Kolaborasi Pengarang 1. Pengertian Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007
Berdasarkan uraian diatas, tujuan bibliometrika menurut Sulistyo-Basuki lebih menekankan ke komunikasi. Manfaat bibliometrik untuk dapat mengidentifikasi informasi pertumbuhan
pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu.
2.3. Kolaborasi Pengarang 2.3.1. Pengertian
Kolaborasi merupakan terjemahan dari kata collaboration yang artinya kerjasama antara lebih satu orang atau lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiatan, baik kegiatan penelitian
maupun pendidikan Sulistyo-Basuki dalam Prihanto, 2002:1. A Handbook for NEPA Practitioners 2007:13 menyatakan “collaboration is a broadly
used term that describes how people and organizations work together, literally meaning “co- labor”. A Handbook for NEPA Practitioners menyatakan bahwa kolaborasi merupakan istilah
yang digunakan secara umum untuk mendeskripsikan bagaimana orang dan organisasi bekerja bersama-sama dan secara harafiah dikatakan “co-labor”.
Kolaborasi adalah salah satu bentuk kerjasama yang lebih agresif melebihi dari sekedar kerja bersama. Tiap orang membawa sesuatu dalam forum itu yang dapat meningkatkan
nilai, baik dalam bentuk hubungan maupun sinergi pada tim. Efek berganda ini yang diinginkan terbentuk dalam mengatasi permasalahan yang kompleks baik dalam lingkup
besar seperti negara, organisasi, kelompok atau mungkin rumah tangga atau Collaboration is multiplication” Humas KAMMI Jepang 2003 – 2004, 2004 - 2005 .
Gupta dalam Purnomowati2005:2, mengatakan bahwa kolaborasi adalah: 1.
Derajad kolaborasi degree of collaboration yaitu proporsi artikel pengarang ganda dalam keseluruhan artikel contoh;
2. index kolaborasi collaboration index yaitu rata-rata jumlah pengarang per artikel
untuk keseluruhan artikel contoh 3.
koefisien kolaborasi collaboration coefficient yaitu rata-rata proporsi jumlah artikel dengan tiap nomor pengarang.
Konsep kolaborasi tumbuh dari anggapan bahwa ada kalanya karya penelitian tidak dapat dikerjakan seorang diri, sehingga dibutuhkan bantuan penulis lain. Jika dilihat dari
sumbangannya, bantuan tersebut dapat berupa penyediaan sumber data, korespondensi lewat surat, pertukaran gagasan, kunjungan ke laboratorium di tempat lain, dan tukar menukar makalah
Frame dan Carpenter dalam Elita, 2008:12.
Universitas Sumatera Utara
Seorang yang berkolaborasi atau disebut orang yang kolaboratif memiliki sikap yang penting yaitu cenderung untuk saling melengkapi ketimbang saling berkompetisi. Menjadi tim
yang kolaboratif diperlukan pemusatan kosentrasi dan fokus pada tim bukan pada individu. Kolaborasi menumbuhkan efek penggandaan yang luar biasa karena meningkatkan dan
menumbuhkan keterampilan tidak hanya dari kita tapi juga anggota tim lainnya, selain sebuah kemenangan bersama. Menjadi tim yang kolaboratif diperlukan pemusatan konsentrasi dan fokus
pada tim bukan pada individu. Ilmuwan tidak selalu bekerja secara sendiri-sendiri atau individu akan tetapi seringkali
mereka bekerja dengan ilmuan-ilmuan lain ataupun tenaga ahli lainnya terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan atau teknologi. ”Konsep kolaborasi muncul dari anggapan
bahwa ada kalanya sebuah karya atau artikel tidak dapat ditangani sendiri sehingga memerlukan bantuan dari orang lain “Sulistyo- Basuki dalam Prihanto, 2002: 2.
Stack 2008:5 menyatakan bahwa “Collaboration is key in the research and development of information product and service that meet scientific researchers needs” yang diterjemahkan
sebagai berikut yaitu kolaborasi merupakan kunci dalam penelitian dan pengembangan produk dan layanan informasi yang mempersatukan kebutuhan para peneliti ilmiah.
Apapun bentuk dan tempat, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada sebuah kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi
professional membutuhkan mutual respek baik setuju dan ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut.
Ide untuk berkolaborasi, sebenarnya jika dikelola dengan tepat maka akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Karena tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui senua hal dengan
pasti. Tetapi setiap orang memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Maka, bila pengetahuan tiap orang digabungkan maka akan diperoleh sesuatu pengetahuan yang dapat berguna.
Contoh lain dari sebuah kolaborasi adalah dalam menterjemahkan buku asing kedalam bahasa Indonesia. Dengan kolaborasi, proses menterjemahkan bisa dilakukan bersama-sama
dengan banyak orang. Misalnya ada pembagian tugas, si A menterjemahkan Bab I, si B menterjemahkan Bab II, dan seterusnya. Dan satu sama lain bisa saling mengkoreksi terjemahan
yang lain. Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kolaborasi pengarang
adalah suatu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih pengarang atau peneliti yang
Universitas Sumatera Utara
menyangkut penciptaan suatu karya bersama. Kolaborasi pengarang dilakukan karena ada kecenderungan bahwa tidak selamanya suatu penelitian dapat dikerjakan secara individu,
melainkan membutuhkan bantuan dari beberapa pihak yang pada akhirnya dapat memberikan konstribusi yang lebih baik terhadap hasil penelitian.