Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom

36 tereksitasi dipengaruhi oleh komposisi nyala.Komposisi nyala asetilen-udara sangat baik digunakan untuk lebih dari 30 unsur sedangkan komposisi nyala propane-udara disukai untuk logam yang mudah menjadi uap atomic Hendayana, 1994. c. Monokromator Dalam Spektrofotometer Serapan Atom SSA fungsi monokromator adalah untuk memisahkan garis resonansi dari semua garis yang tidak diserap yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Dalam kebanyakan instrument komersial digunakan kisi difraksi karena sebaran yang dilakukan oleh kisi seragam daripada yang dilakukan oleh prisma dan akibatnya instrument kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangka gelombang yang lebih besar Hendayana, 1994. a. Detektor Detektor berfungsi sebagai alat penguat dari spektrum cahaya yang telah melewati sampel.Syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah detektor adalah memiliki respon yang linear terhadap energi sinar dalam kawasan spektrum yang bersangkutan. Pada spektrofotometer serapan atom detektor yang lazim dipakai adalah detektor tabung pengadaan Photon Multiplier Tube Detector, PMTD e. Rekorder Recorder berfungsi untuk menampilkan bentuk sinyal listrik menjadi satuan yang dapat dibaca.Tampilan yang terdapat pada layar menunjukkan data absorbansi Sari, 2010 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama sembilan bulan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2012. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi PATIR BATAN Pasar Jumat, Jakarta Selatan dan di Pusat Laboratorium Terpadu PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik Mettler Toledo, kawat kassa, plastik polietilen, oven, pH meter Jenway 3503, shaker incubatorKonterman-Jerman , iradiator sinar γCo-60 IRKA PATIR BATAN dan Spektrofotometer Serapan Atom SSA AAnalyst Perkin Elmer dan peralatan gelas lainnya. 3.2.2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kitosan, akrilamida, asam asetat glasial, HCl, CH 3 COONa,K 2 Cr 2 O 7 ,CoNO 3 2 .5H 2 O, NiCl 2 .6H 2 O, CuSO 4 ,ZnNO 3 2 .7H 2 O, PbNO 3 2 sebagai sumber ion logam dan aquadest. 38

3.3. Pembuatan Hidrogel Poliakrilamida-co-Kitosan

3 gram kitosan dilarutkan dengan 1,5 gram asam asetat glasial lalu ditambahkan dengan aquadest 20 mL. Kemudian ditambahkan dengan 7,5 gram akrilamida dan ditambahkan aquadest kembali hingga 100 gram.Setelah itu dikemas dalam plastik dan diiradiasi dengan sinar γ Co-60 pada dosis 15 kGy.Di potong kecil dan di keringkan dengan suhu 40-60 o C selama 24 jam. 3.4. Uji Sifat Fisika 3.4.1. Penentuan fraksi gel dari hidrogel Hidrogel hasil radiasi dengan bobot 100 mg dikeringkan dalam oven pada suhu sekitar 40-60 o C selama 24 jam, lalu hidrogel ditimbang hingga bobot konstan W o . Hidrogel kering dimasukkan kedalam wadah kassa steinless kemudian dicuci dalam wadah berisi aquadest sambil dikocok dalam shaker incubator dengan kecepatan 100 rpm, pada temperatur ruang, selama 24 jam untuk menghilangkan zat-zat yang tidak bereaksi. Kemudian hidrogel dikeringkan dalam oven pada suhu 60 o C dan ditimbang sampai bobot konstan W 1 . Fraksi gel dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Fraksi gel = W1 Wo x 100 Keterangan : W o = bobot hidrogel kering awal gram W 1 = bobot hidrogel setelah pencucian gram 39

3.4.2. Penentuan rasio swelling

a. Rasio swelling dalam berbagai waktu perendaman Hidrogel hasil iradiasi dengan bobot 20 mg yang telah dipotong kecil dikeringkan dalam oven pada suhu 40-60 o C selama 24 jam, lalu hidrogel ditimbang hingga bobot konstan W . Hidrogel kering kemudian di masukkan ke dalam wadah berisi 100 mL aquadest, direndam selama 24 jam dan setiap 30 menit dilakukan penimbangan Ws. Rasio swelling hidrogel yang di uji pada masing-masing waktu perendaman dihitung menggunakan persamaan berikut ini : Rasio swelling = Ws Wo Keterangan : W = berat hidrogel dalam keadaan kering gram Ws = bobot hidrogel dalam keadaan swelling gram

3.4.3. Penentuan nilai dan waktu Equilibrium Degree of Swelling EDS

Nilai EDS dan waktu yang diperoleh untuk mendapatkan nilai rasio swelling yang konstan EDS diukur berdasarkan pada pemetaan sub bab 3.4.2. EDS hidrogel setelah perendaman di hitung dengan persamaan berikut ini : EDS = Ws Wo 3.5. Uji Hidrogel sebagai Penyerap Ion Logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb 3.5.1. Efek waktu perendaman gel terhadap kapasitas penyerapan logam Gel yang sudah dikeringkan ditimbang sebanyak 20 mg, di swelling selama 1,5 jam dan direndam dalam 20 mL larutan logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb 20 ppm selama 5, 15, 30, 60, 120 menit sambil dikocok dengan kecepatan 100 40 rpm. Setelah itu, konsentrasi akhir ion logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb dalam larutan di ukur dengan SSA.

3.5.2. Efek pH larutan logam terhadap kapasitas penyerapan logam

Gel yang sudah dikeringkan ditimbang sebanyak 20 mg, diswelling selama 1,5 jam dan direndam dalam 20 mL larutan Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb 20 ppm yang telah dilarutkan dalam larutan buffer dengan variasi pH 2,3,5,7 dan 9 selama waktu optimum perendaman sambil dikocok dengan kecepatan 100 rpm. Setelah itu, konsentrasi akhir ion logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb dalam larutan di ukur dengan SSA.

3.5.3. Efek berat gel terhadap kapasitas penyerapan logam

Gel yang sudah dikeringkan sebanyak 5, 20, 35, 50 dan 200 mg, diswelling selama 1,5 jam dan direndam dalam 20 mL larutan Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb 20 ppm dengan waktu dan pH optimum perendaman sambil dikocok dengan kecepatan 100 rpm. Setelah itu, konsentrasi akhir ion logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb dalam larutan di ukur dengan SSA.

3.5.4. Efek konsentrasi awal larutan logam terhadap kapasitas penyerapan logam

Gel yang sudah dikeringkan ditimbang sebanyak berat optimum untuk gel, di swelling selama 1,5 jam dan direndam dalam 20 mL larutan logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb dengan variasi konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, 100 ppm pada pH optimum selama waktu optimum perendaman sambil dikocok dengan kecepatan 100 rpm. Setelah itu, konsentrasi akhir ion logam Cr, Co, Ni, Cu, Zn dan Pb dalam larutan di ukur dengan SSA.