Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru Dalam Mengajar (Studi Di SDIT Al-Mubarak Jakarta)

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh: Nurul Fauziah

109018200049

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i AL-MUBARAK JAKARTA)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kompetensi guru di SDIT Al-Mubarak Jakarta serta bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi guru dalam mengajar.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti yaitu Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar (Studi di SDIT Al-Mubarak Jakarta) untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen, antara lain: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data-data tersebut diperoleh, penulis menginterpretasikan data dan menganalisisnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan juga mendapatkan data-data yang akurat mengenai objek yang akan diteiti.

Setelah penelitian ini dilakukan penulis memperoleh hasil, bahwa kompetensi guru setelah di sertifikasi mengalami perkembangan yang baik, diantarannya mengalami peningkatan kompetensi profesional dan pedagogis, semakin memahami Kurikulum 2013, RPP, media pembelajaran dan perencanaan pembelajaran. Walaupun kompetensi personal dan sosial tidak terlalu signifikan perkembangannya.


(7)

ii

CERTIFICATION ON THE COMPETENCY OF TEACHER IN TEACHING (STUDIED AT SDIT AL-MUBARAK JAKARTA)

This research was conducted to determine the teachers competency in SDIT Al-Mubarak Jakarta and to know the impact of teachers certification on teacher competency in teaching.

Qualitative research method is used in this research, that describe the real condition from the observed object, that is The Impact of Teacher Certification on the Competency of Teacher in Teaching (Studied at SDIT Al-Mubarak Jakarta). Some instruments those the author used to collect data are: observation, interview, and documentation. Then, the author interpreted and analyzed it. The purpose of this research is to describe the result and obtain the accurate data of the observed object.

After this research, the author obtains the result that the competency of teacher after being certified is well growth, these are professional and pedagogic competence, teachers are could understand about 2013 curriculum, lesson plan, although personal and social competence has no significant growth.

Key words: Teacher’s Certification, Competency of Teacher, SDIT Al-Mubarak


(8)

iii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang penulis rasakan sehingga mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran, serta pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar (Studi di SDIT Al-Mubarak Jakarta)”.

Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum, terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing yang selalu membimbing dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Dr. Zahruddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulisan skripsi ini dengan sabar, pengertian, dan begitu baik dalam memberi arahan kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini


(9)

iv

dan Ibu guru, juga murid SDIT Al-Mubarak Jakarta yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis.

6. Bapak Mohammad Dehir dan Ibu Eti Sugiarti, orang tua yang telah memberi cinta yang tanpa batas, doa yang paling tulus, serta nafas dalam perjuangan penulis selama ini, serta adik-adik kesayangan Syifa Zulaeha dan Nabila Aisyiyah.

7. Muhammad Taufik Hidayat, suami tercinta yang selalu mendukung penulis dengan penuh cinta. Serta Benjamin Alfarabi Taufik, ananda tercinta yang selalu menjadi pembangkit semangat dikala jenuh melanda. 8. Bapak Tri Djoko Mulyo dan Ibu Agustina Nasution, mertua yang juga

selalu mendoakan penulis dalam setiap langkah. Serta adik-adik ipar yang selalu mendukung penulis Fikri ahsan Maulana, Anisa Djogi Mulyo, Aprillia Dewi Puspa Lestari, dan Angitta Sukma Nauli

9. Seluruh Mahasiswa KIMP angkatan 2009 kelas B, teman-teman yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajarannya di dalam kelas. 10.Sulhan, Ismail, Ruslan, Yona Septiani, Mahmud Hidayat, Fahmie

Alhudorie, Ahmad Rojali, Taufik Firdaus, Devi Rusmaningtyas, Siti Shofwatunnida, Welvy Redasuryani, Meifrida Ayunani, Mitsny Choiry, sahabat seperjuangan yang selalu setia menemani dan memotivasi penulis. 11.Sahabat-sahabat di PAUD ASOKA yang penuh pengertian membantu dan menggantikan penulis mengelola kelas selama pengerjaan skripsi berlangsung.

12.Sahabat-sahabat di RA. Al-Mubarak yang selalu medukung dan mendoakan penulis selama mengerjakan penulisan skripsi.

13.Sahabat-sahabat yang jauh diseberang sana, Gita Pradipta, Hilda Nuriyah Hidayat, dan Nadiya Lulu, yang selalu mensupport penulis dan selalu bersedia menjadi teman mencurahkan hati.


(10)

v Allah SWT. Aamiin.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya berbagai pihak sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, Juli 2016 Penulis,


(11)

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Sertifikasi Guru ... 7

1. Pengertian Sertifikasi ... 7

2. Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru ... 8

3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru ... 11

4. Pelaksanaan Sertifikasi Guru ... 14

5. Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru ... 17

B. Kompetensi Guru ... 18

1. Pengertian Kompetensi ... 18

2. Kompetensi Dasar Guru ... 18


(12)

v

E. Kerangka berfikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Jenis penelitian ... 32

C. Data dan Sumber Penelitian ... 33

D. Metode Pengumpulan Data ... 34

E. Instrument Penelitian ... 36

F. Sistematika Penulisan ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SDIT... 37

1. Visi-misi Sekolah ... 37

2. Kurikulum ... 37

3. Target Pembelajaran ... 38

4. Budaya Sekolah ... 38

5. Ekstrakurikuler ... 40

6. Sarana dan Prasarana ... 41

B. Analisis Data ... 42

1. Kompetensi Profesional ... 42

2. Kompetensi Pedagogik ... 45

3. Kompetensi Kepribadian ... 50


(13)

vi

DAFTAR PUSTAKA... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

1

Guru merupakan sosok yang mengemban tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang telah dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1

Pendidikan membutuhkan sumber daya yang mendukung dan menunjang pelaksanaannya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Guru adalah sosok yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Sehingga, guru dituntut untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugasnya agar memiliki kinerja yang tinggi.

Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilitator belajar siswa. Jadi, kinerja guru berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Banyaknya tuntutan yang harus dicapai dan dilalui oleh seorang pendidik, melaju seiring dengan tantangan perubahan zaman dewasa ini yang memandang sebelah mata tugas beratnya. Pada zaman dahulu masyarakat memandang profesi guru sebagai profesi yang tinggi dari profesi apapun, derajatnya lebih tinggi dan bermartabat. Namun zaman sekarann sebaliknya dengan menganggap remeh profesi guru, dengan mudahnya orang mencibir dan meremehkannya. Beberapa faktor yang menjadi alasan diantaranya a). Banyaknya guru yang belum mengasah

1

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung, Citra Umbara, 2003) hal. 7


(15)

keterampilannya dalam profesionalisme guru, sehingga gampang diremehkan, b). Masyarakat beranggapan bahawa siapapun bisa dapat menjadi guru dengan berbekal pengalaman saja, c). Kekurangan guru yang berkompeten menjadi faktor utama minimnya kualitas pendidikan, d). Lain halnya di kota, banyaknya guru yang diangkat dari kalangan minim pengetahuan dipicu dari minimnya pemberian financial (gaji), sehingga banyak sekolah yang mengangkat guru sekadarnya, e) Yang paling santer bahan menjadi perbincangan bahwa dengan menjadi seorang guru susah dalam mencapai kesejahteraan finansial.

Melihat faktor-faktor yang menyebabkan adanya anggapan bahwa profesi guru merupakan profesi yang rendah, maka sudah saatnya guru meningkatkan kompetensinya dan profesionalismenya. Guru harus menjadi pendidik profesional seperti yang dijelaskan dalam buku Mazhab Pendidikan Kritis bahwa:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimal dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.2

Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas guru sudah seharusnya menjadi bagian rencana strategis dan masuk dalam kelompok prioritas utama. Jika kualitas diri guru meningkat, otomatis kualitas pendidikan pun akan meningkat, begitu juga dengan output-nya. Oleh karena itu, program pengembangan dan peningkatan kualitas guru merupakan hal yang urgen.

Program pengembangan dan peningkatan kualitas guru sangat diperlukan dalam upaya untuk mencegah kehancuran dari dunia pendidikan kita. Peningkatan kualitas guru penting sebab dalam proses pendidikan dan pembelajaran, keberadaan guru terkait dengan kualitas proses. Dengan adanya guru, anak didik dapat mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Salah satu cara pengembangan dan peningkatan kualitas guru ini adalah pendidikan profesi. Pendidikan profesi seharusnya menjadi dasar kompetensi

2

M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis Menyikap Relasi Pengetahuan Politik dan Kekuasaan, (Yogjakarta: ResistBook, 2008) hal. 83


(16)

setiap profesional, termasuk guru agar dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara maksimal. Pendidikan profesi adalah bekal keahlian yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi keprofesionalitasnya, termasuk guru. Pendidikan profesi atau peningkatan kualitas kemampuan profesi menjadi prasyarat agar penyelenggaraan kegiatan profesi dapat dilaksanakan secara maksimal. Hanya dengan melakukan pendidikan profesi, seseorang dapat meningkatkan kemampuannya dan layak menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas.3

Guru harus memiliki penguasaan terhadap materi pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus menjadi pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Berbagai cara yang bisa dilakukan oleh para guru agar dapat meningkatkan profesionalismenya salah satunya dengan menempuh program sertifikasi guru. Program sertifikasi ini adalah bentuk proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen, dan tujuan sertifikasi adalah untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan proses dan hasil pendidikan, dan mempercepat terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Program sertifikasi bagi guru ditempuh melalui dua jalur yaitu penilaian portofolio dan jalur pendidikan.

Dengan dilaksanakannya sertifikasi guru bukan hanya untuk mendapatkan sertifikat pendidik saja namun dengan adanya sertifikasi diharapkan kinerja guru

3

Saroni, Mohammad, Personal Branding Guru Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru, (Jogjakarta: Ar-russ Media, 2011), cet. 1, hal. 9


(17)

akan menjadi lebih baik dan tujuan pendidikan nasional akan tercapai dengan baik. Guru yang telah disertifikasi diharapkan bisa menjadi guru yang profesional, dapat mengajar dengan baik, bisa mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dan dapat menjunjung tinggi profesi guru sehingga dapat menjaga nama baik dan martabat seorang guru.

Kami sebagai peneliti memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Mubarak dilatarbelakangi oleh banyaknya guru berkualitas yang sudah menempuh serta lulus sertifikasi, begitu pula sebaliknya. Sekolah tersebut merupakan sekolah dasar yang berbasis Islam dengan manajemen yang bagus, serta tersedianya sarana dan prasarana memadai dengan pembiayaan pendidikan yang mudah dijangkau oleh elemen masyarakat bawah dan menengah sehingga orang tua murid menjadikan sekolah ini tujuan favorit untuk menyekolahkan anak-anaknya. Tercatat kelas 1 sampai dengan kelas 6 terdapat 18 rombongan belajar. Dengan pertimbangan tersebut sekolah ini menjadi menarik untuk dijadikan tempat penelitian skripsi ini.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengangkat tema penelitian

skripsi dengan judul “Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar Di SDIT Al-Mubarak Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Tantangan guru dewasa ini semakin besar.

2. Kurangnya pengajar berkompetensi, sehingga berpengaruh pada hasil kegiatan pembelajaran.

3. Kurangnya pemenuhan kesejahteraan guru 4. Pelaksanaan sertifikasi guru kurang efektif

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, diketahui banyak masalah terkait. Namun mengingat keterbatasan peneliti pada waktu, biaya, tenaga,


(18)

dan sebagainya, maka penelitian ini hanya membatasi masalah kajiannya pada Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Guru dalam Mengajar di SDIT Al Mubarak Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang menjadi bahan pengkajian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi kompetensi guru sebelum sertifikasi, di SDIT Al-Mubarak Jakarta?

2. Bagaimana dampak sertifikasi terhadap peningkatan kompetensi guru dalam mengajar, di SDIT Al-Mubarak Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana kompetensi guru di SDIT Al-Mubarak Jakarta

2. Mengetahui bagaimana dampak sertifikasi terhadap kompetensi guru dalam mengajar di SDIT Al-Mubarak Jakarta

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a) Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dapat dipelajari untuk peningkatan nilai profesionalisme guru dalam mengajar.

2. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pertimbangan dalam penelitian di masa yang akan datang demi peningkatan dan kemajuan dunia pendidikan.


(19)

b) Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, penelitian inii diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien serta kondusif dalam peningkatan produktifitas pembelajaran

2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih yang positih untuk memperbaiki SDM dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah

3. Bagi penyelenggara sertifikasi, bertujuan untuk bahan evaluasi dan bahan pengkajian program sertifikasi yang lebih baik di masa yang akan datang


(20)

7

1.

Pengertian Sertifikasi

Mulyasa mendefinisikan sertifikasi guru sebagai proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru alah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.1

Sedangkan Sertifikasi menurut Martinis Yamin, “Sertifikasi adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.2

Sertifikasi dalam istilah makna kamus berarti surat keterangan (sertifikat) dari lembaga yang berwenang yang diberikan kepada jenis profesi dan sekaligus pernyataan (lisensi) terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas. Bagi guru agar dianggap layak dalam mengembang tugas profesi mendidik, maka harus memiliki sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik tersebut diberikan kepada guru dan dosen yang telah memenuhi persyaratan.

Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional, guru wajib memilliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada pasal 1 ayat (1) PERMENPAN Nomer 11 Tahun 2011

1

Ramdan, Dampak Positif Sertifikasi THD Kinerja Guru di SD Babakanmadang di Bogor, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: skripsi, 2013) hal. 25

2

Martinis, Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada, 2007), Cet. Ke 2, hal. 2


(21)

tentang sertifkasi bagi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa sertifikasi bagi guru

dalam jabatan selanjutnya disebut “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat

pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan

pendidikan”. Sertifikasi dilaksanakan melalui: a. Penilaian portofolio,

b. Pendidikan latihan dan profesi keguruan,

c. Pemberian sertifikasi pendidik secara langsung; atau d. Pendidikan profesi guru

Dari beberapa penjelasan mengenai sertifikasi, penulis menyimpulkan bahwa sertifikasi guru adalah legalitas yang diberikan oleh lembaga sertifikasi sebagai bukti formal kelayakan profesi kepada guru atau dosen yang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan setelah dinyatakan lulus dari uji kompetensi dan portofolio.

2.

Dasar Hukum, Tujuan Sertifikasi Guru

Dasar hukum sertifikasi guru dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen membahas secara detail hal-hal yang berkaitan dengan guru dan dosen, adapun sebagai berikut;3

a. Pasal 8, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Pasal 9, Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjanan atau program diploma empat. c. Pasal 10 ayat (1), Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

3

Wahyudi, Imam, Panduan Lengkap Uji Sertifkasi Guru, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012) cet. 1, hal. 45


(22)

d. Pasal 11 ayat (1), Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pasal 12, Setiap orang yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk diangkat menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu.

f. Pasal 14 ayat (1),

g. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

1) Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;

2) Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

3) Memperoleh perlindungan dalm melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya;

5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalannya;

6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

8) Memiliki kebebasan untk berserikat dalam organisasi profesi;

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

10)Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan menningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau

11)Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Dari penjelasan diatas disimpulkan sertifkasi pendidik tidak hanya melekat kepada penerima sertifikat yaitu Guru dan Dosen tetapi dengan lembaga


(23)

pendidikan yang menjadikannya tempat untuk mengaplikasikan keprofesionalitasannya. Guru dan Dosen secara mendasar harus mempunyai nilai kompetensi yang mumpuni ditunjang dengan hak fasilitas yang didapatkan, tidak serta merta serifikasi melekat dalam jabatannya. Disamping jabatan sertifikasi, Guru dan Dosen diprioritaskan terus mengembangkan kualitas kompetensi kepada lembaga yang menaunginya.

Landasan hukum lainnya sebagai pedoman pelaksanaan sertifikasi guru diantaranya:

1) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

2) Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru.

4) Fatwa/ Pendapat Hukum Menteri dan Hak Asasi Manusia No.1.UM.01,02-253.

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.

6) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

7) Keputusan Mendiknas Nomer 122/P/2007 Tahun 2007 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.

Ada dua sasaran yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan sertifikasi: Pertama, Para lulusan sarjana pendidikan maupun non kependidikan yang menginginkan guru sebagai pilihan profesinya. Kedua, para guru dalam jabatannya.4

Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi dipandang sebagai

4

Trianto dan Titik T.T., Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi dan Kesejahteraan (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), hal. 19-20


(24)

bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kopetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Selain itu, tujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru. Guru yang telah lolos uji sertifikasi akan diberikan tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.

3. Prinsip-prinsip Sertifikasi Guru

Adapun prinsip-prinsip sertifikasi guru menurut Depdiknas, dalam buku 1 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi adalah: a) Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. b) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan kompetensi dan kesejateraan guru. c) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. d) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis. e) Menghargai pengalaman kerja guru. f) Jumlah peserta guru ditetapkan oleh pemerintah.5

a. Dilaksanakan Secara Objektif, Transparan, dan Akuntabel,

Yang dimaksud dengan objektif yaitu berpedoman pada proses perolehan sertifikat pendidik, serta memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu berpedoman kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memeproleh akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

5

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hal. 86


(25)

b. Berujung pada Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru,

Alih-alih peningkatan kesejahteraan guru disyaratkan pada peningkatan kompetensinya, menjadi tidak cukup sekedar bermodalkan kualifikasi akademik saja melainkan seorang guru memenuhi kompetensi kepribadian, akademik, profesional dan sosial. Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Oleh karena itu, guru yang telah lulus uji sertifikasi akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dakam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus bukan pegawai negeri sipil (swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.

c. Dilaksanakan Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan,

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Perundang-undangan tersebut merupakan suatu ketepan politik bahwa guru adalah pekerja profesional, yang berhak mendapatkan hak-hak sekaliggus kewajiban profesional, sekaligus sebagai landaasan hukum dan pelaksanaan sertifikasi agar tidak muncul berbagai penyimpanagn dari aturan main yang sudah ada. Penyimpangan yang harus diwaspadai adalah pelakasanaan sertifikasi yang tidak benar. Oleh karenanya, begitu ada gejala penyimpangan, pemerintah harus mengambil tindakan tegas. Seperti mencabut hak melaksanakan sertifikasi dari lembaga yang dimaksud. Atau menetapkan seseorang tidak boleh menjadi penguji sertifikasi dan lain sebagainya.


(26)

d. Dilaksanakan Secara Terencana dan Sistematis,

Agar pelaksanaan sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efisien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah. Untuk alasan efektifitas dan efisensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. e. Menghargai Pengalaman Guru

Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga termasuk pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain yang menunjang profesionalitas guru dalam mengajar. Dalam beberapa hal, guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikat guru. f. Jumlah Peserta Sertifikat Guru ditetapkan oleh Pemerintah,

Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifkasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota yang masuk dipusat data Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.


(27)

4.

Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Dasar pelaksanaan sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 yang berbunyi “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” dan di

Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi “Sertifikat pendidik yang sebagaimana dimaksud

dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan”. Dasar

pelaksanaan sertifikasi guru yang lain adalah:

1. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan yang ditetapkan 4 Mei 2007.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

4. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara tenaga kependidikan yang terakreditasi dan dutetapkan oelh pemerintah. Uji kempetensi guru dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi profesional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji kompetensi sosial dan kepribadian.

Sertifikasi dilakukan dengan mendata semua yang dimiliki tiap guru. Data tersebut dapat berupa ijazah, diploma, tanda lulus kursus, tanda mengikuti

pelatihan. “Seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik.”6

Guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik wajib memenuhi kualifikasi akademik dari sertifikat pendidik paling lama 10 tahun sejak berlakunya Undang-Undang. Salah satu penerapan dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 adalah program sertifikasi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui:

6

Abd. Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: FITK Press UIN Syahida, 2010), hal. 98


(28)

a.

Penilaian portofolio guru sebagaimana dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi Guru dalam jabatan.

b.

Jalur pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Guru dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan.

Namun saat ini cara yang dilakukan oleh pemerintah agar para guru dapat meningkatkan profesionalismenya salah satunya adalah dengan menempuh program sertifikasi guru lewat Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Bagi peserta program sertifikasi guru dalam jabatan yang belum lulus melalui jalur portofolio, maka direkomendasikan oleh Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk mengikuti PLPG.

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi guru agar pesan Undang-Undang tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan.

Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan, kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam jabatan.

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan kelulusan guru peserta sertifikasi yang belum mencapai batas minimal skor kelulusan pada penilaian portofolio.

Peserta PLPG adalah guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memenuhi persyaratan


(29)

kelulusan pada penilaian portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG pada panggilan berikutnya pada tahun berjalan selama PLPG masih dilakukan.

Peserta yang tidak memenuhi 2 kali panggilan dan tidak ada alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri. Apabila sampai akhir masa pelaksanaan PLPG peserta masih tidak dapat memenuhi panggilan karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, peserta tersebut diberi kesempatan untuk mengikuti PLPG hanya pada tahun berikutnya tanpa merubah nomor peserta. Bagi peserta yang tidak dapat menyelesaikan PLPG dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan diberi kesempatan untuk melanjutkan PLPG pada tahun berikutnya.

Didalam program sertifikasi guru terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta sertifikasi. Untuk itu penulis mencoba memberikan gambaran mengenai persyaratan sertifikasi yang bersifat umum. Diantaranya sebagai berikut:

a. “Persyaratan penting sertifikasi adalah memiliki ijazah akademik atau kualifikasi akademik minimum S1 Atau D4. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah dibawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan semua guru yang mengajar di Madrasah (termsauk guru bidang studi umum yang memiliki NIP 13) diselenggarakan oleh Kementrian Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementrian Agama.

b. Guru bukan PNS satuan pendidikan swasta/yayasan harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

c. Calon peserta sertifikasi harus memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang valid.


(30)

5.

Efektifitas dan Manfaat Sertifikasi Guru

Manfaat Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut: “1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. 2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualifikasi dan tidak profesional. 3) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.7

Sedangkan efektifitas sertifikasi guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 pasal 14 ayat (1) antara lain:

a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.

b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan

intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas ke profesionalannya.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan. g. Memperleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas. h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

i. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi.8

Alasan yang digadang-gandang bahwa merosotnya kompetensi guru saat ini tak lain adalah kecilnya pendapatan upah dan jaminan kehidupan. Namun

7

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2007), hal. 79

8

Asrorun ni’am Sholeh, Membangun profesionalisme Guru, Analisis Kronologis atas Lahirnya UU Guru dan Dosen), (Ciputat: eLSAS Jakarta, 2006), hal. 163-164


(31)

semua itu bukanlah hal yang menjadi dasar pelaksanaan sertifikasi ini, melainkan efektifitas pelaksanaan sertifikasi ini semata mata untuk meningkatkan kualitas guru dan kompetensinya dalam dunia pendidikan. Dan hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan sertifikasi ini dapat dilihat dari peserta didik bertambah gairah dalam belajar, bila hasil belajar peserta didik meningkat, bila disiplin sekolah membaik, bila hubungan antara guru, orang tua, dan masyarakat menjadi mesra.9

B.

Kompetensi Guru

1.

Pengertian Kompetensi

Sertifikasi menurut Jejen Musfah dalam bukunya Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek “Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang dapat diwujudkan dalam hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri

dan lingkungan”. 10

Jika dilihat dari dalam Bahasa Indonesia kompetensi

merupakan serapan dari bahasa Inggris “competence” yang berarti kecakapan dan kemampuan. Dengan demikian jelaslah bahwa kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki seseorang baik pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain yang tidak memiliki kemampuan tersebut.

2.

Kompetensi Dasar Guru

Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 11 Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

9

Depatemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 12

10

Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktek, (Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke 1, hal. 27

11


(32)

Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dari pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik untuk mengkualifikasikan berbagai potensi yang dimilikinya, (Peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan).12

kemampuan ini sangat menentukan terhadap kualitas kegiatan belajar mengajar, karena seorang guru harus memahami kondisi peserta didik dan mengetahui bagaimana mengelola kegiatan transferknowledge serta mengevaluasinya.

a. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlaq mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.13 Menurut pepatah Jawa bahwa seorang guru harus digugu dan ditiru, ,menjadi suri tauladan dalam setiap tindak-tanduknya, menjadi suatu keharusan seorang guru mencerminkan kepribadian yang baik kepada anak didik, sesama guru dan masyarakat (Social Sense)

b. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi ini harus dimiliki oleh seorang guru dimana pengetahuan yang luas akan menjadi referensi penting dalam penyampaian materi.

c. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua wali/peserta didik, dan masyarakat. Hubungan sosial ini merupakan bentuk pembuktian bahwa seorang guru tidak hanya berinteraksi dengan murid didalam kelas saja, melainkan harus mempunyai kepekaan sosial dan lingkungannya.

12

Nazarudin Rahman, Regulasi Pendidikan Menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009) hal. 37

13


(33)

3.

Kompetensi Guru dalam Mengajar

Kompetensi guru dalam sertifikasi terdapat dalam Undang Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 yang berbunyi Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

a) Kompetensi Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang

diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b) Kompetensi Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.


(34)

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c) Kompetensi Profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

d) Kompetensi Sosial

1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.


(35)

4.

Bentuk-bentuk Kompetensi Profesional

Menurut Uzer Usman, seperti disebutkan dalam bukunya, bentuk-bentuk kompetensi profesionalisme, yaitu sebagai berikut:14

a. Menguasai Landasan Kependidikan.

Untuk memenuhi kompetensiprofesionalisme yang baik, seorang guru harus menguasai landasan kependidikan sebagai berikut:

1) Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional;

a) Mengkaji tujuan pendidikan nasional.

b) Mengkaji tujuan pendidikan dasar dan menengah.

c) Meneliti kaitan antara tujuan pendidikan dasar dan menengah dengan tujuan pendidikan nasional.

d) Mengkaji kegiatan-kegiatan pengajaran yang menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional.

2) Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat

a) Mengkaji peranan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.

b) Mengkaji peristiwa-peristiwa yang mencerminkan sekolah sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.

3) Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.

a) Mengkaji jenis perbuatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

14

Uzer Usman, Moh., Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 28


(36)

b) Mengkaji prinsip-prinsip belajar.

c) Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kegiatan belajar mengajar.15

b. Menguasai Bahan Pengajaran

Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah menguasai bahan pengajaran yang akan diajarkan kepada siswa, yaitu:

1) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendiidkan dasar dan menengah

a) Mengkaji kurikulum pendidikan dasar dan menengah. b) Menelaah buku teks pendidikan dasar dan menengah. c) Menelaah buku pedoman khusus bidang studi.

d) Melaksanakan kegiatan dalam buku teks dan buku pedoman khusus.

2) Menguasai bahan pengayaan

a) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan bahan bidang studi/mata pelajaran.

b) Mengkaji bahan penunjang yang relevan dengan profesi guru.

c. Menyusun Program Pengajaran

Selanjutnya adalah dapat menyusun program-program pengajaran dengan baik seperti:

1) Menetapkan tujuan pembelajaran

a) Mengkaji cirri-ciri tujuan pembelajaran.

15


(37)

b) Dapat merumuskan tujuan pembelajaran.

c) Menetapkan tujuan pembelajaran untuk satu satuan pembelajaran/pokok pembahasan.

2) Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran.

a) Dapat memilih bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b) Mengembangkan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar a) Mengkaji berbagai metode mengajar.

b) Dapat memilih metode mengajar.

c) Merancang prosedur belajar mengajar yang tepat.

4) Memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang sesuai a) Mengkaji berbagai media pembelajaran.

b) Memilih media pembelajaran yang tepat. c) Membuat media pembelajaran yang sederhana. d) Menggunakan media pembelajaran.

5) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

a) Mengkaji berbagai jenis dan kegunaan sumber belajar. b) Memanfaatkan sumber belajar yang tepat.


(38)

d. Melaksanakan Program Pengajaran

Melaksanakan program pengajaran yang terkait dengan mata pelajaran yang bersangkutan, yaitu:

1) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat a) Mengkaji prinsip-prinsip pengelolaan yang tepat

b) Mengkaji factor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar

c) Menciptakan suasana belajar mengajar yang baik d) Menangani masalah pengajaran dan pengelolaan 2) Mengatur ruangan belajar

a) Mengkaji belbagai tata ruang belajar

b) Mengkaji kegunaan saarana dan prasarana kelas c) Mengatur ruang belajar yang tepat

3) Mengelola interaksi belajar mengajar

a) Mengkaji cara-cara mengamati kegiatan belajar mengajar b) Dapat mengamati kegiatan belajar mengajar

c) Menguasai belbagai keterampilan dasar mengajar

d) Dapat menggunakan berbagai keterampilan kegiatan belajar mengajar


(39)

Tabel. 1

Peta Tugas dan Fungsi Profesional Guru16

Tugas Fungsi Uraian Tugas

Mendidik, mengajar, membimbing dan melatih

1. Pendidik a. Mengembangkan potensi kemampuan dasar peserta didik,

b. Mengembangkan kepribadian peserta didik,

c. Memberikan keteladanan, d. Menciptakan suasana

pendidikan yang kondusif 2. Pengajar a. Merencanakan pembelajaran,

b. Melaksanakan pembelajaran, c. Menilai proses dan hasil

pembelajaran.

3. Pembimbing a. Mendorong berkembangnya perilaku positif dalam pembelajaran,

b. Membimbing peserta didik memecahkan masalah dalam pembelajaran.

4. Pelatih a. Melatih keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam pembelajaran

b. Membiasakan peserta didik berperilaku positif dalam pembelajaran

16

Fachrudin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesional Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2011), cet. Ke-3, hal. 92


(40)

Membantu pengembangan dan pengelolaan program

sekolah

5. Pengembang an program

Membantu pengembangan

program di sekolah dan hubungan kerjasama intra sekolah

6. Pengelola program

Membantu mengembangkan hubungan kemitraan sekolah dengan masyarakat Mengembangkan keprofesionalan 7. Tenaga professional Meningkatkan professional

e. Menilai Hasil dan Proses Belajar Mengajar yang Telah Dilaksanakan

Menilai proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil yang didapatkan, dengan cara:

1) Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran a) Mengkaji konsep dasar penilaian

b) Mengkaji belbagai teknik penilaian c) Menyusun alat penilaian

d) Mengkaji cara mengelola dan menafsirkan data untuk menetapkan taraf pencapaian murid

e) Dapat menyelenggarakan penilaian pencapaian murid 2) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan

a) Menyelenggarakan penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar

b) Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar.


(41)

C.

Pentingnya Uji Kompetensi Guru

Uji kompetensi guru yang terdapat dalam standar sertifikasi guru memiliki manfaat yang sangat penting, terutama dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Pentingnya uji kompetensi dalam sertifikasi guru antara lain dapat dikemukakan berikut ini (Mulyasa, 2007):

a. Sebagai alat untuk mengembangkan standar kompetensi guru

Uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengembangkan standar kompetensi guru. Berdasarkan hasil uji dapat diketahui kemampuan rata-rata para guru, aspek mana yang perlu ditingkatkan, dan siapa guru yang perlu mendapat pembinaan secara kontinyu, serta siapa guru yang telah mencapai standar kemampuan minimal.

b. Merupakan alat seleksi penerimaan guru

Uji kompetensi diharapkan dapat menjaring guru-guru yang kompeten, kreatif, profesional, inovatif, dan menyenangkan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolahnya. Dengan uji kompetensi yang digunakan sebagai alat seleksi, penerimaan guru baru dapat dilakukan secara profesional, tidak didasarkan atas suka-tidak suka, atau alasan subjektif lain, yang bermuara pada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tetapi berdasarkan standar kompetensi yang objektif, dan berlaku secara umum untuk semua calon guru.

c. Untuk pengelompokkan guru

Hasil uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengelompokkan dan menentukan mana guru profesional yang berhak menerima tunjangan profesional, tunjangan jabatan dan penghargaan profesi serta guru yang tidak profesional yang tidak berhak menerimanya. Dalam hal ini, guru-guru dapat dikelompokkan berdasarkan hasil uji kompetensi, misalnya kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok kurang.

d. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum

Keberhasilan lembaga pendidikan dalam mempersiapkan calon guru ditentukan oleh berbagai komponen dalam lembaga tersebut, antara lain Kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum lembaga pendidikan yang


(42)

mempersiapkan calon guru harus dikembangkan berdasarkan kompetensi guru.

e. Merupakan alat pembinaan guru

Uji kompetensi mengandung syarat yang menjadi kriteria calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih, menseleksi, dan menempatkan guru sesuai dengan karakteristik dan kondisi, serta jenjang sekolah.

f. Mendorong kegiatan dan hasil belajar

Kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar peserta didik tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, uji kompetensi guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal, karena guru yang teruji kompetensinya akan senantiasa menyesuaikan kompetensinya dengan perkembangan kebutuhan dan pembelajaran.


(43)

30

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDIT Al-Mubarak Jakarta yang bertempat di Jalan Pramuka Sari III, Jakarta Pusat. Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2016

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi mendalam terhadap suatu lembaga pendidikan Islam, sehingga menghasilkan informasi yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai lembaga pendidikan Islam tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap, kepercayaan, persepdi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, pertama; menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore), dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to descibe and explain).1

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah berupa data primer dan sekunder. Data primer diambil berdasarkan hasil pengumpulan data melalui angket yang dibagikan kepada responden secara langsung, serta melalui observasi langsung terhadap objek. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui laporan kegiatan belajar mengajar disekolah serta ditunjang dengan program kegiatan guru yang ada disekolah.

1. Data primer adalah data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Data primer

1

Nana Syaodh Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008) hal. 60


(44)

dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil pengujian tertentu.2 Dalam penelusuran data primer ini akan dilaksanakan melalui angket dan wawancara langsung dengan:

a) Kepala Sekolah

Peneliti akan memperoleh informasi dari kepala sekolah/wakil kepala sekolah mengenai kompetensi guru sebelum dan setelah mengikuti sertifikasi dalam mengajar.

b) Guru yang telah bersertifikasi

Salah satu sumber yang akan memberikan informasi kepada peneliti yang menyangkut semua hal yang berkaitan dengan kompetensi guru setelah melaksanakan sertifikasi.

c) Guru yang belum sertifikasi

Untuk meminta informasi dari para guru yang belum mengikuti sertifikasi

d) Para siswa

Untuk mendapatkan respon dari siswa mengenai kompetensi guru setelah mengikuti sertifikasi

2. Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.

D. Metode Pengumpulan Data

1) Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang memberikan pengarahan, personil

2


(45)

bidang kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya.3 Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati secara sistematik gejala-gejala yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti sertifikasi dalam mengajar. Penelitian ini menggunakan Observasi Partisipasi Pasif (passive participation): mean the research is prevent at the sense of action but does not interact or participate. Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.4

2) Metode Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif, wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode wawancara semi terstruktur (semistructure interview), peneliti lebih bebas membahas apa saja karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Peneliti akan melakukan wawancara dengan Kepala Madrasah, guru yang telah bersertifikat pendidik, guru yang belum mengikuti sertifikasi dan siswa di SDIT Al-Mubarak Jakarta.

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi atau studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

3

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 60

4


(46)

elektronik.5 Dalam penelitian ini pengumpulan data juga diperoleh dengan cara melihat dokumen-dokumen yang memiliki oleh madrasah tersebut. 4) Tringulasi Data

Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.6 Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada guru lain yang belum mengikuti sertifikasi guru dan kepada kepala sekolah, siswa, serta Wakil Kepala Kurikulum dengan maksud mengecek keberhasilan data hasil wawancara.

5) Metode Analisis Data

Analisis data induktif mengungkap data khusus, detail untuk menemukan kategori, dimensi, hubungan penting dan asli dengan pertanyaan terbuka. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dianalisis dengan cara menarik kesimpulan dari data yang bersifat khusus menjadi data yang bersifat umum untuk mengetahui seberapa besar dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dalam mengajar diukur dengan ukuran pengaruh

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrument yang paling utama, namun untuk memperjelas dan membantu peneliti untuk focus pada apa yang diteliti, maka dikembangkan instrumen penelitian yang sederhana yang dapat melengkapi data hasil penelitian

Adapun in strumen tersebut antara lain:

1. Pedoman observasi atau pengamatan (observation) 2. Pedoman wawancara (interview guide)

3. Pedoman dokumentasi (check list)

4. Field note berfungsi untuk mencatat data hasil opbservasi dan wawancara. 5. Alat rekam

5

ibid

6

Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2008) hal. 373


(47)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab. Untuk mempermudah dalam memahami isi dari skripsi ini penulis akan menguraikan tentang sistematika penulisan.

1. Pada bab I pendahuluan yaitu untuk mengantarkan pembahasan isi secara menyeluruh, yaitu meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

2. Dan pada bab II akan diuraikan mengenai landasan teori dari penelitian. 3. Sedangkan bab III menjelasakan tentang metode penelitian, meliputi: tempat

dan waktu penelitian; jenis penelitian data dan sumber penelitian, metode pengumpulan data, serta instrument penelitian.

4. Bab IV merupakan pembahasan inti yaitu berisi tentang pembahasan dan hasil analisi dampak sertifikasi guru terhadap kompetensi guru dalam mengajar. 5. Bab V sebagai penutup yang berisi kesimpulan dan saran serta kata penutup.


(48)

35

1. Visi-Misi Sekolah

Visi: Mewujudkan pendidikan berkarakter dalam membangun peradaban bangsa sehingga mampu membentuk generasi yang cerdas, kreatif, mandiri dan bertaqwa.

Misi: Adapun misi merupakan penerjemahan visi ke dalam program sekolah, adapun diantaranya:

1. Mengintegrasikan kurikulum, metodologi dan program pendidikan.

2. Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

3. Mempersiapkan murid yang berprestasi, cerdas, kreatif, mandiri dan bertaqwa.

4. Melakukan pembinaan keagamaan, pengembangan potensi dan bimbingan konseling.

5. Memberikan jaminan pelayanan yang prima dalam berbagai hal untuk mendukung proses belajar dan bekerja yang harmonis dan selaras.

2. Kurikulum

Kurikulum adalah program dan isi dari suatu system pendidikan yang berupaya melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar tercapai dengan baik, dengan kata lain kurikulum merupakan alat sentral pendidikan untuk mencapai keberhasilan pendidikan di sekolah

Kurikulum yang dipakai oleh SDIT Al-Mubarak adalah:

1. Kurikulum Terpadu, adalah perpaduan kurikulum nasional dengan Agama dengan prinsip; At-takamul, At-tawazun, As-syumul, Al-ittishal.


(49)

3. Program unggulan: Out Bound, Outing Class, Fun Cooking, FieldTrip. 4. Full day: Kelas 1-3 jam 07.00 – 14.00, Kelas 4-6 jam 07.00 – 15.30.

3. Target Pembelajaran

Target pembelajaran merupakan tolok ukur keberhasilan sekolah dalam mendidik perserta didiknya sekaligus sebagai pedoman orang tua dalam penilaian keberhasilan. Target pembelajaran ini sebagai hasil tujuan akhir dari program yang dijalankan oleh sekolah. Adapun diantaranya:

1. Bertaqwa

a. Salimul ‘aqidah (aqidah yang selamat) b. Shalihul ibadah (ibadah yang benar) 2. Mandiri

a. Matinul khuluq (pribadi yang matang)

b. Mujahidin linafsihi (bersunggung-sungguh, disiplin) c. Munadzzomun fi syu’nihi (tertib, cermat dan berusaha rapi) d. Harisun ala waqtihi (mengoptimalkan pemanfaatan waktu) e. Nafiun lighairihi (dapat bermanfaat bagi orang lain) 3. Kreatif

a. Qawiyyul jismi (sehat dan kuat)

b. Qawiyyul fanny (kemampuan dan keterapilan yang memadai) 4. Cerdas

1. Mutsafaqul fikri (cerdas dan berwawasan)

4. Budaya Sekolah

Sekolah ini menerapkan; Student of the month, out bound, sholat dhuha, outing class, reading record. Budaya sekolah merupakan cerminan dari manajemen yang baik dan penegakan kedisiplinan warga sekolah secara disiplin. Hal tersebut akan memberikan dampak yang baik terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah, adapun program yang di laksanakan oleh SDIT Al-Mubarak adalah:


(50)

a) Program Harian: 1. Salam pagi 2. Tilawah pagi 3. Inspirasi pagi 4. Sholat dhuha 5. Kultum

6. KBM ala PAKEM 7. Infaqku

8. Sholat berjamaah

b) Program Pekanan: 1. Upacara hari senen 2. Ekskul pilihan 3. Reading record 4. English & Arabic day 5. Senam bersama 6. Apresiasi prestasi 7. Mutaba’ah yaumiyah 8. Takhasus

9. Pramuka (pandu Al-Mubarak)

c) Program bulanan: 1. Student of the month 2. Ifthor jama’i

3. Mabit 4. Up grading 5. Ta’lim guru 6. Seminar


(51)

d) Program Semesteran: 1. Assembly

2. Market day 3. Fun cooking 4. Outing class 5. Persami 6. Bulan bahasa 7. Evaluasi siswa

e) Program Tahunan: 1. Open house 2. Tutup tema 3. PHBI 4. Bazaar

5. Class meeting 6. Khatmul qur’an 7. Santunan 8. Out bound

5. Ektrakurikuler

Ektrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang diprogramkan sekolah untuk menyalurkan bakat dan minat siswa. Peserta didik dapat menyalurkan dan mengembangkan kreatifitas mulai sejak dini. Hal tersebut dilaksanakan sekolah sebagai tujuan mengakomodir dan menfasilitasi pengembangan kemampuan yang tidak didapatkan didalam kelas. Adapun kegiatan tersebut diantaranya:

1. Marawis 2. Marching band 3. Karate

4. Seni tari 5. Futsal 6. Berenang


(52)

7. Computer 8. Teater 9. Angklung

6. Sarana & Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan salah satu objek yang sangat vital dalam mendukung tecapainya tujuan pendidikan dalam proses belajar dan mengajar. Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan oleh SDIT Al-Mubarak diantaranya:

1. Masjid

2. Lab. Computer

3. Sarana untuk anak berkebutuhan khusus 4. Taman

5. UKS

6. Perpustakaan 7. Toilet

8. Lapangan 9.

B. Analisis Data Penelitian

Guru adalah jabatan professional, dan karena itu mempunyai status yang lebih tinggi dari jabatan semi professional, bahkan mendekati jabatan profesi penuh. Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kompetensi tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Guru adalah pendidik


(53)

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan.

Maka untuk itu diperlukan guru-guru Yang professional yang mampu menambahkan nilai-nilai luhur dan kemampuan intelektual yang baik pada anak. Hal ini menjadi kebutuhan yang sangat penting disamping untuk menambah ilmu pengetahuan peserta didik. Untuk mendapatkan guru yang professional maka diperlukan uji keprofesionalannya tersebut. Dengan adanya sertifikasi guru diharapkan guru yang sudah disertifikasi benar-benar guru yang sudah memenuhi kompetensi-kompetensi sebagai seorang guru. Adapun untuk mengetahui profesionalisme guru SDIT Al-Mubarak Jakarta, maka dapat dilihat dari hasil wawancara dan observasi serta dokumentasi yang telah peneliti lakukan dengan para responden dan objek penelitian yang berkaitan.

1. Kompetensi Profesional

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Dalam tugas keprofesionalannya guru dituntut memiliki kompetensi secara komprehensif. Kompetensi tersebut merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.1 Hal tersebut menjadi selaras dengan apa yang disampaikan oleh kepala sekolah SDIT Al-Mubarak Bapak Yayan Supiana, M.Pd., bahwa guru-guru pengajar anak didiknya disekolah mampu dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

“Perkembangan kompetensi profesionalnya sudah baik, terutama kami memberikan delegasi yang lebih kepada mereka karena sudah mendapat

1

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 1


(54)

tunjangan dari pemerintah. Kemudian juga menjadi senior dan membantu guru-guru lain dan keduanya tugasnya lebih banyak.”2

Guru yang sudah lulus sertifikasi perannya lebih efektif dengan diberikannya kesempatan untuk melakukan sharing session kepada guru-guru yang belum mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) belajar pengembangan kompetensinya. Seperti yang dituturkan oleh guru yang belum sertifikasi Mafaza;

“Kalau yang saya lihat sih, memang ada perbedaan ya teman-teman yang sudah sertifikasi dan belum. Misalnya kalau yang sudah sertifikasi kan sudah banyak pengalaman, tanggung jawab juga semakin banyak, dan kita kita yang belum sertifikasi ya nanya-nanya aja sam mereka gimana aja saat PLPG gitu-gitu”3

Kompetensi professional harus dimiliki oleh guru professional, kompetensi tersebut harus dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Hal ini karena kompetensi professional mencakup kemampuan guru dalam penguasaan terhadap materi pelajaran dan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Dalam kompetensi professional terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan;4

a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu.

Seorang guru harus memahami kurikulum dan metode yang tepat serta menguasai materi pembelajaran terutrama kemampuan menjabarkan materi standar dalam kurikulum, guru harus mampu menentukan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Selaras dengan apa yang disampaikan oleh ibu Vidyasari;

Alhamdulillah ada, tapi kalau mungkin lebih kearah metode sama RPP ya, disana kan kita sempat ada materi tentang Kurtilas ya, tapi karena kita

2

Hasil wawancara dengan Yayan Supiana (Kepala sekolah), pada tanggal 10 Juni 2016 3

Hasil wawancara dengan Mafaza (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016 4

Sanusi Achmad, Pendidikan Profesi Keguruan Menjadi Guru Inspiratif dan Inovatif, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2015), hal. 100


(55)

disini masih pakai KTSP. Jadi ilmunya belum terpakai, kalau yang pembelajaran tematik itu ya mungkin Kurtilas lebih terpakai, tapi kalau saya karena mengajarnya dikelas 4,5,6 jadi belum terpakai.5

Guru yang sudah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru semakin memperdalami materi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan standar pendidikan nasional.

b) Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Berkomunikasi dan Mengembangkan Diri.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran (e-learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu perencanaan yang matang terutama dalam alat pembelajaran. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi dan alat pembelajaran lainnya. Maksud diatas dipaparkan juga oleh Ibu Leli Fathonah;

“Iya ada, ketika PLPG kan disana kita diposisikan tidak aman ya, harus kreatif bikin media pembelajaran, juga tentang kurtilas, pokoknya hal-hal baiknya terbawa lah sampai ke sekolah. Selain itu juga saya semenjak sertifikasi, saya gunakan uangnya untuk membuat media pembelajaran, jadi tidak bergantung pada sekolah dan kadang saya kasih reward juga buat anak-anak.”6

Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan dimaksudkan untuk memudahkan atau engefektifkan kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempergunakan materi pembelajaran.

5

Hasil wawancara dengan Ibu Vidyasari (Guru), pada tanggal 10 Juni 2016 6


(56)

c) Mengusai Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar Mata Pelajaran/bidang Pengembangan yang diampu

Dalam materi pembelajaran pada standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD), setiap kelompok mata pelajaran perlu dibatasi, mengingat prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan pemilihan bahan pembelajaran. Pengembangan materi pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai tujuan dan membentuk kompetensi peserta didik berdasarkan SKKD dan indicator kompetensi. Hal ini sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan dan dijalankan oleh SDIT Al-Mubarak dengan menempatkan dua guru dalam kelas yang mempunyai kemampuan kompetensi berbeda serta expert dalam kompetensi di bidangnya masing-masing.

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi pedagogic merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didik.

Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba, tetapi melalui upaya belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa prajabatan (pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan yang didukung oleh bakat, minat, dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh kepala sekolah SDIT Al-Mubarak bahwa;

“Jadi sebelum sertifikasi, sebetulnya guru sudah diberikan arahan-arahan sesuai perundang2an. Sebelumnya kan guru-guru sudah mumpuni dibidangnya masing-masing, entah itu berdasarkan pengalamannya ataupun dikampusnya. Tapi rata-rata kemampuan guru-guru pada saat masuk ke sekolah kan perlu ada proses pembinaan, jadi dari sekolah ada peningkatan kompetensi dibidangnya. Jadi sebelum sertifikasi sudah kami


(57)

latih tentang pembuatan lesson plan nya, pembelajaran dikelasnya. Cuma memang masih belum optimal. Setelah ada sertifikasi pembelajaran mulai menambah pengalaman baru, contohnya saat ada kurikulum 2013. Setelah pelatihan, lalu mulai diterapkan di sekolah, tetapi hambatannya salah satunya perbedaan saat pelatihan dan yang ada dilapangan. Ya PLPG itu sekitar 20-30% ada pengembangan perubahan kompetensi.7

Seperti apa yang dijelaskan oleh kepala sekolah SDIT Al-Mubarak, jika dilihat dari bentuk prosesnya bahwa kompetensi pedagogik guru tidak terbentuk dengan instan, butuh akan waktu proses dan penyesuaian. Dimulai dari bakat yang dimiliki oleh seorang pendidik, pengalaman belajar yang didapat di masa perkuliahan dan program sekolah yang mendukung untuk peningkatan kompetensi tersebut. Di SDIT Al-Mubarak melaksanakan program pelatihan untuk calon guru yang baru masuk dengan tujuan untuk mengenalkan dan mensosialisasikan kurikulum dan kebudayaan sekolah demi lancarnya kegiatan belajar mengajar dikelas serta demi tercapainya visi dan misi sekolah. Para calon guru dilatih membuat lesson plan, RPP dan media pembelajaran dan perencanaan pembelajaran.

Berkaitan dengan kegiatan penilaian kompetensi guru, terdapat beberapa aspekyang berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogic. Berikut kompetensi pedagogis SDIT Al-Mubarak Jakarta;

a) Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik.

Guru harus mampu menetapkan berbagai pendekatan strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru serta guru harus mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar. Hal ini senada dengan penuturan Ahmad Afif siswa kelas 4A bahwa guru

7


(58)

SDIT Al-Mubarak Jakarta memakai berbagai macam metode dalam proses pembelajaran.

“Kalau guru ngejelasin pelajaran pake layar (dengan bantuan slide

powerpoint)”8

Para guru menggunakan sarana dan prasarana yang ada disekolah untuk membuat metode yang variatif dan menyenangkan peserta didik dalam menerima materi, terbukti anak didik menjadi antusias disaat kegiatan belajar mengajar.

“Iya jadi enggak bosen.” (tutur: Ahmad Afif)9

Metode yang berbeda juga dilakukan oleh ibu Leli Fathonah dalam kegiatan belajar. Terpantau oleh peneliti disaat kegiatan KBM berlangsung disekolah. Mereka sedang melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan di outdoor tanpa harus menghilangkan esensi dari belajar didalam kelas.10

b) Pengembangan Kurikulum

Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. guru harus mampu dan memilih, menyusun dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal tersebut terlihat pada kegiatan belajar mengajar di SDIT Al-Mubarak, seperti yang dituturkan oleh bapak Umar, S.Pd :

“Kalau cara mengajar yang sertifikasi, ya tetap ada kelebihan dan kekurangan ya. Seperti ada teman-teman yang dalam bidang tertentu dia punya kreativitas lebih dalam mengajar, meskipun masih ada kekurangan, ya itu tadi, karena adanya tunjangan sertifikasi, jadi ada imbas kepada metode mengajar, media mengajar, bisa menciptakan sendiri.”

Guru yang sudah sertifikasi sudah menjalankan pembelajaran yang sudah di standarkan serta memberikan contoh kepada guru yang belum melaksanakan

8

Hasil wawancara dengan Ahmad Afif (siswa kelas 4A), pada tanggal 14 Juni 2016

9

Ibid 10


(59)

Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. Hal ini sangat efektif sekali untuk menularkan kepada guru lainya bahwa kompetensi pedagogic harus diperhatikan yang meliputi; guru harus menyusun silabus, guru memilih materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan peserta didik dalam menerima materi.

c) Pengembangan Potensi Peserta Didik

Guru harus mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program pembelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik, keoribadian dan kreatifitasnya sapai ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka, terutama guru harus dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. Serta guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan caranya belajarnya masing-masing. Sekolah SDIT Al-Mubarak memberikan kesempatan dan waktu serta wadah yang memadai kepada seluruh peserta didik di sekolah untuk mengambangkan kemampuannya diluar jam belajar di kelas melalui kegiatan ektrakurikuler, diantaranya;

1) Marawis: kegiatan ini dilakukan untuk menampung bakat dan minat anak didik yang menyukai lagu-lagu islami/ music islami

2) Marching band: seni musik ini dilakukan untuk mengakomodir peserta didik yang berbabat dan minat dalam dunia music.

3) Karate: kegiatan bela diri juga disediakan untuk peserta didik yang menyukai dan berminat dalam mengembankan dirinya dalam kegiatan olahraga bela diri

4) Seni tari: seni tari diperuntukkan untuk siswa-siswi yang mempunya bakat dan minat dalam gerak tubuh

5) Futsal: futsal dalah olahraga yang banyak disukai baik dari siswa dan siswi, kegiatan ini bertujuan untuk mengakomodir pencinta olahraga sepak bola


(60)

6) Berenang: olahraga renang merupakan bagian dari mata pelajaran olahraga di sekolah, olah raga ini sangat berguna sekali untuk kesimbangan pola pikir dan fisik anak didik.

7) Komputer: komputer juga merupakan mata pelajaran wajib yang diterima oleh peserta didik dalam mengembangkan kompetensi dalam dunia teknologi dan informasi

8) Teater: kegiatan seni ini dilakukan untuk mengakomodir anak didik yang mempunyai bakat dalam; teatrikal, drama, puisi, mukalisasi dan sebagainya.

9) Angklung: angklung merupakan kegiatan tambahan yang dilaksanakan oleh sekolah dengan tujuan mempelajari dan melestarikan kekayaan budaya musik Indonesia.

d) Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap, dan guru harus mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, serta guru harus mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Terutama dalam aspek tertentu, seperti halnya; 1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari hari peserta didik, 2) Guru melaksanakan aktifitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta diidk, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.

Dalam kegiatan sehari hari di SDIT Al-Mubarak para guru melaksanakan program kegiatan yang sangat menunjang dalam pengembangan kompetensi peserta didik serta mendidik kebiasaan baik anak yang berbasis islami;

1) Sebelum masuk jam pelajaran dikelas, anak didik melakukan shalat dhuha berjamaah, dzikir dan doa bersama

2) Sebelum memulai mata pelajaran didalam kelas, diawali dengan program Tilawati (yaitu pembelajaran baca Al-qur’an pemula). Kegiatan ini


(1)

(2)

(3)

LAMPIRAN 17

FOTO DOKUMENTASI

Dokumentasi Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru


(4)

(5)

(6)