1.2. RUMUSAN MASALAH
Peneliti berasumsi bahwa diperlukan sebuah penelitian untuk menenemukan suatu obat yang dapat mempersingkat waktu persalinan sehingga dapat menurunkan angka mortalitas
dan morbiditas ibu dan janin selama persalinan di kamar bersalin Obstetri dan Ginekologi FK USU.
1.3. HIPOTESA
Hyoscine-butylbromide efektif dalam mempersingkat kala I fase aktif persalinan tanpa
mempengaruhi kala II III persalinan serta tidak mempunyai efek samping terhadap ibu dan janin.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
1.4.1. Tujuan Umum
Menilai efektivitas dan keamanan pemberian Hyoscine-butylbromide
untuk mempersingkat persalinan.
1.4.2. Tujuan Khusus
A. Mengetahui perbedaan waktu kala I fase aktif antara kelompok yang diberikan Hyoscine-butylbromide
dan plasebo. B. Mengetahui perbedaan waktu kala II dan kala III antara kelompok yang diberikan
Hyoscine-butylbromide dan plasebo.
C. Mengetahui perbedaan tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan ibu serta denyut jantung janin dan skor APGAR kelompok yang diberikan
Hyoscine-butylbromide dan
plasebo.
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
D. Mengetahui efek samping yang terjadi pada kelompok yang diberikan Hyoscine-
butylbromide .
1.5. MANFAAT PENELITIAN
Pada akhir penelitian diharapkan dapat diketahui: A. Efektivitas pemberian
Hyoscine-butylbromide untuk mempersingkat kala I fase aktif
persalinan. B. Efek pemberian
Hyoscine-butylbromide pada kala II dan III persalinan.
C. Efek samping yang terjadi pada ibu dan janin akibat pemberian Hyoscine-
butylbromide.
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SERVIKS
Uterus terdiri dari fundus, korpus dan serviks. Fundus dan korpus uteri terutama terdiri dari jaringan sel-sel otot polos. Sebaliknya, serviks uteri terutama terdiri dari jaringan
penghubung kolagen dan hanya 10-15 yang merupakan otot polos, dan akan mengalami perubahan pada saat dimulainya proses persalinan.
Serviks uteri mempunyai dua fungsi utama dalam kehamilan, yang pertama adalah mempertahankan keketatannya selama
masa kehamilan, sehingga janin dapat berkembang dengan baik di dalam uterus sampai masa yang tepat untuk proses persalinan. Fungsi serviks uteri yang kedua adalah untuk
mempersiapkan proses persalinan, dimana serviks uteri akan melunak dan kemudian mulai membuka jalan lahir.
3
2.2. PERSALINAN
Persalinan adalah suatu proses fisiologis dimana terjadi pengeluaran hasil konsepsi yaitu janin yang
viable , selaput ketuban, tali pusat dan plasenta dari dalam uterus melalui vagina
ke dunia luar. Persalinan dimulai dengan adanya perubahan biokimiawi pada jaringan penghubung, penipisan serta pembukaan serviks karena adanya kontraksi uterus yang
berlangsung secara teratur dan adekuat baik frekuensi, intensitas dan durasinya.
3,4,5
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
2.2.1. Teori terjadinya persalinan
Penyebab mulainya persalinan belum diketahui dengan pasti dan sampai saat ini masih merupakan teori-teori yang kompleks.
6,7,8,9
Beberapa teori yang dikemukakan adalah: A. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan sensitivitas otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron sehingga timbul kontraksi uterus. Pendapat lain mengatakan bahwa
dengan bertambah tuanya plasenta mengakibatkan terjadinya penurunan kadar progesteron dan estrogen dalam darah, dimana hal ini diduga sebagai pencetus proses
persalinan.
B. Teori oksitosin Pada akhir masa kehamilan terjadi peningkatan jumlah reseptor oksitosin
dijaringan desidua dan miometrium, sehingga merangsang pelepasan prostaglandin yang menyebabkan timbulnya kontraksi uterus.
C. Peregangan otot-otot Diduga persalinan terjadi apabila uterus telah meregang sampai batas tertentu. Seperti
pada kandung kemih dan lambung, bila terjadi peregangan dinding kandung kemih dan lambung karena pertambahan volume maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
D. Penekanan bagian terbawah janin Penekanan oleh bagian terbawah janin pada serviks, segmen bawah rahim, dan
pleksus frankenhauser
disekitar serviks dan vagina dapat menimbulkan kontraksi uterus.
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
E. Teori prostaglandin Peningkatan kadar prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua dalam air ketuban dan
darah ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan diduga menjadi salah satu penyebab dimulainya proses persalinan.
F. Teori imunologi Imunitas merupakan salah satu faktor yang bekerja sinergis dalam fenomena toleransi
maternal terhadap janin.
2.2.2. Pemantauan dan penatalaksanaan ibu selama persalinan.
1. Tanda vital ibu. Tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan serta suhu ibu dievaluasi setiap 4
jam.
7,10
2. Pemeriksaan dalam Hal-hal yang diperhatikan pada pemeriksaan dalam adalah sebagai berikut :
A. Serviks Dilakukan penilaian terhadap perlunakan, derajat pendataran, lebarnya pembukaan
dan arah serviks yang dikategorikan sebagai berikut: posterior sakral, posisi tengah aksial, dan anterior. Dilakukan penilaian pada bagian terbawah janin untuk menilai
keutuhan selaput ketuban.
7,11,12
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida dan multigravida. Pada primigravida
ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu, sehingga terjadi
pendataran dan penipisan serviks, kemudian ostium uteri eksternum
membuka. Pada multigravida
ostium uteri internum sudah sedikit terbuka, sehingga pembukaan
Ostium uteri internum
dan eksternum
serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
saat yang sama. Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-rata pembukaan serviks. Jari pemeriksa menelusuri tepi serviks dari satu sisi ke sisi yang
berlawanan, dan diameter yang dilintasi dinyatakan dalam cm. Serviks dikatakan membuka penuh bila diameternya 10 cm.
7,11
B. Penurunan bagian terbawah janin Dilakukan identifikasi derajat penurunan bagian terbawah janin di jalan lahir.
Penurunan bagian terbawah janin dapat ditentukan dengan menggunakan bidang Hodge, untuk menilai sampai sejauh mana bagian terendah janin sudah turun di
rongga panggul pada proses persalinan.
13,14
1. Bidang Hodge I : Bidang yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian bawah simfisis.
3. Bidang Hodge III : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os koksigeus.
C. Adekuasi panggul Panggul yang adekuat merupakan salah satu syarat mutlak pada persalinan
pervaginam. Adekuasi panggul bisa ditentukan secara radiologis maupun klinis. Pada pemeriksaan klinis yang dinilai adalah konjugata diagonalis, linea inominata, spina
ischiadika, arkus pubis panggul dan kecekungan os sakrum dan mobilitas os koksigeus.
13
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
2.3. KALA PERSALINAN
Proses persalinan terbagi atas 4 kala, yaitu :
6,7,13,14
2.3.1. Kala I
Kala I dimulai sejak awal proses persalinan sampai dengan pembukaan serviks lengkap. Selama kala I terjadi pendataran dan pembukaan serviks uteri. Kala ini merupakan kala
persalinan yang paling lama, dan lamanya kala I tergantung pada beberapa faktor, yaitu: A. Paritas pasien
B. Frekuensi, intensitas dan lamanya kontraksi C. Kemampuan serviks uteri untuk membuka dan mendatar
D. Presentasi dan posisi janin
Proses membukanya serviks uteri dibagi dalam 2 fase:
13,14
A. Fase Laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
B. Fase aktif: berlangsung mulai dari pembukaan serviks 4 sampai 10 cm dengan kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih perjam.
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
Gambar 1 . Persalinan kala I, kala II dan kala III
12
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida Kala I berlangsung kira – kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira – kira 7 jam.
13
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
2.3.2. Kala II
Kala II dimulai sejak pembukaan serviks lengkap sampai dengan bayi lahir. Lamanya kala II bervariasi dari beberapa menit sampai 2 jam, tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
15
A. Presentasi dan posisi janin B. Hubungan janin dan panggul
C. Tahanan jaringan lunak panggul D. Frekuensi, intensitas, lamanya dan regularitas his dan
E. Efisiensi tenaga meneran Setelah pembukaan serviks lengkap dan seiring dengan turunnya bagian terbawah janin,
maka akan timbul keinginan ibu untuk mengedan. Kontraksi uterus dan daya dorong yang menyertainya dapat berlangsung selama 1,5 menit dan terjadi kembali setelah suatu fase
istirahat miometrium yang lamanya tidak lebih dari 1 menit. Median durasi Kala II pada
nullipara adalah 50 menit dan pada multipara adalah 20 menit, tetapi hal ini dapat sangat bervariasi.
7,15,16
2.3.3. Kala III
Kala III adalah periode sejak lahirnya bayi sampai plasenta lahir. Segera setelah plasenta lahir merupakan saat paling berbahaya untuk terjadinya perdarahan pasca persalinan.
13,14
2.3.4. Kala IV
Kala IV dimulai sejak plasenta lahir lengkap, dan lamanya sekitar 1 jam. Hal ini dimaksudkan agar penolong persalinan masih mendampingi wanita setelah bersalin. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi komplikasi perdarahan pasca persalinan.
7,15
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan terhadap plasenta, selaput ketuban, dan tali pusat, meliputi kelengkapan plasenta dan kelainan-kelainan yang ada. Perdarahan pasca
persalinan akibat atonia uterus paling mungkin terjadi pada saat ini, meskipun telah diberikan oksitosin, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kontraksi uterus pada kala IV.
American Academy of Pediatricians dan
American College of Obstetricians and
Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009 USU Repository © 2008
Gynaecologist merekomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan denyut
nadi segera setelah melahirkan dan setiap 15 menit selama 1 jam pertama setelah melahirkan.
7,14
2.4. PENGGUNAAN ANTI SPASMODIK DALAM BIDANG OBSTETRI
Anti spasmodik memiliki efek parasimpatik dan spasmolitik yang bekerja langsung terhadap otot polos serviks.
Obat-obat antikolinergik sering digunakan dalam bidang obstetri untuk mengurangi nyeri persalinan dan dapat mempercepat proses persalinan, namun
mekanismenya masih belum jelas. Hal ini diduga berhubungan dengan efek antikolinergik yang mengurangi spasme pada serviks. Serabut persyarafan kolinergik banyak ditemukan
didekat arteri uterina dan bercabang ke uterus. Gambaran distribusi inervasi syaraf kolinergik ini dimulai dari uterus dan semakin banyak dijumpai didaerah serviks, sehingga
serviks mempunyai inervasi yang terbanyak.
19,20
Untuk mendapatkan khasiat antikolinergik yang lebih spesifik maka dilakukan pembuatan obat sintetik dan semi sintetik yang digolongkan kepada
quarteniery ammonium compound dengan efek antikolinergik dan spasmolitik yang mirip papaverin.
19
Recto dkk 1997 di Manila melaporkan hasil penelitiannya pada 152 wanita inpartu yang
diberikan injeksi Hyoscine-butylbromide
10 mg tiap 4 jam untuk mengurangi nyeri persalinan, mereka menemukan bahwa
Hyoscine-butylbromide selain mengurangi nyeri
persalinan ternyata juga dapat mempersingkat masa persalinan.
19
Aggarwal
dkk
,
melaporkan bahwa pemberian Hyoscine-butylbromide
intravena dapat mempersingkat durasi fase aktif tanpa mempengaruhi kondisi ibu dan janin dalam jangka
pendek.
21 Sukhbir Singh : Efektifitas Pemberian Hyoscine – Butylbromide Intravena Pada Persalinan Kala I Fase Aktif, 2009
USU Repository © 2008
Back dan Steinmann
melaporkan bahwa pemberian antispamodik kurang bermanfaat jika diberikan pada saat serviks belum terbuka dan atau kontraksi uterus tidak adekuat. Manfaat
pemberian antispasmodik baru tampak bila diberikan pada saat telah terjadi pembukaan serviks 2 – 3 cm dan efek yang optimal terjadi jika antispasmodik diberikan pada
pembukaan serviks 4 – 8 cm.
19
2.5. HYOSCINE-BUTYLBROMIDE