Pola Guna Lahan Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Wilayah Adminstrasi dan Kondisi Iklim

Tabel 4.5 Banyak Rumah Tangga Miskin Penerima BLT Per Kelurahan di Kecamatan Medan Baru No. Kelurahan Penerima BLT KK Persentase Total Jumlah KK Persentase Per kelurahan 1. Titi Rantai 77 12,9 1.643 4,69 2. Padang Bulan 154 25,8 2.687 5,73 3. Merdeka 117 19,7 2.231 5,24 4. Darat 43 7,2 720 5,97 5. Babura 118 19,8 2.955 3,99 6. Petisah Hulu 87 14,6 1.541 5,64 Jumlah 596 100 11.777 5,06 Sumber : Kantor BPS, Kecamatan Medan Baru Dalam Angka, Tahun 2009 4.3. Pola Tata Ruang Wilayah Penelitian

4.3.1. Pola Guna Lahan

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan melalui observasi lapangan, disimpulkan bahwa kawasan ini didominasi oleh kawasan perumahan, kawasan perdagangan dan jasa serta kawasan pendidikan. Jika dilihat dari data Street Map and Information Medan kawasan ruang terbuka hijau adalah Lapangan Kampus USU. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta tata guna lahan gambar 4.2 . Berdasarkan data penggunaan lahan yang didapat dan dari kondisi dilapangan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai lahan yang terdapat pada lokasi penelitian tergolong tinggi, hal tersebut diakibatkan oleh perkembangan kawasan yang cukup pesat sehingga permintaan akan lahan untuk pembangunan akan semakin tinggi. Selain itu faktor penyebab nilai lahan tinggi adalah letak lokasi penelitian yang sangat strategis dimana Kecamatan Medan Baru terletak di pusat kota dan sebagai kota pendidikan bagi Kota Medan. Sehingga dengan merujuk pada tiga cara Universitas Sumatera Utara perkembangan kota zahnd, 1999 maka perkembangan kota di lokasi penelitian mengikuti pola perkembangan Interstisial lihat gambar 2.1 halaman 15 artinya bahwa daerah dan ketinggian bangunan-bangunan rata tetap sama, sedangkan kuantitas lahan terbangun coverage bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Peta Guna Lahan TESIS Dampak Keberadaan Kampus USU terhadap Pendapatan Usaha Kecil dan Warung Serta Pola Ruang Wilayah Sekitarnya LEGENDA : JALAN SUNGAI PERMUKIMAN PERDAGANGAN PENDIDIKAN RUANG TERBUKA HIJAU Sumber Data : Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan Kota Medan SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TAHUN 2010 Universitas Sumatera Utara Apabila meriview kembali hasil penelitian dari Hariyani 2006, tentang Pengaruh Kampus Terhadap Ruang Urban : Kasus Ruang Urban Pada Akses Masuk Kampus Universitas Gajah Mada maka dapat ditarik kesimpulan yang sama. Bahwa untuk kasus ruang urban di sekitar akses masuk kampus USU terutama pada koridor Jamin Ginting karena belum adanya konsep pengembangan kawasan yang jelas terhadap kawasan sekitar kampus yang selayaknya disusun dalam sebuah RTBL Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, maka proses perubahan dan pengembangan yang terjadi menghasilkan ruang urban dengan kualitas ruang yang rendah. Karena pengguna ruang urban didominasi oleh mahasiswa yang memiliki keterbatasan pendapatan maka gugus bangunan yang terbentuk bukan bangunan besar yang mewadahi bisnis skala besar 4.3.2 Pola Tata Bangunan Dari hasil survei yang telah dilakukan jenis dan fungsi bangunan di Lokasi Penelitian adalah mayoritas kawasan pemukimanperumahan dan pertokoanperdagangan terutama di sepanjang koridor jalan Jamin Ginting, Kondisi dan konstruksi bangunan merukan bentuk dari keterkaitan aspek fisik dari suatu bangunan, dimana di lokasi penelitian hampir seluruhnya ditemukan kondisi bangunannya sudah baik maupun sudah permanent walaupun masih ada pula beberapa bangunan semi permanen yang berfungsi sebagai kios-kios terutama di sepanjang jalan Jamin Ginting. Universitas Sumatera Utara Ketinggian bangunan di lokasi penelitian mayoritas berlantai 1 satu untuk kawasan pemukimanperumahan, sedangkan untuk kawasan perdagangan dan jasa mayoritas bangunannya adalah ruko yang berlantai 2 – 3. Berdasarkan standar skala perkotaan menurut McClusky dalam Zahn 1999 bahwa dari tiga tipe kesan ruang kota maka lokasi penelitian termasuk dalam kategori skala perkotaan yang berkesan netral dan harmonis berdasarkan analisa foto yang telah dilakukan lihat gambar. 1 dan bandingkan dengan gambar. 2 pada lampiran 4 halaman 111 dimana lebar jalan L berada pada kisaran 1-2 kali ketinggian rata-rata bangunan T. Dari uraian diatas maka bila dibandingkan kembali dengan hasil penelitian Hariyani 2006, di sekitar Akses Masuk Kampus Universitas Gajah Mada UGM, maka hasil penellitian yang telah dilakukan di sekitar akses masuk Kampus USU di koridor Jamin Ginting maka maka skala yang terbentuk masih memiliki skala yang manusiawi. Dimana pada ruang urban disekitar kampus UGM pada penggal jalan yang menjadi akses utama dan akses internal lebar jarak antar bangunan dan tinggi bangunannya rata-rata memiliki rasio 1,9:1.

4.3.3. Sistem Transportasi