Corsen dkk telah meneliti berbagai penggunaan dan efek dari
Hyoscine-butylbromide di
bidang obstetri ginekologi dan menemukan bahwa cara kerja yang paling cepat dan langsung terjadi bila diberikan secara intravena dan suppositoria.
26,27
Dosis pemberian Hyoscine-butylbromide
adalah 0,3-0,6 mgkg BB dengan dosis maksimumnya adalah 100 mg per hari. Kontra indikasi pemberian
Hyoscine-butylbromide adalah pada pasien miastenia gravis, penyakit megakolon, glaukoma, penyumbatan saluran
kemih atau saluran cerna dan pasien yang sensitif terhadap obat tersebut. Efek samping yang dapat timbul pada pemakaian dosis maksimal
Hyoscine-butylbromide adalah
xerostomia, gangguan visual, retensio urine, namun efek samping ini biasanya ringan dan sangat jarang dijumpai.
22,23,24,25
Sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya efek yang merugikan dalam pemakaian Hyoscine-butylbromide
pada wanita hamil. Penelitian preklinis terhadap tikus dan kelinci melaporkan tidak ada efek embriotoksik ataupun teratogenik dari pemberian
Hyoscine- butylbromide
. Food and drug administration
di Amerika menyatakan bahwa Hyoscine-
butylbromide aman diberikan kepada wanita hamil yang akan dilakukan seksio
sesarea.
22,24,28
2.5.2. Interaksi Hyoscine-butylbromide
Pemberian Hyoscine-butylbromide
secara bersamaan dengan trisiklik antidepresan, antihistamin, quinidin, amantadin, dan disopiramide dapat memperberat efek antikolinergik.
Pemberian Hyoscine-butylbromide
secara bersamaan dengan antagonis dopamin seperti metoclopramide dapat menurunkan efek dari kedua obat tersebut pada sistem
gastrointestinal. Pemberian
Hyoscine-butylbromide secara bersamaan dengan beta
adrenergik dapat meningkatkan efek takikardi.
22
2.5.3. Penatalaksanaan keracunan Hyoscine-butylbromide
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
Gejala toksik dari pemberian Hyoscine-butylbromide
akan berespon pada parasimpatomimetik. Pada penderita glaukoma, diperlukan konsultasi dengan ahli
optalmologi dan harus diberikan pilokarpin secara lokal. Jika diperlukan, dapat diberikan obat parasimpatomimetik seperti neostigmin 0,5-2,5 mg per im atau iv. Penetalaksanaan
komplikasi kardiovaskular dilakukan berdasakan prinsip terapeutik yang biasanya. Pada kasus paralisa otot pernafasan perlu dipertimbangkan pemasangan intubasi dan pernafasan
bantuan. Kateterisasi perlu dilakukan pada kasus retensio urine.
22
2.5.4. Efek Hyoscine-butylbromide dalam bidang Obstetri
Mekanisme kerja Hyoscine-butylbromide
dalam mempercepat pembukaan serviks belum jelas.
Hyoscine-butylbromide mempunyai tempat kerja khusus yaitu pada ganglion
parasimpatik pada dinding viscera, karena itu Hyoscine-butylbromide
mempunyai efek anti spasmodik spesifik yang bekerja pada otot polos di traktus gastrointestinal, traktus biliaris,
traktus urinarius dan traktus genitalia, terutama pleksus serviko uterina dan hal ini dapat menyebabkan bertambahnya pembukaan serviks. Pemberian
Hyoscine-butylbromide tidak
mempengaruhi kontraksi uterus, bahkan membuat kordinasi yang lebih baik antara kontraksi uterus dengan dilatasi serviks sehingga mempercepat pembukaan serviks. Keadaan yang
vagotonik menyebabkan terjadinya peningkatan ketegangan pada segmen bawah uetrus dan serviks, efek parasimpatomimetik bermanfaat untuk mengurangi kegangan ini, serta
efek penghilang rasa sakit dari parasimpatomimetik membuat Hyoscine-butylbromide
sebagai obat yang dapat dipergunakan untuk mempecepat persalinan dan memiliki efek analgetik.
29
2.5.5. Hasil penelitian tentang Hyoscine-butylbromide Samuel