7. Gawat janin adalah suatu keadaan terganggunya kesejahteraan janin yang disebabkan oleh hipoksia dan ditandai dengan denyut jantung janin kurang dari 120xmenit serta
tidak teraturnya denyut jantung janin. 8. Fetal takikardi adalah suatu keadaan dimana denyut jantung janin lebih dari 180 xmenit.
9. Tekanan darah adalah penilaian keadaan ibu selama persalinan dilakukan setiap 60 menit sesuai dengan partograf, kala II dan kala III dengan menggunakan
sphygmomanometer dinyatakan dengan mmHg. 10. Nadi adalah penilaian keadaan ibu dengan memeriksa denyut nadi selama satu menit
setiap 60 menit sesuai dengan partograf, kala II dan kala III. 11. Respirasi adalah penilaian frekuensi pernafasan selama satu menit yang dilakukan
setiap 60 menit sesuai dengan partograf, kala II dan kala III. 12. Efek samping adalah efek tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari pemberian
obat.
3.11. PROSEDUR PENELITIAN
3.11.1. Cara Kerja
Pasien baru yang masuk ke ruang bersalin dari Instalasi Gawat Darurat maupun dari Poli Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan. Pasien yang diseleksi adalah pasien primigravida, sekundigravida dan multigravida. Seleksi dilakukan oleh peneliti atau asisten peneliti yaitu PPDS Obstetri dan
Ginekologi yang sudah terlatih dan sudah dinilai realitasnya. Dilakukan anamnese untuk mengetahui identitas pribadi dan tanda-tanda inpartu, hari pertama haid terakhir, riwayat
penyakit terdahulu, riwayat pemakaian obat serta alergi obat, dan antenatal care
.
Kemudian dilakukan pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan kepala, leher, thoraks, abdomen dan ekstremitas. Pemeriksaan dilanjutkan dengan
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
pemeriksaan obstetri, dimulai dengan mengukur tinggi fundus uteri cm, menentukan bagian teregang dan terbawah janin, taksiran berat badan, frekuensi dan intensitas kontraksi
rahim serta denyut jantung janin. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam vaginal toucher
untuk menilai pembukaan dan pendataran serviks, bagian terbawah janin, adekuasi panggul serta kemajuan persalinan.
Dari seluruh pemeriksaan diatas pasien yang dipilih adalah pasien dengan kehamilan aterm, janin tunggal, janin hidup, presentasi belakang kepala, inpartu dengan pembukaan serviks 4
– 5 cm. Bila pada pemeriksaan pertama kali belum dicapai pembukaan 4 cm, maka ditunggu sampai pembukaan 4 – 5 cm dan dimasukkan kedalam penelitian. Kemajuan
persalinan diikuti dengan partograf mulai pembukaan 4 atau 5 cm sampai akhir persalinan. Untuk menentukan pembukaan 4 atau 5 cm peneliti menggunakan suatu alat yang dibuat
sendiri oleh peneliti. Alat tersebut berbentuk huruf T terbuat dari logam anti karat dengan diameternya 4 dan 5 cm. Pasien dilakukan periksa dalam oleh peneliti atau asisten yang
sudah dilatih, bila menurut peneliti pembukaan sudah mencapai 4 atau 5 cm, untuk memastikannya pasien dipasang spekulum
sim’s , kemudian alat berbentuk T yang sudah
disterilkan dimasukkan sampai ke serviks dan kemudian kita tentukan apakah pembukaan memang sudah mencapai 4 atau 5 cm. Selaput ketuban dipecahkan agar tidak
menimbulkan bias.
Pasien yang memenuhi kriteria penerimaan diberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Setelah pasien bersedia mengikuti penelitian secara sukarela, maka pasien
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
akan diminta untuk menandatangani surat persetujuan untuk ikut penelitian. Pasien boleh memilih untuk menolak mengikuti penelitian.
Pasien yang memenuhi penelitian akan dipilih secara acak dan dengan pengamatan double
blind akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan yang akan diberikan
injeksi Hyoscine-butylbromide
20 mg secara intravena dengan perlahan-lahan dan kelompok pembanding yang akan diberikan NaCl fisiologis 1 cc secara intravena. Sebelum suntikan
diberikan, pada saat diantara kontraksi dilakukan penilaian mengenai tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan ibu, denyut jantung janin serta kemajuan persalinan. Pasien
dipasang three way
atau infus terlebih dahulu, kemudian diberikan suntikan. Pada saat suntikan diberikan, pengukur waktu dihidupkan dan persalinan diikuti. Semua parameter
tersebut diatas dinilai setiap 60 menit sesuai dengan partograf. Lamanya waktu mulai dari pemberian obat sampai Kala II mulai dihitung sejak diberikan suntikan sampai pembukaan
serviks lengkap menit. Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 2 jam. Pada saat pembukaan telah lengkap, pada pengukur waktu dilihat lamanya fase aktif dalam menit. Kemudian
setelah tercapai kala II, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi ibu serta denyut jantung janin diukur pada saat diantara kontraksi. Lamanya kala II juga dihitung dalam
menit. Di kala III, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi ibu diukur segera setelah pemotongan tali pusat. Lamanya kala III juga dihitung dalam menit dengan melihat pengukur
waktu. Berat badan dan skor APGAR bayi dinilai. Sejak suntikan diberikan, dinilai juga apakah dijumpai efek samping pemberian obat, perdarahan post partum juga dievaluasi,
dan apabila ada pasien yang persalinannya menjadi seksio sesarea juga diperhatikan. Setelah partus volume urine pasien juga di pantau.
3.11.2. Prosedur Randomisasi