Unsur-unsur Bimbingan Rohani Islam
kemampuan dan ketrampilan, tidak mungkin guru pembimbing dapat melaksanakan tugas dengan baik.
18
Menurut Umar dan Sartono mengutip pendapat Rachel Dunaway Cox yang pernah melakukan studi di Amerika Serikat dan mengambil
kesimpulan bahwa tugas pokok pembimbing adalah sebagai berikut: 1
Melaksanakan kordinasi kegiatan bimbingan di sekolah. 2
Membimbing anak agar dapat memahami dan menghayati pelaksanaan program bimbingan di sekolah.
3 Melaksanakan kegiatan bimbingan yang berifat khusus pada saat
tertentu.
19
b. Terbimbing Klien
Yaitu peserta atau orang yang mempunyai masalah dalam mencapai tujuan.
20
c. Metode.
Kata ”metode” berasal dari kata yunani methodos, dimana meta ialah menuju, melalui, mengikuti. Dan kata hodos ialah jalan,
perjalanan, cara arah. Jadi pengertian metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu menurut sistem aturan tertentu atau
18
Tohirin, Bimbingan dan konseling di Sekolah dan Madrosah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 117-122.
19
Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Islam Bandung: Pustaka Cipta, 1998. Cet. ke-2. h. .
20
Drs. H. Paimun, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: UIN Press, 2008, h. 11
supaya kegiatan praktisi terlaksana secara rasional dan terarah, agar mencapai hasil yang optimal.
21
Dalam menyampaikan materi pembimbing terhadap sasarannya terbimbing, seorang pembimbing dapat menggunakan metode-
metode antara lain. 1. Metode Interview wawancara.
Wawancara adalah melakukan dialog dengan terbimbing untuk mendapatkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
terbimbing. Terbimbing dengan melakukan dialog, pembimbing akan masuk dalam kehidupan terbimbing dan akan mengetahui
sebab-sebab terbimbing.
22
2. Metode Group kelompok. Yaitu cara pengungkapkan jiwa dan pembinaannya kegiatan
kelompok seperti ceramah, Tanya jawab, seminar, diskusi, dan sebagainnya.
3. Metode Non Direktif. Metode ini dilakukan dengan tidak mengarahkan. Yang
mana di bagi menjadi 2 yaitu:
21
Anton Bakher, Metode-metode Filsafat, Jakarta: Penerbit Balai Aksara, 1984, h. 10.
22
H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT. Golden Terayon Pers, h. 49.
a Client Centered.
Yaitu pengungkapan masalah-masalah yang menjadi penghambat si terbimbing. Dilakukan dengan cara pancingan
yaitu dengan mengajukan satu dua pertanyaan, selanjutnya terbimbing
di beri
kesempatan seluas-luasnya
untuk menceritakan segala isi batinnya yang disadari menjadi
penghambatnya. Pembimbing hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal
yang dianggap mendasar kemudian di akhir pertemuan pembimbing tidak mengarahkan hanya mengungkapkan
kembali hambatan-hambatan
yang dialami
sebagai penyebabnya
dan apa
yang harus
dilakukan untuk
mengatasinya sebagaimana
yang dikemukakan
oleh terbimbing.
b Metode Edukatif.
Yaitu cara
pengungkapan masalah-masalah
yang menghambat dengan cara mengoreh sampai tuntas apa yang
menjadi penyebab hambatan, dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan dalam hal ini pembimbing harus bersikap agak
santai dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada termbimbing untuk mengingat dan mengungkapan rahasia pribadi yang menjadi penghambat masalah tersebut.
23
4. Metode Direktif metode yang bersifat mengarahkan Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada jamaah untuk
berusaha mengatasi kesulitannya problem yang berpengaruh kepada ketenangan berfikir. Pada metode ini, pembimbing
memberikan saran-saran pandangan dan nasehat bagaimana sebaiknya ia bersikap dalam menghadapi problemnya.
24
d. Materi.
Materi bimbingan adalah suatu pesan baik berupa jawaban solusi atau alternatif yang disampaikan oleh pembimbing kepada yang di
bimbing tersebut adalah : 1. Pemahaman diri
Kurangnya anak di dalam memahami dirinya, sehingga tidak mengetahui bakat, kemampuan dan kelemahan-kelemahan dirinya.
Dengan adanya pemahaman diri, maka bakat dan kemampuan anak dapat disadari dan dikembangkan.
2. Nilai-nilai kehidupan. Memperbaiki atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan atau hal-
hal yang tidak baik yang terdapat pada anak atau tindakan yang kurang terpuji.
23
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 179-180.
24
Op. Cit, hal. 44.
3. Informasi lingkungan. Fungsi dari informasi lingkungan adalah anak berlatih untuk
menyesuaikan atau beradaptasi dengan lingkungannya dan memanfaatkan
peluang yang
dimilikinya dalam
rangka mengembangkan diri sesuai potensi-potensinya, sehingga berguna
bagi dirinya. 4. Hambatan dan cara mengatasi.
Bertujuan untuk membantu anak dalam mencari jalan keluar atau memecahkan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi atau
dialami anak dalam kehidupanya. Adapun secara kontektual bahwa materi bimbingan itu mencakup
seluruh atau universal dalam segala aspek bidang yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
25
e. Media.
Secara harfiah kata media memiliki arti ”perantara” atau ”pengantar”, secara luas media adalah sesuatu yang bersifat
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien anak sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada dirinya. Pentingnya penggunaan media dalam proses
25
Abu Ahwal dan Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Surabaya: PT. Rineka Cipta,1991. h. 177.
belajar mengajar yaitu dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
26
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan
pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek dan
abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah di pahami. Dengan demikian media dapat berfungsi sebagai berikut:
1 Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu
memudahkan mengajar bagi guru. 2
Menarik perhatian siswa lebih besar jalannya pelajaran tidak membosankan.
3 Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
4 Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.
27
f. Fasilitas.
Bimbingan dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil optimal apabila dilaksanakan oleh petugas yang profesional dan
dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta fasilitas yang cukup memadai. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
pelaksanaan program bimbingan adalah sebagai berikut : 1
Tenaga.
26
Aznawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Intermasa, 2002, h. 13-24.
27
Ibid, h. 45.
Tenaga merupakan fasilitas yang paling penting untuk pelaksanaan proses bimbingan. Tenaga yang diperlukan adalah pembimbing
yang profesional dan lengkap akan menjamin tingkat keberhasilan bimbingan.
2 Waktu.
Waktu untuk pelaksanaan pemberian bimbingan perlu diadakan kesepakatan bersama dengan staf sekolah. Bimbingan baik
individual maupun
kelompok dapat
dilaksanakan tanpa
mengganggu jalannya proses belajar mengajar. 3
Tempat. Di dalam proses bimbingan diperlukan ruangan atau tempat
khusus. Dengan tujuan agar dalam proses bimbingan dapat bekerja dengan efektif dan efesien. Serta dilengkapi dengan fasilitas yang
mendukung.