Perumusan Masalah Hipotesis PENDAHULUAN

7 Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi antara lain struktur adsorben, berat adsorben, pH media, ukuran partikel, kapasitas pertukaran ion dan suhu. Adsorpsi tergantung luas permukaan adsorben, semakin poros adsorben, maka daya adsorpsinya semakin besar. Adsorben padat yang baik yaitu porositasnya tinggi, permukaannya sangat luas sehingga adsorbsi terjadi pada banyak tempat. Demikian juga untuk konsentrasi dan luas permukaan, semakin besar konsentrasi adsorbat maka semakin banyak adsorbat yang teradsorpsi dan semakin besar luas permukaan adsorben, maka adsorpsinya pun semakin besar pula Wiyarsi dan Priyambodo, 2009. Berdasarkan besarnya interaksi antara adsorben dengan adsorbat, adsorpsi dibedakan menjadi dua macam yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.Dalam adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan ikatan yang lemah ikatan Van der Waals. Adsorpsi ini bersifat reversibel, sehingga molekul-molekul yang teradsorpsi mudah dilepaskan kembali dengan cara menurunkan tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut. Panas adsorpsi yang menyertai adsorpsi fisika yaitu berkisar 10 kJmol Danarto, 2007. Adsorpsi fisika umumnya terjadi pada temperatur yang rendah dan jumlah zat yang teradsorpsi akan semakin kecil dengan naiknya suhu. Demikian juga kondisi kesetimbangan tercapai segera setelah adsorben bersentuhan dengan adsorbat. Hal ini dikarenakan dalam fisika tidak melibatkan energi aktivasi. Pada adsorpsi kimia, molekul-molekul yang teradsorpsi pada permukaan adsorben bereaksi secara kimia. Hal ini disebabkan pada adsorpsi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan. Oleh karena itu, panas adsorpsinya 8 mempunyai kisaran yang sama seperti reaksi kimia, yaitu berkisar 100 kJmol. Ikatan antara adsorben dengan adsorbat dapat cukup kuat sehingga struktur aslinya tidak dapat ditemukan kembali. Adsorpsi ini bersifat irreversibel dan diperlukan energi yang banyak untuk melepaskan kembali adsorbat dalam proses adsorpsi karena ikatannya berupa ikatan kimia yang sangat kuat. Pada umumnya, dalam adsorpsi kimia jumlah kapasitas adsorpsi bertambah besar dengan naiknya temperatur. Zat yang teradsorpsi membentuk satu lapisan monomolekuler dan relatif lambat tercapai kesetimbangan karena dalam adsorpsi kimia melibatkan energi aktivasi Oscik, 1982. Secara singkatnya perbedaan adsorpsi secara fisika dan kimia dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Perbedaan adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia Adsorpsi fisika Adsropsi kimia 1. Molekul terikat pada adsorben oleh gaya van der waals 2. Mempunyai entalpi -4 sampai -40 kJmol 3. Dapat membentuk lapisan multilayer 4. Adsorbsi dapat terjadi pada suhu ruang 5. Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan fungsi adsorbat 6. Tidak melibatkan energi aktivasi tertentu 7. Bersifat tidak spesifik 1. Molekul terikat pada adsorben oleh ikatan kimia 2. Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai -800 kJmol 3. Membentuk lapisan monolayer 4. Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi 5. Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan karakteristik adsorben dan adsorbat 6. Melibatkan energi aktivasi tertentu 7. Bersifat sangat spesifik Proses adsorpsi berlangsung melalui tiga tahapan, yaitu makrotransport, mikrotransport dan sorpsi. Makrotransport meliputi perpindahan adsorbat melalui air menuju interfase cair-padat dengan proses difusi. Mikrotransport meliputi