12
Kelemahan  utama  dari  hidrogel  ini  berbentuk  homopolimer  yang mempunyai  sifat  mekanik  relatif  rendah  dan  mudah  rapuh  sehingga
pengembangannya untuk aplikasi menjadi sangat terbatas. Kelebihan dari hidrogel ini adalah harganya yang ekonomis dan mudah untuk dibuat serta bahan-bahannya
yang mudah di dapat.struktur hidrogel dapat dilihat dari Gambar 1 berikut :
a
b Gambar 1.a Ilustrasi Hidrogel Poliakrilamida-co-Kitosan, b Struktur Hidrogel
Poliakrilamida-co-Kitosan
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
C C
H H
C C
N N
H H
2 2
C C
O O
Ikatan silang crosslinking
Kitosan
13
Salah  satu  hidrogel  lain  selain  poliakrilamida-co-kitosan  adalah  Polivinil pirolidon  PVP-k-karaginan  yang  digunakan  sebagai  pembalut  luka  bakar.
Polivinil pirolidon PVP dan k-karaginan merupakan polimer yang tidak toksik, pada  umumnya  banyak  digunakan  dalam  bidang  kesehatan,  farmasi,  serta
kosmetika.  Kegunaan  k-karaginan  dalam  sintesis  hidrogel  ini  adalah  untuk menaikkan  viskositas  larutan  PVP  dan  untuk  mengekang  air,  sehingga  diperoleh
suatu sistem
padatan campuran
PVP-karaginan yang
mudah dalam
penanganannya pada shaping membentuk produk yang diinginkan dalam proses iradiasi.  Hal  ini  merupakan  salah  satu  keunggulan  dari  aplikasi  radiasi  selain
untuk  reaksi  polimerisasikopolimerisasi  maupun  sterilisasi  produk  yang  dapat berlangsung secara simultan Erizal, 2008.
2.3. Poliakrilamida
Poliakrilamida merupakan
polimer dari
akrilamida.Akrilamida CH
2
=CHCONH
2
adalah senyawa kimia berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal  padat  yang  sangat  mudah  larut  dalam  air  dan  mudah  bereaksi  melalui
reaksi  amida  atau  ikatan  rangkapnya.  Monomernya  cepat  berpolimerisasi  pada titik  leburnya  atau  di  bawah  sinar  ultraviolet.  Akrilamida  dalam  larutan  bersifat
stabil pada suhu kamar dan tidak berpolimerisasi secara spontan Harahap, 2006. Akrilamida  AAM  adalah  salah  satu  jenis  monomer  hidrofilik  yang
merupakan  bahan  baku  paling  populer  untuk  pembuatan  polimer  poliakrilamida PAAM  yang  digunakan  sebagai  media  penunjang  dalam  elektroforesis
Raymond,  1959.  Sesuai  dengan  kemajuan  dalam  pengembangan  di  bidang
14
penelitian  dan  teknologi,  maka  pada  beberapa  tahun  belakangan  ini  penelitian yang  berkaitan  dengan  polimer  PAAM  sedang  dikembangkan  secara  intensif
sebagai  bahan  dasar  base  material  untuk  bahan  biomaterial  baru  antara  lain sebagai hidrogel PAAM digunakan di bidang kosmetik sebagai pengganti silikon
dalam  bedah  plastik.  Hal  ini  dikarenakan  hidrogel  PAAM  mempunyai  sifat biokompatibel  dengan  tubuh  tidak  menyebabkan  sensititasi  pada  kulit,  tidak
pirogen,  dan  tidak  menyebabkan  hidrolisis  protein.  Selain  itu,  hidrogel  PAAM digunakan  sebagai  bahan  penyerap  absorbent  dalam  personal  care  misalnya,
sebagai absorben dalam popok bayi, pembalut wanita dan pembalut luka. Namun demikian,  hidrogel  PAAM  mempunyai  kelemahan  antara  lain  kemampuannya
dalam menyerap air swelling terbatas dan merupakan homopolimer dengan sifat fisik yang relatif rendah, sehingga pengembangan untuk aplikasinya juga terbatas
Erizal dan Rahayu, 2009. Untuk  menaikkan  sifat  swellingnya  perlu  ditambahkan  suatu  zat  lain
misalnya  polimer  yang  juga  bersifat  menyerap  air.  Pada  umumnya  penambahan polimer lain yang kompatibel pada suatu jenis homopolimer akan menaikkan sifat
fisiknya  yang  dapat  dimodifikasi  dengan  cara  reaksi  kimia  maupun  radiasi Erizal et al., 2007.
Akrilamida  merupakan  monomer  yang  mempunyai  ikatan  rangkap  dua dalam  struktur  molekulnya  yang  peka  terhadap  paparan  radiasi  membentuk
radikal bebas, pada akhir proses reaksi radikal bebas membentuk hidrogel dengan jaringan  ikatan  silang  IPN  interpenetrating  network  yang  memungkinkan
masuknya zat organik atau anorganik ke dalamnyaErizal dan Rahayu, 2009
15
Struktur akrilamida dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut :
Gambar 2.Struktur Poliakrilamida
2.4. Kitosan
Kitosan  dihasilkan  dari  kitin  dan  mempunyai  sruktur  kimia  yang  sama dengan  kitin,  terdiri  dari  rantai  molekul  yang  panjang  dan  berat  molekulnya
tinggi.  Perbedaan  antara  kitin  dengan  kitosan  adalah  pada  setiap  cincin  molekul kitin  terdapat  gugus  asetil  -CH
3
-CO  pada  atom  karbon  kedua,  sedangkan  pada kitosan terdapat gugus amina -NH
2
. Kitosan dapat dihasilkan dari kitin melalui proses  deasetilasi  yaitu  dengan  cara  direaksikan  dengan  menggunakan  alkali
konsentrasi  tinggi  dengan waktu  yang  relatif lama dan suhu  yang tinggi  Apsari, 2010.
Jika  sebagian  besar  gugus  asetil  pada  kitin  disubstitusikan  oleh  hidrogen menjadi gugus amino dengan penambahan basa konsentrasi tinggi, maka hasilnya
dinamakan kitosan atau kitin terdeasetilasi. Kitosan relatif lebih banyak digunakan pada berbagai bidang industri kesehatan dan terapan karena kitosan dapat dengan
mudah berinteraksi dengan zat-zat organik lainnya seperti protein Apsari, 2010.
16
Struktur kitosan dapat dilihat dari Gambar 3 sebagai berikut :
Gambar 3.Struktur Kitosan
Adanya  gugus  fungsi  hidroksil  primer  dan  sekunder  mengakibatkan kitosan mempunyai keaktifan kimia yang tinggi. Gugus fungsi yang terdapat pada
kitosan  memungkinkan  juga  untuk  modifikasi  kimia  yang  beraneka  ragam termasuk  reaksi-reaksi  dengan  zat  perantara  ikatan  silang,  kelebihan  ini  dapat
memungkinkan  kitosan  digunakan  sebagai  bahan  campuran  bioplastik,  yaitu plastik yang dapat terdegradasi dan tidak mencemari lingkungan.
Salah satu kegunaan kitosan adalah afinitasnya dalam menyerap ion logam berat.  Besarnya  afinitas  kitosan  dalam  mengikat  logam  sangat  tergantung  dari
karakteristik  makro-struktur  kitosan  yang  dipengaruhi  oleh  sumber  dan  kondisi pada  proses  isolasi  Schmuhl  et  al.,2001.  Bentuk  serpihan  kitosan,  afinitasnya
terhadap  ion  logam  telah  diuji  coba  terhadap  ion  Pb
2+
,  Ni
2+
,  dan  Cr
6+
oleh Jamaludin  1994  dan  ion  logam  CuII  dan  CrVI  oleh  Nurdiani  2005.
Modifikasi kitosan dapat dilakukan untuk meningkatkan penyerapannya terhadap ion  logam.  Guibal  etal1992  menyatakan  bahwa  modifikasi  kimia  kitosan
menjadi  bentuk  gel  dapat  meningkatkan  kemampuan  dan  kapasitas  serapnya terhadap  ion  logam  berat.  Hal  ini  disebabkan  karena  bentuk  gel  mempunyai
volume pori yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk serpihan.