Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru Sertifikasi Guru 1. Pengertian Sertifikasi

a. Penilaian portofolio guru sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan. b. Jalur pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan. Namun saat ini cara yang dilakukan oleh pemerintah agar para guru dapat meningkatkan profesionalismenya salah satunya adalah dengan menempuh program sertifikasi guru lewat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Bagi peserta program sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus melalui jalur portofolio, maka direkomendasikan oleh Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengikuti PLPG. Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan Undang- Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan. Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupatenkota, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam jabatan. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio. Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memenuhi persyaratan kelulusan pada penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilakukan. Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk melanjutkan PLPG pada tahun berikutnya. Didalam program sertifikasi guru terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta sertifikasi. Untuk itu penulis mencoba memberikan gambaran mengenai persyaratan sertifikasi yang bersifat umum. Diantaranya sebagai berikut: a. “Persyaratan penting sertifikasi adalah memiliki ijazah akademik atau kualifikasi akademik minimum S1 Atau D4. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah dibawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru Agama termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13 dan semua guru yang mengajar di Madrasah termsauk guru bidang studi umum yang memiliki NIP 13 diselenggarakan oleh Kementrian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementrian Agama. b. Guru bukan PNS satuan pendidikan swastayayasan harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan provinsikabupatenkota. c. Calon peserta sertifikasi harus memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang valid.

5. Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru

Manfaat Sertifikasi Gu ru adalah sebagai berikut: “1 Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. 2 Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualifikasi dan tidak profesional. 3 Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan LPTK dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku. 7 Sedangkan efektifitas sertifikasi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 pasal 14 ayat 1 antara lain: a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi. e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas ke profesionalannya. f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, danatau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan. g. Memperleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. i. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi. 8 Alasan yang digadang-gandang bahwa merosotnya kompetensi guru saat ini tak lain adalah kecilnya pendapatan upah dan jaminan kehidupan. Namun 7 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007, hal. 79 8 Asrorun ni’am Sholeh, Membangun profesionalisme Guru, Analisis Kronologis atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, Ciputat: eLSAS Jakarta, 2006, hal. 163-164 semua itu bukanlah hal yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi ini, melainkan efektifitas pelaksanaan sertifikasi ini semata mata untuk meningkatkan kualitas guru dan kompetensinya dalam dunia pendidikan. Dan hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan sertifikasi ini dapat dilihat dari peserta didik bertambah gairah dalam belajar, bila hasil belajar peserta didik meningkat, bila disiplin sekolah membaik, bila hubungan antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi mesra. 9

B. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi

Sertifikasi menurut Jejen Musfah dalam bukunya Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sum ber Belajar Teori dan Praktek “Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan”. 10 Jika dilihat dari dalam Bahasa Indonesia kompetensi merupakan serapan dari bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan. Dengan demikian jelaslah bahwa kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan tersebut.

2. Kompetensi Dasar Guru

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 11 Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 9 Depatemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005, hal. 12 10 Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek, Jakarta: Kencana, 2011, Cet ke 1, hal. 27 11 UU Guru dan Dosen, Citra Umbara, hal. 8