memproduksi barang yang akan dijual. Persediaan sendiri merupakan aktiva lancar yang paling besar dari perusahaan barang ritel maupun perusahaan
manufaktur. Dalam perusahaan manufaktur setidaknya ada tiga akun persediaan, yaitu bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Dalam perusahaan dagang biasanya membeli barang dagang dalam bentuk yang siap dijual, serta biaya yang terkait dengan unit-unit yang
belum terjual dan masih ada ditangan akan dilaporkan sebagai persediaan barang dagang. Pada sisi lain, perusahaan manufaktur memproduksi barang
yang akan dijual kepada perusahaan dagang. Berbeda dengan perusahaan dagang, dalam perusahaan manufaktur yang mempunyai kegiatan utamanya
mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Unit-unit yang belum terjual dan yang masih ada di tangan atau dalam proses produksi disebut persediaan
bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
2. Metode Kalkulasi Biaya Persediaan dalam Sistem Persediaan Periodik
Menurut sistem persediaan periodik Periodic Inventory System, kuantitas persediaan di tangan ditentukan seperti yang tersirat oleh namanya
yaitu secara periodik. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian. Total akun pembelian
pada akhir periode akuntansi ditambahkan ke biaya persediaan di tangan pada awal periode untuk menentukan total biaya barang yang tersedia untuk
dijual selama periode berjalan. Kemudian total biaya barang yang tersedia untuk dijual selama periode untuk dijual dikurangi dengan persediaan akhir
untuk menentukan harga pokok penjualan. Dalam sistem persediaan periodik, harga pokok penjualan adalah jumlah residu yang tergantung pada
hasil perhitungan persediaan akhir secara fisik. Sebagian besar perusahaan membutuhkan informasi yang mutakhir
mengenai tingkat persediaan untuk melindunginya dari stockout kehabisan persediaan atau over-purchasing kelebihan pembelian dan untuk
membantu penyusunan data keuangan secara bulanan atau kuartalan. Hal tersebut mengakibatkan banyak perusahaan yang menggunakan sistem
persediaan perpetual yang dimodifikasi Modified Perpetual Inventory System
, dimana hanya penurunan dan kenaikan kuantitas bukan jumlah barang yang disimpan dalam catatan persediaan yang terinci. Sedangkan
dalam sistem persediaan periodik, perhitungan fisik persediaan Physical Inventory Count
diharuskan dilakukan sekali setahun pada akhir periode. Semua catatan mengenai perhitungan fisik persediaan hanya merupakan
perangkat memorandum diluar sistem berpasangan Double Entry yang membantu menentukan tingkat persediaan pada suatu waktu tertentu Kieso
dan Weygant, 2002. Pada perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik,
pencatatan dilakukan setiap kali melakukan penjualan hanya akan mencatat pendapatan. Pada saat mencatat harga pokok penjualan, tidak ada ayat jurnal
yang dibuat pada saat penjualan. Untuk menentukan biaya atau harga pokok persediaan atau harga pokok penjualan akan dilakukan perhitungan fisik,
dan harga pokok penjualan selama periode tertentu dilaporkan dalam seksi terpisah pada laporan laba-rugi.
Perhitungan fisik atas persediaan pada akhir periode diperlukan apabila perusahaan menggunakan sistem persediaan periodik. Hal tersebut
dimaksudkan untuk menentukan kuantitas persediaan yang masih ada sebagai nilai di neraca yang akan diperlihatkan dalam laporan keuangan.
3. Metode Kalkulasi Biaya Persediaan Dalam Sistem Persediaan Perpetual