Diagnosis penyakit pada lansia Pola penyakit lansia

2.1.3 Perjalanan penyakit lansia

Pada umumnya perjalanan penyakit lansia adalah kronik menahun, diselingi dengan eksaserbasi akut. Selain dari pada itu penyakitnya bersifat progresif dan sering menyebabkan kecacatan invalide yang lama sebelum akhirnya penderita meninggal dunia. Penyakit yang progresif ini berbeda dengan penyakit pada usia remajadewasa yaitu tidak memberikan proteksi atau imunitas tetapi justru menjadikan orang lansia rentan terhadap penyakit lain karena daya tahan tubuh yang makin menurun. 14

2.1.4 Sifat penyakit lansia

Sifat penyakit pada orang-orang lansia perlu sekali untuk dikenali supaya kita tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosis, sehingga terapi dan tindakan lain yang mengikutinya dengan segera dapat dilaksanakan. Sebab penyakit pada orang–orang lansia umumnya lebih bersifat endogen daripada eksogen. Hal ini kemungkinan disebabkan karena menurunnya fungsi berbagai alat tubuh karena proses menjadi tua. Selain itu produksi zat–zat untuk daya tahan tubuh akan mengalami kemunduran. Oleh karena itu faktor penyebab eksogen infeksi akan lebih mudah hinggap. Seringkali juga terjadi penyebab penyakit pada lansia tersembunyi occult, sehingga perlu dicari secara sadar dan aktif. Keluhan–keluhan pasien lansia sering tidak khas, tidak jelas, atipik dan asimptomatik. Oleh karena sifat–sifat atipik, asimptomatik atau tidak khas tadi, akan mengakibatkan variasi individual munculnya gejala dan tanda–tanda penyakit meskipun macam penyakitnya sama. 14

2.1.5 Diagnosis penyakit pada lansia

Membuat diagnosis penyakit pada lansia pada umumnya lebih sukar dibandingkan pasien usia remajadewasa. Oleh karena itu untuk menegakkan diagnosis pasien lansia kita perlu melakukan observasi penderita agak lebih lama, sambil mengamati dengan cermat tanda–tanda dan gejala–gejala penyakitnya yang juga seringkali tidak nyata. Dalam hal ini allo-anamnese dari pihak keluarga perlu digali. Seringkali sebab penyakitnya bersifat ganda multiple dan kumulatif, terlepas satu sama lain ataupun saling mempengaruhi timbulnya. 14

2.1.6 Pola penyakit lansia

Pada tahun 1988 di Konfrensi UCLA, Solomon dkk menyampaikan istilah “ 13 i “ yaitu tentang kemunduran dan kelemahan yang dialami oleh lansia. Isinya antara lain: 1. Imobilitas Immobility, 2. InstabilitasTerjatuh InstabilityFalls, 3. Gangguan intelektualDemensia Intelectual impairmentDementia, 4. IsolasiDepresi IsolationDepression, 5. Inkotinensia Incontinence, 6. Impoten Impotence, 7. Imunodefisiensi Immunodeficiency, 8. Infeksi Infection, 9. KelelahanMalnutrisi InanitionMalnutrition, 10. ImpaksiKonstipasi ImpactionConstipation, 11. Iatrogenesis, 12. Insomnia, 13. Gangguan Impairment: penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi, integritas kulit dan convalescence. 11 Dari Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT pada tahun 1986 untuk usia 55 tahun ke atas, dilaporkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama yaitu 15,7 per 100 pasien, kemudian diikuti oleh penyakit muskuloskeletal 14,5 , TB paru 13,6 dan Bronkitis asma 12,1. Sedangkan dari penelitian bersama Badan Kesehatan Dunia WHO: World Health Organization dengan 4 negara di Asia Tenggara ©2003 Digitized by USU digital library 3 termasuk Indonesia pada tahun 1990 untuk para lansia usia 60 tahun ke atas penyakit artritis reumatik menempati peringkat pertama yaitu 49,0 Tabel 1. 11 Tabel 1 Studi komunitas lansia oleh Badan Kesehatan Dunia WHO di Jawa Tengah tahun 1990 11 No PenyakitKeluhan W : P 01 Artritis Reumatik 49,0 W P 02 Hipertensi + PJK 15,2 W P 03 Bronkitis Dispnea 7,4 W P 04 Diabetes melitus 3,3 W = P 05 Jatuh 2,5 W P 06 Stroke Paralisis 2,1 07 TB paru 1,8 W = P 08 Patah tulang 1,0 W = P 09 Kanker 0,7 W = P 10 Masalah kesehatan berpengaruh kepada aktivitas hidup sehari–hari ADL: Activity Of Daily Living 29,3 2.2 A N E M I A Anemia sebenarnya bukanlah merupahkan diagnosa akhir dari sesuatu penyakit akan tetapi merupakan hasil dari berbagai gangguan dan hampir selalu membutuhkan evaluasi lanjutan atau boleh juga dikatakan bahwa anemia merupakan salah satu gejala dari sesuatu penyakit dasar. 14-17 Ada juga yang mengatakan bahwa anemia merupakan ekspresi kompleks gejala klinis suatu penyakit yang mempengaruhi mekanisme patogenesis gangguan eritropoesis produksi eritrosit, perdarahan, atau penghancuran eritrosit. 18 Insidensi anemia bervariasi tetapi diperkirakan sekitar 30 penduduk dunia menderita anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di negara– negara sedang berkembang. 19

2.2.1 Defenisi anemia