9 Jadwal Pemerahan
Pengaturan jadwal pemerahan yang baik memberi kesempatan yang baik bagi pembentukan air susu Syarif, 1985.
2.2. Landasan Teori
Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagi sub-sistem, yaitu : 1. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan
pengembangan sumber daya manusia, 2. Budidaya dan usaha tani, 3. Pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, 4. Pemasaran hasil pertanian
Rahim, 2007 Peranan agribisnis dalam suatu negara agraris seperti Indonesia adalah besar
sekali. Hal ini disebabkan karena cakupan aspek agribisnis adalah meliputi kaitan dari mulai proses produksi, pengolahan sampai pada pemasaran termasuk di
dalamnya Soekartawi, 1999. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan Djaslim, 1996. Pemasaran sebagai kegiatan produksi mampu meningkatkan guna tempat, guna
bentuk dan guna waktu. Dalam menciptakan guna tempat, guna bentuk dan guna waktu ini diperlukan biaya pemasaran. Biaya pemasaran ini diperlukan untuk
melakukan fungsi-fungsi pemasaran oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran dari produsen sampai kepada konsumen akhir.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran kinerja pemasaran ini memerlukan ukuran efisiensi pemasaran Sudiyono, 2004.
Sistem pemasaran merupakan cara memasarkan hasil. Untuk peternakan, sistem ini bertujuan untuk memasarkan hasil peternakan. Sistem pemasaran dikenal
dengan sistem pemasaran tunggal, pemasaran berganda dan pemasaran bertahap. Untuk saat ini para peternak sering menggunakan sistem pemasaran berganda.
Sistem pemasaran berganda ini memakai lebih dari satu cara untuk memasarkan produknya. Tentu hal ini merupakan kebalikan dari sistem pemasaran tunggal.
Pada sistem ini bukan hanya kepada pengumpul saja suatu produk dipasarkan, tetapi juga kepada distributor, pedagang besar, pabrik makanan, hotel, restoran
ataupun konsumen akhir. Tentu saja ini memerlukan lembaga, karena tidak mungkin semua itu dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan produksi
peternakan Rasyaf, 1996. Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan
pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga
pemasaran ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan bentuk yang diinginkan
konsumen. Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran Sudiyono, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Lembaga-lembaga pemasaran ini dalam menyampaikan komoditi pertanian dari produsen berhubungan satu sama lain membentuk jaringan pemasaran. Arus
pemasaran yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya produsen berhubungan langsung kepada konsumen akhir atau petani produsen
berhubungan terlebih dahulu dengan tengkulak, pedagang pengumpul atau pedagang besar dan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola-pola
pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani produsen ke konsumen akhir ini disebut dengan sistem pemasaran.
Dalam proses tata niaga, terdapat fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh produsen dan lembaga pemasaran, yaitu :
1 Pembelian buying, yaitu usaha memilih barang-barang yang dibeli untuk
dijual lagi atau untuk digunakan sendiri dengan harga, pelayanan dari penjual dan kuantitas tertentu,
2 Penjualan selling, yaitu bertujuan menjual barang atau jasa yang diperlukan
sebagai sumber pendapatan untuk menutup semua ongkos guna memperoleh laba,
3 Pengambilan resiko risk taking, yaitu menghindari dan mengurangi resiko
terhadap semua masalah dalam pemasaran, 4
Pengumpulan, yaitu pengumpulan barang-barang yang sama dari beberapa sumber atau beberapa barang dari sumber yang sama,
5 Penyimpanan storage, yaitu melakukan penyesuaian waktu antara
penawaran dengan permintaan terhadap barang,
Universitas Sumatera Utara
6 Pengangkutan transportation, yaitu pemindahan barang dari tempat barang
dihasilkan ke tempat barang dikonsumsikan, 7
Sortasi, yaitu menggolongkan, memeriksa, dan menentukan jenis barang yang akan disalurkan,
8 Perbelanjaan atau pembiayaan financing, yaitu pengadaan dana dalam
melakukan transaksi pertukaran ataupun dalam pengeluaran ongkos-ongkos pemasaran,
9 Informasi pasar market information, yaitu tingkat kepentingan pembeli atau
penjual terhadap barang yang akan disalurkan Swastha,1979. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran
pedagang dalam menyalurkan hasil pertanian dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses bisa lebih dari satu. Bila si
produsen tersebut bertindak sebagai penjual produknya, maka biaya pemasaran bisa dieliminasi. Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya tergantung
pada hal berikut : 1
Macam komoditas yang dipasarkan Ada komoditas yang bobotnya besar, tetapi nilainya kecil sehingga membutuhkan
biaya tata niaga yang besar. sebaliknya ada komoditas yang kecil dan ringan tetapi mempunyai nilai yang tinggi, dalam hal ini biaya tata niaga nya lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
2 Lokasidaerah produsen
Bila lokasi produsen jauh dari pasar atau lokasi konsumen, maka biaya transportasi menjadi lebih besar pula. Biasanya lokasi yang terpencil menjadi
salah satu penyebab rendahnya harga di tingkat produsen. 3
Macam dan peranan lembaga tata niaga Semakin banyak lembaga tata niaga yang terlibat, semakin panjang rantai tata
niaga dan semakin besar biaya tata niaga komoditi tersebut Daniel, 2002 Margin pemasaran adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen
dengan harga yang diterima oleh produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran tersebut. Makin
panjang pemasaran semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka semakin besar margin pemasaran Daniel, 2002.
Sedangkan rasio antara harga jual pada tingkat peternak dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir disebut share margin.
Secara teknis dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tata niaga suatu barang hasil pertanian, maka:
1 biaya tata niaga semakin rendah
2 margin tata niaga juga semakin rendah
3 harga yang harus dibayarkan konsumen semakin rendah
4 harga yang diterima produsen semakin tinggi Daniel 2002.
Universitas Sumatera Utara
Efisiensi pemasaran diukur dengan menggunakan biaya pemasaran dibagi dengan nilai produk yang dipasarkan. Pasar yang tidak efisien akan terjadi jika biaya
pemasaran semakin besar dengan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar.
Sedangkan efisiensi pemasaran terjadi jika: 1
Apabila biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi
2 Persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak
terlalu tinggi 3
Adanya kompetisi pasar yang sehat Soekartawi, 2002.
2.3.Kerangka Pemikiran
Kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat pesat sesuai dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat
kebutuhan gizi masyarakat. Oleh karena itu, perlu peningkatan penyediaan sumber gizi, antara lain protein hewani asal sapi perah berupa susu.
Dalam proses produksi usaha ternak sapi perah tidak lepas dari biaya produksi. Biaya produksi tersebut diperoleh dengan menghitung keseluruhan biaya yang
dikeluarkan oleh peternak selama proses kegiatan produksi. Dari total produksi yang dihasilkan peternak bila dikalikan dengan harga jual maka dapat diketahui
penerimaan yang diterima oleh peternak. Dan pendapatan bersih diperoleh dari jumlah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi.
Universitas Sumatera Utara
Suatu usaha dikatakan untung jika pendapatan lebih besar dari total pengeluaran. Sebaliknya jika perolehan pendapatan lebih rendah daripada pengeluaran berarti
usaha tersebut mengalami kerugian dan tidak layak untuk dipertahankan. Dalam memasarkan hasil produksi susunya sampai kepada konsumen akhir,
seringkali produk yang dipasarkan telah melalui beberapa lembaga pemasaran yang ada. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan produsen dalam menjalankan
fungsi pemasaran. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen memasarkan produk susunya langsung kepada konsumen akhir.
Memasarkan susu dalam bentuk cair mempunyai resiko yang tinggi. Sejak diperah saja susu sudah mengandung bakteri perusak. Ini pun akan diperparah bila
pemerahnya tidak mengetahui cara memeras susu yang baik. Waktu untuk memasarkan susu yang terbatas itulah yang menyebabkan banyak peternakan sapi
perah mendirikan peternakannya di pinggir kota besar sekalipun daerah tersebut tidak sejuk, sehingga pemilihan jalur distribusi amatlah penting.
Pemasaran sebagai suatu kegiatan produktif tentunya memerlukan biaya pemasaran. Biaya pemasaran ini diperlukan untuk melakukan fungsi-fungsi
pemasaran oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran mulai dari produsen sampai kepada konsumen akhir. Pengukuran
kinerja pemasaran ini memerlukan ukuran efisiensi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Usaha Ternak Sapi Perah
Pemasaran Susu Sapi Susu Sapi
Efisiensi Pemasaran Share Margin
Margin Pemasaran Biaya Pemasaran
Fungsi Pemasaran Lembaga Pemasaran
Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 2 : Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan :
: Menyatakan Hubungan
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian