Kedua komoditi ini diolah menjadi crumb rubber dengan berbagai mutu yang merupakan bahan baku untuk membuat ban dan lain-lain, dimana orientasi pasarnya
adalah ke luar negeri.
4.1.4. PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke
Perkebunan Aek Pamienke terletak di kecamatan Aek Natas, kabupaten Labuhan Batu Utara ± 235 Km dari Medan. Kegiatan kebun adalah Perkebunan Karet
dan pabrik pengolahan karet di kebun Aek Pamienke yang merupakan satu unit perusahaan PT. Socfindo.
1. Detail Tata Ruang
Luas areal pemanfaatan lahan pada perkebunan Aek Pamienke adalah : a. Areal Karet
: 3.984,40 Ha b. Emplasmen
: 56,86 Ha c. Pembibitan
: 1,09 Ha d. Reservasi
: 152,89 Ha e. Rawa
: - f. Dan lain-lain
: 62,45 Ha
2. Tahap Pembangunan Fisik
a. Pembangunan Sarana Jalan Untuk kemudahan dalam transportasi dan panen, maka pada areal kebun Aek
Pamienke telah dibuat jalan kebun yang terdiri dari jalan utama, jalan produksi dan jalan kontrol.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembangunan Sarana Pendukung dan Pabrik Pabrik crumb rubber dengan kapasitas 19 ton KKhari. Sarana pendukung
meliputi perumahan staff, kantor, perumahan karyawan, gudang, garasi dan bengkel. Sarana olah raga dan hiburan, sarana air bersih, bangunan sekolah,
sarana pembangkit listrik, poliklinik dan rumah ibadah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
c. Kebutuhan dan Mobilisasi Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang terlibat pada kegiatan perkebunan dan pabrik
pengolahan untuk kebun Aek Pamienke adalah sebanyak 970 orang laki-laki dan 250 orang perempuan.
3. Tahap Produksi
a. Pembibitan Pembibitan dilakukan di dalam kantong-kantong plastik yang berwarna hitam
polybag. Luas areal pembibitan 1 Ha. Biji dikecambahkan di persemaian, biji yang telah berkecambah dipindahkan ke polybag dengan jarak tanam
20x20 cm. Pemupukan dilakukan 1 bulan sekali dengan pupuk compound yang diberikan di sekeliling batang dengan jarak 3-5 cm dari batang. Setelah
bibit berumur 5 bulan, dilakukan okulasi. 4 minggu setelah okulasi dilakukan pemotongan dan setelah tumbuh ± 2 bulan bibit ditanam ke lapangan.
b. Penanaman Setelah bibit polybag ± 2 bulan dipindahkan ke lapangan yang sebelumnya
sudah ditanami dengan tanaman penutup tanah dari berbagai jenis Leguminosa seperti Colopogonium cerelium dan Mucuna bractaeca. Jarak
Universitas Sumatera Utara
tanam 3x6,5m. Jenis klon yang digunakan adalah RRIC 100, PB 330, RRIM 921, PB 235, PB 260, PR 261 dan PB 217 yang dibibitkan di kebun PT.
Socfindo. c. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyakit Penyakit yang menyerang tanaman karet yang umum dijumpai adalah
jamur akar putih JAP. 2. Pemupukan
Pada tanaman yang menghasilkan, pupuk diberikan 1 kali setahun dengan cara menaburkan pupuk pada larikan berjarak kira-kira 1 m dari pangkal
batang sepanjang barisan pohon. Pupuk yang diberikan adalah pupuk N Urea, pupuk P TSP, pupuk K Kel dan Kieserit.
d. Pemanenan Penyadapan pohon karet dilakukan pada saat tanaman berumur ± 5 tahun.
Lateks yang keluar dari kulit batang yang disadap ditampung pada mangkok plastik, kemudian setelah penuh dimasukkan ke dalam ember pengumpul dan
dibawa ke tangki pengumpul. e. Pengangkutan
Hasil penyadapan pohon karet yang telah dipanen diangkat ke pabrik dengan menggunakan truk dan whell tractor.
f. Proses Pengolahan Karet Crumb rubber Crumb rubber dibuat dengan bahan baku lateks dan lump. Di dalam pabrik,
lateks di encerkan dan seterusnya dikoagulasikan dengan larutan asam.
Universitas Sumatera Utara
Koagulasi yang terbentuk dimasukkan ke dalam rotary cutter. Air limbah pabrik crumb rubber berasal dari sisa koagulasi lateks, air cucian pemotongan
dan air cucian peralatan lainnya.
4. Kondisi Lingkungan Kerja
Pada umumnya bagian proses produksi memiliki risikopotensi yang cukup tinggi dalam hal kecelakaan kerja. Kondisi lingkungan kerja bagian produksi PT.
Socfindo Kebun Aek Pamienke dapat dikatakan sudah semaksimal mungkin melakukan perencanaan pembangunan gedung dengan mempertimbangkan perlunya
berbagai sarana kebersihan yaitu secara sanitasi dan hygiene, mengingat bahwa tempat kerja megandung risiko terpapar penyakit.
Berdasarkan laporan kesehatan di poliklinik PT. Socfndo, banyak terdapat kasus kecelakaan kerja seperti tangan robek pada saat memotong lateks dimana
penyebab kecelakaan tersebut dikarenakan faktor tidak memakai APD, terjepit Box Trolley Drier Lateks saat menarik box, hal ini karena faktor tidak hati-hati, terkena
percikan amoniak yang terguncang dari botolnya, hal ini dikarenakan kelalaian pekerja, kemudian faktor alam dan posisi tubuh yang tidak ergonomis juga
merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di PT. Socfindo. Oleh karena itu diwajibkan bagi pekerja untuk mematuhi prosedur kerja dan kebijakan K3 yang di
buat oleh PT. Socfindo berdasarkan OHSAS 18001:2007 dalam rangka mencegah dan mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Gambaran Hasil Penelitian di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke 4.2.1. Gambaran Data Umum Responden
a. Kelompok Umur Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di PT. Socfindo Kebun Aek