Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
B A B I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabupaten Aceh Tamiang terbentuk pada tahun 2002 yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonomi, maka urusan pelayanan publik dibidang pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan oleh pemerintah
KabupatenKota yaitu pada Dinas Perhubungan. Penyelenggaraan pelayanan pengujian kendaraan bermotor di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Aceh Tamiang telah berlangsung lebih kurang 4 empat tahun berubah yakni mencapai target maksimal dalam perolehan Pendapatan Asli Daerah PAD
yang ditetapkan melalui Qanun Kabupaten Aceh Tamiang No. 2 tahun 2005 tentang Pengujian Berkala Kendaraan bermotor dan No. 3 tahun 2005 tentang Retribusi
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Sejak ditetapkan Qanun No. 2 Tahun 2005, Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Aceh Tamiang belum bisa melayani masyarakat dengan maksimal, hal ini dikarenakan selama ditetapkan qanun tersebut masyarakat dengan
mudahnya mendapatkan surat keterangan laik jalan cukup menunjukan Buku Surat Tanda Uji Kendaraan STUK dan tidak lagi ada pemeriksaan Kondisi Teknis
Kendaraan, dan mendapat pengesahan perpanjangan Uji Berkala selama 6 enam bulan yang ditanda tangani Pejabat Penguji Kendaraan Bermotor.
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Situasi dan kondisi pelayanan pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tamiang yang seperti ini sudah berlangsung cukup
lama, sebab pengujian kendaraan bermotor belum terlaksana dengan maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga akibatnya banyak kendaraan angkutan yang
tidak laik teknis dan jalan yang beroperasi diseluruh jaringan jalan di Kabupaten Aceh Tamiang. Sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh asap gas buang, kecelakaan lalu lintas karena kondisi rem yang tidak layak pakai serta komponen kendaraan lainnya tidak laik secara teknis namun tetap dipaksakan
beroperasi. Seharusnya pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor di Unit
Pengujian Kendaraan Bermotor yang pemeriksaan dilakukan oleh Penguji yang memiliki kualifikasi teknis, dan dilengkapi dengan papan informasi yang berisikan
persyaratan administrasi, besar biaya administrasi, tata pelaksanaan administrasi dan tata pelaksanaan teknis pengujian kendaraan bermotor, sehingga ada ketransparanan
dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor dan masyarakat mengetahui ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan pengujian kendaraan tersebut.
Pengujian kendaraan bermotor meliputi kegiatan memeriksa, mencoba dan meneliti diarahkan kepada setiap kendaraan bermotor yang wajib uji berkala secara
keseluruhan pada bagian-bagian kendaraan secara fungsional dalam sistem komponen serta dimensi teknis kendaraan bermotor baik berdasarkan ketentuan yang berlaku
maupun berdasarkan ketentuan persyaratan teknis yang objektif. Kendaraan bermotor yang wajib uji berkala untuk memenuhi ambang batas laik jalan yang sesuai dengan
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
ketentuan Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan pengemudi, pasal 127 meliputi:
1. Emisi gas buang kendaraan bermotor
2. Kebisingan suara kendaraan bermotor
3. Efisiensi sistem rem utama
4. Efisiensi sistem rem parkir
5. Kincup roda depan
6. Tingkat suara klakson
7. Kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama
8. Radius putar
9. Alat penunjuk kecepatan
10. Kekuatan untuk kerja dan ketahanan ban luar untuk masing-masing jenis,
ukuran dan lapisan 11.
Kedalaman alur ban luar Bagi kendaraan yang dinyatakan lulus uji mendapat perpanjangan buku uji
berkala selama enam bulan dan dilengkapi dengan tanda samping, yaitu berat kosong kendaraan, jumlah berat yang diperbolehkandiizinkan, daya angkut barang, masa
berlaku surattanda uji dan kelas jalan terendah yang boleh dilalui dan bagi kendaraan yang dinyatakan tidak lulus uji berkala, maka petugas penguji wajib memberitahukan
secara tertulis yaitu perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan, waktu dan tempat dilakukan pengujian ulang tanpa dipungut biaya lagi.
Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi kendaraan yang telah mengikuti pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis yang didapatkan bagi kendaraan yang mengikuti
pengujian berkala kendaraan bermotor selama enam bulan sekali yaitu:
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
a. Pengendalian kendaraan yang dioperasikan di Indonesia.
b. Mempermudah penyidikan pelanggaran menyangkut kendaraan yang
bersangkutan. c.
Memenuhi kebutuhan data lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan nasional.
2. Manfaat secara praktis yang diharapkan bagi kendaraan yang mengikuti
pengujian kendaraan bermotor untuk kelestarian lingkungan yang disebabkan oleh asap gas buang kendaraan bermotor dan keselamtan baik materi maupun
jiwa, maka diharuskan mengikuti pengujian kendaraan bermotor untuk memperkecil kerusakan-kerusakan berat pada waktu pemakaian dan akan
mengurangi kecelakaan lalulintas yang diakibatkan oleh kendaraan tersebut. Saat ini angkutan umum yang telah mendapatkan Buku Surat Uji
KendaraanPengesahan perpanjangan Uji Berkala dari Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tamiang sejak dikeluarkan Qanun
No. 2 tahun 2005 sebagai berikut:
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Tabel 1. Prospek Taman Kendaraan Wajib Uji Menurut Kartu Induk TAHUN
JENIS KENDARAAN 2006 2007 2008
Mobil Penumpang 1
1 1
Becak 173 173
173 Mobil Bis
244 252
267 Mobil Barang
768 793
819 Kereta Tempelan
4 4
4 Kereta Gandengan
2 2
2 Tangki 33
33 33
Mobil Khusus
Jumlah Kendaraan 1225
1258 1299
Sumber : Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika Kab. Aceh Tamiang
Dari data prospek taman kendaraan wajib uji tersebut terlihat bahwa sejak ditetapkan Qanun no. 2 tahun 2005, kendaraan yang wajib mengikuti pengujian
berkala kendaraan bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 1.000 lebih kendaraan per-tahun, maka sudah lebih dari 5.000 kendaraan sejak ditetapkan Qanun
tersebut yang tidak mengikuti pengujian sesuai dengan prosedur. Hal tersebut disebabkan keterbatasan dana untuk pengadaan alat uji dan biaya pemeliharaan alat
uji kendaraan bermotor serta kekurangan Sumber Daya Manusia SDM dibidang pengujian kendaraan bermotor, maka efek dari kendala-kendala tersebut adalah
kondisi kendaraan angkutan umum rawan mengalami kerusakan yang lebih parah terutama saat dipergunakannya dan polusi udara yang semakin meningkat.
Siti Erna Latifi Suryana : Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Aceh Tamiang, 2009
Kondisi ini jelas menjadi dilema, dimana di satu sisi penggunaan angkutan umum merupakan kebutuhan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari, sementara di
sisi lain pemerintah dalam mengalokasikan anggaran belum menetapkan pada sarana dan parsarana pengujian kendaraan bermotor sebagai prioritas.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti proses implementasi kebijakan tentang pengujian kendaraan bermotor di Kabupaten
Aceh Tamiang, dimana penelitian ini belum pernah dilakukan oleh para peneliti terdahulu menunjukan bahwa setiap daerah memiliki situasi, kondisi dan waktu yang
berbeda, juga perbedaan terletak pada variabel-variabel yang digunakan yaitu Organisasi, Interpretasi dan Pelaksanaan dalam penelitian ini .
1.2 Perumusan Masalah