PENUTUP A. Peranan bimbingan rohani islam dalam pebianan keagamaan remaja di PKBM Darussalam pondok Labu Jakarta Selatan

ataupun ringan. Pembinaan Rohani Islam di lingkungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM merupakan upaya kebutuhan rohani remaja agar tetap menuju arah bahagia, menuju kecitraanya yang terbaik, ke arah ”ahsani taqwiim”. Dan tidak terjerumus ke hal yang hin a atau ke ”asfala safilin” 2 , sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan baik dalam sikap maupun perkataan karena secara naluriah, kodrati atau fitrah manusia hidup memerlukan bantuan orang lain, bahkan manusia baru akan menjadi manusia manakala berada di dalam lingkungan dan berhubungan dengan manusia, dengan kata lain, secara kodrati manusia merupakan makhluk sosial. 3 Menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin bahwa “ajaran agama yang sudah menjadi keyakinan mendalam akan mendorong seseorang atau kelompok untuk mengejar tingkat kehidupan yang lebih baik. ” Pengalaman ajaran agama tercermin dari pribadi yang berprestasi dalam peningkatkan mutu kehidupan tanpa berharap imbalan yang berlebihan keyakinan akan balasan Tuhan terhadap perbuatan baik telah mampu memberikan ganjaran batin yang akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat tanpa imbalan material, balasan dari Tuhan berupa pahala bagi kehidupan di hari kiamat lebih didambakan oleh penganut agama yang taat. 4 Melihat betapa pentingnya kehidupan agama dalam kehidupan individu maka pemahaman agama hendaknya ditanamkan sejak usia dini, terlebih lagi ketika menginjak usia remaja. 2 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jogjakarta: UII Press, 2001, Cet. Ke-2, h. 12. 3 Ibid, h. 10 4 Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007 , h. 288- 289. Masalah kenakalan remaja yang berkembang dewasa ini di kota-kota besar di Indonesia, mengalami kecenderungan meningkat pada tindakan kejahatan kriminalitas yang meresahkan masyarakat dan aparat. Kriminalitas remaja kota masa kini mendorong para penanggungjawab sosial aparat kepolisian, pendidikan guru atau pendidik, kerohanian mubaligh atau alim ulama serta penanggungjawab hukum hakim, jaksa untuk turut serta memecahkan masalah kejahatan remaja yang istilahnya sudah dihaluskan menjadi kenakalan remaja. Sedangkan “remaja” menurut Zakiah Daradjat, memaparkan: Remaja adalah suatu masa dari umur manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. 5 Dengan demikian, kenakalan remaja mengandung arti segala sikap dan perilaku yang menyimpang dari aturan sosial tata krama, adat istiadat peradaban, hukum dan agama. Kenakalan itu biasanya dikaitkan dengan remaja, Para remaja yang tidak memanfaatkan masa remajanya di dalam aktivitas dan kreativitas positif atau terpuji, maka dia dapat digolongkan ke dalam perilaku remaja yang menyimpang atau remaja nakal. Kenakalan remaja adalah sebuah gejala fenomena sosial yang muncul dan berkembang di antaranya akibat dari suatu kondisi sosial yang kurang kondusif bagi perkembangan remaja. Sudarsono menyatakan: “Di tengah-tengah masyarakat banyak ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa kerap kali terjadi 5 Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1974, hal. 35