42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Adsorben hidrogel poliakrilamida-co-kitosan dibuat dalam proses iradiasi sinar γ. Proses ini bertujuan agar terjadi ikatan silang crosslinking antara kitosan
dengan akrilamida sehingga membentuk gel. Hasil hidrogel poliakrilamida-co- kitosan dapat dilihat pada Gambar 10.
a b
Gambar 10. Hidrogel poliakrilamida-co-kitosan a sebelum swelling, b setelah swelling
Gambar10 menunjukkan bahwa mekanisme proses swelling yang terjadi pada hidrogel poliakrilamida-co-kitosan dengan menggunakan aquadest. Hidrogel
dalam keadaan kering berbentuk gulungan dengan gugus fungsi NH
2
yang belum berinteraksi dengan air dan ketika diswelling dengan menggunakan air aquadest
terjadi ikatan hidrogen antara gugus NH
2
pada hidrogel dengan gugus OH pada aquadest, sehingga menyebabkan hidrogel menjadi berbentuk gel. Gambar
ilustrasi mekanisme proses swelling hidrogel dapat dilihat dari Gambar 11 berikut:
43
Gambar 11. Ilustrasi Proses Swelling Hidrogel
4.1. Uji Sifat Fisika hidrogel 4.1.1. Penentuan fraksi gel dari hidrogel
Dari hasil penelitian yang didapat Lampiran 2, fraksi gel hidrogel poliakrilamida-co-kitosan yang diperoleh yaitu rata-rata 99,49 dan tidak
mencapai 100 pada kopolimerisasi poliakrilamida-co-kitosan dikarenakan kemungkinan tidak semua monomer akrilamida yang teriradiasi menjadi
poliakrilamida dan membentuk gel, sehingga monomer tersebut larut dalam air. Fraksi gel merupakan salah satu parameter yang umumnya digunakan
dalam sintesis hidrogel yang mencerminkan fraksi jumlah bahan awal baik monomerpolimer yang telah diubah menjadi hidrogel pada proses sintesis.
4.1.2. Penentuan Rasio Swelling
Rasio perbandingan berat hidrogel dalam keadaan menyerap air swelling terhadap berat keringnya atau rasioswelling merupakan salah satu parameter
utama dari hidrogel khususnya untuk pengujian suatu bahan yang digunakan sebagai absorben Erizal dan Rahayu, 2009. Hasil rasio swelling hidrogel
poliakrilamida-co-kitosan dapat dilihat dari Gambar berikut :