Embriologi Telinga TINJAUAN PUSTAKA

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Embriologi Telinga

Pembentukan telinga dapat diamati saat mudigah berusia 22 hari berupa penebalan ektoderm permukaan di kedua sisi rombensefalon. Penebalan ini, plakoda otika lempeng telinga, cepat mengalami invaginasi membentuk vesikula otika vesikel telinga atau auditorik otocyst. Selanjutnya masing-masing vesikel kanan dan kiri bagian ventral menghasilkan sakulus dan duktus koklearis. Vesikel bagian dorsal membentuk utrikulus, kanalis semisirkularis, dan duktus endolimfatikus. Bersama-sama, struktur epitel ini membentuk labirin membranosa. 9 2.1.1. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 22 Hari  Plakoda otika menjadi vesikula otika.  Muncul ganglion statoakustik dari saraf kranial VII yang terpisah menjadi bagian kokleare memasok sel sensorik ke organ corti dan vestibulare memasok sel sensorik ke sakulus, utrikulus, dan kanalis semisirkularis 9 Gambar 2.1. Diagram Pembentukan Telinga Dalam dan Pembagiannya Secara Anatomis Vesikula otika Dorsal Utrikulus Kanalis Semisirkularis Duktus endo- limfatikus Ventral Sakulus Duktus Koklearis 2.1.2. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 6 Minggu  Muncul kanalis semisirkularis yang akan menjadi organ keseimbangan vestibular  Sakulus di bagian kutub bawah mulai membentuk tubulus bakal duktus koklearis 9 Gambar 2.3. Embriologi Telinga Sampai Mudigah Berusia 6 Minggu E Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 Gambar 2.2. Embriologi Telinga Saat Mudigah Berusia A. 24 Hari B. 27 Hari C. 4,5 Minggu Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 2.1.3. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 8 Minggu Saat mudigah berusia 8 minggu, duktus koklearis sudah terbentuk 2,5 putaran dan menembus mesenkim di sekitarnya. Mesenkim di sekitar duktus koklearis adalah bakal tulang rawan pembentuk skala vestibuli dan skala timpani. 9 2.1.4. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 10 Minggu Saat mudigah berusia 10 Minggu, skala vestibuli dan skala timpani, yang merupakan vakuolisasi selubung tulang rawan di sekitar duktus koklearis, sudah terbentuk. 9 2.1.5. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 3 Bulan Saat usia Mudigah 3 Bulan, terbentuk sumbat meatus akustikus externus.Sumbat meatus akustikus externus meatal plug adalah lempeng epitel solid dari bagian dorsal celah faring pertama. 9 Gambar 2.4. Embriologi Telinga Saat Mudigah Berusia 7 Minggu Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 Gambar 2.5. Embriologi Telinga Saat Mudigah Berusia 3 Bulan Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 2.1.6. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 7 Bulan Sumbat meatus akustius externus luruh, dan ikut membentuk gendang telinga definitif. Selain dari lapisan epitel ektoderm di dasar meatus akustikus, gendang telinga juga dibentuk dari lapisan epitel endoderm di kavitas timpani dan lapisan intermediate jaringan ikat yang membentuk stratum fibrosum. 9 2.1.7. Pembentukan Telinga Pada Usia Mudigah 8 Bulan Jaringan sekitar tulang pendengaran menghilang sehingga kavitas timpani semakin luas. Sebelumnya, tulang pendengaran ini terbenam dalam mesenkim longgar. Ligamentum penopang tulang pendengaran terbentuk dari epitel endoderm. 9 2.1.8. Perkembangan Pembentukan Telinga Setelah Lahir Epitel kavitas timpani menginvasi tulang prosesus mastoideus yang sedang terbentuk, dan terbentuklah kantong-kantong udara berlapis epitel pneumatisasi. Kemudian, sebagian besar dari kantong udara mastoid berhubungan langsung dengan antrum dan kavitas timpani. Perluasan peradangan telinga tengah ke dalam antrum dan sel udara mastoid adalah penyulit yang sering dijumpai pada infeksi telinga tengah. 9 Gambar 2.6. Embriologi Pembentukan Kavum Timpani Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 Arkus faring pertama dan kedua ikut membentuk telinga. Arkus faring pertama akan menjadi maleus, inkus, kavitas timpani, aurikula. Arkus faring kedua ikut membentuk stapes, aurikula. 9 Gambar 2.7. Anatomi Telinga Sumber: Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula 2003 13 Gambar 2.8. Pembentukan Aurikula Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 Gambar 2.9. Formasi Arkus Faring Sekitar Leher Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 Gambar 2.10. Perkembangan Celah dan Kantung Faring Menjadi Kavitas Timpani, Tuba Auditori, dan Meatus Auditoru Externus Sumber: Embriologi Kedokteran Langman 2009 9 2.1.9 Embriologi Menurut Islam Perkembangan embrio dalam janin mendapat perhatian yang cukup besar dalam Islam. Hal ini terbukti dengan terdapatnya ayat Al-Quran yang membahas perkembangan manusia dalam rahim yaitu dari saripati tanah sampai berbentuk manusia. Penjelasan tersebut terdapat dalam Al-Quran surat Al- Mu’minuun ayat 12- 14 yang berbunyi: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ” 11

2.2 Fisiologi Pendengaran