33
e. Mengakaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan responde klien.
Standar V : Evaluasi Keperawatan Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya :
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.
b. Menggunakan data dasar respon klien dalam mengukur perkembangan ke arah pencapaian tujuan.
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan teman sejawat. d. Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan. e. Mendokumentasi hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Menurut Nursalam 2002, standar keperawatan adalah pernyataan deskriptif mengenai kualitas pelayanan yang diinginkan untuk mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diberikan kepada pasien. Dengan standar asuhan keperawatan tersebut, maka pelayanan keperawatan menjadi lebih terarah.
2.3.6. Motivasi Kerja Perawat terhadap Kualitas Pelayanan
Menurut Croft dalam Moenir 1998 dalam Warsito 2004 motivasi kerja perawat sangat menentukan kualitas pelayanan yang diberikan. Fenomena motivasi
kerja yang tinggi, dapat dilihat atau dicirikan oleh sikap dan perilaku :
Universitas Sumatera Utara
34
1. Sikap menyatu dengan pekerjaan, dapat dilihat dari indikator dibawah ini : 1. Ketaatan dan kepatuhan keperawatan terhadap peraturan yang berlaku.
2. Pemahaman seluk beluk pekerjaan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3. Mengoptimalkan waktu, tenaga dan pikiran untuk tercapainya standar kerja, meminimalisasi biaya dan meningkatkan produktifitas pekerjaan.
2. Bertanggung jawab secara inovatif, dapat dilihat dari indikator dibawah ini : 1. Kepuasan terhadap tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan
organisasi. 2. Mempunyai kemauan untuk berkreasi dan melakukan hal – hal baru yang
dianggap lebih tepat tugas, selaras dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi.
3. Peningkatan prestasi kerja dan karir, melalui proses peningkatan pengetahuan dan
menjaga kesehatan
diri berdasarkan
indikator diatas
maka bertanggungjawab secara kreatif dan inovatif .
3. Kemampuan memperhitungkan dan menanggung resiko, memiliki indikator sebagai berikut :
1. Ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan formal dan pengarahan dari atasan dengan tujuan meminimalkan resiko kerja.
2. Mengukur dan meramalkan suatu pekerjaan dengan biaya sehemat mungkin dengan pencapaian yang optimal.
3. Sanksi untuk kesalahan kerja dan pemberian kompensasi jika terjadi kecelakaan kerja.
Universitas Sumatera Utara
35
4. Semangat Kerjasama 1. Berusaha untuk bekerjasama dan menyatu dengan sesama rekan kerja.
2. Tingkat ketergantungan terhadap tim kerja dalam menyelesaikan tugas yang ditetapkan organisasi sangat besar.
3. Perasaan tidak adanya tekanan atau tidk merasa berat sesama rekan kerja dan termotivasi dalam bekerja.
5. Optimisme Karir 1. Optimisme terhadap sistem penilaian prestasi kerja di organisasi.
2. Optimisme terhadap peluang peningkatan karir yang telah ditetapka organisasi.
3. Optimisme untuk menyusun dan meramalkan jenjang peningkatan karir selama bertugas di oganisasi.
6. Rasa memiliki terdiri atas beberapa indikator yaitu : 1. Pekerjaan merupakan tumpuan bagi nafkah keluarga.
2. Organisasi ini sebagai tempat untuk mengaktualisasikan diri dengan mengerahkan perhatian, tenaga, pikiran dan waktu.
3. Berkeinginan besar untuk mencapai tujuan pekerjaan, kelompok dan organisasi.
7. Keinginan umpan balik 1. Kesempatan meningkatkan keterampilan dan pendidikan
2. Kenaikan jabatan. 3. Pemberian bonus.
Universitas Sumatera Utara
36
2.4. Landasan Teori
Berdasarkan beberapa teori yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan kondisi yang mendorong atau menyebabkan
seseorang untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan secara sadar. Motivasi kerja berkaitan dengan tingkat upaya atau usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai
suatu tujuan. Motivasi kerja seseorang menurut teori yang dikemukakan oleh Herzberg
dalam Siagian 2002 dipengaruhi oleh faktor Intrinsik yaitu : Pekerjaan itu sendiri, kemajuan dalam pekerjaan, tanggung jawab, pengakuan atas hasil kerja, pencapaian
prestasi kerja. Faktor ekstrinsik yaitu : administrasi dan kebijaksanaan, penyeliaan, gaji, hubungan antar pribadi serta kondisi kerja.
Kualitas pelayanan keperawatan diukur melalui lima dimensi kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Lupioanto 2006 bahwa suatu pelayanan
kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan yang mampu memberikan pelayanan yang handal reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, bukti
langsung tangibles dan empati emphaty.
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori maka dapat dibuat kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara