2.2.5.7. Persiapan dan Tanggap Darurat
Sesuai dengan sifat penerapan Sistem Manajemen K3, maka organisasi harus secara aktif melakukan penilaian terhadap kecelakaan yang berpotensi terjadi dan
menyiapkan keperluan tanggap darurat, membuat prosedur dan proses untuk mengatasinya. Organisasi juga harus melakukan pengujian sebagai sarana latihan
untuk kondisi sebenarnya serta melakukan perbaikan terhadap hasil yang dicapai Suardi, 2005.
2.2.6. Pemantauan dan Pengukuran 2.2.6.1. Pengukuran dan Pemantauan Kinerja
Organisasi menetapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 pada selang waktu terencana. Untuk itu organisasi harus
menetapkan monitoring, pengukuran, analisis dan perbaikan yang diperlukan. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja K3. Data
kecelakaan kerja dapat digunakan sebagai indikator langsung kinerja K3, meskipun sebaiknya dalam mengukur kinerja K3 tidak hanya menggunakan data kecelakaan
saja, tetapi juga menggunakan indikator lainnya seperti standar house keeping, penggunaan APD, dan ketentuan Ambang Batas.
2.2.6.2. Kecelakaan, Insiden, Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Organisasi harus menetapkan dan memlihara prosedur untuk mendefinisikan tanggung jawab dan wewenang untuk :
1. Penanganan dan investigasi dari : a. Kecelakaan
Universitas Sumatera Utara
b. Insiden c. Ketidaksesuaian
2. Tindakan yang diambil untuk mengurangi berbagai konsekuensi yang timbul dari kecelakaan, insiden atau ketidaksesuaian
3. Inisiatif dan penyelesaian dari tindakan perbaikan dan pencegahan 4. Konfirmasi dari keefektifan tindakan dan pencegahan yang diambil.
Pada keseluruhan proses penilaian risiko, prosedur ini harus mempersyaratkan semua usulan tindakan perbaikan dan pencegahan harus ditinjau terlebih dahulu
dalam penerapannya. Berbagai tindakan atau pencegahan yang diambil untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian aktual dan berpotensi harus sesuai pada
besarnya masalah dan sepadan dengan risiko K3 yang ditemukan Cahyono, 2004.
2.2.6.3. Pengendalian Rekaman
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi pemeliharaan dan disposisi rekaman K3 sebagai hasil audit dan tinjauan. Rekaman-
rekaman K3 harus dapat dibaca, dapat diidentifikasi dan ditelusuri sesuai aktivitas terkait, kemudian disimpan dan dipelihara untuk sewaktu-waktu siap ditunjukkan.
2.2.6.4. Audit Sistem Manajemen K3
Organisasi harus menetapkan dan memelihara program dan prosedur audit secara periodik. Audit Sistem Manajemen K3 dilakukan dalam rangka untuk :
1. Menentukan apakah Sistem Manajemen K3 : a. Sesuai perencanaan Sistem Manajemen K3 mencakup persyaratan dari
spesifikasi K3 ini b. Telah dipelihara dan diterapkan
Universitas Sumatera Utara
c. Efektif dalam memenuhi kebijakan dan sasaran K3. 2. Meninjau hasil audit sebelumnya
3. Menyediakan informasi hasil audit manajemen. Program audit, mencakup berbagai jadwal, harus berdasarkan pada hasil penilaian risiko dari aktivitas
organisasi, dan hasil audit sebelumnya. Prosedur audit harus mencakup lingkup, frekuensi, metodologi dan kompetensi, juga tanggung jawab dan
persyaratan untuk melakukan audit dan pelaporan audit. Audit merupakan salah satu cara yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengevaluasi Sistem Manajemen K3, kesesuaian dengan persyaratan, dan keefektifan penerapan sistem. Hasil audit dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang
perbaikan. Sesuai sifat audit, maka personel yang melakukan audit tidak boleh mengaudit
pekerjaannya sendiri. Jadi harus dilakukan oleh personel dari aktivitas yang berbeda. Pelaksana audit internal dapat dilakukan dengan menggunakan jasa eksternal seperti
konsultan. Akan tetapi jika menggunakan jasa eksternal hanya dapat digunakan sebagai pelengkappendamping bagi pelaksana eksternal Suardi, 2005.
2.2.7. Tinjauan Manajemen