari teori hukum sebagai landasannya dan tugas teori hukum adalah untuk: “menjelaskan nilai-nilai hukum dan postulat-postulatnya hingga dasar-dasar filsafatnya yang paling dalam, sehingga penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli hukum yang di bahas dalam bahasa dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri.” 6 Jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab sosial yang terpikul dibahunya. “Bukan karena dia adalah warga masyarakat yang kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat melainkan juga karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup masyarakat.” 7 Lebih lanjut fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk serta menjelaskan mengenai gejala yang diamati. Berdasarkan dari pengertian tersebut serta berangkat dari konsep bahwa dalam masyarakat Indonesia 6 W. Friedmann, Teori dan Filsafat Umum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996, hal. 2 7 Jujun S. Suryasumantri, Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1999, hal. 237 p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara hukum tanah memegang peranan yang sangat penting yang bertalian erat dengan sifat masyarakat “Jiwa rakyat dan tanahnya tidak dapat dipisah-pisahkan, setiap perubahan dalam jiwa rakyat, menghendaki juga perubahan dalam hukum tanah, demikian juga sebaliknya”. 8 Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah dapat disusun menjadi satu kesatuan yang merupakan satu sistem yang disebut hukum tanah. 9 Boedi Harsono menyatakan bahwa dalam tiap hukum tanah terdapat pengaturan mengenai berbagai hak penguasaan atas tanah. Semua hak penguasaan atas tanah berisi serangkaian wewenang, kewajiban danatau larangan bagi pemegang haknya untuk “berbuat sesuatu” mengenai tanah yang dihaki. Sesuatu yang boleh, wajib atau dilarang untuk diperbuat itulah yang merupakan tolak ukur pembeda berbagai hak penguasaan atas tanah yang diatur dalam hukum tanah negara yang bersangkutan. 10 Telah disinggung sebelumnya bahwa penelitian ini adalah mengenai pelaksanaan Pemberian Hak Guna Bangunan di Atas Hak Pengelolaan Perseroan Terbatas PT. Kereta Api Indonesia Persero di Kabupaten Aceh Utara, yang tentunya berhubungan erat dengan hukum agraria. Hak atas permukaan bumi atau hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang untuk memakai tanah yang diberikan kepada pemegang haknya untuk 8 B.F.Sihombing, Evolusi Kebijakan Pertanahan Dalam Hukum Tanah Indonesia, Jakarta, Toko Gunung Agung, 2005, hal. 51. 9 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta, Djambatan, 2003, hal. 17. 10 Ibid, hal. 23-24 p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah yang dihakinya. Kewenangan untuk mempergunakan diartikan bahwa hak atas tanah itu dipergunakan untuk kepentingan mendirikan bangunan, sedangkan kewenangan untuk mengambil rnanfaat diartikan bahwa hak atas tanah itu dipergunakan untuk kepentingan bukan mendirikan bangunan, misalnya untuk pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan. 11 Dalam setiap hukum tanah terdapat pengaturan mengenai berbagai hak penguasaan atas tanah. Pada dasarnya semua jenis hak penguasaan atas tanah berisikan serangkaian wewenang, kewajiban danatau larangan bagi pemegang haknya untuk berbuat sesuatu terhadap tanah yang di haki. Maksud bahwa sesuatu yang boleh, wajib danatau dilarang untuk diperbuat merupakan isi hak penguasaan yang bersangkutan, dan yang menjadi kriteria untuk membedakan sesuatu hak penguasaan atas tanah dengan hak penguasaan yang lain. 12 Dalam UUPA Hak Pengelolaan di dalam sistematika hak-hak penguasaan atas tanah tidak dimasukkan dalam golongan hak-hak atas tanah, akan tetapi keberadaanya tersirat dalam penjelasan umum Pasal 2 ayat 4, yang menyatakan: “ Dengan berpedoman pada tujuan yang disebutkan di atas, Negara dapat memberikan tanah yang demikian yang dimaksudkan adalah tanah yang tidak dipunyai dengan sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lain kepada seseorang atau badan-badan dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keperluannya, misalnya dengan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atau memberikannya dalam pengelolaan kepada sesuatu Badan 11 Urip Santoso, Hukum Agraria Dan Hak-Hak Atas Tanah, ed. 1, cet. 2, Jakarta kencana, 2006, hal. 82. 12 Oloan Sitorus dan Zaki Sierrad, Hukum Agraria Di Indonesia Konsep Dasar Dan Implementasi, Yogyakarta, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, 2006, hal. 71. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara Penguasa Departemen, Jawatan atau Daerah Swatantra untuk dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.” Hak Pengelolaan pada hakekatnya merupakan Hak Menguasai Dan Negara, sebagaimana berdasarkan dan pengertian Hak Pengelolaan yang dirumuskan dalarn Pasal 1 angka 2 PP No. 40 Tahun 1996 jo. Pasal I. angka 3 PNNAKaBPN No-9 Tahun 1999 bahwa Hak Pengelolaan adalah Hak Menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. A.P.Parlindungan berpendapat bahwa: Hak Pengelolaan adalah suatu hak atas tanah yang sama sekali tidak ada istilahnya dalam UUPA, dan hanya secara tidak langsung dijumpai dalam pengertian Pasal 2 ayat 4 UUPA yang menyatakan bahwa pelaksanaan Hak Menguasai Negara dapat dikuasakan kepada daerah-daerah swatantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat. Dari Uraian ayat 4 tersebut ternyata ada kemungkinan dibuka untuk menerbitkan suatu hak baru yang namanya ketika itu belum ada tetapi merupakan suatu delegasi pelaksanaan kepada daerah- daerah otonom dan masyarakat hukum adat. 13 Sementara Sudargo Gautama mengenai Hak Pengelolaan berpendapat sebagai berikut : 1. Terhadap tanah-tanah yang belum dipunyai oleh seseorang kekuasaan Negara lebih luas dan penuh sehingga : a. dapat memberikannya kepada seseorang atau badan hukum dengan hak atas tanah tertentu sesuai dengan peruntukan dan keperluannya. b. dapat diberikan kepada badan penguasa dalam “pengelolaan” untuk dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing. Peraturan Pemerintah akan memberikan ketentuan khusus mengenai hal ini. Jadi kita saksikan bahwa pemerintah dapat melakukan delegasi kekuasaan pada badan-badan penguasa rendahan. 14 13 A.P.Parlindungan, Op.cit, hal. 1. 14 Sudargo Gautama, Komentar Atas Undang-Undang Hak Tanggungan Baru Tahun 1996 No. 4, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1996, hal. 61. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara 2. Hak-hak yang mungkin diadakan atas tanah disebut dalam pasal 16, tetapi perinciannya tidak limitatip. Selain hak-hak yang disebut disini, mungkin diadakan hak-hak lainnya menurut Undang-undang sendiri kelak. 15 Hak Pengelolaan tersebut selain dipergunkan untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, sesuai dengan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Pengelolaan dapat menyerahkan bagian tanah Hak Pengelolaan kepada pihak ketiga lainnya. Berhubung dengan hal tersebut, tanah-tanah Negara dapat dibagi atas 2 dua bagian, yaitu : 1. Tanah Negara yang bebas vrij landsdomein, artinya tanah yang tidak terikat dengan hak-hak bangsa Indonesia. 2. Tanah Negara yang tidak bebas onvrij landsdomein, artinya tanah yang terikat dengan hak bangsa Indonesia. Tanah Negara yang bebas mengandung pengertian bahwa di atasnya bebas sama sekali dari hak-hak seseorang. Terhadap tanah ini Negara bebas untuk memberikannya kepada pihak lain. Anggapan yang demikian tersebut tidak dimengerti oleh rakyat, bahkan bertentangan dengan kesadaran hukum rakyat. Oleh karena itu UUPA dalam Penjelasan Umum Bagian II butir 2 menyatakan “Asas Domein adalah bertentangan dengan kesadaran hukum rakyat Indonesia dan asas daripada Negara Modern”. 15 Ibid, hal.116. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara Teori domein yang mendudukan Negara sebagai pemilik tanah memang bukan konsepsinya Negara modern, melainkan konsepsi feodal dari zaman abad pertengahan Middle Ages, seperti yang melandasi hukum tanah di Inggris dan bekas negara-negara jajahannya. Dalam konsepsi ini semua tanah adalah milik Raja dan siapapun hanya menguasai dan menggunakan tanah milik “Lordnya” sebagai tenure. Ini disebut doktrin “tenure”. 16 Meskipun Hak Pengelolaan jangka waktunya tidak terbatas atau diberikan kepada pemegang haknya selama diperlukan, namun Hak Pengelolaan dapat hapus atau menjadi batal jika terjadi hal-hal sebagai berikut: 1. Pembatalan hak oleh menteri karena tidak memenuhi kewajibannya sebagai penerima Hak Pengelolaan. 2. Pembatalan hak karena cacat hukum administratif. 3. Pembatalan hak karena melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 4. Dilepaskan haknya oleh pemegang Hak Pengelolaan kepada Negara.

2. Konsepsi