Validitas dan Realibilitas Kuesioner Penelitian

Konsumsi obat tanpa resep dari dokter dan konsumsi jamu dianggap dapat menyebabkan malformasi kongenital karena kemungkinan obat atau jamu tersebut tergolong atau mengandung obat teratogenik. Salah satu obat yang dapat menyebabkan kelainan pembentukan telinga adalah thalidomide yang dikonsumsi oleh ibu hamil pada trimester awal. 39 Riwayat ANC rutin dianggap mampu mengurangi kemungkinan terjadinya malformasi kongenital karena saat ANC dilakukan pemantauan janin dan pemberian suplemen asam folat yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Dari 32 responden, 28,1 responden menjawab pernah mengkonsumsi obat warung atau jamu selama hamil. Sedangkan untuk riwayat ANC rutin, sebagian besar responden 96,9 menjawab melakukan ANC rutin. Tidak ada data obat apa yang dikonsumsi ibu selama hamil dalam responden penelitian ini.

5.3. Validitas dan Realibilitas Kuesioner Penelitian

Berdasarkan teori skor-murni klasik, validitas kuesioner mengukur seberapa jauh suatu kuesioner menghasilkan skor yang mendekati skor-murni. Validitas kuesioner dianggap sempurna bila skor yang dihasilkan oleh kuesioner tersebut skor-tampak sama dengan skor-murni. Semakin dekat skor-tampak dengan skor-murni berarti semakin tinggi validitas dan sebaliknya semakin rendah validitas hasil pengukuran berarti semakin besar perbedaan skor-tampak dari skor- murni. 40 Sedangkan realibilitas menurut teori skor-murni klasik dapat dipahami dari beberapa interpretasi. Pertama, suatu tes dikatakan realibilitas jika skor-tampak itu berkorelasi tinggi dengan skor murninya sendiri. Reliabilitas juga dapat ditafsirkan sebagai seberapa tingginya korelasi antara skor-tampak pada dua tes yang paralel. 40 Pada penelitian ini, uji validitas tiap butir pertanyaan dilakukan dengan membandingkan r-hitung dari setiap butir pertanyaan dengan r-tabel. Nilai r- hitung yang digunakan adalah Pearson product moment. Berdasarkan perhitungan tersebut, semua butir pertanyaan valid untuk ditanyakan pada responden berusia 0-24 bulan dengan faktor risiko gangguan pendengaran. Namun, butir pertanyaan 3 tidak dapat diukur validitasnya karena semua responden menjawab dengan jawaban yang sama yaitu ya. Sedangkan untuk menilai validitas dan reliabilitas kuesioner, dilakukan dengan uji croanbach’s alpha. Nilai croanbach’s alpha lebih dari 0,70 menunjukan validitas yang baik. 41 Berdasarkan uji croanbach’s alpha pada kuesioner ini, didapat nilai alpha sebesar 0,943. Ini berarti validitas dan reliabilitas kuesioner ini baik karena nilai alpha diatas 0,700. Pada kumpulan data ini terdapat beberapa skor yang menyimpang cukup jauh dari skor normalnya berdasarkan umur anak yang dihitung menggunakan persamaan 4.1. Skor yang menyimpang ini, sudah dilakukan wawancara ulang dengan hasil yang tidak jauh berbeda dengan wawancara pertama. Responden dengan penyimpangan yang cukup jauh di atas nilai normal ini sebagian besar menjawab ya pada butir pertanyaan yang mengukur kemampuan reseptif, bukan ekspresif. Hal ini terjadi karena terdapat variasi yang besar dari individu dalam kecepatan perkembangan dan cara belajarnya. 42

5.4. Analisis Korelasi Bivariat