Hambatan Berkolaborasi Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007

untuk mengembangakan poin yang dimiliki seluruh anggota dalam bertukar informasi yang berhubungan dengan organisasi dan memaksimalkan kompetensi utama mereka. 3. Akibat, hasil dari kolaborasi menjadikan semua anggota organisasi dapat melayani pelanggan mereka lebih baik. Kolaborator harus fleksibel dalam menyadari keuntungan-keuntungan. Meskipun kolaborasi menyediakan keuntungan yang terhitung untuk setiap organisasi, kolaborasi harus fokus dalam melengkapi kompetensi utama dan kekuatan untuk menghasilkan seorang pemenang untuk pelanggan.Stack,2008:5 Dalam kolaborasi terdapat prinsip saling membantu. Bantuan tersebut bisa berupa nasihat, gagasan atau kritik yang biasa disebut dengan kolaborasi teoritis sedangkan jika bantuan berupa kegiatan biasa disebut dengan kolaborasi teknis.

2.6. Hambatan Berkolaborasi

Suatu kegiatan kolaborasi tidak selamanya berjalan dengan sukses. Dalam kegiatan kolaborasi sering muncul hambatan yang sering terjadi dalam kegiatan berkolaborasi, antara lain: 1. Structural - Structural barriers are those which are imposed through legislation, regulation, procedural rules, or physical constraints such as security policy. For example, the rules relating to research funding by granting bodies can become barriers to research collaboration by prescribing how funds are to be used or limiting the transfer of funds from grantees to partners. 2. Organisational- The culture and values of an organisation can present a barrier to collaboration. For example, collaboration between researchers may not be supported by a particular organisation or its management. 3. Career – related, The Committee notes promotion or advancement practices appear to vary across organisations which may impact on the way a researcher’s contribution to a collaborative project is assessed. For example, the desire of an individual researcher to publish research outcomes may be constrained by the organisation’s need to protect the potential commercial outcomes. 4. Submissions identifi ed location and inadequate access to infrastructure, facilities and communication mechanisms as clear barriers to collaboration, although email was noted as a positive in fl uence. For example, researchers in rural and regional locations often experienced dif fi culties in accessing infrastructure, facilities or working with collaborators because of the distances and associated costs. Submissions also cited the lack of access to high speed communication technology for data transfer and tele and video conferencing. Beberapa hambatan yang terjadi dalam kolaborasi yang dapat diterjemahkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Struktural, rintangan struktural merupakan rintangan yang ditentukan melalui legislasi peraturan aturan prosedural, atau batasan-batasan fisik seperti polisi keamanan. Contohnya, aturan yang berhubungan dengan menanggung anggota dapat menjadi rintangan bagi kolaborasi penelitian dengan menentukan bagaimana biaya harus digunakan atau membatasi transfer biaya dari penerima kepada patnerteman. 2. Organisasional, budaya dan nilai dalam sebuah organisasi dapat mendatangkan rintangan bagi kolaborasi. Contohnya, kolaborasi antara peneliti bisa tidak didukung oleh sebuah organisasi khusus atau manajemennya. 3. Career-Related berhubungan dengan karirriwayat kerja, Panitia mencatat praktek promosi atau pemajuan muncul untuk mengkontribusikan menjadi sebuah proyek kolaboratif yang dapat dinilai. Contohnya, keinginan peneliti secara individual untuk mendapatkan hasil penelitian bisa didesak oleh kebutuhan organisasi untuk melindungi hasil iklan yang potensial. 4. Geografikal, submissions submisi mengidentifikasikan lokasi dan jalan masuk yang terbatas bagi infrastruktur, fasilitas dan mekanisme komunikasi sebagai rintangan yang jelas bagi kolabrasi, walaupun e-mail telah dinyatakan sebagai sumber pengaruh yang positif. Contohnya, peneliti di lokasi pedalaman dan regional sering mengalai kesulitan dalam mengakses infrastruktur, fasilitas atau bekerja dengan kolaborator akibat jarak dan biaya untuk bergabung. Submisi juga menyebutkan keterbatasan dalam mengakses teknologi komunikasi pada kecepatan tinggi untuk ditransfer data dan tetle serta komunikasi lewat video.

2.7. Proses Penentuan Tingkat Kolaborasi