Fisiologi Pendengaran TINJAUAN PUSTAKA

2.1.9 Embriologi Menurut Islam Perkembangan embrio dalam janin mendapat perhatian yang cukup besar dalam Islam. Hal ini terbukti dengan terdapatnya ayat Al-Quran yang membahas perkembangan manusia dalam rahim yaitu dari saripati tanah sampai berbentuk manusia. Penjelasan tersebut terdapat dalam Al-Quran surat Al- Mu’minuun ayat 12- 14 yang berbunyi: “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ” 11

2.2 Fisiologi Pendengaran

Telinga memiliki fungsi untuk mendengar. Telinga dapat menerima suara dalam rentang frekuensi 2 sampai 4 kHz. Sedangkan taraf intensitas yang dapat Gambar 2.11. Skema Lengkap Pembentukan Organ Telinga Sumber: Otolaryngology: Basic Science and Clinical Review 2005 10 diterima adalah sampai 15 dB. Intensitas bunyi berbanding lurus dengan energi, sedangkan energi berbanding lurus dengan frekuensi pangkat dua. Oleh karena itu, suara yang melebihi 4 kHz adalah yang paling berbahaya menimbulkan trauma akustik. 12 Fungsi pendengaran dimulai ketika suara memasuki daun telinga. Pada saat ini, bunyi masih dihantarkan melalui udara dan dikumpulkan oleh pinna liang telinga dan aurikula daun telinga. Kemudian, gelombang suara menggerakkan membran timpani dan dirambatkan ke membrana basalis dan organ corti melalui maleus, inkus, dan stapes. Pada saat ini, bunyi dihantarkan melalui zat padat dan cairan endolimfe di telinga dalam. Penghantaran melalui zat padat ini penting, karena bunyi hanya akan tersalurkan 0,1 energinya bila dirambatkan dari udara ke cairan. Apabila tidak melalui maleus incus stapes, akan mengurangi taraf intensitas atau kekuatan bunyi sehingga membuat orang yang berbicara keras hanya terdengar seperti berbisik pada kita. Telinga tengah mampu mengkompensasi hal tersebut terutama karena luas membrana timpani 17 kali lebih besar dari luas basis stapes. 13,14 Setelah mencapai di organ corti, gelombang ini membengkokan stereosilia lalu menimbulkan depolarisasi sel rambut dan menciptakan potensial aksi pada serabut-serabut saraf pendengaran yang melekat padanya. Di sinilah gelombang suara mekanis diubah menjadi energi elektrokimia agar dapat ditransmisikan melalui saraf kranialis ke-8. Peristiwa listrik pada organ corti dapat diukur dan dikenal sebagai mikrofonik koklearis. Peristiwa listrik yang berlangsung dalam neuron juga dapat diukur dan disebut sebagai potensial aksi. 13

2.3 Tumbuh Kembang Pendengaran dan Wicara