Jenis Kolaborasi Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007

9 Kesempatan untuk meningkatkan cara pandang dari informasi dan pengetahuan melalui jaringan kerja formal dan informal, publikasi dan petunjuk akhir untuk melakukan aktivitas. Dengan kolaborasi ada keuntungan yang dapat dirasakan, keuntungan tersebut dapat berupa terciptanya masyarakat yang kritis, peningkatan pembiayaan, atau peningkatan intelektual atau kombinasi dari ketiganya. Kegiatan kolaborasi pada umumnya dilakukan dalam kegiatan pengembangan jaringan penelitian. Kolaborasi dilakukan dalam rangka memperoleh keuntungan sebagai berikut: 1. meningkatkan ruang lingkup kegiatan 2. mengurangi biaya dan resiko 3. meningkatkan kemampuan secara kompleks 4. meningkatkan kapasitas belajar anggota 5. dampak kesejahteraan interval pembiayaan 6. fleksibilitas dan efisiensi , pada pembelian dan penggunaan peralatan 7. mengurangi keterlambatan waktu untuk menimbulkan kesempatan atau tantangan Kolaborasi memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut : a. Memberikan sumbangan dalam bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan yang sifatnya intelektual maupun material. b. Dapat mengatasi permasalahan yang kompleks baik dalam lingkup kecil maupun dalam lingkup yang besar. Dari beberapa manfaat di atas maka manfaat kolaborasi adalah meningkatkan kerjasama intelektual sehingga muncul ide-ide baru yang menghasilkan wawasan baru dan mempersingkat waktu penelitian.

2.4. Jenis Kolaborasi

Secara umum jenis kolaborasi yang terjadi di kalangan ilmuan terdiri dari berbagai jenis. Menurut Subramanyan 1983:30 jenis kolaborasi terdiri atas: 1 Kolaborasi dosen-mahasiswa Kolaborasi semacam ini sering dijumpai di perguruan tinggi. Pada kolaborasi semacam ini seorang dosen memberikan arahan, gagasan, petunjuk, ataupun biaya penelitian, dan mahasiswa yang melakukannya. Oleh karena itu, nama penulis yang tercantum dilaporan penelitian tersebut adalah nama dosen yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Kondisi ini jelas sangat memungkinkan nama seorang dosen dapat muncul pada waktu yang bersamaan dangan kolaborator lain. 2. Kolaborasi sesama rekan Kolaborasi ini jelas dilaksanakan di lembaga penelitian. Dalam hal ini, penelitian dilakukan oleh sekelompok peneliti, masing-masing anggota memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki dalam berbagai aspek penelitian. 3. Kolaborasi penyelia supervisor – asisten Kolaborasi ini sering dilakukan antara peneliti senior dengan peneliti yunior asistennya. Kasus paling umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh peneliti di laboratorium. Pada penelitian di laboratorium biasanya seorang peneliti dibantu oleh laboran atau teknisi. 4. Kolaborasi peneliti-konsultan Kolaborasi jenis ini banyak dilakukan pada proyek penelitian berskala besar. Tim peneliti pada proyek ini menggunakan jasa atau lembaga atau perusahaan lain sebagai konsultan dalam rangka pengumpulan, pengolahan dan analisis data. 5. Kolaborasi antar lembaga Kolaborasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dan teknisi dari berbagai lembaga penelitian yang bekerjasama dalam proyek bersama, dengan menggunakan peralatan khusus yang dimiliki lembaga lain. 6. Kolaborasi Internasional Kolaborasi jenis ini melibatkan beberapa negara atau antara penelitiilmuan dari beberapa negara yang berkaitan dengan penelitian. Sedangkan dalam Australian Goverment 2002:4 beberapa jenis kolaborasi antara lain adalah: 1. co-location, cluster formation, international and national networking, sharing of infrastructure, co-investment in infrastructure and research 2. rapid and fl exible access to new ideas and technology, increased opportunity for funding, increased opportunity for higher quality outcomes in shorter timeframes, enhanced market position 3. intellectual synergy, shared strategic vision, shared collaborative ethos, clear common objectives, distinctive skills and complementary capabilities, training opportunities and co-supervision Jenis kolaborasi dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Kerjasama lokasi co-location, formasi berkelompok, jaringan kerjasama nasional dan internasional, pertukaran infrastruktur, kerjasama investasi dalam infrastruktur dan penelitian 2. Akses yang cepat dan fleksibel untuk ide-ide dan teknologi baru, peningkatan penyediaan pembiayaan, peningkatan kualitas pendapatan yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang singkat. Universitas Sumatera Utara 3. Sinergy intelektual, pertukaran visi yang strategis, pertukaran etos kerjasama, memperjelas objek umum, keahlian khusus dan kemampuan pelengkap, kesempatan pelatihan dan kerjasama supervisi. Setiap pihak yang berkolaborasi pasti hanya ingin berkolaborasi dengan pihak yang dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan baik dalam hal intelektual maupun fisik. Karena ketika suatu pihak tidak mampu memberikan kontribusinya dalam penelitian yang sedang dilakukan, maka tidak ada untungnya suatu pihak berkolaborasi dengan pihak lainnya yang dianggap mampu memberikan kontribusi yang menguntungkan terhadap hasil penelitian. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa, apapun bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh peneliti atau pengarang, tujuannya adalah untuk menghasilkan karya bersama. Setiap kolaborasi dilakukan karena adanya hasil yang saling menguntungkan diantara pihak yang berkolaborasi.

2.5. Faktor-faktor Kolaborasi