LATAR BELAKANG PENELITIAN PENELITIAN SENDIRI

4. Kobalt klorida, juga bermanfaat untuk memperbaiki anemia pada penyakit kronik dengan cara kerjanya yaitu menstimulasi pelepasan eritropoetin, tetapi oleh karena efek toksiknya obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan. 30–32,35

BAB III PENELITIAN SENDIRI

3.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Salah satu tujuan hidup manusia adalah menjadi tua tetapi tetap sehat. Dikutip dari 13 Oleh karena itu proses menua memang tidak identik menjadi sakit atau proses menua bukanlah akumulasi penyakit, walaupun proses menua dan penyakit yang terkait usia sering saling berkaitan dalam bentuk yang samar dan rumit sehingga sulit untuk membedakan ke duanya. Dikutip dari 1 Secara fisiologis proses menua merupakan erosi bertahap dan teratur dari organ atau sistem organ serta penurunan kendali homeostasis, keduanya menyebabkan berkurangnya daya cadangan faali. Penurunan tersebut dapat hanya terlihat pada waktu aktivitas fisik maksimal. Manifestasi berbagai penyakit atau masalah pada pasien lansia seringkali berbeda dengan orang muda. Prevalensi dan akumulasi penyakit kronik yang meningkat pada lansia sering memberikan gejala yang mengaburkan atau menutupi gejala penyakit atau masalah akut yang baru dialami karena adanya tumpang tindih antara gejala dan tanda penyakit kronik dan akut. 1,13 Berbagai kelainan hematologi dapat terjadi pada lansia, misalnya anemia oleh karena kekurangan zat besi, penyakit kronik, keganasan dan lain– lain. Dalam beberapa hal memang ada perbedaan dengan usia muda, misalnya dalam hal penyebab, pengelolaan, maupun prognosis. 55 Anemia sering dijumpai pada lansia dan terjadinya anemia pada orang–orang lansia bukanlah konsekuensi normal dari pertambahan usia tetapi oleh karena telah adanya penyakit. 7,27 Maka sebaiknya dilakukan evaluasi lanjutan walaupun gejala klinis tidak ada. 21 Dari suatu studi dilaporkan bahwa insidensi anemia pada lansia berumur 65–74 tahun adalah sekitar 1–2 per tahun, dan pada lansia berumur di atas 84 tahun meningkat menjadi 13 per tahun, 21 sedangkan bila dilihat dari perbandingan jenis kelamin, maka pada usia 71–74 tahun baik laki–laki maupun wanita insidensinya adalah sama, yaitu sekitar 8,6, tetapi pada usia sama atau lebih dari 90 tahun prevalensinya pada laki–laki lebih tinggi yaitu 41 sedangkan wanita 21. 56 Sedangkan di Indonesia seperti yang dilaporkan dari RSUP Cipto Mangunkusumo, dimana selama tahun 2000 di ruang rawat akut geriatri tercatat sekitar 10,3 pasien lansia yang dirawat oleh karena menderita anemia karena berbagai penyebab dan di unit rawat jalan sekitar 12,3 pasien lansia juga menderita anemia. 7,21 Dari ruang rawat inap RSUP H.Adam Malik Medan dilaporkan bahwa selama 3 tahun Januari 2000– Desember 2002 ditemukan 591 31,74 pasien lansia menderita anemia dari 1881 pasien penderita anemia oleh karena berbagai penyebab. 57 Penyebab anemia tersering pada orang–orang lansia adalah anemia penyakit kronik dengan prevalensinya 30–45. 5 Ada sekitar 16 pasien anemia pada lansia yang tidak ditemukan penyebabnya walaupun telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, oleh karena itu pendekatan diagnostik anemia pada pasien lansia memerlukan waktu dan teknologi penunjang yang lebih. Pertimbangan klinis sangat menentukan langkah selanjutnya. 21 ©2003 Digitized by USU digital library 11 Pada tahun 2000 jumlah populasi lansia di negara–negara Eropa diperkirakan sekitar 20, sedangkan di Amerika Serikat jumlah lansianya sekitar 11 dari seluruh populasi. 14 Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan keberhasilan pembangunannya, usia harapan hidup penduduknya meningkat dan ini dampaknya adalah bertambahnya jumlah lansia. 11 Menurut laporan dari data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan oleh Bureau Of The Cencus USA pada tahun 1993, bahwa Indonesia pada tahun 1990 sampai tahun 2025 akan mempunyai kenaikan lansia sekitar 414. Angka ini merupakan yang paling tinggi di seluruh dunia. 2,14 Laporan lain mengatakan bahwa pertambahan penduduk lansia di Indonesia diproyeksikan melebihi 20 juta orang dan ini sama dengan pertambahan lansia di Brazil. Bahkan pada tahun 2000 Indonesia merupakan negara urutan ke–4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India, dan Amerika Serikat. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan struktur masyarakat Indonesia, dari masyarakatpopulasi “ muda “ pada tahun 1971 menjadi populasi yang “ lebih tua “ pada tahun 2020. Piramida penduduk Indonesia berubah dari bentuk dengan basis lebar fertilitas tinggi menjadi piramida berbentuk kubah mesjid atau bawang fertilitas dan mortalitas rendah. Pergeseran ini mengakibatkan perubahan dalam strategi pelayanan kesehatan, dengan lain perkataan lebih minta perhatian dan prioritas untuk penyakit–penyakit usia dewasa dan lansia. Untuk masalah lansia ini pemerintah dan masyarakat Indonesia memang telah memberikan perhatian tetapi masih berjalan lambat. Sedangkan Amerika Serikat telah memberikan perhatian yang cukup besar, ini terlihat dari penggunaan anggaran kesehatannya melebihi 30 hanya untuk orang–orang lansia. 14

3.2 Perumusan Masalah