Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
4.5.2 Interpretasi
Sehubungan dengan interpretasi maka yang ingin dilihat adalah apakah pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang yang
dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh pejabat
berwewenang. a. Sesuai dengan peraturan
Kebijakan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 2 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor telah sesuai dengan Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, sehingga setiap daerah provinsi, kabupatenkota sama
peraturannya. Tetapi mengenai kebijakan retribusi daerah terdapat perbedaan, dimana dalam
Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 3 tahun 2005 tentang Retribusi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor dibuat berdasarkan situasi dan kondisi daerah tersebut.
Sebagaimana diungkapkan Pak H. Khairul pada tanggal 2 juli 2009, memberi pendapat bahwa:
Qanun Aceh Tamiang Nomor 2 tahun 2005 tentang pengujian berkala kendaraan bermotor sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang
Kendaraan dan Pengemudi. Peraturan ini juga sesuai pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten. Sebab qanun tersebut diatas telah di klarifikasi sebelumnya di
provinsi Bagian hukum NAD, cuma mengenai tarif setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Berbeda pandangan yang diberikan oleh saudara Rudi Saputra 19 Juni 2009 sebagai berikut ”Tidak mengetahui sama atau tidaknya peraturan tersebut karena saya
melakukan pengujian di Kabupaten Aceh Tamiang”. Berdasarkan kedua hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 2 Tahun 2005 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor telah mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993
yang dibuat secara nasional yang berlaku di tingkat provinsi, kabupatenkota. Dalam pelaksanaannya di lapangan masih banyak supir atau pemilik
kendaraan yang mestinya melakukan pengujian kendaraan tetapi tidak dilakukan hal ini karena masih belum adanya sosialisasi tentang pentingnya dilakukan pengujian
kendaraan bermotor bagi setiap pemilik angkutan umum baik barang maupun penumpang.
b. Petunjuk pelaksana Petunjuk pelaksana yang dimaksud disini adalah bersifat kelengkapan dan tata
pelaksanaan administrasi pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang. Sebagaimana diungkapkan oleh Pak Sulaiman pada tanggal 18 Juni 2009,
mengatakan bahwa: Sebenarnya tata pelaksanaan administrasi pengujian kendaraan bermotor sistem
loket, tetapi kita melihat kondisi gedung pengujian, dimana dengan kondisi gedung seperti ini tidak bisa dibuat sistem loket. Prosedur administrasi tetap berjalan
sebagaimana mestinya yaitu dalam satu ruang dapat terpenuhi tata administrasi yaitu penerima persyaratan administrasi, memeriksa pengisian formulir beserta
kelengkapan surat-surat lainnya, penerima biaya retribusi uji, pemeriksa kendaraan dan terakhir pengesahan tanda lulus bagi kendaraan yang lulus uji dan bagi yang
tidak lulus uji memerintahkan untuk memperbaiki bagian-bagian yang rusak.
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengujian kendaraan bermotor secara tata pelaksanaannya telah memiliki petunjuk pelaksanaan yang jelas dan dapat
dipahami oleh pihak penguji dan pemilik kendaraan. Dari wawancara tersebut juga diketahui bahwa pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh
Tamiang belum menggunakan sistem loket karena kondisi gedung yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan pengujian kendaraan bermotor dengan sistem
tersebut, hal ini terjadi karena kondisi gedung pengujian yang tidak terlalu luas untuk mengakomodir sistem loket dimaksud. Tetapi pengujian kendaraan bermotor tetap
dapat dilakukan meskipun semua kegiatan dilakukan dalam satu ruangan. Dapat penulis tambahkan bahwa petunjuk pelaksana pengujian kendaraan
bermotor yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tamiang bahwa dalam prosedur uji periodik pengujian kendaraan
bermotor wilayah terdapat empat loket yaitu loket pertama untuk pendaftaran, loket kedua untuk pemeriksaan administrasi, loket ketiga pembayaran retribusi dan loket
keempat untuk mengambil hasil uji. Tujuan dibuat loket-loket dimaksud adalah untuk mempermudah dan
memperlancar pelaksanaan pengujian kendaraan bagi pihak penguji dan pihak pemilik kendaraan bermotor yang diuji kendaraannya.
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
c. Petunjuk teknis Petunjuk teknis adalah tata pelaksanaan teknis pengujian kendaraan yang
dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tamiang. Berdasarkan wawancara dengan Pak Sulaiman tanggal 18 Juni 2009,
mengatakan bahwa: Pelaksanaan secara teknis yang diterapkan pada pengujian kendaraan sudah
tertata dengan sebagaimana mestinya karena alat uji tersebut sudah ada tempatnya masing-masing, tata pelaksanaan teknis pengujian yaitu : pertama kendaraan datang
langsung diuji gas buang melebihi ambang batas atau tidak, lalu diuji lampu yang sekarang dengan cara manual karena kondisi alat tersebut rusak, setelah uji lampu
kendaraan tersebut di timbang dan uji rem pada kendaraan tersebut dan yang terakhir pengukuran kendaraan. Apabila tidak lulus uji harus direkomendasikan
untuk diperbaiki dan yang lulus uji dapat pengesahan lain jalan.
Berdasarkan wawancara dapat diketahui bahwa pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor telah sesuai dengan petunjuk teknis, dimana jika suatu kendaraan
bermotor akan diuji maka dilakukan pengujian gas buang, lampu dan rem tetapi setelah terjadi kerusakan pada alat pengujian kendaraan bermotor, ada pengujian yang
terpaksa dilakukan secara manual atau dengan kasat mata yaitu uji gas buang dan uji lampu. Tentunya hal ini mengurangi kualitas pengujian kendaraan bermotor yang
seharusnya dilakukan dengan alat uji sehingga dapat dilihat hasil uji yang lebih akurat karena dapat secara jelas diketahui apakah nilai hasil uji melewati ambang batas atau
tidak bagi uji gas buang dan uji lampu.
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 29 Juni 2009 dengan Bapak Syafrizal Anwar, S.Sos selaku Anggota Komisi C DPRD Kabupaten
Aceh Tamiang, sebagai berikut ”Administrasi saja tidak tahu, apalagi teknis, kami hanya mengesahkan qanun saja, taknis mereka yang buat, akan tetapi apabila setelah
kami cek nanti tidak sesuai dengan qanun, kami akan melakukan sesuatu yang buat mereka jera”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Aceh Tamiang Bapak Syafrizal Anwar,S.Sos diketahui bahwa Anggota DPRD
Kabupaten Aceh Tamiang yang mengesahkan Qanun belum tentu paham terhadap apa yang telah disahkannya, terutama sifat pengujian kendaraan bermotor sangat
spesifik tidak semua orang memahaninya karena itu perlu adanya koordinasi antara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dengan saling memberi informasi tentang pelaksanaan dan hambatan dalam penyelenggarakan pengujian kendaraan bermotor sehingga pengujian kendaraan
bermotor dapat terselenggara dengan baik.
4.5.3 Pelaksanaan