Postur Kerja LANDASAN TEORI

3.3 Postur Kerja

Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain: 1. Pembebanan pada kaki 2. Pemakaian energi dapat dikurangi 3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai diterapkan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, diberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk. Pekerjaan tersebut antara lain: 1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti pada kaki 2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan ketelitian pada tangan 3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar 4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja 5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi 6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama Universitas Sumatera Utara 7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk 5 Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian. Menurut Sutalaksana 2000 bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15 dibandingkan dengan duduk. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subyektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut, diberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri antara lain: 1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut 2. Harus memegang objek yang berat lebih dari 4,5 kg 3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah dan ke samping. 5. Sering melakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah 6. Memerlukan mobilitas tinggi Dari posisi kerja duduk dan berdiri dicoba diambil keuntungan dengan mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri. Kemudian disimpulkan bahwa pemilihan posisi kerja harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan seperti pada Tabel 3.1 5 Eko Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya , Edisi Kedua, Surabaya: Guna Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Pemilihan Sikap Kerja Terhadap Jenis Pekerjaan yang Berbeda Jenis Pekerjaan Sikap Kerja yang Dipilih Pilihan Pertama Pilihan Kedua Mengangkat beban 5kg Berdiri Duduk – Berdiri Bekerja di bawah tinggi siku Berdiri Duduk – Berdiri Menjangkau horizontal di luar daerah jangkauan optimum Berdiri Duduk – Berdiri Pekerjaan ringan dengan pergerakan berulang Duduk Duduk – Berdiri Pekerjaan perlu ketelitian Duduk Duduk – Berdiri Inspeksi dan monitoring Duduk Duduk – Berdiri Sering berpindah-pindah Duduk – Berdiri Berdiri Sumber: Helander 1995:60. A Guide to the Ergomic of Manufacturing. 3.4 Nordic Body Map NBM 6 Nurliah 2012, salah satu metode untuk mengetahui keluhan MSDs adalah dengan menggunakan kuesioner nordic body map NBM. NBM adalah peta tubuh untuk mengetahui bagian otot yang mengalami keluhan dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan pekerja. NBM membagi tubuh menjadi nomor 0 sampai 27 dari leher hingga kaki yang akan mengestimasi tingkat keluhan MSDs yang dialami pekerja. NBM tidak dapat dijadikan diagnosa klinik karena bersifat subjektif karena berdasarkan persepsi responden, tidak berdasarkan diagnosa kesehatan. Gambar peta tubuh dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1 berikut. Widya, 2004. 6 Nurliah, A, Analisis Risiko Muscoskeletal Disorders MSDs pada Operator Forklift di PT.LLI , 2012. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Peta Tubuh Keterangan: 0. leher bagian atas 1. leher bagian bawah 2. bahu kiri 3. bahu kanan 4. lengan atas kiri 5. punggung 6. lengan atas kanan 7. pinggang 8. bokong 9. pantat 10. siku kiri 11. siku kanan 12. lengan bawah kiri 13. lengan bawah kanan 14. pergelangan tangan kiri 15. pergelangan tangan kanan 16. tangan kiri 17. tangan kanan 18. paha kiri 19. paha kanan 20. lutut kiri 21. lutut kanan 22. betis kiri 23. betis kanan 24. pergelangan kaki kiri 25. pergelangan kaki kanan 26. kaki kiri 27. kaki kanan Universitas Sumatera Utara II-48

3.5 REBA