Ketinggian bangunan di lokasi penelitian mayoritas berlantai 1 satu untuk kawasan pemukimanperumahan, sedangkan untuk kawasan perdagangan dan jasa
mayoritas bangunannya adalah ruko yang berlantai 2 – 3. Berdasarkan standar skala perkotaan menurut McClusky dalam Zahn 1999 bahwa dari tiga tipe kesan ruang
kota maka lokasi penelitian termasuk dalam kategori skala perkotaan yang berkesan netral dan harmonis berdasarkan analisa foto yang telah dilakukan
lihat gambar. 1 dan bandingkan dengan gambar. 2 pada lampiran 4 halaman 111 dimana lebar jalan
L berada pada kisaran 1-2 kali ketinggian rata-rata bangunan T. Dari uraian diatas maka bila dibandingkan kembali dengan hasil penelitian
Hariyani 2006, di sekitar Akses Masuk Kampus Universitas Gajah Mada UGM, maka hasil penellitian yang telah dilakukan di sekitar akses masuk Kampus USU di
koridor Jamin Ginting maka maka skala yang terbentuk masih memiliki skala yang manusiawi. Dimana pada ruang urban disekitar kampus UGM pada penggal jalan
yang menjadi akses utama dan akses internal lebar jarak antar bangunan dan tinggi bangunannya rata-rata memiliki rasio 1,9:1.
4.3.3. Sistem Transportasi
Aktivitas transportasi di lokasi penelitian cukup tinggi bila dilihat dari fungsi pelayanan jalan. Selain sebagai jalur lalu-lintas dalam kota untuk kendaraan pribadi
dan juga banyaknya trayek angkutan umum dalam kota, jalan Jamin Ginting juga merupakan salah satu jalan alternatif utama untuk menuju keluar kota kearah Selatan
Kota Medan baik angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Sistem transportasi
Universitas Sumatera Utara
dibentuk dari sistem kegiatan, sistem pergerakan, sistem bangkitan dan sistem tarikan dari keseluruhan Wilayah Kota Medan yang memberi pengaruh di wilayah penelitian.
Pada umumnya sistem transportasi di lokasi penelitian di bentuk oleh pusat kegiatan ekonomi dan pendidikan. Jaringan jalan yang menjadi akses utama dalam sistem
kegiatan adalah Jalan Jamin Ginting dan Jalan Dr. Mansur. Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan jalan di lokasi penelitian dapat dilihat pada peta pola jaringan jalan
Gambar 4.3. Untuk pola dan hirarki jaringan jalan yang terdapat di lokasi penelitian terdiri
jalan lokal dan jalan lingkungan. Berdasarkan hirarki jalan eksisting yang masuk dalam kategori jalan lokal terdiri adalah Jl. Jamin Ginting dan Jl. Dr. Mansyur. Untuk
jalan - jalan kecil dan gang dikategorikan kedalam jalan lingkungan. Arah dan pola lalu lintas yang terdapat di lokasi penelitian seluruhnya menggunakan sistem 2 dua
arah baik di jalan lokal maupun di jalan lingkungan. Selain itu juga volume kendaraan yang banyak mengakibatkan masalah
kemacetan, khususnya pada pagi dan sore hari macet oleh armada angkutan Kota. Adapun lokasi - lokasi yang menjadi kawasan rawan macet lalu lintas adalah pada Jl.
Jamin Ginting sekitar pintu gerbang USU Sumber dan persimpangan Jl. Dr. Masyur dengan Jl. Jamin Ginting.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Peta Pola Jaringan Jalan
JALAN LOKAL JALAN
LINGKUNGAN
SUNGAI
Sumber Data : Dinas Tata Ruanga
Dan Tata Bangunan Kota Medan
SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN TAHUN 2010
Universitas Sumatera Utara
Pengangkutan umum yang beroperasi atau yang melintas di Lokasi Penelitian cukup banyak. Untuk jenis angkutan umum yang beroperasi dan yang melintas pada
lokasi penelitian adalah seperti angkutan Medan bus, Angkutan Koperasi, Angkutan Rahayu, Angkutan Nasional dan angkutan Mitra dimana angkutan penumpang
tersebut hanya melayani penumpang dari dalam kota Medan. Selain angkutan umum terdapat juga Angkutan Becak merupakan moda angkutan penumpang yang populer
sekitar kawasan Kota dan antar kawasan di sekitar lokasi penelitian. Parkir merupakan tempat khusus bagi kendaraan berhenti demi keselamatan.
Kebutuhan parkir di kelompokkan menjadi persyaratan untuk kendaraan pribadi, umu dan barang. Kendaraan pribadi dan barang bukan saja menghasilkan kemacetan di
jalan arteri tetapi juga pada lahan tempat parkir. Di Lokasi kebutuhan parkir untuk pusat kegiatan ekonomi pasar, home indutri dan sekolah tidak menyediakan lahan
parkir yang memadai untuk pengunjung ataupun kendaraan antar jemput sehingga terjadi kegiatan parkir di trotoar dan badan jalan.
Trotoarpedestrian di khususnya untuk akses jalan kaki. Hal ini di buat untuk kelancaran dan keselamatan pengguna jalan. Sebahagian besar pedetrian di tempatkan
atas saluran drainase. Di Kecamatan Medan Baru Trotoarpedestrian banyak dialih fungsikan menjadi tempat Pedagang Kaki Lima PKL dan parkir kendaraan. Hal ini
mengakibatkan lebar efektif jalan menjadi kecil. Ada juga jalan yang tidak mempunyai Trotoarpedestrian di karenakan telah ditanami oleh pepohonan. Hal ini
mengganggu pergerakan kendaraan di badan jalan.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Gambaran aktivitas Ekonomi Masyarakat 4.4.1. Gambaran Perekonomian Wilayah Penelitian