Pelaksanaan Gambaran Umum Informan Penelitian

Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 29 Juni 2009 dengan Bapak Syafrizal Anwar, S.Sos selaku Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Aceh Tamiang, sebagai berikut ”Administrasi saja tidak tahu, apalagi teknis, kami hanya mengesahkan qanun saja, taknis mereka yang buat, akan tetapi apabila setelah kami cek nanti tidak sesuai dengan qanun, kami akan melakukan sesuatu yang buat mereka jera”. Berdasarkan hasil wawancara dengan Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Aceh Tamiang Bapak Syafrizal Anwar,S.Sos diketahui bahwa Anggota DPRD Kabupaten Aceh Tamiang yang mengesahkan Qanun belum tentu paham terhadap apa yang telah disahkannya, terutama sifat pengujian kendaraan bermotor sangat spesifik tidak semua orang memahaninya karena itu perlu adanya koordinasi antara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan saling memberi informasi tentang pelaksanaan dan hambatan dalam penyelenggarakan pengujian kendaraan bermotor sehingga pengujian kendaraan bermotor dapat terselenggara dengan baik.

4.5.3 Pelaksanaan

Maksudnya disini apakah peraturankebijakan berupa petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketetentuan. Untuk dapat melihat hasil ini harus pula dilengkapi dengan adanya prosedur kerja yang jelas, program kerja serta jadwal kegiatan dalam melaksanakan pengujian kendaraan bermotor tersebut. Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 a. Prosedur kerja Petugas-petugas pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tamiang, mempunyai tugas pokok masing-masing. Tugas-tugas pokok tersebut telah ditentukan oleh Kepala Pengujian Kendaraan dimaksud, hal ini dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan pengujian. Kenyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bapak Chalil pada tanggal 18 Juni 2009, bahwa: Pegawai negeri di bidang pengujian ada dua orang dan yang satu orang tersebut memiliki sertifikat pengujian serta dibantu oleh 10 orang pegawai harian lepashonorer, tetapi mereka dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan pengawasan dua pegawai tersebut sehingga tidak terjadinya tumpang tindih pelaksanaan pengujian tersebut. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa prosedur kerja telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dimana masing-masing personil sudah paham tupoksi dan melaksanakan tupoksi dimaksud, meskipun dengan jumlah tenaga penguji masih sangat terbatas. Berdasarkan pengamatan penulis jumlah tenaga pengujian yang profesional dan memiliki keahlian di bidang pengujian kendaraan bermotor masih sangat kurang. Menurut penulis jika jumlah sumber daya manusia dibidang pengujian kendaraan bermotor dimaksud dapat ditambah untuk kelancaran pelaksanaan tugas lapangan akan bisa lebih maksimal. Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 b. Program kerja Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang telah sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 2 tahun 2005 yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993, tetapi realisasi pelaksanaan di lapangan tetap ada kendala. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Drs. T. Hayatul kamal dalam wawancara pada tanggal 17 Juni 2009, bahwa: Program kerja pengujian sudah terprogram dengan baik, sesuai dengan ketentuan dari Undang-undang No.14 tahun 1992 dan diperjelas pada Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 dan berdasarkan peraturan tersebut dibuat Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 2 yang disesuaikan dengan kondisi daerah sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan efektif. Namun peraturan telah terprogram dengan baik pelaksanaan dilapangan tetap saja ada kendalanya, yaitu alat pengujian kendaraan bermotor, prasarana gedung tersebut serta sumber daya manusia yang memahami tentang pengujian. c. Jadwal kegiatan Dari hasil wawancara tersebut maka pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor sudah sesuai dengan jadwal kegiatan yang diprogramkan oleh Kepala Pengujian Kendaraan Bermotor Kabupaten Aceh Tamiang guna memperlancar pelaksanaan pelayaan pengujian kendaraan bermotor. Tentang jadwal pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang, penulis melakukan wawancara terhadap pemilik kendaraan bermotor sebagai berikut: Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 Wawancara dengan saudara Nandra Alfan tanggal 19 Juni 2009, menyatakan bahwa ”Jadwal pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang pada jam kerja kantor yaitu dari jam 08.00 wib sd 16.30 wib dan ditambah dengan hari sabtu setengah hari mulai dari jam 08.00 wib sd 11.00 wib”. Selanjutnya wawancara dengan saudara Suherman tanggal 19 Juni 2009 yang menyatakan ”Biasanya saya melakukan pengujian pada hari kerja” 4.5.4 Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Implementasi Kebijakan tentang Pengujian Kendaraan Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang Dalam pelaksanaan kebijakan pengujian kendaraan bermotor di kabupaten Aceh Tamiang terdapat beberapa kendala sebagai faktor penghambat. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 18 Juni 2009 dengan Bapak Sulaiman, sebagai berikut seperti pada PP No. 44 tahun 1993 ”Pelaksanaan pengujian hanya dapat dilakukan oleh pelaksana pengujian dan tenaga penguji. Itulah yang menjadi hambatan bagi kami yaitu tenaga profesionalnya kurang dan kondisi fisik gedung pengujian masih terlalu minim, peralatan dasar pengujian tidak aktif”. Berdasarkan wawancara dengan bapak T. Insyafuddin tanggal 2 Juli 2009 Anggota DPRD Kabupaten Aceh Tamiang, disebutkan bahwa ”Faktor-faktor yang menjadi kendalahambatan dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor adalah pemilik kendaraan yang belum sadar tentang pentingnya pengujian kendaraan bermotor dan birokrasi yang belum dipermudah atau pelayanan yang belum maksimal dari dinas terkait”. Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 Berbeda dengan alasan yang diberikan oleh Pak Chalil sebagai pelaksana pengujian kendaraan bermotor, yaitu berdasarkan wawancara pada tanggal 18 Juni 2009, yang dikemukakan sebagai berikut “Keseringan mati lamputidak stabilnya arus listrik sehingga mengakibatkan rusaknya alat uji sehingga tidak dapat digunakan dan prasarana gedung pengujian yang tidak memadai”. Pandangan dari supir atau pemilik kendaraan, berdasarkan pernyataan yang dikemukakan dalam wawancara dengan Rudi Saputra tanggal 19 Juni 2009, disebutkan bahwa “Yang menjadi hambatan kami adalah kalau tidak ada atau habisnya buku uji kendaraan bermotor, sehingga kami akan menjadi terhambat melakukan pengujian kendaraannya”. Berdasarkan beberapa wawancara dari berbagai pihak, maka dapat disimpulkan faktor-faktor penghambatnya adalah: 1. Kurangnya tenaga kerja yang professional dalam bidang pengujian kendaraan bermotor. 2. Kondisi alat pengujian kendaraan bermotor yang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yang disebabkan oleh ketidakstabilan arus listrik di Kabupaten Aceh Tamiang. 3. Prasarana gedung pengujian yang kurang memadai untuk melakukan pengujian kendaraan bermotor baik secara administrasi maupun teknis. Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009 4. Rendahnya kesadaran pemilik kendaraan akan pentingnya pengujian kendaraan bermotor tepat pada waktunya. 5. Habisnya persediaan buku uji kendaraan bermotor.

4.5.5 Manfaat Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor Bagi Masyarakat