2.2.1. Teori terjadinya persalinan
Penyebab mulainya persalinan belum diketahui dengan pasti dan sampai saat ini masih merupakan teori-teori yang kompleks.
6,7,8,9
Beberapa teori yang dikemukakan adalah: A. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan sensitivitas otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron sehingga timbul kontraksi uterus. Pendapat lain mengatakan bahwa
dengan bertambah tuanya plasenta mengakibatkan terjadinya penurunan kadar progesteron dan estrogen dalam darah, dimana hal ini diduga sebagai pencetus proses
persalinan.
B. Teori oksitosin Pada akhir masa kehamilan terjadi peningkatan jumlah reseptor oksitosin
dijaringan desidua dan miometrium, sehingga merangsang pelepasan prostaglandin yang menyebabkan timbulnya kontraksi uterus.
C. Peregangan otot-otot Diduga persalinan terjadi apabila uterus telah meregang sampai batas tertentu. Seperti
pada kandung kemih dan lambung, bila terjadi peregangan dinding kandung kemih dan lambung karena pertambahan volume maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
D. Penekanan bagian terbawah janin Penekanan oleh bagian terbawah janin pada serviks, segmen bawah rahim, dan
pleksus frankenhauser
disekitar serviks dan vagina dapat menimbulkan kontraksi uterus.
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
E. Teori prostaglandin Peningkatan kadar prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua dalam air ketuban dan
darah ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan diduga menjadi salah satu penyebab dimulainya proses persalinan.
F. Teori imunologi Imunitas merupakan salah satu faktor yang bekerja sinergis dalam fenomena toleransi
maternal terhadap janin.
2.2.2. Pemantauan dan penatalaksanaan ibu selama persalinan.
1. Tanda vital ibu. Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan serta suhu ibu dievaluasi setiap 4
jam.
7,10
2. Pemeriksaan dalam Hal-hal yang diperhatikan pada pemeriksaan dalam adalah sebagai berikut :
A. Serviks Dilakukan penilaian terhadap perlunakan, derajat pendataran, lebarnya pembukaan
dan arah serviks yang dikategorikan sebagai berikut: posterior sakral, posisi tengah aksial, dan anterior. Dilakukan penilaian pada bagian terbawah janin untuk menilai
keutuhan selaput ketuban.
7,11,12
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada primigravida
ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga terjadi
pendataran dan penipisan serviks, kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Pada multigravida
ostium uteri internum sudah sedikit terbuka, sehingga pembukaan
Ostium uteri internum
dan eksternum
serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
saat yang sama. Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-rata pembukaan serviks. Jari pemeriksa menelusuri tepi serviks dari satu sisi ke sisi yang
berlawanan, dan diameter yang dilintasi dinyatakan dalam cm. Serviks dikatakan membuka penuh bila diameternya 10 cm.
7,11
B. Penurunan bagian terbawah janin Dilakukan identifikasi derajat penurunan bagian terbawah janin di jalan lahir.
Penurunan bagian terbawah janin dapat ditentukan dengan menggunakan bidang Hodge, untuk menilai sampai sejauh mana bagian terendah janin sudah turun di
rongga panggul pada proses persalinan.
13,14
1. Bidang Hodge I : Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis.
3. Bidang Hodge III : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os koksigeus.
C. Adekuasi panggul Panggul yang adekuat merupakan salah satu syarat mutlak pada persalinan
pervaginam. Adekuasi panggul bisa ditentukan secara radiologis maupun klinis. Pada pemeriksaan klinis yang dinilai adalah konjugata diagonalis, linea inominata, spina
ischiadika, arkus pubis panggul dan kecekungan os sakrum dan mobilitas os koksigeus.
13
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
2.3. KALA PERSALINAN