Persyaratan Peraturan dan Undang-Undang Program Manajemen K3

2.2.4.2. Persyaratan Peraturan dan Undang-Undang

Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan perundangan dan persyaratan K3 lainnya yang sesuai. Organisasi harus menjaga informasi yang tersedia tetap up to date. Organisasi harus mengkomunikasikan informasi yang relevan tentang persyaratan lainnya pada karyawannya dan pihak yang terkait. Persyaratan ini dimaksudkan untuk mematuhi persyaratan peraturan dan perundangan, bukan untuk membuat perpustakaan yang menyimpan buku-buku peraturan Suardi, 2005.

2.2.4.3. Pembuatan Sasaran K3 1. Menentukan skala prioritas penetapan sasaran K3

Setelah kita melakukan identifikasi bahaya potensial dan memilih poin penting untuk dilakukan tindak lanjut, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan sasaran K3, dimana sasaran harus terkait dengan kebijakan K3 yang dibuat. Input dalam menetapkan sasaran K3 adalah : 1. Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan 2. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan pengendalian risiko 3. Persyaratan hukum dan perundang-undangan 4. Pilihan teknologi 5. Persyaratan keuangan, operasional dan bisnis 6. Pandangan dari pekerja dan pihak terkait 7. Analisis kinerja yang dicapai terhadap sasaran yang ditetapkan sebelumnya Universitas Sumatera Utara 8. Rekaman-rekaman terdahulu terhadap ketidaksesuaian K3, kecelakaan, insiden, dan kerusakan fasilitassarana kerja 9. Hasil dari tinjauan manajemen 10. Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan.

2. Seleksi Prioritas

Dalam menyeleksi prioritas, kita mempertimbangkan : a. Keberadaan peraturan, undang-undang dan persyaratan lainnya b. Pengendalian risiko yang ada. Untuk beberapa organisasi, mereka memerlukan sebuah dokumen yang menjelaskan bagaimana membuat sasaran K3. Tetapi indikator kinerja setiap sasaran harus dibuat dan dipantau sejauh mana pencapaiannya. Untuk itu, dalam menetapkan dan mendokumentasikan sasaran mutu sebaiknya memiliki nilai-nilai SMART, yaitu : 1. Spesific 2. Measurable terukur dan terhitung

3. Achievable dapat tercapai

4. Realistic 5. Time frame jangka waktu

2.2.4.4. Program Manajemen K3

Organisasi harus menetapkan dan memelihara program manajemen K3 untuk mencapai sasaran K3 nya. Program ini harus mencakup dokumentasi dari : 1. Penunjukan tanggung jawab dan wewenang untuk pencapaian sasaran pada fungsi yang relevan dari organisasi 2. Rata-rata dan skala waktu dari sasaran yang dicapai Universitas Sumatera Utara 3. Program K3 harus ditinjau secara berkala. Bila diperlukan program manajemen K3 harus diamandemen sesuai dengan perubahan aktivitas, kondisi produk, servis, dan operasi organisasi Santoso, 2004. 2.2.5. Operasi dan Penerapan Sistem Manajemen K3 2.2.5.1. Struktur dan Tanggung Jawab Aturan, tanggung jawab dan wewenang personel yang mengelola, melakukan dan memverifikasi aktivitas, fasilitas, dan proses organisasi yang memiliki pengaruh pada risiko K3 harus didefinisikan dalam prosedur dan dikomunikasikan dalam rangka memfasilitasi manajemen K3. Tanggung jawab utama dari K3 terletak pada manajemen puncak. Organisasi harus menunjuk anggota manajemen puncak dengan tanggung jawab terpisah untuk memastikan bahwa Sistem Manajemen K3 diterapkan dan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan disemua lokasi dan lingkungan operasi organisasi. Anggota manajemen yang ditunjuk harus memiliki aturan, tanggung jawab dan wewenang, antara lain : 1. Memastikan persyaratan Sistem Manajemen K3 diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi K3 2. Memastikan bahwa laporan kinerja Sistem Manajemen K3 disampaikan pada manajemen puncak untuk ditinjau dan sebagai dasar untuk perbaikan Sistem Manajemen K3. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Di Pt Madjin Crumb Rubber Factory Indrapura Kabupaten Batubara Tahun 2014

39 296 137

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pekerja pada Bagian Produksi Mengenai Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Toba Pulp Lestari Porsea Tahun 2012

39 293 152

Persepsi Tenaga Kerja Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Pedoman Penerapan SMK3 di PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun 2005

6 58 97

Pengaruh Perilaku Pekerja terhadap Penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian Produksi PT. Gold Coin Indonesia Tahun 2010

27 95 135

Gambaran fungsi Paru Pekerja Bagian Produksi Lateks Yang Terpajan Amoniak Di PT Socfindo Kebun Aek Pamienke Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2010

2 44 80

Gambaran Sikap Kerja dan Keluhan Kesehatan pada Pekerja Bagian Produksi Lateks PT. Socfindo Kebun Karet Aek Pamienke Rantau Prapat Tahun 2010

9 106 77

Gambaran Perasaan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Proses Produksi di pabrik Kelapa Sawit PT. Socfin Indonesia (Socfindo) kebun Mata Pao tahun 2010

11 83 72

Komitmen Team Manajemen dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di DAOP 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2015

5 37 287

GAMBARAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) BERDASARKAN OHSAS 18001 2007 DI PT. ASIA PACIFIC FIBERS TBK. KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015

4 30 236

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS.

0 7 12