Faktor Risiko Kehilangan Pendengaran Pada Bayi dan Anak

2.7 Faktor Risiko Kehilangan Pendengaran Pada Bayi dan Anak

Program skrinning pendengaran dan bahasa pada bayi dan anak diprioritaskan pada mereka yang memiliki risiko terhadap gangguan pendengaran. Pada tahun 2000, Joint Committe on Infant Hearing menetapkan pedoman regsitrasi risiko tinggi terhadap ketulian sebagai berikut: Pada bayi 0 - 28 hari a. Kondisi atau penyakit yang memerlukan perawatan NICU Noeonatal ICU selama 48 jam atau lebih. b. Keadaan atau stigmata yang berhubungan dengan sindoma tertentu yang diketahui mempunyai hubungan dengan tuli sensorineural atau konduktif. c. Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran sensorineural yang menetap sejak masa anak-anak d. Anomali kraniofasial termasuk kelainan morfologi pinna atau liang telinga e. Infeksi intrauterin seperti toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, herpes, sifilis. 23 Pada bayi 29 hari – 2 tahun a. Kecurigaan orang tua atau pengasuh tentang gangguan pendengaran, keterlambatan bicara, berbahasa atau keterlambatan perkembangan. b. Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran yang menetap sejak masa anak-anak c. Keadaan atau stigmata yang berhubungan dengan sindroma tertentu yang diketahui mempunyai hubungan dengan tuli sensorineural, konduktif, atau gangguan fungsi tuba Eustachius d. Infeksi post-natal yang menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural termasuk meningitis bakterialis. e. Infeksi intrauterin seperti toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, herpes, sifilis. f. Adanya faktor risiko tertentu pada masa neonatus, terutama hiperbilirubinemia yang memerlukan transfusi tukar, hipertensi pulmonal yang membutuhkan ventilator serta kondisi lainnya yang memerlukan extra-corporeal membrane oxygenation ECMO. g. Sindroma tertentu yang berhubungan dengan gangguan pendengaran yang progresif seperti Usher syndrome, neurofibromatosis, osteopetrosis. h. Adanya kelainan neurodegeneratif seperti Hunter syndrome, dan kelainan neuropati sensorimotorik misalnya Friederich’s ataxia, Charrot-Marrie Tooth syndrome. i. Trauma kapitis j. Otitis media yang berulang atau menetap dusertai efusi telinga tengah minimal 3 bulan. 23 Bayi yang mempunyai salah satu faktor risiko tersebut mempunyai kemungkinan mengalami ketulian 10,2 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak memiliki faktor risiko. Bila terdapat 3 buah faktor risiko kecenderungan menderita ketulian diperkirakan 63 kali lebih besar dibandingkan bayi yang tidak mempunyai faktor risiko tersebut. Pada bayi yang dirawat di ruangan intensif ICU, risiko untuk mengalami ketulian 10 kali lipat dibandingkan dengan bayi normal. 23 Namun indikator risiko gangguan pendengaran tersebut hanya dapat mendeteksi sekitar 50 gangguan pendengaran karena banyaknya bayi yang mengalami gangguan pendengaran tanpa memiliki faktor risiko dimaksud. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka saat ini upaya melakukan deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi ditetapkan melalui program Newborn Hearing Screening NHS. 23

2.8 Neonatus Risiko Tinggi Mengalami Gangguan Pendengaran