intervensi  pemerintah  dan  perusahaan  akan  mengeluarkan  pajak  yang  besar sehingga perusahaan-perusahaan besar lebih menyukai metode akuntansi yang
dapat  menunda  pelaporan  earning  atau  menurunkan  nilai  earning  laba. Berbeda  dengan  perusahaan-perusahaan  besar,  perusahaan  kecil  akan
menggunakan  metode  akuntansi  yang  dapat  menghasilkan  tingkat  laba  yang lebih besar, karena dengan demikian perusahaan akan mendapat perhatian dari
para investor yang akan memberikan bantuan dana kepada perusahaan. Untuk perusahaan  kecil biasanya metode persediaan  yang digunakan  adalah metode
FIFO dimana metode tersebut akan memberikan earning yang meningkat.
G. Rasio Lancar
Para  kreditor  dalam  memberikan  pinjaman  kepada  perusahaan  akan melihat  kesanggupan  perusahaan  dalam  melakukan  pemenuhan  kewajiban
jangka  pendek.  Hal  tersebut  dilakukan  agar  kreditor  merasa  aman  dalam meminjamkan  dana  kepada  perusahaan.  Untuk  melihat  kesanggupan
perusahaan  dalam  pembayaran  pinjaman  jangka  pendeknya  dapat  diketahui dari nilai rasio lancar perusahaan tersebut.
Rasio  lancar  biasanya  dipergunakan  sebagai  alat  untuk  mengukur keadaan  likuid  suatu  perusahaan.  kepentingan  perusahaan  dalam  memilih
metode  akuntansi  persediaan  dilakukan  apabila  perusahaan  memiliki  rasio lancar  yang  rendah.  Dengan  rasio  lancar  yang  rendah  perusahaan  merasa
penting  memilih  metode  akuntansi  persediaan  dengan  tujuan  untuk meningkatkan  laba  perusahaan,  karena  dengan  rasio  lancar  yang  rendah
perusahaan  akan  sulit  untuk  mendapat  kepercayaan  kreditor  untuk memberikan  pinjaman.  Oleh  karena  itu  perusahaan  yang  mempunyai  rasio
lancar  yang  rendah  akan  memilih  metode  FIFO  untuk  meningkatkan  nilai laba, sedang perusahaan yang memiliki rasio lancar yang tinggi akan memilih
metode  rata-rata  yang  dapat  memberikan  tingkat  laba  yang  menurun  dengan tujuan untuk melakukan penghematan pajak tax saving.
H. Financial Leverage
Financial  leverage  merupakan  skala  yang  digunakan  untuk  melihat seberapa  sanggup  perusahaan  membayar  hutangnya  dengan  aktiva  yang
dimilikinya.  Para  investor  akan  melihat  seberapa  besar  financial  leverage perusahaan,  hal  tersebut  dilakukan  guna  melihat  kemampuan  perusahaan
dalam  membayar  hutangnya  atau  pembayaran  deviden  kepada  pemegang saham  agar  tidak  melanggar  perjanjian  kontrak  atau  debt  covenant  Depond
dalam Dewi Saptintah, 2004. Perusahaan  yang  mempunyai  nilai  financial  leverage  tinggi  akan
memilih metode akuntansi persediaan yang dapat menaikan laba, yaitu metode FIFO.  Karena  perusahaan  dengan  leverage  tingi  mempunyai  resiko  yang
tinggi  terhadap  hutangnya,  atau  proporsi  hutangnya  lebih  besar  daripada proporsi aktivanya. Sedangkan metode rata-rata akan dipilih oleh perusahaan
dengan tingkat financial leveragenya rendah, yaitu perusahaan  yang memiliki resiko hutangnya rendah. Hal ini dilakukan perusahaan tidak lain adalah untuk
melakukan tax saving dan biaya politis political cost.
Menurut  Sartono  2001  semakin  besar  hutang  perusahaan  maka semakin  besar  pula  resiko  yang  dihadapi  investor,  sehingga  investor  akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Hal itulah yang mendorong perusahaan untuk menaikan tingkat laba.
I. Intensitas Persediaan
Intensitas  persediaan  merupakan  kemampuan  dana  yang  tertanam dalam  persediaan  berputar  dalam  suatu  periode  tertentu  atau  likuiditas  dari
inventori dan tendensi akan adanya overstock. Perputaran persediaan dan hari persediaan  dipengaruhi  oleh  metode  persediaan  Anthony  et  al.,  dalam
Mukhlasin,  2002. Pilihan  metode  persediaan  akan  menghasilkan  perputaran persediaan.  Perbedaan  dari  perputaran  persediaan  akan  menghasilkan  nilai
efisiensi  manajemen  persediaan.  Lee  dan  Hsieh  dalam  Mukhlasin,  2002 menyatakan
asumsi bahwa
perputaran persediaan
yang tinggi
mengindikasikan efisiensi manajemen persediaan. Ini dapat dilihat dari pilihan akuntansi  persediaan  yang  digunakan  oleh  perusahaan,  metode  LIFO
menghasilkan nilai persediaan akhir pada neraca yang lebih rendah dan harga pokok  penjualan  yang  lebih  tinggi,  yang  berarti  perusahaan  dengan  metode
LIFO  mempunyai  inventory  turn  over  yang  lebih  tinggi  dan  hari  perputaran persediaan  yang  lebih  rendah  dibandingkan  perusahaan  yang  menggunakan
metode  FIFO.  Sedangkan  perusahaan  yang  menggunakan  metode  rata-rata akan menghasilkan perputaran persediaan yang berada diantara kedua metode
tersebut.  Sedangkan  apabila  dibandingkan  dengan  metode  rata-rata, perputaran persediaan dengan metode FIFO akan lebih tinggi.
J. Variabilitas Harga Pokok Penjualan