Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Masalah kenakalan remaja yang berkembang dewasa ini di kota-kota besar di Indonesia, mengalami kecenderungan meningkat pada tindakan kejahatan
kriminalitas yang meresahkan masyarakat dan aparat. Kriminalitas remaja kota masa kini mendorong para penanggungjawab sosial aparat kepolisian,
pendidikan guru atau pendidik, kerohanian mubaligh atau alim ulama serta penanggungjawab hukum hakim, jaksa untuk turut serta memecahkan masalah
kejahatan remaja yang istilahnya sudah dihaluskan menjadi kenakalan remaja. Sedangkan “remaja” menurut Zakiah Daradjat, memaparkan: Remaja
adalah suatu masa dari umur manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa.
Perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial.
5
Dengan demikian, kenakalan remaja mengandung arti segala sikap dan perilaku yang menyimpang dari aturan sosial tata krama, adat istiadat
peradaban, hukum dan agama. Kenakalan itu biasanya dikaitkan dengan remaja, Para remaja yang tidak memanfaatkan masa remajanya di dalam aktivitas dan
kreativitas positif atau terpuji, maka dia dapat digolongkan ke dalam perilaku remaja yang menyimpang atau remaja nakal.
Kenakalan remaja adalah sebuah gejala fenomena sosial yang muncul dan berkembang di antaranya akibat dari suatu kondisi sosial yang kurang
kondusif bagi perkembangan remaja. Sudarsono menyatakan: “Di tengah-tengah masyarakat banyak ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa kerap kali terjadi
5
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1974, hal. 35
peralihan hak yang melawan hukum dilakukan oleh anak delinkuen. Di samping itu anak delinkuen sering melakukan delik penipuan dan penggelapan terhadap
barang-barang tertentu. Perbuatan-perbuatan tersebut diperberat lagi dengan delik- delik kekerasan dan yang ancamannya khusus tertuju kepada nyawa dan jasmani
seseorang.”
6
Oleh karena itu dapat dikatakan secara umum bahwa segala tindakan negatif para remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat dapat digolongkan sebagai kenakalan remaja. Adapun bentuk penyimpangan perilaku kenakalan remaja yang terjadi
pada masa kini di antaranya adalah: 1.
Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang; Peningkatan pembuatan dan pemakaian narkotika dan obat-obat
terlarang narkoba di kalangan para remaja, kasusnya semakin besar dan meluas. Beberapa pabrik ekstasi dan putaw yang digerebek dirazia satuan
kepolisian anti narkoba menunjukkan, bahwa kuantitas produk obat-obatan haram itu mencapai nilai uang trilyunan rupiah. Akan tetapi yang jadi korban
adalah tetap para remaja. 2.
Pergaulan bebas yang mengarah pada gaya hidup seks bebas free sex; Budaya permisif atau serba boleh di sejumlah kalangan masyarakat
yang rendah keimanan dan keislamannya, menumbuhkan fenomena gaya hidup bebas dan acuh tak acuh terhadap makna salah dan dosa dalam
pergaulan sehari-hari antara remaja putra dan putri sehingga menciptakan perzinahan.
6
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja, artikel diakses pada 4 November 2010 dari http:indiegost.blogspot.com
3. Tindakan yang besifat premanisme;
Tingkat kebutuhan hidup yang semakin tinggi di satu pihak dan tingginya tingkat pengangguran di pihak lain, serta tidak adanya
keterampilan hidup skill life di kalangan remaja sebagai bekal mencari nafkah, meningkatkan kejahatan terorganisir di tempat-tempat rawan sebagai
bentuk premanisme.
7
Dengan proses bimbingan dan mengarahkan generasi muda yang tangguh dan memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas saja tidaklah
cukup, akan tetapi semuanya harus dilengkapi dengan adanya penanaman jiwa keberagamaan yang tinggi.
Pada dasarnya tujuan keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan kualitas hidup
komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh
komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian
rumusan tujuan setiap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM tentunya menjadi unik untuk setiap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM.
Kepedulian lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Pondok Labu terhadap agama salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya kegiatan
Bimbingan Rohani Islam yang diharapkan dapat membina para remaja di bidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan spritual dan akhlak mulia.
7
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja, artikel diakses pada 4 November 2010 dari http:indiegost.blogspot.com
Bimbingan Rohani sangat berperan penting untuk mengontrol perilaku yang akan diperbuat, dan menyelesaikan permasalahan. Apalagi bagi
kalangan remaja yang baru menginjak masa remajanya, semua
kepribadiannya berubah secara drastis baik itu fisik, intelegensi, emosional, suara, hormon seks dan lain-lain. Perubahan yang dialamiya itu perlu adanya
Bimbing Rohani Islam. Bimbingan Rohani Islam akan mampu mengantarkan individu pada
kebahagiaan yang hakiki, diri individu dipandang utuh dari berbagai sisi, tanpa melupakan kedudukan individu sebagai makhluk ciptaan Allah, yang
harus tunduk pada-Nya. Hal ini mengingat individu hadir ke dunia dan meninggalkan dunia ini dengan kehendak Allah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi
dengan judu l “Aktivitas Bimbingan Rohani Islam pada Remaja di Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan
“.