Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan ternak perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara dalam populasi yang tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan ekonomi bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain. Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani yang sangat penting. Air susu sebagai sumber gizi berupa protein hewani sangat besar manfaatnya bagi bayi. Bagi mereka yang sedang dalam proses tumbuh, bagi orang dewasa dan bahkan bagi yang berusia lanjut. Susu memiliki kandungan protein cukup tinggi Universitas Sumatera Utara sehingga sangat menunjang pertumbuhan, kecerdasan dan daya tahan tubuh AAK, 1995. Produk sapi perah berupa susu dan hasil olahan lainnya memiliki peran penting bagi generasi muda, termasuk balitanya cukup vital, maka wajarlah kalau kebutuhan konsumsi susu meningkat pesat. Peningkatan dan pertambahan permintaan produk susu yang tidak diimbangi dengan penambahan populasi sapi, tentu saja akan mengakibatkan kebutuhan akan susu tidak dapat terpenuhi. Untuk memenuhi produk susu dengan penambahan populasi ternak sapi perah, prosesnya tidaklah gampang. Maka masih perlu mendatangkan produksi susu sapi olahan yang biasanya berupa susu bubuk dari luar negeri seperti Australia dan New Zealand. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan usaha ternak sapi perah sebenarnya masih memiliki peluang yang cukup bagus bagi para petani peternak. Dengan kata lain, prospek usaha ternak sapi perah masih sangat cerah AAK, 1995. Secara biologis, susu merupakan sekresi fisiologis kelenjar ambing sebagai makanan dan proteksi imunologis immunological protection bagi bayi mamalia. Sejarah manusia mengonsumsi susu sapi telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi, ketika manusia mulai mendomestikasi ternak penghasil susu untuk dikonsumsi hasilnya. Daerah yang memiliki peradaban tinggi seperti Mesopotamia, Mesir, India, dan Yunani diduga sebagai daerah asal manusia pertama kali memelihara sapi perah. Hal tersebut ditunjukkan dari berbagai bukti berupa sisa-sisa pahatan gambar sapi dan adanya kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap sapi sebagai Universitas Sumatera Utara ternak suci. Pada saat itu pula susu telah diolah menjadi berbagai produk seperti mentega dan keju. Ketersediaan susu di zaman modern ini merupakan hasil perpaduan antara pengetahuan tentang susu yang telah berusia ribuan tahun dengan aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan modern. Penggunaan keju dan susu dari Timur Tengah lewat Turki mulai dikenal oleh bangsa Eropa pada zaman Pertengahan. Kemudian, pada abad ke-15, para pelaut mulai membawa sapi perah untuk dipelihara dan diternakkan di dataran Eropa untuk konsumsi susu. Susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat penjajahan Hindia Belanda pada abad ke 18 Masehi. Di Indonesia, bangsa sapi perah umumnya adalah bangsa sapi perah Frisian Holstein. Sapi Friesian Holstein dikenal juga dengan nama Friesian Holland FH. Sapi FH menduduki populasi terbesar bahkan hampir di seluruh dunia, baik di negara-negara sub-tropis ataupun negara tropis. Bangsa sapi ini mudah beradaptasi dengan tempat yang baru. Di Indonesia populasi bangsa sapi FH ini juga yang terbesar diantara sapi-sapi perah yang lainAAK, 1995. Di Indonesia, kecuali menggunakan sapi FH sebagi perah, banyak pula diternakkan sapi Grati, yakni hasil persilangan antara FH dengan sapi Ongole. Sapi ini berasal dari negeri Belanda. Dan mampu memproduksi susu 4.500-5000 liter per satu masa laktasi AAK, 1995. Susu sapi mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang dilahirkan. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna karena di dalamnya mengandung zat gizi dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang terbuang. Harga susu relatif lebih murah Universitas Sumatera Utara daripada bahan makanan lainnya dengan nilai gizi yang sama. Air susu sebagai salah satu sumber protein hewani sangat baik untuk kesehatan. Di samping itu, air susu juga sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu untuk mempertahankan sifat-sifat air susu yang baik perlu pencegahan terhadap kualitas air susu AAK, 1995. Air susu sapi perah yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut , yaitu: 1 bebas dari bakteri patogen, 2 bebas dari zat-zat yang berbahaya atau pun toksin seperti insektisida, 3 tidak tercemar oleh debu, faeces dan kotoran lainnya, 4 memiliki susunan yang tidak menyimpang dari ketentuan Codex Susu 1914. Misalnya BJ air susu lebih tinggi dari 1028, kadar lemak lebih dari 2,7, 5 memiliki cita rasa yang normal yakni : khas rasa susu, manis, segar AAK, 1995. Susu sapi disebut juga darah putih bagi tubuh karena mengandung banyak vitamin dan berbagai macam asam amino yang baik bagi kesehatan tubuh. Dalam segelas susu terdapat antara lain: 1 Potasium, yang menggerakkan dinding pembuluh darah agar tetap stabil, menghindarkan Anda dari penyakit darah tinggi dan jantung. 2 Zat besi, mempertahankan kulit tetap bersinar. 3 Tyrosine, mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur lebih nyenyak. 4 Kalsium, menguatkan tulang. 5 Magnesium, menguatkan jantung dan sistem saraf sehingga tidak mudah lelah. 6 Yodium, meningkatkan kerja otak besar. Universitas Sumatera Utara 7 Seng, menyembuhkan luka dengan cepat. 8 Vitamin B2, meningkatkan ketajaman penglihatan. Kemampuan peternak untuk memelihara sapi perah, tercermin dari skala usaha yang dilakukan, dan besarnya pendapatan yang diperoleh tergantung dari faktor- faktor yang mempengaruhi produksi air susu, seperti misalnya: bibit, pakan, kesehatan dan produktivitas ternak persentase laktasi, masa laktasi, masa kering dan jarak antar kelahiran Soedono, 1985. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan produktivitas air susu antara lain: 1 Umur Sapi yang dipelihara pada umur muda belum menunjukkan produksi yang cukup tinggi. Periode laktase yang keempat dan kelima merupakan laktase yang maksimal. Menurunnya produksi susu akan jelas terlihat setelah sapi mencapai masa laktase kedelapan sampai kesepuluh sebab sudah menjadi tua. 2 Kondisi sapi waktu beranak Sapi betina yang selama masa kebuntingannya mengalami kekurangan makanan berkualitas baik akan mengalami kondisi tubuh menjadi lemah saat melahirkan. Keadaan ini akan mengakibatkan kemampuan produksinya terbatas dan mungkin juga pendeknya masa laktasi. 3 Banyaknya ransum yang diberikan pada ternak yang sedang laktasi Kalau ransum tidak terpenuhi, akibatnya adalah turunnya produktivitas air susu atau kemungkinan sapi itu akan cepat kering dan kurus. Universitas Sumatera Utara 4 Besarnya hewan Sapi yang besar dapat lebih banyak menghasilkan susu dibandingkan sapi yang kecil, sungguh pun dari bangsa dan umur yang sama. Hal ini disebabkan karena sapi yang besar, makan lebih banyak dan ambing yang besar memungkinkan produksi yang tinggi. 5 Birahi Pada sapi yang sedang birahi, terjadi perubahan-perubahan fisiologis yang mempengaruhi jumlah dan air susu yang dihasilkannya menurun. 6 Hereditas Sapi dengan bakat keturunan yang tinggi untuk berproduksi akan selalu menurunkan sifat produksi yaitu kepada keturunannya walaupun sifat yang diturunkannya itu hanya berkisar 10-30. 7 Saat Kawin Sapi harus dikawinkan setelah 60 hari melahirkan jika ia sedang birahi. Hendaknya diusahakan induk sapi melahirkan sekali dalam setahun. Keterlambatan perkawinan yang berlarut-larut tidak hanya mengakibatkan turunnya laktase berikutnya tetapi juga turunnya jumlah kelahiran. 8 Tukang Perah Tukang perah yang tidak mahir, tidak tahu akan kebersihan, kasar terhadap sapi, tidak memiliki rasa kasih sayang terhadap ternak akan memperoleh hasil perahan yang rendah. Universitas Sumatera Utara 9 Jadwal Pemerahan Pengaturan jadwal pemerahan yang baik memberi kesempatan yang baik bagi pembentukan air susu Syarif, 1985.

2.2. Landasan Teori